Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang luas dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di
dunia. Jumlah penduduk yang banyak ini menyebabkan kebutuhan energi di
Indonesia sangatlah besar, kebutuhan energy listrik misalnya. Pada tahun 2015
penggunaan listrik di Indonesia sebesar 228 TWh bahkan diperkirakan akan terus
naik tiap tahunnya seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada tahun 2014 PLN mengakui ketidaksanggupannya untuk memenuhi kebutuhan


listrik nasional. Untuk itu pemerintah pada tahun 2006 mencanangkan
pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) sebagai pemecah
masalah kebutuhan listrik nasional dengan energi terbarukan. Energi nuklir dipilih
karena dinilai lebih ekonomis, menghasilkan energi yang besar, dan efektif untuk
menghentikan ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, gas alam dan juga batubara. Selama ini, Indonesia menggunakan bahan baku
tersebut dengan jumlah yang tidak main-main jumlahnya. Untuk batubara sendiri
saja dibutuhkan sekitar 90 juta ton batubara per tahunnya, beum bahan baku lainya.

Rencana pembangunan PLTN sendiri memunculkan masalah yang sangat


kompleks di masyarakat. Banyak sekali pro kontra yang muncul. Banyak pihak
yang menilai kalau Indonesia kurang cocok untuk membangun PLTN karena
banyak faktor, misalnya geografis Indonesia yang berada di pertemuan 4 lempeng
dunia sehingga sering gempa bumi, bahaya radiasi nuklir, hingga masyarakatnya
sendiri yang masih takut dengan yang namanya nuklir. Namun Kemenristek dikti ,
BATAN dan banyak pihak lainnya optimis Indonesia mampu mengembangkan
energy nuklir sebagai upaya pemenuhan kebutuhan lisrik nasional.

Pemerintah masih terus mengkaji ulang apakah PLTN dinilai sebagai solusi untuk
maslah listrik nasional.Saat ini keputusan pembangunan PLTN ada di tangan
presiden Joko Widodo. Semua berharap bahwa keputusan tersebut nantinya
merupakan keputusan terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia.
RUMUSAN MASALAH

1. Berapa besar kebutuhan listrik di Indonesia dan bagaimana pemenuhan


listrik di Indonesia selama ini?
2. Mengapa harus mendirikan PLTN dan dampak apa saja yang mungkin
ditimbulkan dari adanya proyek PLTN ini?
3. Bagaimana sikap yang harus diambil pemerintah menghadapi segala bentuk
masalah yang muncul?

Pembahasan

A. Kebutuhan Listrik Nasional dan Pemenuhannya Selama Ini


Berdasarkan laporan Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM 6
April 2016, konsumsi listrik di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 228
TWh, sedangkan kapasitas pembangkit sebesar 55.528 MW. Kapasitas
pembangkit saat ini hanya mampu memenuhi 88,3 % kebutuhan listrik
nasional. Padahal diperkirakan pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia
akan naik sekitar 8,7% tiap tahunnya.
Listrik tersebut dihasilkan dari 50,06 % batubara, 24,89 % gas, 10,47
% EBT, dan 8,58 % minyak bumi. Jumlah kebutuhan bahan baku batubara,
gas, minyak bumi, dan EBT juga tidak main main. Untuk 2015 sendiri
kebutuhan batubara nasional untuk pengadaan listrik mencapai 90 juta ton
batubara. Untuk gas sendiri dibutuhkan 1.100 miliar BTU per harinya.
Sedangkan untuk minyak bumi sendiri dibutuhkan sekitar 5,5 juta kl minyak
bumi pada tahun 2015. Jumlah tersebut menunjukkan betapa kita masih
tergantung kepada bahan bakar fosil. Padahal usia bahan bakar fosil sendiri
sudah tidak lama lagi akan habis.
Para ahli memperkirakan, ketersediaan bahan bakar fosil terutama
minyak bumi hanya ada untuk 40-68 tahun lagi. Itu berarti setelahnya tidak
ada lagi minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya juga sudah dalam
jumlah yang kritis, mengingat bahan bakar fosil merupakan bahan bakar
yang bisa diperbaharui dalam jutaan tahun lamanya. Untuk Indonesia
sendiri saat ini masih tetap pada pemanfaatan bahan bakar fosil sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan listrik karena masih dinilai efektif.
Pemerintah pun tidak diam saja mengatasi krisis energy listrik.
Pemerintah telah mencanangkan program 35.000 MW di seluruh Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan energy. Bentuk program 35.000 MW ini adalah
pembangunan ratusan pembangkit listrik dari sumatera sampai Papua yang
pengerjaannya dimulai dari tahun 2015 sampai 2019. Namun, program
listrik 35.000 MW yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo ini juga
belum bisa berjalan efektif. Banyak upaya telah dilakukan pemerintah untuk
mempercapat pembangunan 35.000 MW, antara lain:
- Penyediaan lahan
- Negosiasi harga
- Proses pengadaan dari IPP
- Proses perijinan
- Kinerja pengembang dan kontraktor
- Manajemen proyek
- Koordinasi lintas sector
- RTRW dan percepatan pembangunan

Langkah lain yang dilakukan pemerintah adalah menggalakkan energy


tebarukan, contohnya geothermal. Geothermal adalah energy dari panas
bumi. Indonesia merupakan salah satu penghasil listrik dari geothermal
terbesar di dunia. Sampai Oktober 2015 saja Indonesia telah
menghaslkan listrik 1.197 MWe listrik.

Anda mungkin juga menyukai