PENDAHULUAN
dan kematian nomor 2 di Eropa dan nomor 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10%
adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
2012).
Stroke secara klasik ditandai oleh defisit neurologis yang disebabkan oleh
cedera fokus akut dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk
temukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainnya
1
2
meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus stroke tertinggi adalah usia 75 tahun
keatas (43,1%) dan lebih banyak pria (7,1%) dibandingkan dengan wanita (6,8%)
(Depkes, 2013).
Indonesia sebesar 12,1 % per mil. Sedangkan untuk provinsi Aceh prevalensi
stroke yaitu sebesar 10,5 %per mil. Angka kejadian akan bertambah seiring
dengan bertambahnya umur dimana kasus tertinggi berada pada umur ≥75 tahun
tahun trakhir yaitu pada tahun 2017 berjumlah 30 orang, kemudian pada tahun
yaitu pada tahun 2017 yaitu 6 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 4 orang dan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko infeksi, kerusakan integritas kulit,
kerusakan intergritas jaringan, nyeri akut, ganguan citra tubuh, gagguan rasa
beberapa faktor pencetus seperti salah satunya penimbunan lemak atau kolestrol
3
yang meningkat dalam darah mengakibatkan lemak yang sudah nekrotik dan
dan eritrosit tergumpal, endotel rusak dan hilangnya cairan plasma yang
yang menyebabkan ganguan rasa nyaman nyeri, Aretrin cerebrin media yang
muskuluskeletal dan kelemahan pada satu atau ke empat anggota gerak yang
terjadi pada hemiparase atau plegi kanan & kiri dan hambatan mobilitas fisik
atau tirah baring terlalu lama akan menyebabkan luka decubitus dan terjadi
bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area yang terus menerus sehinga mengakibatkan ganguan
sirkulasi darah setempat. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat
pasien stroke untuk mencegah dekubitus salah satunya adalah tindakan pressure
menghindari kerutan pada tempat tidur, menjaga kebersihan kulit agar tetap
bersih dan kering, memobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali,
memonitor kulit akan adanya kemerahan, mengoleskan lotion atau minyak atau
4
baby oil pada daerah yang tetekan, memonitor aktifitas dan mobilisasi pasien,
memonitor status nutrisi pasien dan memandikan pasien dengan air hangat
sebelumnya dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05. penelitian lain yang di
sebesar 88,24% atau hampir seluruhnya tidak memiliki risiko untuk terjadinya
dekubitus, partial care sebesar 45,95% atau hampir setengahnya yang berisiko
terjadinya dekubitus dan total care sebesar 44,12% atau hampir setengahnya yang
mengikuti rehabilitasi, yang mengatakan peran keluarga yang kurang baik lebih
besar ditemukan pada pasien pasca stroke yang tidak patuh dalam melakukan
keluarganya pasca stroke akan memberikan keyakinan bagi pasien pasca stroke
untuk sembuh dan melakukan rehabilitasi. Selain itu peran 373 keluarga akan
pasien mengatakan hanya memandikan pasien di waktu pagi hari dan menjemur
pasien di pagi hari, membersihkan tempat tidur, menganti sprei dan mengubah
Barat”
pasien dan keluarga dengan stroke dalam Perawatan Kulit Untuk Mencegah
decubitus.
decubitus.
pasien stroke.