Tembaga Terbaru
Tembaga Terbaru
Isotop: 6
Tembaga memantulkan sinar merah dan oranye dan menyerap frekuensi lain
dalam spektrum cahaya terlihat.
Logam ini mudah ditempa, ulet, dan merupakan konduktor panas dan listrik yang
baik. Tembaga lebih lunak dari seng, dapat dipoles, dan memiliki reaktivitas kimia
rendah.
Tembaga merupakan unsur yang banyak terdapat di alam. Manusia tercatat juga
banyak menggunakan tembaga.
Sebagian besar senyawa tembaga akan menetap dan terikat di tanah atau
terserap dalam sumber air yang bisa menimbulkan ancaman kesehatan.
Produksi tembaga dunia diperkirakan sebesar 12 juta ton per tahun serta 2 juta
ton tembaga diklaim merupakan hasil daur ulang.
Penggunaan Tembaga
Kebanyakan tembaga digunakan untuk peralatan listrik (60 %); konstruksi,
seperti atap dan pipa (20%); mesin industri, seperti penukar panas (15 %); dan
paduan logam (5 %).
Paduan tembaga yang sudah dikenal sejak lama adalah perunggu; kuningan
(paduan tembaga-seng); paduan tembaga-timah-seng, yang cukup kuat untuk
membuat senjata dan meriam; paduan tembaga dan nikel, yang dikenal sebagai
cupronickel dan digunakan sebagai pembuat mata uang logam.
Tembaga ideal digunakan sebagai kabel jaringan listrik karena mudah ditangani,
dapat ditarik menjadi kawat halus, dan memiliki konduktivitas listrik tinggi.
Asupan ekstra tinggi akan menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan bahkan
kematian.
Paparan pada asap dan debu tembaga bisa menyebabkan demam asap logam
yang diiringi perubahan atropi pada membran mukosa.
Keracunan tembaga kronis bisa memicu penyakit Wilson yang ditandai dengan
sirosis hati, kerusakan otak, demyelization, penyakit ginjal, dan timbunan
tembaga di kornea.
Tembaga tidak rusak di lingkungan dan karena itu dapat terakumulasi pada
tanaman dan hewan ketika berada di tanah.
Pada tanah dengan kandungan tembaga amat tinggi, hanya sejumlah kecil
tanaman yang bisa bertahan hidup.
Itu sebab, tidak terdapat banyak keanekaragaman tumbuhan dekat pabrik atau
pembuangan limbah tembaga.