Anda di halaman 1dari 8

LEMBAGA PROGRAM DIKLAT

Jenis pelatihan menurut lembaga penyelenggaranya:

1. Pre-service Training
Pre-service training merupakan jenis pelatihan yang disenggarakan oleh diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan. Lembaga pendidikan antara lain
sekolah dan perguruan tinggi. Sedangkan lembaga pelatihan antara lain Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (Pusdiklat), Balai Latihan Kerja (BLK), Lembaga kursus dll. lembaga-
lembaga tersebut menyelenggarakan berbagai macam pelatihan dalam rangka penyediaan
tenaga kerja yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap dibidang tertentu.

2. In-service Training
In Service Training merupakan jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan
yang bersangkutan atau perusahaan yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga
pelatihan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
pegawai/pekerja setelah pegawai tersebut bekerja dalam waktu tertentu. Biasanya
pelatihan ini dilaksanakan agar perusahaan tersebut dapat mengikuti perkembangan
zaman, baik dalam hal penggunaan teknologi, bisnis maupun dalam perkembangan
kompetensi dan kecakapan lainnya.

Jenis pelatihan dan pengembangan SDM

1. Skill Training
Skill training lebih dikenal juga dengan pelatihan keahlian merupakan salah satu jenis
training yang biasanya diadakan dengan tujuan agar peserta mampu dalam menguasai
sebuah skill atau keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya sendiri.
Skill Training merupakan jenis pelatihan yang sering dilakukan pada setiap
perusahaan. Jenis pelatihan ini biasanya diberikan kepada karyawan yang belum
menguasai atau masih kurang nilainya dalam sebuah keahlian tertentu.
Contoh skill training: training manajemen atau training leadership.
2. Re-training  Pelatihan Ulang
Teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang setiap waktu. Perkembangan itu terjadi
di semua bidang. Oleh karena itu, pegawai atau karyawan dari berbagai bidang
dituntut agar dapat menyesuaikan kompetensinya sesuai dengan perubahan dan
perkembangan tersebut agar bisa terus maju dan menyesuaikan diri dengan berbagai
kemajuan dan inovasi terbaru. Pelatihan ulang atau retraining dapat memberikan
keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan/pegawai agar dapat menghadapi tuntutan
kerja yang berubah-ubah. Melalui hal ini, karyawan dapat lebih percaya diri dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Contoh: Pelatihan penggunaan google cloud bagi pegawai.
3. Cross Functional Training
Selain jenis pelatihan yang sesuai bidang keahlian, terdapat juga pelatihan jenis cross
functional training atau pelatihan lintas fungsional. Pelatihan ini melibatkan
karyawan/pegawai untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain
pekerjaan yang ditugaskan. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para karyawan
sehingga mereka akan mampu dalam memahami cara kerja organisasi perusahaan
secara lebih luas tidak hanya berkecimpung pada tugas kerjanya saja.
4. Team Training (pelatihan Tim)
Seorang pegawai tidak hanya untuk dapat bekerja secara mandiri namun juga harus
bisa bekerja secara tim dalam sebuah divisi, bagian, atau keseluruhan tim organisasi
perusahaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melatih kerjasama tim sehingga
pekerjaan dan tujuan perusahaan mampu diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.
Pelatihan ini dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari sekelompok individu
untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim
kerja.
5. Creativity Training
Pelatihan kreativitas atau creativity training yaitu pelatihan dengan memberikan peluang
untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan pada nilai rasional. Gagasan
tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.
Beberapa posisi dan jabatan dalam perusahaan yang membutuhkan kreatifitas tinggi
yaitu marketing, manajer, promosi, supervisor, dll. Jabatan-jabatan tersebut dituntut
untuk bisa lebih kreatif dalam memimpin anak buahnya serta mampu kreatif dalam
mengerluarkan ide – ide baru yang inovatif untuk kepentingan perusahaan.

Lembaga program diklat di Indonesia


Di Indonesia terdapat berbagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan. Lembaga-lembaga tersebut terdiri dari lembaga milik pemerintah maupun lembaga
swasta. Untuk menjaga kualitas lembaga penyelenggara diklat, maka lembaga diklat tersebut
mengikuti sertifikasi akreditasi. Lembaga yang menangani akreditasi untuk lembaga diklat
milik pemerintah adalah Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Akreditasi terhadap lembaga diklat yang dilakukan LAN selaku instansi pembina
diklat bertujuan untuk memastikan lembaga diklat kredibel dalam penyelenggaraan pelatihan.
Berikut ini merupakan lembaga diklat milik pemerintah. Akreditasi ini juga sebagai bentuk
kontrol kualitas serta monitoring dan evaluasi badan diklat yang dimiliki setiap instansi baik
di pusat maupun daerah. Sehingga, setiap badan diklat terdorong untuk memperbaiki sistem
pelatihan yang dimiliki. Akreditasi merupakan cara untuk melakukan standarisasi dari
lembaga-lembaga diklat yang ada di Indonesia.

Lembaga diklat yang ada di Indonesia antara lain:

1. Lembaga Diklat Pemerintah Pusat.


Lembaga diklat pemerintah pusat merupakan lembaga-lembaga diklat yang berada di
bawah kementerian pusat. Lembaga diklat ini menjalankan tugas dan fungsi sesuai
dengan Peraturan Menteri di masing-masing kementerian yang berkaitan dengan
Organisasi dan Tata Kerja (OTK).
Contoh:
a. Pusdiklat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
b. Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, yang memiliki
satuan kerja berupa Balai Diklat Industri (BDI), Sekolah Menengah, dan Sekolah
Tinggi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Misalnya:
1) Balai Diklat Industri Denpasar, yang memiliki lingkup pelayanan nasional dan
berbasis kompetensi dengan spesialisasi di bidang industri kreatif, khususnya
animasi, kerajinan dan barang seni.
2) Balai Diklat Industri Surabaya, yang memiliki spesialisasi pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia industri elektronika, telematika dan tekstil.
3) Balai Diklat Industri Yogyakarta, yang memiliki spesialisasi pada industri plastik,
logam, dan kerajinan.
4) Balai Diklat Industri Jakarta, merupakan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia industri berbasis kompetensi pada bidang tekstil
dan produk tekstil.
5) Dll.
c. Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan, terbagi menjadi
6 pusdiklat, yaitu Pusdiklat pengembangan SDM, Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea dan Cukai, Pusdiklat Kelayaan
Negara dan Perimbangan Keuangan, dan Pusdiklat Keuangan Umum.
e. Pusdiklat SDM Ketenagakerjaan
f. Dll.

2. Lembaga Diklat Pemerintah Nonkementerian


Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK), dahulu bernama Lembaga Pemerintah
Nondepartemen (LPND) adalah lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. Kepala LPNK berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat
menteri yang mengoordinasikan. Masing-masing LPNK memiliki badan diklat untuk
mengembangkan kompetensi SDM yang dimiliki.

Contoh:
a. Balai Diklat Badan Informasi Geospasial.
b. Pusdiklat Kearsipan.
c. Pusdiklat Badan Siber dan Sandi Negara.
d. Dll.

3. Lembaga Diklat Pemerintah Daerah


Lembaga diklat ini menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah di
masing-masing provinsi dan Peraturan Gubernur mengenai tugas pokok dan fungsi dari
lembaga diklat tersebut.
Contoh:
a. Badan Diklat Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur.
c. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah.
d. BPSDM Provinsi Sumatra Utara.
e. Dll.
4. Lembaga Diklat Swasta
Merupakan lembaga diklat yang diselenggarakan oleh swasta dengan mengurus
perizinan terlebih dahulu.

Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan


1. Diklat kepemimpinan
Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut DIKLATPIM dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai
dengan jenjang jabatan struktural. Diklat kepemimpinan adalah diklat dengan sasaran
utama untuk meningkatkan karir guna memangku suatu jabatan fungsi atau pangkat
tertentu secara bertahap dan untuk memperkaya atau meningkatkan keterampilan
manajemen kepemimpinan serta kemampuan menciptakan metode-metode kerja baru.
Diklat kepemimpinan dititikberatkan pada penajaman keahlian spesifik baik dalam
bidang pekerjaan maupun bidang manajerial. Antara lain meliputi Diklat Pengelola
Cabang, Kursus pimpinan Madya, dan Kursus pimpinan Utama.

2. Diklat Fungsional
Diklat fungsional adalah diklat yang ditujukan untuk menunjang mengembangkan
keahlian atau keterampilan kerja dan dititikberatkan pada perubahan pola kerja, cara
kerja dan penggunaan metode kerja mutakhir. Diklat fungsional dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing jenis dan jenjang diklat fungsional untuk masing-masing
jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang
bersangkutan.

3. Diklat Teknis
Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas pegawai atau karyawan. Diklat teknis dapat
dilaksanakan secara berjenjang. Jenis dan jenjang diklat teknis untuk masing-masing
jabatan ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.
Program pelatihan untuk jenis pekerjaan formal dan non formal
1. Balai Latihan Kerja
Balai Latihan Kerja (BLK) adalah prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk
mendapatkan keterampilan atau yang ingin mendalami keahlian dibidangnya masing-
masing. BLK membuka pelatihan untuk bidang kejuruan seperti, Kejuruan Teknik Sepeda
Motor, Kejuruan Teknisi Komputer, Kejuruan Operator Komputer, Kejuruan Tata Busana,
Kejuruan Teknik Pendingin, Kejuruan Tata Graha, Kejuruan Tata Boga dan lain
sebagainya. BLK juga memfasilitasi keahlian dalam bidang bahasa asing seperti, Bahasa
Inggris, Bahasa Jepang dan Bahasa Korea.

2. Lembaga Pelatihan Kerja


 Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
 Program pelatihan kerja adalah keseluruhan isi pelatihan yang tersusun secara
sistematis dan memuat tentang kompetensi kerja yang ingin dicapai, materi, pelatihan
teori dan praktek, jangka waktu pelatihan, metode dan sarana pelatihan, persyaratan
peserta dan tenaga kepelatihan serta evaluasi dan penetapan kelulusan peserta
pelatihan.
 Lembaga pelatihan kerja adalah instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan
yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja.
 Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah atau
lembaga pelatihan kerja swasta atau perusahaan.
 Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat pelatihan atau tempat kerja.
 Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk badan hukum Indonesia atau
perorangan wajib memperoleh izin atau mendaftar ke instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten / kota.
 Lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah mendaftarkan
kegiatannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
Kabupaten / Kota.
3. Lembaga Kursus dan Pelatihan
Lembaga Kursus dan Pelatihan adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan Nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan
profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.

Dasar pendirian LKP adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sisdiknas:
Pasal 62 tentang pendirian satuan pendidikan
Ayat (1): Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib
memperoleh izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Ayat (2): Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, system evaluasi dan sertifikasi serta
manajemen dan proses pendidikan.

Program pelatihan soft skill


Soft skill dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh karyawan di luar
kemampuan akademis atau teknis. Karyawan dengan soft skill yang baik biasanya cenderung
dapat menyelesaikan pekerjaan secara baik pula dan dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal. Secara umum, soft skill dapat dibedakan menjadi dua kategori.
Kategori pertama dari soft skill adalah intrapersonal skill. Yang termasuk ke dalam
intrapersonal skill antara lain adalah kesadaran diri, penilaian diri, kemauan untuk terus
belajar, keberanian, sikap fleksibel, komitmen, motivasi, tujuan hidup, kesadaran emosional,
keahlian diri, keterampilan komunikatif, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, manajemen
stress, manajemen waktu, dan keahlian negosiasi.
Kategori soft skill yang kedua adalah interpersonal skill. Yang termasuk ke dalam
interpersonal skill antara lain adalah kesadaran sosial, orientasi pelayanan, empati, moralitas,
keterampilan sosial, manajemen konflik, kepemimpinan, etika kerja, serta sopan santun.
Salah satu contoh materi yang dapat diberikan dalam pelatihan soft skill adalah
program kepemimpinan. Materi program kepemimpinan bertujuan untuk menimbulkan
komitmen dalam diri karyawan yang mengikuti pelatihan soft skill. Materi ini juga dapat
membantu karyawan untuk memiliki pemikiran yang lebih kreatif serta inovatif. Selain itu,
materi ini juga dapat membantu karyawan untuk memiliki kontrol diri yang lebih baik serta
integritas diri yang lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai