Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dina Imanul Kholidah

NIM : 104564003

CRITICAL REVIEW FILSAFAT PENDIDIKAN

PAULO FREIRE

Paulo Freire merupakan seorang tokoh pencipta suatu karya (ide, gagasan
serta pemikiran) yang dituangkan melalui buku berjudul “Pendidikan Kaum
Tertindas”. Karya tersebut dapat mengilhami bahkan memberi jalan bagi para
pembacanya agar memahami dan menyadari suatu realitas sosial yang terjadi dalam
masyarakat. dalam karyanya ini secara sistematis Paulo menyampaikan gagasan
serta idenya mengenai penindasan yang dilakukan dan dialami oleh manusia sebagai
lakon (aktor) utama suatu kehidupan. Tidak hanya itu, Paulo juga mengkorelasikan
penindasan itu dengan contoh konkret yang terjadi dalam dunia pendidikan yang
sifatnya universal. Paulo mengulasnya secara terperinci hingga memberikan sebuah
penyadaran kepada pembaca karyanya. Semua ulasan tersebut juga disertai dengan
pemecahan masalah mengenai penindasan (ketidaksadaran) manusia yang terjadi
dalam kehidupan manusia termasuk dalam aspek pendidikan.

Paulo menyatakan bahwa dalam kehidupan di masyarakat, kerap kali terjadi


sebuah penindasan bahkan dehumanisasi yang melibatkan manusia sebagai lakon
atau aktor utamanya. Ada dua tipe manusia yakni si penindas (kaum minoritas) dan
si tertindas (kaum mayoritas), dimana keduanya dapat dikatakan bersalah karena
menyalahi kodrat manusia. si penindas secara tidak sadar memposisikan dirinya
sebagai individu yang tidak berhati nurani, dan melakukan penindasan bagi sesama
kaumnya. Sedangkan si tertindas hanya bisa diam, tidak berdaya menerima
kenyataan bahwa hak-haknya sebagai manusia dinistakan. Ini menjadi kenyataan
yang terelakkan dalam kehidupan masyarakat. padahal pada hakikatnya manusia
sehati adalah manusia yang menjadi subyek dan pengendali atas kehidupan dirinya
sendiri bukannya menjadi objek yang senantiasa diatur bahkan ditindas.
Potret sebuah realitas tersebut terjadi dalam dunia pendidikan, dimana
pengajar memposisikan pelajar (anak didik) sebagai obyek dalam kegiatan
pendidikan. Ada kutipan menarik yang disampaikan oleh Paulo Freire mengenai
kenyataan bahwa dalam dunia pendidikan pelajar diposisikan sebagai obyek.
Kutipan beberapa pernyataan Freire dalam buku “Membangun Kesadaran Kritis”,
adalah sebagai berikut:

 Guru mengajar, murid belajar


 Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa
 Guru bicara murid mendengarkan
 Guru mengatur, murid diatur

Dari beberapa kutipan Paulo Freire diatas dapat kita buktikan bahwa secara
realitas itu memang terjadi dalam dunia pendidikan hampir diseluruh dunia. Murid
atau pelajar dianggap sebagai manusia yang tidak tahu apa-apa, ibaratnya
pikirannya kosong dan siap diisi oleh berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan
oleh guru atau si pengajar. Ini cukup membuktikan terjadinya kesenjangan sosial
dalam hal pendidikan, dimana si pelajar (murid) hanya dijadikan objek dan tidak
berhak menyamakan kedudukannya sebagai manusia yang secara fitrah memiliki
kesadaran dan kebebasan dalam kehidupannya termasuk di dunia pendidikan. Itu
menjadi contoh konkret terjadinya sebuah penindasan manusia dalam dunia
intelektual (pendidikan) yang selalu saja terjadi berulang kali dan terus-menerus,
sehingga dapat dikatakan manusia sama sekali tidak memiliki kesadaran.

Oleh karena itu, untuk menghentikan adanya sebuah penindasan dan bentuk
dehumanisasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, diperlukan adanya sebuah
gerakan memanusiakan manusia atau dengan kata lain mengembalikan hakikat
manusia sejati. Dimana secara fitrah menusia sejati adalah manusia yang memiliki
kesadaran bahwa dirinya adalah subyek atau pelaku utama atas dirinya sendiri serta
kehidupannya bukan semata-mata obyek yang selalu diatur, terkekang
kebebasannya, ditindas bahkan menderita dalam kehidupannya. Proses humanisasi
tersebut harus dimulai dengan adanya sebuah kesadaran yang diperoleh karena
adanya suatu proses berpikir serta pemahaman manusia terhadap suatu realitas yang
ada. Jika manusia telah melewati proses, berpikir, memahami realitas yang ada
disekitarnya serta memahami hakikat dirinya sendiri secara kritis maka mereka akan
berada pada sebuah tingkat kesadaran yang akan mengantarkan mereka untuk
melakukan tindakan selayaknya manusia sejati sesuai dengan fitrahnya. Semua
proses yang kompleks tersebut akan melahirkan tindakan manusia yang humanis
dan terbebas dari sebuah penindasan. Cara atau proses tersebut diterapkan dalam
dunia pendidikan yang notabene berfungsi sebagai wadah transformasi ilmu
pengetahuan serta perilaku manusia ke arah yang lebih baik lagi. Tentunya dalam
melalui proses penyadaran tersebut melibatkan kemponen utama yakni Guru (si
pengajar) dan murid (pelajar) yang saling berinteraksi dengan landasan pensejajaran
bahkan pembebasan dari sebuah dominasi dalam memahami suatu realitas di dunia
pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan formulasi filsafat pendidikan Paulo Freire
yakni “pendidikan kaum tertindas”.

Gagasan serta ide-ide Paulo Freire dalam karyanya sangatlah luar biasa
menarik dan patut diapresiasi. Paulo menyampaikan secara gamblang mengenai
realitas dunia yang memang penuh dengan penindasan dan hal tersebut secara nyata
terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam sebuah penindasan tersebut, manusia tidak
lagi memiliki kesadaran mengenai hakikat dirinya sendiri sebagai manusia sejati
dan terhadap lingkungan sekitarnya. Manusia sejati dalam hal ini adalah menjadi
subyek atau pelaku utama dalam kehidupannya bukan sebagai obyek semata. Akibat
ketidaksadaran dan ketidakmampuan manusia untuk memahami realitas yang ada
mendorong terjadinya penindasan dan dehumanisasi yang selalu berulang-ulang.
Hal tersebut juga dapat dilihat dalam hakikat dunia pendidikan yang mulai diwarnai
oleh corak penindasan manusia. Kecemerlangan pemikiran dan analisa Paulo Freire
mengenai fenomena tersebut juga disertai oleh pemaparan solusi yang kompleks
yakni dengan cara memanusiakan manusia yang menitikberatkan pada proses,
berpikir, memahami dan menyadari suatu realitas yang ada sehingga timbul suatu
“kesadaran” dalam diri manusia. Kesadaran tersebut yang pada akhirnya akan
membawa manusia menjadi lebih manusiawi dan jauh dari penindasan.

Anda mungkin juga menyukai