Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih untuk
mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati,
bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan adalah laboratorium.Tujuan pengajaran sains di sekolah tingkat dasar, menengah
adalah pengembangan nilai sikap dan nilai, dan pendekatan keterampilan personal dan sosial.
Pengajaran sains dapat diwujudkan melalui pengajaran sains di laboratorium. Laboratorium
adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan yang dilengkapi dengan
sejumlah peralatan yang dapat digunakan siswa untuk melakukan eksperimen atau percobaan
sains, perlakuan pengujian dan analisis, melangsunngkan penelitian ilmiah ataupun praktek
pembelajaraan dalam sains. Berbagai topik bahasan sains disekolah diajarkan dengan beragam
konsep dengan hukum-hukum alam, penjelasan teoritis, beragam diagram, contoh perhitungan,
eksperimen dan lain-lain.

Laboratorium merupakan salah satu infrastruktur di sekolah dan Perguruan Tinggi yang
mendukung kegiatan belajar mengajar dan perkuliahan, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu
pengetahuan alam (fisika, biologi, dan kimia) di sekolah dan dalam bidang sains di Perguruan
Tinggi. Dengan adanya laboratorium kita bisa melakukan pembuktian antara teori yang
didapatkan dengan realita yang sebenarnya.

Banyak fungsi dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan laboratorium. Oleh karena
itu untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran
proses belajar melajar mengajar dan perkuliahan.Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium
untuk kesinambungan fungsional labortorium salah satu faktor utamanya adalah pendanaan atau
anggaran yang harus memadai.

Kebutuhan sarana dan prasarana pendukung seperti laboratorium terpadu merupakan


sarana penunjang pendukung proses belajar-mengajar. Keberadaan laboratorium khususnya bagi
mahasiswa eksakta sangatlah penting dalam mendukung proses perkuliahan misalnya, dalam hal

1
penelitian. Dalam hal ini sangat dibutuhkan adanya anggaran dan dalam upaya memenuhi
ketersediaan alat –alat dan bahan di dalam laboratorium .

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian laboratorium?


2. Bagaimana konsep dasar pembiayaan pendidikan?
3. Bagaimana sumber – sumber pembiayaan?
4. Bagaimana perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan?
5. Bagaimana fasilitas pendanaan (sumber dana ) laboratorium?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian laboratorium
2. Untuk mengetahui konsep dasar pembiayaan pendidikan
3. Untuk mengetahui sumber – sumber pembiayaan
4. Untuk mengetahui perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan
5. Untuk mengetahui fasilitas pendanaan (sumber dana ) laboratorium

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LABORATORIUM
Laboratorium sebagai unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen dan bergerak, dikelola secara sistematis untuk
melakukan pengujian, kalibrasi dan produksi dalam skala terbatas, dengan mengggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode penelitian, dan pengambilan kepada masyarakat.
Keberadaan dan keadaan suatu laboratorium bergantung kepada tujuan penggunaan
laboratorium, peranan atau fungsi yang akan diberikan kepada laboratorium dan manfaat yang
akan diambil dari laboratorium. Laboratorium yang saat ini dikenal adalah laboratorium
perguruan tinggi dan sekolah dalam dunia pendidikan , teknologi, laboratorium rumah sakit, dan
laboratorium klinik dalam dunia kesehatan, serta laboratorium industri dalam dunia usaha.
Laboratorium adalah sarana untuk peneliti menghasilkan ilmu dan teknologi yang
berstandar tinggi,serta untuk para mahasiswa menggali ilmu sedalam-dalamnya. Laboratorium
pada sekolah dan perguruan tinggi pada dasarnya tidak terlepas dari pendidikan, dengan
mengingat bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan
akhlak mulia , serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Secara rasional pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan bertujuaan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan
demikian pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, memberikan teladan, dan menjaga nama baik
lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Sesuai standar nasional pendidikan meliputi standar isi proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan

3
maka laboratorium juga memiliki standart meliputi fungsi laboratorium, ukuran laboratorium,
fasilitas laboratorium, jenis rasio dan deskripsi sarana laboratorium.

B. KONSEP DASAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


Biaya dalam pendidikan mencakup biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung
(indirect cost), biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat
pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan
yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost)
yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi
anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diproleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai
sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah
uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah dan
proporsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya. Serta dari waktu
kewaktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke
dalam beberapa item pengeluaran, yaitu
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3. Pemeliharaan sarana-prasarana sekolah
4. Kesejahteraan pegawai
5. Administrasi
6. Pembinaan teknis edukatif
7. Pendataan.
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit
cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan agregate biaya pendidikan tingkat sekolah, baik
yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk

4
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan permurid merupakan
ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara
efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pedidikan. Adapun konsep dasar pembiayaan
pendidikan adalah sebagai berikut :

Konsep Penganggaran.
Dalam kegiatan umum keuangan, kegiatan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting
(Penyusunan Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing (Pemeriksaan).
a. Budgeting (Penyusunan Anggaran).
Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Budget
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang
yang digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertantu. Oleh karena itu, dalam anggaran
tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran
merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan
ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran
merupakan negosiasi atau perundingan/ kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan
di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari
suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang
diharapkan dari setiap sumber dana.

b. Accounting (Pembukuan).
Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi hal yang menyangkut kewenangan
menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan kedua menyangkut
urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu, menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang.
Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan
dikenal dengan istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau badan yang
oleh Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar, atau menyerahkan uang atau
surat-surat berharga dan barang-barang termasuk dalam pasal 55 ICW (Indische Comptabiliteits
Wet), sehingga dengan jabatan itu mereka mempunyai kewajiban atau pertanggungjawabaan apa
yang menjadi urusannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

5
c. Auditing (Pemeriksaan).
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan,
penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan.

Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan.


Secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
a. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal
sebagai berikut:
1. Berkembangnya demokrasi pendidikan. Dahulu banyak negara yang masih dijajah
oleh bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati pendidikan. Dengan
lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan
memperoleh pendidikan. Di Indonesia Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan jelas
dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu
maka pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
2. Kebijaksanaan Pemerintah. Pemberian hak kepada warga Negara untuk memperoleh
pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan
mengembangkan bangsanya. Namun demikian agar tujuan itu tercapai pemerintah
memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang
pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri gedung dan
kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan
pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
3. Tuntutan akan pendidikan. Kenaikan tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana.
Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin
banyaknya orang yang menginginkan pendidikan dari segi kualitas yaitu naiknya
keinginan memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bagi suatu bangsa kenaikan
tuntutan ini mempertinggi kualitas bangsa dan menaikkan taraf hidup. Diluar negeri
pendidikan selalu dicari di negara-negara yang melaksanakan sistem pendidikan lebih
baik dan lebih bervariasi. Hal ini berarti bukan hanya terjadi aliran dari Negara
berkembang ke Negara maju tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi. Banyak orang dari
Negara maju menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin mendalami hal-hal yang
menarik perhatiannya.

6
4. Adanya Inflansi. Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara.
Faktor inflansi sangat berpengaruh terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya
tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.

b. Faktor Internal
1. Tujuan Pendidikan. Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan berpengaruh terhadap
besarnya biaya pendidikan adalah tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubah
tujuan pendidikan kearah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang
mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
2. Pendekatan yang digunakan. Strategi belajar-mengajar menuntut dilaksanakannya
praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan metode
lain dan pendekatan secara individual.
3. Materi yang disajikan. Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel
menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya
dilaksanakan dengan penyampaian materi.
4. Tingkat dan jenis pendidikan. Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya adalah
tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak
ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat
sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya, biaya pendidikan di SD
jauh berbeda dengan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi.

C. SUMBER – SUMBER PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pada bab
VIII pasal 33-36 dijelaskan mengenai sumber daya pendidikan. Kategori pembiayaan pendidikan
terdiri dari beberapa bagian:
1. APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang terkait dengan penggajian guru,
administrator, staf sekolah, pembelian peralatan, materi pelajaran dan gedung sekolah. Dana
pendidikan selain gaji dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
APBD. Dana APBD berasal dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Dana tersebut
tergantung pada kemampuan keuangan pemerintah setempat dan daerah lain. Dana

7
pendidikan yang berasal dari APBD diperuntukkan sama dengan dana yang berasal dari
APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan untuk pendanaan pembangunan, tergantung
pada kebutuhan sekolah. Untuk pendanaan rutin contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga
honorer. Untuk pendanaan pembangunan direalisasikan untuk rehabilitasi gedung, sarana
olahrada dan sejenisnya. Dana APBN pun dapat digunakan untuk Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD digunakan
untuk Bantuan Operasional Pembangunan (BOP). Sedangkan dana rutin, yaitu dana yang
dipakai membiayai kegiatan rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan, penelitian,
pengabdian masyarakat, biaya pemeliharaan, dsb.
2. Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik untuk
menunjang biaya pendidikannya.
3. Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3 (sekarang menjadi SPP) yaitu
dana untuk peserta didik seperti untuk pembayaran seragam, buku, ATK, transport. Selain
sumbangan SPP juga ada dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai
pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana prasarana, alat belajar, media, dsb.
4. Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang diterima oleh sekolah
dari pemerintah daerah setempat dimana sekolah tersebut berada.
5. Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari berbagai pihak selain
APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari Masyarakat, Sumbangan dari
Pemerintah Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari kerjasama sekolah dengan
instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah bantuan yang berasal dari luar negeri.

D. PERENCANAAN ANGGARAN DAN BELANJA LEMBAGA PENDIDIKAN


Lembaga pendidikan merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian komponen yang
saling terkait, dan membutuhkan masukan dari lingkungan untuk melakukan proses transformasi
serta mengeluarkan hasil. Salah satu cara berpikir, berkaitan dengan pengelolaan dana lembaga
pendidikan adalah kreatif dan dinamis selaras dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi di
masyarakat dan lingkungan, yang dikenal dengan manajemen strategis. Dalam perencanaan
pembiayaan, terlebih dahulu harus memahami jenis-jenis biaya dalam istilah pembiayaan. Jenis-
jenis biaya tersebut yaitu:

8
1. Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya pendidikan yang diperoleh dan
dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu lembaga meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik
yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) merupakan keuntungan yang hilang (earning
forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa
selama belajar. Istilah lain yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan
dan pengeluaran. Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh rutin
setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran

Merupakan jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan sifatnya, pengeluaran dikelompokkan menjadi
dua, antara lain :
1. Pengeluaran yang bersifat rutin di sekolah misalnya pengeluaran pelaksanaan pelajaran,
pengeluaran tata usaha sekolah, pemeliharaan sarana/prasarana sekolah, kesejahteraan
pegawai, administrasi, pembinaan teknis edukatif, pendataan.
2. Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/pembangunan. Contoh pengeluaran tidak rutin :
pembangunan gedung, pengadaan kendaraan dinas, dan lain sebagainya.
Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost dan unit cost.
Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan unit cost adalah biaya
satuan per peserta didik. Untuk menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu
pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan
jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi
jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro berdasar pada alokasi pengeluaran per komponen
pendidikan yang digunakan peserta didik.
Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut dengan rencana
anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
2. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya merupakan
pernyataan financial.

9
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan
oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran
7. Persetujuan revisi anggaran
8. Pengesahan anggaran
Penyusunan anggaran pembiayaan pendidikan. Manajemen keuangan selalu berpatokan
pada sistem penganggaran, sedangkan penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran
(budgeting). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam penganggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Dalam melaksanakan kegiatan penganggaran perlu
dilakukan dengan baik dan bermusyawarah.
Penyusunan Anggaran Laboratorium
Dalam mengelola laboratorium menurut Depdiknas (2006:51) menyatakan
bahwa umtuk mendukung proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
rencana pembiayaan pengelolaan laboratorium IPA meliputi :
1) Biaya operasional
Biaya operasional yaitu biaya yang digunakan untuk kegiatan pengadan bahan yang bertujuan
untuk pemeliharaan peralatan laboratorium, pengadaan komponen alat yaitu penggantian alat-
alat yang rusak, servise alat dilakukan apabila alat dalam keadaan rusak, supervise
laboratorium, dan laporan pertanggungjawaban pengelolaan laboratorium yang dilakukan
setiap bulannya yang berisi laporan pertanggung jawaban penggunaan atau kegiatan
laboratorium tersebut, kendala/ hambatan yang terjadi serta solusi yang dilakukannya
2) Biaya pengembangan
Biaya pengembangan yaitu biaya yang digunakan untuk pengembangan fasilitas laboratorium
seperti pengembangan alat, model-model pembelajaran pengembangan modul-modul serta
sarana dan prasarana yang memanjang.

Penyusunan anggaran kegiatan laboratorium didasarkan pada evaluasi program tahun


sebelumnya, sehingga berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan pada tahun sekarang dapat
ditentukan dengan baik. Pengelolaan anggaran perlu dilakukan disesuaikan dengan tujuan awal

10
laboratorium. Anggaran dapat dipergunakan untuk merancang penggunaan dana untuk kegiatan
pelatihan dan pengajaran, maintenance/perawatan laboratorium, maupun untuk meng-cover
biaya-biaya lainnya.
Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran:
1. Cek semua persediaan alat/bahan
2. Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi
mengenai
a. Barang habis tahunan
b. Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk digunakan
c. Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
d. Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
e. Alat/bahan yang rusak atau hilang
3. Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang akan datang
4. Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-lain
5. Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut pada
tahun mendatang
6. Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi menyiapkan daftar
kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat,
model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:
a. Bahan habis
b. Alat-alat gelas, plastik dan logam
c. Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
d. ATK
e. Dan lain-lain
7. Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian kebutuhan
alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan guru senior

Dalam membuat kebutuhan alat dan bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format pemesanan
dengan mencamtumkan nama alat/bahan,spesifikasi yang jelas, jumlah dan estimasi harga.

11
Contoh Format

E. FASILITAS PENDANAAN (SUMBER DANA ) LABORATORIUM

Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kesinambungan fungsional


laoratorium salah satu faktor utamanya adalah pendanaan atau anggaran yang memadai.
Anggaran di sini bertujuan untuk melakukan penghematan. Sumber dana laboratorium didapat
dari berbagai sumber seperti dana internal dan dana eksternal. Dana internal ini dapat diartikan
dana yang didapat dari dalam laboratorium itu sendiri, contohnya dana yang berasal dari dana
awal suatu laboratorium tersebut atau dana yang didapat dari pendiri laboratorium. Sedangkan
dana eksternal dapat diartikan dana yang didapat dari luar raboratorium tersebut contohnya dana
yang didapat dari APBD, APBN, BLN, hibah maupun dari konsumen.

Untuk laboratorium sains anggaran harus disiapkan dua atau tiga bulan sebulan tahun
ajaran berjalan, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan pembatalan
dan memberikan keputusan terhadap pemesanan dan pengadaan alat dan bahan. Untuk
melakukan persiapan anggaran ada beberapa langkah- langkah yang harus dilakukan yaitu :

1. Cek semua persedian alat/ zat

2. Dengan bantuan guru senior atau assisten laboratorium, minta informasi tentang :

12
a. Barang yang habis

b. Alat – alat yang rusak

c. Alat atau bahan yang hilang dan rusak

d. Alat- alat baru yang dibutuhkan

3. Mencari informasi tentang proyeksi penerimaan siswa/mahasiswa baru pada tahun


pembelajaran yang akan datang sehingga dapat mengetahui ketersedian alat dan bahan

4. Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain – lain.

5. Mengecek harga-harga alat/ bahan pada saat ini dan mempredikssi harga-harga tersebut
pada tahun yang akan mendatang, mendisusikan hal-hal yang penting dan kritisasi untuk
penyelesaian kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan kepala sekolah dan guru
senior

Dalam membuat kebutuhan alat dan bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format
pemesanan dengan mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas , jumlah dan
estiminasi harga

Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana
yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat
beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
1) SPP
2) Anggaran rutin
3) Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan
bidang lainnya
4) Dana dari badan-badan Internasional,
5) Dana Operasional melalui Hibah kompetisi
6) Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar sekolah

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang biaya satuan pendidikan
dikatakan bahwa pada sekolah swasta (Suyanto, 2008):
a. Masyarakat bertanggung jawab atas: biaya investasi lahan, biaya investasi selain lahan, biaya
personalia, dan biaya non personalia.
b. Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan dan pihak asing dapat
membantu pendanaan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.

13
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam ini dapat disimpulkan bahwa sumber dana dalam
pengelolaan laboratorium didapat dari berbagai sumber seperti dana internal dan dana
eksternal. Dana internal ini dapat diartikan dana yang didapat dari dalam laboratorium itu
14
sendiri, contohnya dana yang berasal dari dana awal suatu laboratorium tersebut atau dana yang
didapat dari pendiri laboratorium. Sedangkan dana eksternal dapat diartikan dana yang didapat
dari luar raboratorium tersebut contohnya dana yang didapat dari APBD, APBN, BLN, hibah
maupun dari konsumen.

B. SARAN

Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang
cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi
dengan baik. Dana untuk pengadaan dan alat untuk praktikum perlu diperbesar lagi terutama
pendanaan dari pihak sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Darwita, Epni. (2013). Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam. Bengkulu :


Universitas Bengkulu.
Islamisi, dkk. (2017) . Anajemen Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika
Di SMA Negeri 1 Kota Jambi. Jurnal pendidikan
Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu. Unit Penerbitan FKIP UNIB.

15
Nuryadi Achmad,dkk. (2014). Perencanaan Sumber-sumber Biaya Pendidikan. Dapat diakses
pada http://westalqornicenter.blogspot.com/2014/10/makalah-perencanaan-sumber-
sumber-biaya.html

Rahmatsyah., Juliani, Rita., & Situmorang, Rappel. (2013). Pengelolaan Laboratorium. Unimed
Press: Medan

Suryanta. (2010). Manajemen Operasiona Laboratorium. Universitas Negeri Yokyakarta :


Yokyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai