Anda di halaman 1dari 9

FAKULTAS TEKNIK UNP LAPORAN KELOMPOK

JURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 3

PROGRAM STUDI : Teknik Sipil dan WAKTU : 3 × 50 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


Bangunan

MATA KULIAH / KODE : TOPIK :


Konstruksi Perkerasan Jalan Raya / Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN


PENYERAPAN AGREGAT

A. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian, diharapkan mahasiswa dapat :
Menentukan berat jenis kering oven (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh
(saturated surface dry= SSD), berat jenis semu (apperent) dan penyerapan agregat

B. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Rifle sampel
b. Timbangan elektrik
c. Kerucut abram
d. Tabung kaca
e. Plat kaca
f. Kipas angin
g. Pan
h. Ember
i. Kain penyerap
j. Tissue
k. Oven
l. Saringan 4,75 mm dan 2,36 mm

1. BAHAN
a. Agregat
1) Split = 1000 gr
2) Screen = 1000 gr
3) Abu Batu = 550 gr
b. Air suling

1
C. TEORI
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat
volume air. Berat jenis asal disyaratkan menurut spesifikasi minimum 1, jadi berat jenis
yang digunakan sesuai dengan spesifikasi nilai berat jenis ini digunakan dalam
perencanaan untuk lapisan perkerasan lentur karena dengan berat jenis asapal ini akan
dapat menentukan besar kecilnya volume dari aspal.
Bertat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume
bahan terhadap air dengan volume yang sama pada temperatur 20˚C-25˚C (68˚-
77˚F).berat jenis angregat berbea satu sama lain tergantung dari jenis
batuan,susunan,material,struktur batuan dan porositas batuannya.
Menurut SNI 03-1969-1990 tentang berat jenis penyerapan agregat kasar 3%
sedangkan SNI 03-1970-1990 menjelaskan berat jenis agregathalus maks 2.5 % dan
penyerapan agregat maks 3%.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal
dengan agregat, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukanbanyaknya pori
agregat.
Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan
berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.Perhitungan rancangan
campuran dibutuhkan parameter penunjuk berat yakni berat jenis agregat adalah berat
volume agregat adalah berat volume agregat dan volume air.

Berat jenis ada beberapa macam yaitu :

a. Berat jenis bulk adalah berat jenis yang memperhitungkan berat agregat dalam keadaan
kering dan seluruh volume agregat (Vs+Vi+Vp+Vc).
b. Berat jenis kering permukaan adalah engan memperhitungkan berat agregat dalam
keadaan kering permukaan.Jadi berat agregat + berat air yang dapat meresap kedalam
pori agregat dan seluruh volume agregat (Vs+Vi+Vp+Vc).
c. Berat jenis semu adalah menghitung berat agregat dalam keadaan kering dan volume
agregat yang tak dapat diresapi oleh air (Vs+Vi).
d. Berat jenis efektif adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat jenis/agregat
dalam keadaan kering.Berat jenis dan volume agregat yang tidak dapat diresapi oleh
aspal (Vs+Vi+Vp).

Dalam berat jenis dibedakan atas hasil yang didapat sesuai dengan untuk agregat
kasar disesuaikan dengan SNI 03-1969-1990 untuk berat jenis dan penyerapan agregat
maksimal 3 ℅ dan untuk agregat halus sesuai dengan SNI 03-1970-1990 untuk berat
jenis agregat halus dan penyerapannya,digunakan maksimal 2.5 ℅ untuk berat jenis dan
3 ℅ untuk penyerapannya.
Ada juga dari AASHTO T-228-90 yang menyebutkan bahwa pada pemeriksaan
apabila diperoleh berat jenis aspal 1.039.Berat jenis yang disyaratkan menurut
spesifikasi adalah jenis aspal yang digunakan untuk pencampuran suatu lapisan

2
perkerasan lentur karena dengan berat jenis kita dapat menentukan persentase aspal
atau sebesar kecilnya volume aspal.
Dalam penggunaan berat jenis curah adalah suatu sifat digunakan dalam
menghitung volume yang didapat oleh agregat dalam berbagai campuran yang
mengandung agregat aspal dan campuran lain yang diproporsikan atau dianalisis
berdasarkan volume absolute.Berat jenis curah ditentukan dari kondisi kering oven
digunakan unuk menghitung ketika agregat dalam keadaan kering atau disesuaikan
kering.
Berat jenis semu adalah kepadatan relatif dari bahan padat yang membuat
partikel pokok tidak termasuk ruang pori diantara pori/partikel dapat dimasuki oleh
air.Ketika agregat tersebut dianggap telah cukup lama kontak dengan air sehingga air
telah menyerap penuh.Standar labolatorium untuk penyerapan akan diperoleh setelah
merendam agregat kering kedalam air selama (24 ± 4 jam).

RUMUS :
𝑾𝟏
Berat jenis kering permukaan (SSD) = 𝑾
𝟏 −𝑾𝟐

𝑾𝟑
Berat jenis kering oven (Bulk) = 𝑾
𝟏 −𝑾𝟐

𝑾𝟑
Berat jenis semu (Apperent) = 𝑾
𝟑 −𝑾𝟐

𝑾𝟏 −𝑾𝟑
Penyerapan air (%) = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝟑

𝑨
Berat jenis kering permukaan (SSD) = 𝑨+𝑩−𝑪

𝑫
Berat jenis kering oven (Bulk) = 𝑨+𝑩−𝑪

𝑫
Berat jenis semu (Apperent) = 𝑫+𝑩−𝑪

𝑨
Penyerapan Air (%) = 𝑨−𝑫 𝑿 𝟏𝟎𝟎%

3
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Persiapan benda uji
a. Rendam benda uji ke dalam air selama ± 24 jam sampai menjadi dalam keadaan
jenuh
b. Tiriskan, lalu saring dengan saringan 4,75 mm (SP & SC) dan 2,36 mm (AB)
c. Untuk split dan screen yang tertahan saringan 4,75 mm lakukan pengujian berat
jenis dan penyerapan untuk agregat kasar, sedangkan untuk yang lolos saringan
4,75 mm lakukan pengujian berat jenis dan penyerapan air untuk agregat halus
d. Untuk AB yang tertahan saringan 2,36 mm lakukan pengujian berat jenis dan
penyerapan untuk agregat halus , sedangkan untuk yang lolos saringan 2,36 mm
lakukan pengujian berat jenis dan penyerapan air untuk agregat halus
3. Pengujian berat jenis dan penyerapan untuk agregat kasar
a. Buat agregat dalam keadaan SSD
b. Tentukan volume uji
1) Timbang benda uji (W1)
2) Timbang benda uji dalam air (W2)
3) Masukkan benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam , lalu timbang (W3)
4. Pengujian berat jenis dan penyerapan untuk agregat halus
a. Buat agregat dalam keadaan SSD
1) Angin-anginkan agregat halus menggunakan kipas angin dalam pan besar
2) Cek kondisi ssd dengan kerucut abram
b. Tentukan volume uji
1) Sediakan tabung kaca + plat kaca
2) Isi dengan air suling sampai penuh hingga tidak ada gelembung udara di
dalam botol
3) Tutup botol dengan plat kaca, lalu timbang (B)
4) Timbang agregat yang akan di uji berat jenisnya (A)
5) Buang air sebagian dalam tabung kaca, lalu masukkan agregat ke dalam
tabung kaca, hilangkan gelembung udara dalam tabung kaca
6) Isi air sampai penuh agar gelembung udara naik semua, lalu tutup dengan
plat kaca
7) Lap bagian luar tabung dan plat kaca yang terkena air
8) Timbang tabung + plat kaca + benda uji SSD (C)
9) Keringkan benda uji dalam oven, lalu timbang (D)
5. Laporkan

4
E. DATA DAN PERHITUNGAN

Tabel 3.1 Agregat Kasar > 4,75 mm

NO CONTOH SP SC
Berat benda uji SSD (gr) W1 1012,7 1025,6
Berat benda uji SSD dalam air W2 596,7 590,2
(gr)
Berat benda uji kering oven (gr) W3 992,6 992,8

Bj SSD W1 2,43 2,36


W1 − W2

Bj Bulk W3 2,39 2,28


W1 − W2

Bj Apperent W3 2,51 2,47


W3 − W2

Penyerapan Air 𝑊1 − 𝑊3 2,02 % 3,30%


𝑥100%
𝑊3

Tabel 3.2Agregat > 2,36 mm

NO CONTOH AB
Berat benda uji SSD (gr) A 93,7
Berat tabung + plat + air (gr) B 2976,6
Berat tabung + plat + air + agr (gr) C 2968,3
Berat benda uji kering oven (gr) D 84,3
Bj SSD 𝐴 0,92
𝐴+𝐵−𝐶

Bj Bulk 𝐷 0,83
𝐴+𝐵−𝐶

5
Bj Apperent 𝐷 0,91
𝐷+𝐵−𝐶

Penyerapan Air 𝐴 11,15%


𝑋 100%
𝐴−𝐷

Tabel 3.3Agregat < 2,36 mm

NO CONTOH AB
Berat benda uji SSD (gr) A 416,3
Berat tabung + plat + air (gr) B 2976,6
Berat tabung + plat + air + agr (gr) C 3165,5
Berat benda uji kering oven (gr) D 390,6

Bj SSD 𝐴 0,19
𝐴+𝐵−𝐶

Bj Bulk 𝐷 1,72
𝐴+𝐵−𝐶

Bj Apperent 𝐷 1,94
𝐷+𝐵−𝐶

Penyerapan Air 𝐴 6,58 %


𝑋 100%
𝐴−𝐷

Proporsi agregat Penyerapan air

Agregat % SSD BULK APPERENT %

6
>4.75 mm 100 2,43 2,39 2,51 2,02
Split
<4.75 mm - - - - -

>4.75 mm 100 2,36 2,28 2,47 3,30


Screen
<4.75 mm - - - - -

>2.36 mm 17,92% 0,92 0,83 0,91 11,15


A. Batu
<2.36 mm 82,08% 0,19 1,72 1,94 6,58

Agregat Kasar > 4,75 mm

1. SPLIT
W1 = 1012,7 gr
W2 = 596,7 gr
W3 = 992,6 gr

𝑾𝟏 𝟏𝟎𝟏𝟐,𝟕
BJ SSD = = = 𝟐, 𝟒𝟑
𝑾𝟏 −𝑾𝟐 𝟏𝟎𝟏𝟐,𝟕−𝟓𝟗𝟔,𝟕

𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟔
BJ BULK =𝑾 = 𝟏𝟎𝟏𝟐,𝟕−𝟓𝟗𝟔,𝟕 = 𝟐, 𝟑𝟗
𝟏 −𝑾𝟐

𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟔
BJ APPERENT =𝑾 = 𝟗𝟗𝟐,𝟔−𝟓𝟗𝟔,𝟕 = 𝟐, 𝟓𝟏
𝟑 −𝑾𝟐

𝑾𝟏 −𝑾𝟑 𝟏𝟎𝟏𝟐,𝟕−𝟗𝟗𝟐,𝟔
PENYERAPAN AIR = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟐, 𝟎𝟐%
𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟔

2. SCREEN
W1 = 1025,6 gr
W2 = 590,2 gr
W3 = 992,8gr

𝑾𝟏 𝟏𝟎𝟐𝟓,𝟔
BJ SSD = = 𝟏𝟎𝟐𝟓,𝟔−𝟓𝟗𝟎,𝟐 = 𝟐, 𝟑𝟔
𝑾𝟏 −𝑾𝟐

𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟖
BJ BULK =𝑾 = 𝟏𝟎𝟐𝟓,𝟔−𝟓𝟗𝟎,𝟐 = 𝟐, 𝟐𝟖
𝟏 −𝑾𝟐

𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟖
BJ APPERENT =𝑾 = 𝟗𝟗𝟐,𝟖−𝟓𝟗𝟎,𝟐 = 𝟐, 𝟒𝟕
𝟑 −𝑾𝟐

7
𝑾𝟏 − 𝑾𝟑 𝟏𝟎𝟐𝟓,𝟔−𝟗𝟗𝟐,𝟖
PENYERAPAN AIR = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑, 𝟑𝟎 %
𝑾𝟑 𝟗𝟗𝟐,𝟖

AGREGAT HALUS
1. ABU BATU > 2,36 mm
A = 93,7 gr
B = 2976,6 gr
C = 2968,3 gr
D = 84,3 gr

𝑨 𝟗𝟑,𝟕
BJ SSD = = = 𝟎, 𝟗𝟐
𝑨+𝑩−𝑪 𝟗𝟑,𝟑+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟐𝟗𝟔𝟖,𝟑

𝑫 𝟖𝟒,𝟑
BJ BULK = 𝑨+𝑩−𝑪 = 𝟗𝟑,𝟕+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟐𝟗𝟔𝟖,𝟑 = 𝟎, 𝟖𝟑

𝑫 𝟖𝟒,𝟑
BJ APPERENT = 𝑫+𝑩−𝑪 = 𝟖𝟒,𝟑+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟐𝟗𝟔𝟖,𝟑 = 𝟎, 𝟗𝟏

𝑨−𝑫 𝟗𝟑,𝟕−𝟖𝟒,𝟑
PENYERAPAN AIR = 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟏, 𝟏𝟓 %
𝑫 𝟖𝟒,𝟑

2. ABU BATU < 2,36 mm


A = 416,3 gr
B = 2976,6 gr
C = 3165,5 gr
D = 390,6 gr

𝑨 𝟒𝟏𝟔,𝟑
BJ SSD = = = 𝟎, 𝟏𝟗
𝑨+𝑩−𝑪 𝟒𝟏𝟔,𝟑+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟑𝟏𝟔𝟓,𝟓

𝑫 𝟑𝟗𝟎,𝟔
BJ BULK = 𝑨+𝑩−𝑪 = 𝟒𝟏𝟔,𝟑+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟑𝟏𝟔𝟓,𝟓 = 𝟏, 𝟕𝟐

𝑫 𝟑𝟗𝟎,𝟔
BJ APPERENT = 𝑫+𝑩−𝑪 = 𝟑𝟗𝟎,𝟔+𝟐𝟗𝟕𝟔,𝟔−𝟑𝟏𝟔𝟓,𝟓 = 𝟏, 𝟗𝟒

𝑨−𝑫 𝟒𝟏𝟔,𝟑−𝟑𝟗𝟎,𝟔
PENYERAPAN AIR = 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟔, 𝟓𝟖 %
𝑫 𝟑𝟗𝟎,𝟔

PROPORSI
100
1. Split ( > 4,75 mm ) = 100 𝑥 100% = 100 %

Split (< 4,75 mm ) = 100 % - 100 % = 0 %

8
100
2. Screen ( > 4,75 mm ) = 100 𝑥 100% = 100 %

Screen (< 4,75 mm ) = 100 % - 100 % = 0 %

89,6
3. Abu Batu ( > 2,36 mm ) = 𝑥 100 % = 17,92 %
500

410,4
Abu Batu ( < 2,36 mm ) = 𝑥 100 % = 82,08 %
500

F. KESIMPULAN
Berdasarkan pratikum yang kelompok 4 lakukan tentang “Berat jenis dan
penyerapan agregat” seperti pada tabel penyerapan pada data dan perhitungan didapat
berat jenis untuk split dan screen < 3 ℅ dan untuk abu batu adalah < 2.5 ℅ sesuai yang
telah dipaparkan eleh SNI 03-1969-1990.
Hasil penyerapan agregat kasar split dan scren memenuhi SNI 03-1969-1990
tetapi pebyerapan pada abu batu didapatkan >2,5% ini tidak sesuai SNI 03-1969-1990.

Anda mungkin juga menyukai