DISUSUN OLEH :
KELAS : 4 SB
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tiada henti-
hentinya memberi anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
mengenai Irigasi Irigasi Permukaan, yang merupakan salah satu mata kuliah yang
harus diselesaikan pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri sriwijaya.
Pada kesempatan ini penulis banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan Makalah mengenai Irigasi Pompa Air ini baik
dalam bentuk materi, maupun buah pikiran sehingga Makalah mengenai Irigasi Pompa
Air ini dapat selesai dengan baik. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa
Makalah mengenai Irigasi Pompa Air ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk
kritik dan saran sangatlah penulis harapkan guna kesempurnaan lebih lanjut. Akhir kata,
semoga Makalah mengenai Irigasi Permukaan ini bermanfaat bagi para pembaca yang
berbahagia
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4.Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Irigasi
Pompa Air
BAB II
PEMBAHASAN
Pompa ulir adalah pompa untuk pengisapan air dengan menggunakan sistem
kotrek atau ulir sekrup.
Pada prinsipnya, pompa ulir terdiri dari satu batang tabung (pipa) luarnya
dipasang plat ulir dari ujung ke ujung. Selanjutnya ditutup dengan tabung luar sehingga
ketiga komponen tersebut merupakan saluran berputar dalam tabung. Apabila tabung
diputar maka air dalam sumber air, seperti sungai, akan didorong sesuai dengan jalannya
ulir sesuai hukum kotrek.
Debit yang dihasilkan tergantung pada:
1. Volume antara as dan tabung luar,
2. Sudut antara as dan permukaan tanah datar makin kecil sudutnya makin besar debit
yang dihasilkan,
3. Kecepatan putaran pompa ulir tersebut,
4. Panjang pipa ulir.
Sudut yang paling baik untuk mendapatkan debit yang maksimum adalah di
sekitar 30 derajatsedangkan putaran yang paling baik di antara 60 – 100 rpm. Konstruksi
pompa ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Poros yang dapat berputar,
2. Pipa yang berfungsi sebagai talang pembungkus,
3. Kepingan-kepingan yang dililitkan pada poros yang berbentuk spiral berfungsi sebagai
pendorong air.
Bagian-bagian lainnya adalah penumpu poros tersebut supaya dapat berputar
dengan bebas dan konstruksi untuk memutar poros tersebut yang dapat diputar mudah
dengan kerangka sepeda yang digerakan oleh tenaga manusia.
Timba Irigasi
Penggunaan pompa jenis ini telah banyak dipakai di negeri Belanda dengan
menggunakan tenaga angin/kincir angin.
Akan tetapi untuk Indonesia sangatlah kecil kekuatan anginnya sehingga kemungkinan
kecil sekali untuk menggunakannya sebagai tenaga penggerak, sebagai gantinya
digunakan tenaga manusia maupun hewan/binatang.
Konstruksi yang sederhana adalah terdiri dari sebuah roda dari kayu yang sekeliling roda
itu dipasangkan timba-timba untuk menciduk air dari bawah dan ditumpahkan di atas
yang selanjutnya diterima oleh talang penyalur air ke sawah. As penumpu roda yang
berputar ditumpu oleh penahan as/bearing yang ditempatkan dalam sponning dari kayu
atau pasangan batu. As ini dihubungkan dengan rantai atau tali penggerak/belt.
Perhitungan kapasitas ditentukan oleh:
1. Volume tiap-tiap timba,
2. Banyaknya timba yang ada di keliling roda,
3. Banyaknya putaran tiap detiknya.
Jadi kalau dirumuskan:
Q = V x B x n liter/detik
dimana:
Q = Debit yang dihasilkan per detik
V = Volume tiap timba
B = Banyaknya timba pada keliling lingkaran roda
n = Banyaknya putaran perdetiknya
Tinggi angkat air tergantung dari diameter lingkaran roda atau kira-kira setinggi
jari-jari lingkaran itu.
Timba irigasi ini dapat dibuat lokal seperti roda pedati. Penggerak timba irigasi
dengan tenaga manusia dengan jalan menempatkan kerangka sepeda lengkap dengan
pedal (sebagai alat penggerak) dan sadel dudukan.
Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberlanjutannya, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat peralatan (pompa dan mesin)
2. Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-ulu/P3A
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada waktu tanaman
benar-benar membutuhkan.
3. Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barang-
barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga tidak terjadi
keterlambatan penyediaan bahan.
4. Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun pompa,
misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan, mencatat debit,
mencatat penggunaan air, pemakaian / konsumsi bahan bakar, dll.
3.1 Kesimpulan
1. Saluran irigasi merupakan saluran yang berfungsi sebagai suatu bangunan yang
menunjang kegiatan pertanian dimana saluran ini membantu petani dalam
penyaluran dan pendistribusian air ke lahan pertanian guna keberlangsungan
kehidupat tanaman.
2. Saluran irigasi mempunyai bagian-bagian seperti bangunan utama, bangunan
pembawa, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur muka air,
beangunan pembuang dan penguras, dan bangunan pelengkap yang masingmasing
memiliki peran dalam penyaluran air pada saluran irigasi.
3. Irigasi pompa merupakan salah satu sistem irigasi yang menggunakan pompa
sebagai komponen utamanya. Sistem irigasi ini memiliki kekurangan dan
kelabihan. Kekurangan pada sistem ini dapat diketahui dari awal sehingga dapat
diantisipasi atau ditanggulangi sedini mungkin.
3.2 SARAN
Perlu diperhatikan setiap langkah dalam penulisan ilmiah agar sesuai dengan
kaidah yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, PT Pradnya
Courtesy of www.fao.org/).