Anda di halaman 1dari 15

IRIGASI POMPA AIR

DISUSUN OLEH :

TRI ROHMAH ROMADHONI (061730100070)

AZIZAH KHOIRUNNISA (061730100052)

KELAS : 4 SB

MATA KULIAH : IRIGASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tiada henti-
hentinya memberi anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
mengenai Irigasi Irigasi Permukaan, yang merupakan salah satu mata kuliah yang
harus diselesaikan pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri sriwijaya.
Pada kesempatan ini penulis banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan Makalah mengenai Irigasi Pompa Air ini baik
dalam bentuk materi, maupun buah pikiran sehingga Makalah mengenai Irigasi Pompa
Air ini dapat selesai dengan baik. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa
Makalah mengenai Irigasi Pompa Air ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk
kritik dan saran sangatlah penulis harapkan guna kesempurnaan lebih lanjut. Akhir kata,
semoga Makalah mengenai Irigasi Permukaan ini bermanfaat bagi para pembaca yang
berbahagia

Palembang, Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Salah satunya adalah pompa sentrifugal. Pompa irigasi ini dipakai untuk memompa air
dari sungai maupun sumur-sumur dangkal. Mayoritas pompa irigasi sentrifugal yang
digunakan oleh petani adalah berukuran kecil (diameter 50 mm) dan medium (diameter
100 mm). Sekitar 56.8 % petani menggunakan pompa berukuran kecil dan 32.4 % petani
menggunakan pompa berukuran sedang.
Para petani menggunakan sumber air dari aquifer dangkal untuk irigasi pompa disamping
penggunaan sumber air dari sungaisungai yang ada untuk mensuplai irigasi saat musim
kering. Pompa-pompa tersebut mengairi sekitar 120,000 hektar di Jawa.
Unjuk kerja pompa irigasi dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain :
debit, tinggi tekan, tinggi hisap dan daya poros. Debit saat pengujian diatur dengan cara
mengatur bukaan kran pada pipa tekan secara perlahan-lahan. Semakin besar bukaan
kran, maka debit yang dihasilkan semakin besar pula. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur debit adalah electromagnetic flowmeter dan bak ukur (weir). Nilai tinggi tekan
dan tinggi hisap yang dihasilkan oleh pompa akan mempengaruhi tinggi total pompa
(total head). Debit dan tinggi total merupakan dua faktor yang mempengaruhi daya air
(water power), yaitu daya yang dikeluarkan untuk mengangkat air. Pada saat impeller
pompa berputar pada kecepatan peripheralnya untuk menghisap dan mengangkat air
maka torsi poros pompa memiliki angka yang tertentu. Dalam pengujian ini input daya
poros pompa merupakan hasil perhitungan dari faktor kecepatan peripheral (rpm) dan
torsi poros. Pembacaan torsi dilakukan secara tidak langsung dengan digital multi meter
YEM-2506A untuk mengukur tegangan listrik pada slip ring torque-meter. Pembacaan
tegangan listrik tersebut akan dikonversi kedalam torsi dengan menggunakan tabel
kalibrasi yang telah dibuat sebelum pengujian dilakukan.
Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara daya output terhadap daya input. Daya
output pompa adalah daya yang digunakan untuk mengangkat air (water power).
Sedangkan input daya merupakan daya poros pompa. Efisiensi maksimum merupakan
titik pengoperasian optimum pompa dilapang yang harus dipakai sebagai acuan oleh
pengguna pompa.
Dengan menggunakan program komputer sederhana, kurva unjuk kerja pompa
irigasi pada berbagai putaran poros dapat tersaji seperti pada Gambar 1 yang
menggambarkan hubungan antara debit terhadap daya poros, tinggi total dan efisiensi.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan Irigasi Pompa Air ?

2.Apa Manfaat dari Irigasi Pompa Air?

3.Apa saja Keuntungan Dan Kelebihan Irigasi Pompa Air?

1.3 Tujuan

1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Irigasi Pompa Air

2.Mengetahui Manfaat Irigasi Pompa Air

3.Mengetahui Keuntungan Dan Kelebihan Irigasi Pompa Air

1.4.Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Irigasi
Pompa Air
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Irigasi


Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung
sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Sejak jaman dahulu manusia sudah memulai untuk memakai dan
mengembangkan sistem irigasi. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengairan
lahan pertanian ataupun perkebunan. Apalagi didukung dengan dekatnya wilayah yang
kaya akan air atau daerah yang beriklim dengan curah hujan yang tinggi.
Adapan jenis-jenis irigasi antara lain :
 Irigasi Permukaan = merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di
sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas
(free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai
ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier.
Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah
yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
 Irigasi lokal = Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga
berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air
yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
 Irigasi dengan Penyemprotan = Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air
atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat
air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
 Irigasi tradisional dengan menggunakan ember = Di sini diperlukan tenaga
kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan
tenaga kerja yang harus menenteng ember.
 Irigasi dengan sistem Pompa Air = Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan
melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan
pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
Dalam tugas ini akan dibahas tentang Irigasi dengan sistem pompa air dan
pelaksanaannya di dalam kehidupan.

1.2 Pengertian Irigasi Pompa


Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah
permukaan tanah atau sungai dengan menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat
didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi.
 Tujuan Pelaksanaan Irigasi Pompa
1. Untuk memberikan air irigasi pada lahan yang letaknya lebih tinggi dari
sumber air/sungai
2. Untuk merubah lahan tadah hujan menjadi lahan beririgasi teknis
3. Sebagai tambahan air pada saat musim kemarau
 Irigasi pompa ini mempunyai kelebihan :
1. Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan
sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun.
2. Rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga
kerja.
3. Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk
 Irigasi ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu :
1. Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya.
2. Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan
dukungan tenaga operator yang trampil.
3. Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar
keberlanjutannya dapat terjaga.
Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi
sistem irigasi pompa air tanah, maka biasanya keberadaannya masih merupakan proyek
yang dikerjakan oleh pemerintah dan petani akan diserahi tugas untuk melaksanakan O &
P sistem irigasi tersebut. Pada saatnya nanti peran partisipasi masyarakat dalam
pembangunan sistem irigasi pompa air tanah sangat diharapkan.
Sistem irigasi air tanah memerlukan biaya O & P yang relatif tinggi, maka petani
harus dapat memperhitungkan dengan baik pertanian yang diusahakan. Untuk itu petani
harus benar-benar intensif dalam pengelolaan tanaman pertaniannya sehingga dapat
menanggung biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sistem irigasi pompa air tanah.

Gambar 1 Ilustrasi Irigasi Pompa

1.3 Pengunaan Pompa Untuk Kebutuhan Irigasi


Pompa Irigasi digunakan bila Muka Air berada jauh dari lahan pertanian yang
diusahakan. Menaikan Muka air selain dengan membangun konstruksi bagunan bendung
dan mengalirkannya melalui saluran memang sangat tepat namun pembiayaan
pembangunan juga sangat tinggi. Penggunaan pompa-pompa irigasi dapat mengatasi hal
tersebut. Namun peyediaan dan pengoperasian pompa mekanis berbahan bakar minyak
juga memerlukan Biaya Operasi dan Pemeliharaan yang tinggi pula dan mereka belum
tahu bagaimana menggunakan mesin-mesin penggerak untuk pompa-pompa irigasi
dengan baik, apalagi memelihara mesin-mesin itu supaya tetap dapat terawat dengan
baik. Maka penggunaan pompa irigasi sederhana tanpa menggunakan BBM dapat
menjadi alternatifnya.
Persyaratan sistem pompa irigasi sederhana:
1. Konstruksi pompa sederhana,
2. Tidak diperlukan perawatan setidaknya murah,
3. Dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekita-rnya dan berharga murah,
4. Tenaga penggeraknya cukup dengan tenaga manusia atau hewan.
Penggunaan jenis pompa dengan kriteria di atas ditujukan untuk kapasitas 1 – 2
liter per detik atau 60 – 120 liter per menit dengan ketinggia-n/perbedaan tinggi head +1
m
Mengingat tenaga yang digunakan adalah manusia/hewan, maka pengairan lebih
efisien jika tidak menerus. Irigasi sederhana ini hanya bekerja pada saat pengisian
pertama dan pada periode sesudahnya hanya melakukan supply (tambahan) dari air yang
hilang saja (penguapan, perembesan dan sebagainya), sehingga dengan demikian pompa
hanya bekerja secara berkala (intermittent) saja.

1.4 Jenis – jenis Pompa Sederhana


 Pompa Ulir

Pompa ulir adalah pompa untuk pengisapan air dengan menggunakan sistem
kotrek atau ulir sekrup.
Pada prinsipnya, pompa ulir terdiri dari satu batang tabung (pipa) luarnya
dipasang plat ulir dari ujung ke ujung. Selanjutnya ditutup dengan tabung luar sehingga
ketiga komponen tersebut merupakan saluran berputar dalam tabung. Apabila tabung
diputar maka air dalam sumber air, seperti sungai, akan didorong sesuai dengan jalannya
ulir sesuai hukum kotrek.
Debit yang dihasilkan tergantung pada:
1. Volume antara as dan tabung luar,
2. Sudut antara as dan permukaan tanah datar makin kecil sudutnya makin besar debit
yang dihasilkan,
3. Kecepatan putaran pompa ulir tersebut,
4. Panjang pipa ulir.
Sudut yang paling baik untuk mendapatkan debit yang maksimum adalah di
sekitar 30 derajatsedangkan putaran yang paling baik di antara 60 – 100 rpm. Konstruksi
pompa ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Poros yang dapat berputar,
2. Pipa yang berfungsi sebagai talang pembungkus,
3. Kepingan-kepingan yang dililitkan pada poros yang berbentuk spiral berfungsi sebagai
pendorong air.
Bagian-bagian lainnya adalah penumpu poros tersebut supaya dapat berputar
dengan bebas dan konstruksi untuk memutar poros tersebut yang dapat diputar mudah
dengan kerangka sepeda yang digerakan oleh tenaga manusia.

 Timba Irigasi
Penggunaan pompa jenis ini telah banyak dipakai di negeri Belanda dengan
menggunakan tenaga angin/kincir angin.
Akan tetapi untuk Indonesia sangatlah kecil kekuatan anginnya sehingga kemungkinan
kecil sekali untuk menggunakannya sebagai tenaga penggerak, sebagai gantinya
digunakan tenaga manusia maupun hewan/binatang.
Konstruksi yang sederhana adalah terdiri dari sebuah roda dari kayu yang sekeliling roda
itu dipasangkan timba-timba untuk menciduk air dari bawah dan ditumpahkan di atas
yang selanjutnya diterima oleh talang penyalur air ke sawah. As penumpu roda yang
berputar ditumpu oleh penahan as/bearing yang ditempatkan dalam sponning dari kayu
atau pasangan batu. As ini dihubungkan dengan rantai atau tali penggerak/belt.
Perhitungan kapasitas ditentukan oleh:
1. Volume tiap-tiap timba,
2. Banyaknya timba yang ada di keliling roda,
3. Banyaknya putaran tiap detiknya.
Jadi kalau dirumuskan:
Q = V x B x n liter/detik

dimana:
Q = Debit yang dihasilkan per detik
V = Volume tiap timba
B = Banyaknya timba pada keliling lingkaran roda
n = Banyaknya putaran perdetiknya
Tinggi angkat air tergantung dari diameter lingkaran roda atau kira-kira setinggi
jari-jari lingkaran itu.
Timba irigasi ini dapat dibuat lokal seperti roda pedati. Penggerak timba irigasi
dengan tenaga manusia dengan jalan menempatkan kerangka sepeda lengkap dengan
pedal (sebagai alat penggerak) dan sadel dudukan.

1.5 Bagian-Bagian Irigasi Pompa


Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari:
1. Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, tor (pipa), yang berfungsi untuk
mengumpulnya air dari akuifer
2. Pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik dari
PLN,dll)
3. Bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi dengan alat ukur debit
4. Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka
5. Bangunan pembagi ke masing-masing box
6. Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat
pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan
buku catatan kegiatan O & P.
Jenis-jenis pompa yang digunakan untuk keperluan irigasi adalah :
1. Pompa sentrifugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 m. Pompa ini
paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi Pompa submersibel, yang
merupakan pompa berdiameter kecil dan dimasukkan kedalam pipa lindung
2. Pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang didalam sumur dan
mempunyai kapasitas yang besar.

1.6 Operasi Sistem Irigasi Pompa


Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air
permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan sendiri berapa
banyak air yang ia perlukan dilahan mereka. Meskipun jumlah air yang diberikan dapat
sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan, tetapi juga harus dipertimbangkan
aspek keadilan dan pemerataan pada petani-petani yang lain. Disamping itu juga dituntut
kesadaran petani agar dapat menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi
secara efektif dan efisien. Yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan adalah cara
dan teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan. Hal ini tentunya menuntut
kemampuan operasi yang lebih tinggi dibandingkan irigasi permukaan agar dapat
memenuhi kriteria tepat tempat, jumlah dan waktu agar kepuasan dikalangan petani dapat
terpenuhi.

Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberlanjutannya, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat peralatan (pompa dan mesin)
2. Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-ulu/P3A
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada waktu tanaman
benar-benar membutuhkan.
3. Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barang-
barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga tidak terjadi
keterlambatan penyediaan bahan.
4. Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun pompa,
misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan, mencatat debit,
mencatat penggunaan air, pemakaian / konsumsi bahan bakar, dll.

CONTOH PENGGUNAAN IRIGASI POMPA

Gambar Pompa Irigasi

Gambar Pemakaian Pompa untuk Irigasi


Gambar Spesifikasi Pompa Diesel
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Saluran irigasi merupakan saluran yang berfungsi sebagai suatu bangunan yang
menunjang kegiatan pertanian dimana saluran ini membantu petani dalam
penyaluran dan pendistribusian air ke lahan pertanian guna keberlangsungan
kehidupat tanaman.
2. Saluran irigasi mempunyai bagian-bagian seperti bangunan utama, bangunan
pembawa, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur muka air,
beangunan pembuang dan penguras, dan bangunan pelengkap yang masingmasing
memiliki peran dalam penyaluran air pada saluran irigasi.
3. Irigasi pompa merupakan salah satu sistem irigasi yang menggunakan pompa
sebagai komponen utamanya. Sistem irigasi ini memiliki kekurangan dan
kelabihan. Kekurangan pada sistem ini dapat diketahui dari awal sehingga dapat
diantisipasi atau ditanggulangi sedini mungkin.

3.2 SARAN
Perlu diperhatikan setiap langkah dalam penulisan ilmiah agar sesuai dengan
kaidah yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, PT Pradnya

Paramita, Jakarta, 1983.

Courtesy of www.fao.org/).

Anda mungkin juga menyukai