Bronkitis Eka PDF
Bronkitis Eka PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Paru – paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia yang
hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan
tubuh akan oksigen terpenuhi. Udara sangat penting bagi manusia, tidak menghirup
oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian. Itulah peranan penting
paru – paru. Cabang trakea yang berada dalam paru – paru dinamakan bronkus, yang
terdiri dari 2 yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Organ yang terletak di bawah
tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin
tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di
udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru – paru. Salah satunya
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut
elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya
Merupakan saluran utama dan yang pertama yang dilapisi dengan membran
hidung. Lendir disekresikan secara terus menerus oleh sel-sel boblet yang
laring. Faring dibagi menjadi tiga region : nasofaring, orofaring, dan lariofaring.
Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorium dan
digestif.
juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk. Laring juga merupakan saluran udara dan bertindak sebegai pembentuk suara.
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang
diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia.
Merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus ada 2 yaitu: Bronkus kanan dan
bronkus kiri. Bronkus kanan lebih pendek, lebih besar dan mempunyai 3
cabang. Bronkus kanan lebih pendek, lebih besar dan mempunyai 3 cabang.
Merupakan cabang yang lebih kecil dari bronkus. Pada ujung bronhiolus
b.4. Alveoli
bersentuhan dengan udara dan didalam alveoli ada jaringan pembuluh darah
kapiler, didalam alveoli inilah terjadi pertukaran gas. Paru terbentuk oleh
sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I
adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel-sel
melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar tipe III adalah makrofag
yang merupakan sel-sel fagositosis yang besar memakan benda asing dan
Paru-paru ada dua, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan terdiri dari 3
yang berisi oksigen (O2) langsung dari aorta torasika ke paru-paru untuk
b. Pernapasan dalam yaitu proses pertukaran gas anatar sel jaringan dengan
b.1. Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmosfir ke alveoli
paru.
kapiler paru.
jaringan tubuh.
2.3. Etiologi
polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri
Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi fungi (monilia). Faktor polusi udara
meliputi polusi asap rokok atau uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis. Sedangkan
faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat penyakit paru
pada perokok dan penderita penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Infeksi
a.2. Bronkiektasis
a.3. Alergi
b. Bronkitis iritatif
yang dapat menyebabkan iritasi pada daerah bronkus. Bronkitis iritatif bisa
disebabkan oleh berbagai jenis debu, asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut
organik klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan bromine, polusi udara yang
menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida, tembakau dan rokok lainnya. Faktor
bronkus menebal lebih dari 30-40% dari tebalnya didinding bronkus normal, dan
akan terjadi sekresi mukus yang berlebihan dan kental. Sekresi mukus menutupi cilia,
karena lapisan dahak menutupi cilia, sehingga cilia tidak mampu lagi mendorong
batuk.18
Temuan utama pada bronkitis adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan
peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltasi sel-sel radang dan edema pada mukosa
sendiri. Pada penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi akibat perubahan fibrotik yang
2.6.1. Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang paling umum biasanya terjadi
setiap hari. Intensitas batuk, jumlah dan frekuensi produksi sputum bervariasi
dari pasien ke pasien. Dahak berwarna yang bening, putih atau hijau-
kekuningan.
2.6.2. Dyspnea (sesak napas) secara bertahap meningkat dengan tingkat keparahan
2.6.3. Gejala kelelaha, sakit tenggorokan , nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit
bakteri.19
didiagnosis bronkitis kronik ketika mengalami batuk berdahak selama paling sedikit
tiga bulan selama dua tahun berturut-turut. Pada bronkitis kronik mungkin saja
seorang penderita mengalami bronkitis akut diantara episode kroniknya, dan batu
Adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan
napas yang besar. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat
(beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun
adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan
batuk berkepanjangan.21
masyarakat. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan oleh karena sifatnya yang
kronik, persisten dan progresif. Infeksi saluran napas merupakan masalah klinis yang
penyakitnya. Eksaserbasi infeksi akut akan bronkitis kronik yang dapat memperberat
terhadap morbiditas penyakit ini. Penyakit ini berlangsung lebih lama dibandingkan
bronkitis akut, yaitu berlangsung selama 1 tahun dengan frekuensi batu produktif 3
2.8.1. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
2.8.2. Pada orang yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi
2.8.4. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasis atau Bronkietaksis.23
a. Orang
untuk usia penderita ( ≥ 60 tahun) sekitar 7,5%, untuk yang berusia (≥ 30-40 tahun)
sekitar 5,7% dan untuk yang berusia (≥ 15-20 tahun) sekitar 3,6%. Selain itu
penderita bronkitis ini juga cenderung kasusnya lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan pada perempuan, hal ini dipicu dengan keaktivitasan merokok yang
polutan di udara, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran dan
asap rokok, hal ini dapat memberikan dampak terhadap terjadinya bronchitis.25
Bronkitis lebih sering terjadi di musim dingin pada daerah yang beriklim
tropis ataupun musim hujan pada daerah yang memiliki dua musim yaitu daerah
tropis.26
a. Host
a.1. Umur
kemungkinan relatif bronkitis kronik terlihat pada laki-laki (OR= 2,17, 95% CI 1,50-
3,13), pendapatan keluarga yang rendah (OR = 2,60, 95% CI 1,47-4,47 untuk kuartil
terendah) rendah sekolah (OR=4,65, 95% CI 2,36-9,18 bagi merka dengan tidak
sekolah).7
a.2. Merokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronkitis. Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP (volume eksipirasi paksa) 1 detik. Secara patologis
Penelitian di Brazil pada tahun 2010 mendapatkan hasil peneltian dengan kebiasaan
merokok (OR = 6,92, 95% CI 4,22-11,36 unruk perokok dari 20 atau lebih rokok per
hari).7
a.3. Infeksi
yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling
infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga menyebabkan
bronkitis adalah zat-zat pereduksi seperti O2, zat-zat pengoksida seperti N2O,
a.5. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak,
dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir
enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan,
Kematian pada bronkitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi
rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek29.
b. Agent
virus), bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamydia).4
c. Environment
yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit.30
Menurut Soegito (2007), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar
b. Tidak tidur di kamar yang ber AC dan menggunakan baju hangat kalau bisa
(es), dll.
d. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak
mempunyai gejala batuk yang timbul tiba-tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa
adanya bukti pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut dan eksaserbasi
akut. Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat
ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring
lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah.
pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang dicurigai
menderita bronkitis, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaan sebagai berikut:
a.4. Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat focal konsolidasi dan
b. Pemeriksaan fisik33
b.1. Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat dan kemungkinan ada
nasofaringitis.
b.2. Keadaan paru : ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau
diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri,
sputumnya akan seperti nanah.29 Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan
dengan tes C-reactive protein, kultur pernapasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes
bakteri atau virus. Jumlah leukositnya berada > 17.500 dan pemeriksaan lainnya
dilakukan dengan cara tes fungsi paru-paru dan gas darah arteri.32
d. Pengobatan34
d.1. Antibiotika
d.1.1. Penisilin
protein pengikat penisilin yang spesifik (PBPs) yang berlaku sebagai reseptor pada
d.1.2. Quinolon
dramatis dalam terapi infeksi. Dari prototipe awal yaitu asam nalidiksat berkembang
untuk terapi infeksi community-acquired maupun infeksi nosokomial. Lebih jauh lagi
agen lain.
pengeluaran mukus.
molekul yang lebih kecil sehingga menjadi encer. Mukus yang encer akan mendesak
d.2.1. Ekspektoran
saluran pernapasan.
untuk penderita bronkitis dapat ditolong dengan terapi farmakologi dan terapi non-
farmakologi yaitu:
a. Terapi Farmakologi35
a.1. Bronkodilatori
antikolinergik.
dengan aktifitas simpatis. Sistem saraf simaptis memgang peranan penting dalam
Adrenergik memiliki dua reseptor yaitu alfa dan beta. Reseptor beta terdiri
beta 1 dan beta 2. Beta 1 adrenergik terdapat pada jantung, beta 2 adrenergik terdapat
pada kelenjar dan otot halus bronkus. Adrenergik menstimulasi reseptor beta 2
a.1.2. Metilxantin
kafein dan dyphylline. Kafein dan dyphylline kurang paten dibandingkan dengan
teofilin.35
penghambatan ini penguraian cAMP menjadi AMP tidak terjadi sehingga kadat
b. Terapi Non-farmakologi.35
b.2. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah
sangat sesak, biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari.
b.3. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah
1. Sosiodemografi
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tempat Tinggal
2. Gejala Klinis
3. Jenis Bronkitis
4. Riwayat Merokok
5. Jumlah Kunjungan
6. Sumber Pembiayaan