TUNING
Oleh:
Nadya Ayu Permata 1731410121
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
I. Tujuan:
a. Mahasiswa dapat mengoperasikan pengendali.
b. Mahasiswa dapat melakukan tuning (penalaan) parameter pengendali PID
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa respon untuk perubahan set point (SP) – servo
system.
1. Metoda Ziegler Nichols Bila suatu sistem proses (GP dan GL) dihubungkan dengan sistem pengendali,
maka akan terjadi sistem pengendali umpan balik (feedback), dan dapat digambarkan dalam bentuk blok
diagram proses, seperti terlihat dalam Gambar V.1. Gambar V .1. Menunjukkan hubungan antara H2(s)
sebagai output dengan perubahan Hsp(s) - Set point dan perubahan GL(s) - Gangguan sebagai input.
Fungsi alih yang menggambarkan diagram alir tersebut dinyatakan dalam persamaan [V.1].
t(s) pv sp t(s) pv sp
-2 86,4 86,4 -2 84,3 84,3
-1 86,4 86,4 -1 84,3 84,3
-0,5 86,4 86,4 -0,5 84,3 84,3
0 86,4 86,4 0 84,3 84,3
0 76,7 66,4 0 75,6 64,3
1 76,5 66,4 1 75,5 64,3
1,5 76,4 66,4 1,5 75,6 64,3
2 76,3 66,4 2 75,5 64,3
2,5 76,3 66,4 2,5 75,3 64,3
3 76,2 66,4 3 75,4 64,3
4 76,1 66,4 4 75,3 64,3
4,5 76,2 66,4 4,5 75,1 64,3
5 75,9 66,4 5 75 64,3
6 75,8 66,4 6 75 64,3
7 75,8 66,4 7 75,1 64,3
8 75,8 66,4 8 75 64,3
9 75 64,3
Table 3.5 tekanan tanpa tanki prop 30
Tabel 3.7 tekanan tanpa tanki int 20
t(s) pv sp
-2 83,5 83,5 t(s) pv sp
-1 83,5 83,5 -2 85,9 85,9
-0,5 83,5 83,5 -1 85,9 85,9
0 83,5 83,5 -0,5 85,9 85,9
0 74 63,5 0 85,9 85,9
1 73,9 63,5 0 76,1 65,9
1,5 73,7 63,5 1 76 65,9
2 73,4 63,5 1,5 75,9 65,9
2,5 73,3 63,5 2 75,8 65,9
3 73,2 63,5 2,5 75,6 65,9
4 73,1 63,5 3 75,5 65,9
4,5 73,2 63,5 4 75,6 65,9
5 73,2 63,5 4,5 75,6 65,9
6 73,1 63,5 5 75,6 65,9
7 73,2 63,5 6 75,6 65,9
Table 3.8 tekanan tanpa tanki int 25 -2 86,4 86,4
-1 86,4 86,4
t(s) pv sp
-0,5 86,4 86,4
-2 86,9 86,9
0 86,4 86,4
-1 86,9 86,9
0 48,1 66,4
-0,5 86,9 86,9
1 81,6 66,4
0 86,9 86,9
1,5 66,5 66,4
0 77 66,9
2 70,9 66,4
1 76,8 66,9
2,5 71,7 66,4
1,5 76,8 66,9
3 69 66,4
2 76,6 66,9
4 71 66,4
2,5 76,6 66,9
4,5 70,8 66,4
3 76,4 66,9
5 71,8 66,4
4 76,3 66,9
6 72,2 66,4
4,5 76,4 66,9
7 72,8 66,4
5 76,4 66,9
8 73 66,4
6 76,4 66,9
9 75 66,4
10 72,7 66,4
Table 3.9 tekanan tanpa tanki int 30 11 74,2 66,4
12 75 66,4
t(s) pv sp
13 75 66,4
-2 86 86
14 75 66,4
-1 86 86
-0,5 86 86
0 86 86 Table 3.11 tekanan tanpa tanki der 25
0 70,7 66
t(s) pv sp
1 76,4 66
-2 87,4 87,4
1,5 75,9 66
-1 87,4 87,4
2 75,8 66
-0,5 87,4 87,4
2,5 75,6 66
0 87,4 87,4
3 75,5 66
0 53,7 67,4
4 75,4 66
1 95,4 67,4
4,5 75,4 66
1,5 74,6 67,4
5 75,4 66
2 65,5 67,4
6 75,4 66
2,5 70,4 67,4
7 75,4 66
3 71,2 67,4
4 71,8 67,4
Table 3.10 tekanan tanpa tanki der 20 4,5 71,7 67,4
5 71,9 67,4
t(s) pv sp
6 73,4 67,4 -1 83,8 83,4
7 72,5 67,4 -0,5 83,8 83,4
8 73,2 67,4 0 83,8 83,4
9 73,9 67,4 0 77,4 63,4
10 74,5 67,4 1 66,2 63,4
11 75,3 67,4 1,5 72,1 63,4
12 75,3 67,4 2 63,9 63,4
13 75,3 67,4 2,5 63,7 63,4
3 75,4 63,4
4 54,3 63,4
Table 3.12 tekanan tanpa tanki der 30
4,5 82,1 63,4
t(s) pv sp 5 58,3 63,4
-2 87,7 87,7 6 80,7 63,4
-1 87,7 87,7 7 73,9 63,4
-0,5 87,7 87,7 8 73 63,4
0 87,7 87,7 9 73 63,4
0 87,6 67,7 10 73 63,4
1 55,6 67,7
1,5 82,4 67,7
2 63,9 67,7
2,5 73,6 67,7 Table 3.14 tekanan tanpa tanki int 15 der 20
3 67,5 67,7
t(s) pv sp
4 67,4 67,7
-2 87,2 87,2
4,5 75,7 67,7
-1 87,2 87,2
5 66,7 67,7
-0,5 87,2 87,2
6 73,8 67,7
0 87,2 87,2
7 72,2 67,7
0 81,1 67,2
8 72,1 67,7
1 81 67,2
9 73 67,7
1,5 60 67,2
10 75,4 67,7
2 94 67,2
11 75,5 67,7
2,5 78,8 67,2
12 75,8 67,7
3 70,4 67,2
13 75,8 67,7
4 75,1 67,2
14 75,8 67,7
4,5 69 67,2
5 75,5 67,2
Table 3.13 tekanan tanpa tanki int 10 der 15 6 74,3 67,2
7 75,5 67,2
t(s) pv sp
8 75,5 67,2
-2 83,8 83,4
9 75,5 67,2
Table 3.15 tekanan tanpa tanki int 20 der 25
t(s) pv sp
-2 86,9 86,9
-1 86,9 86,9
-0,5 86,9 86,9
0 86,9 86,9
0 80,6 66,9
1 79,8 66,9
1,5 65,8 66,9
2 72,2 66,9
2,5 72,9 66,9
3 72,8 66,9
4 72 66,9
4,5 72,7 66,9
5 72,8 66,9
6 73,3 66,9
7 74,2 66,9
8 74,3 66,9
9 75,2 66,9
10 75,2 66,9
11 75,2 66,9
IV. Hasil Perhitungan dan Pembahasan
4.1 Hasil Perhitungan
Tabel 4.4.1 Hasil Perhitungan Penentuan Fungsi Hantar Sistem Pengendali pH
Parameter Analisa
Res.
SP PB ti td Overshoot D ratio Rise time Time Periode offset
Tabel 4.4.2 Hasil Perhitungan Penentuan Fungsi Hantar Sistem Pengendali Tekanan
Parameter Analisa
Sistem Rise Res
Prob ti td SP %PV Overshoot D.Ratio Periode Offset
Time Time
4.1 Pembahasan
4.1.1 Pembahasan Hasil Percobaan Penentuan Karakteristik Pengendali pada
Pengendali pH
Percobaan karakteristik pengendali pH bertujuan untuk mengamati karakteristik
pengendali pada closed loop system. Dalam prosesnya yaitu membandingkan set point
dengan proses variabel (PV) dan untuk menentukan tindakan perbaikan karakteristik
pengendali dibagi menjadi dua macam yaitu dicontinue controller dan continue cotroller.
Pada percobaan kami yang dilakukan menggunakan continue controller yaitu
Proportional (P), Proportional Integral (PI), dan Propotional Integral Derivative (PID).
Pada closed loop control system terdapat jenis dua perubahan yaitu servo dan regulator.
Dimana hasil data percobaan digunakan untuk menganilisa respon untuk perubahan set
point (SP). Pada percobaan ini menggunakan jenis perubahan servo yang dilakukan pada
aliran asam (rev). Dimana pada percobaan ini dilakukan perubahan SP dengan perubahan
30% menjadi 45% dalam kondisi steady state. Dan tidak ada perubahan pada disturbance.
PB 75
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Axis Title 40
30 Series1
20 Series2
10
0
0 200 400 600 800 1000
Axis Title
Percobaan ini dilakukan perbedaan ti (waktu tinggal) dan besar proportional band
sama. ti yang digunakan yaitu sebesar 1 sedangkan besar proportional band sebesar 100.
Pada gambar dengan proportional band 100, ti 1 didapat %PV awal sebesar 32% yang
dilakukan perubahan menjadi 47%. Sehingga didapatkan %PV akhir sebesar 60% dimana
didapatkan grafik respon seperti diatas. Dari grafik tersebut didapatkan analisa yaitu offset
2% overshoot 3,4, decay rasio 0,5 , risetime 73s, respontime 117s, memiliki periode 132s.
Karena nilai offset dan risetime pada pb 100 ti 1 memiliki nilai yang besar dan lebih lambat
sehingga parameter ini dapat digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu proportional
integralderivative.controller. Terlihat pada grafik bahwa grafik mengalami oksilasi, namun
pada waktu 800s sudah mulai menurun oksilasinya, hal ini menyebabkan kelambatan
system pengendali dalam mencapai set point, karena semakin kecil risetime menandakan
bahwa sistem pengendali cepat menyentuh set point (SP).
TD pada PB 100
60
50
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan Proportional Band (PB)
yaitu sebesar 30% kemudian set point diubah dari 83,5 menjadi 63,5. Pada percobaan ini
menghasilkan kurva respon berupa fungsi step dimana terjadi perubahan secara mendadak
ketika set point dirubah. Respon yang terjadi tidak menghasilkan osilasi pada grafik yang
terbentuk. Process variabel yang dihasilkan mendekati pada set point. Dari grafik tersebut
didapatkan analisa yaitu offset sebesar 9,7%, overshoot 0,2, decay rasio 0, risetime 0,116s,
respontime 0,033 s dan memiliki periode 0 s. Ketika pv mulai menjauhi set point maka
controller mengubah kerjanya agar process variable mendekati pada set point.
Hasil dari grafik pengendali proporsional pada pengendali tekanan dengan system
tanpa tangki menunjukkan bahwa perbedaan nilai prop mempengaruhi hasil akhir dari
offset. Nilai offset atau selisih PV dan SP akan semakin kecil apabila nilai propnya juga
kecil. Pada percobaan dengan nilai prop 25, besarnya offset yaitu 9,4. Hal ini lebih kecil
jika dibandingkan percobaan dengan nilai prop 30 yaitu didapatkan nilai offset sebesar 9,7.
Sehingga, nilai prop sebesar 3 selanjutnya digunakan pada pengendali dengan karakteristik
PI (Pengendali Integral).
Gambar 4.7 Tekanan tanpa tanki pada int 20
Percobaan kedua menggunakan parameter Proportional Integral (PI) berfungsi
menghasilkan respon sistem yang memiliki error satbil nol, integral menyebabkan nilai P
berubah terus selama masih ada error. Kedua praktikum ini berfungsi untuk mencari ti
(integral time) terbaik. Variabel yang digunakan yaitu Ʈi, dan Ʈi = 20,25,dan 30 dengan
nilai Ʈd = 0 dan PB = 25, pemilihan PB = 25 berdasarkan nilai offset terkecil dan terbaik
Pada percobaan yang pertama yaitu dengan menggunakan Integrative Constant (i) sebesar
20 kemudian set point diubah dari 85,9 menjadi 65,9. Pada percobaan ini menghasilkan
kurva respon berupa fungsi step dimana terjadi perubahan secara mendadak ketika set point
dirubah. Respon yang terjadi adalah tidak menghasilkan osilasi pada grafik yang terbentuk.
Process variabel yang dihasilkan mendekati pada set point. Dari grafik tersebut didapatkan
analisa yaitu offset sebesar 9,7%, overshoot 0,009, decay rasio 0, risetime 0,003s,
respontime 0,5 s dan memiliki periode 0 s. Ketika pv mulai menjauhi set point maka
controller mengubah kerjanya agar process variable mendekati pada set point.
Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan menggunakan Integrative Constant (i)
sebesar 30 kemudian set point diubah dari 86 menjadi 66. Pada percobaan ini
menghasilkan kurva respon berupa fungsi step dimana terjadi perubahan secara mendadak
ketika set point dirubah. Respon yang terjadi adalah tidak menghasilkan osilasi pada grafik
yang terbentuk. Process variabel yang dihasilkan mendekati pada set point. Dari grafik
tersebut didapatkan analisa yaitu offset sebesar 9,4%, overshoot 0,476, decay rasio 0,
risetime 0,066s, respontime 0,6 s dan memiliki periode 0,1 s. Ketika pv mulai menjauhi set
point maka controller mengubah kerjanya agar process variable mendekati pada set point.
Untuk menganalisa besarnya i yang cocok untuk selanjutnya digunakan pada
pengendali PID menggunakan besarnya nilai response time. Response time pada
pengendali integral dengan menggunakan i 25 didapatkan nilai yang lebih kecil
dibandingan response time pada i 20. Artinya waktu yang dibutuhkan PV untuk mencapai
SP yang telah ditentukan lebih cepat. Nilai masing-masing response time pada pengendali
integral dengan menggunakan i 20 dan i 25 adalah sebesar 0,5 dan 0,2, sehingga i yang
digunakan untuk pengendali berikutnya (pengendali integral derivative) yaitu i 25. Saat
praktikum terdapat kerusakan pada recorder sehingga kita tidak bisa langsung mengamati
grafiknya, sehingga saat mencari i yang bagus kita menebak-menebak dan saat itu kita
tidak menggunakan i 25 untuk pengendali PID.
Percobaan ketiga digunakan parameter Proportional Integral derivatif (PID). Parameter
PID adalah gabungan paralel dari parameter-parameter sebelumnya. Elemen-elemen
controller PID bertujuan untuk (1) mempercepat reaksi sebuah sistem, (2) menghilangkan
offset, (3) perubahan awal yang besar. Variabel yang digunakan adalah Ʈd, Ʈd = 15,20,25
dengan PB = 25 dan Ʈi = 10,15,20 ,pemilihan nilai Ʈi berdasarkan nilai error yang terkecil
dan terbaik. Seharusnya kita memilih i=25 untuk hasil yang terbaik.
90
85
80
75
70
65 int 10 der 15 sp
60 int 10 der 15 pv
55
50
45
40
-5 0 5 10 15
Pada percobaan yang pertama yaitu dengan menggunakan Integrative Constant (i)
sebesar 10 dan D sebesar 15 kemudian set point diubah dari 83,4 menjadi 63,4. Pada
percobaan ini menghasilkan kurva respon berupa fungsi step dimana terjadi perubahan
secara mendadak ketika set point dirubah. Respon yang terjadi adalah menghasilkan osilasi
pada grafik yang terbentuk. Process variabel yang dihasilkan mendekati pada set point.
Dari grafik tersebut didapatkan analisa yaitu offset sebesar 9,6%, overshoot 1,636 , decay
rasio 0,44, risetime 0,05s, respontime 0,83 s dan memiliki periode 0,13 s. Ketika pv mulai
menjauhi set point maka controller mengubah kerjanya agar process variable mendekati
pada set point.
100
90
80
70 int 15 der 20 sp
int 15 der 20 pv
60
50
40
-5 0 5 10
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan Integrative Constant (i)
sebesar 15 dan D sebesar 20 kemudian set point diubah dari 87,2 menjadi 67,2. Pada
percobaan ini menghasilkan kurva respon berupa fungsi step dimana terjadi perubahan
secara mendadak ketika set point dirubah. Respon yang terjadi adalah menghasilkan
osilasi pada grafik yang terbentuk. Process variabel yang dihasilkan mendekati pada set
point. Dari grafik tersebut didapatkan analisa yaitu offset sebesar 8,3%, overshoot 1,33,
decay rasio 1,125,risetime 0,066s, respontime 0,76 s dan memiliki periode 0,1 s. Ketika
pv mulai menjauhi set point maka controller mengubah kerjanya agar process variable
mendekati pada set point.
100
90
80
70 int 20 der 25 sp
int 20 der 25 pv
60
50
40
-5 0 5 10 15
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
A. Penentuan Karakteristik Pengendali pada Pengendali Tekanan
1. Semakin kecil prop yang digunakan maka semakin kecil pula offset yang dihasilkan,
artinya hasilnya yang lebih baik.
2. Semakin besar ti yang digunakan maka semakin kecil offset yang dihasilkan, artinya
hasilnya lebih baik
3. Semakin besar td yang digunakan maka semakin kecil offset dan semakin cepat
risetime dan respontime dibutuhkan
B. Penentuan Karakteristik Pengendali pada Pengendali pH
1) Semakin kecil prop yang digunakan maka semakin kecil pula offset yang dihasilkan,
yang artinya hasilnya yang lebih baik.
2) Ti yang digunakan 1 menimbulkan offset 2
3) Td yang digunakan 1 menimbulkan offset yang lebih besar 4