Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ETIKA HUKUM KEDOKTERAN

ANALISIS EMPAT KAIDAH DASAR MORAL (KAIDAH DASAR


ETIKA KEDOKTERAN atau BIOETIKA) TOTALITAS
INTEGRITAS DAN DOUBLE EFFECT
KASUS DALAM FILM NEW HEART (seasion 1 episode 17).

Nama Kelompok :

1. Ratri Diana Sari 13700053


2. Putu Parta Anantama 13700055
3. Ida Ayu Galih Pertiwi 13700057
4. Ida Bagus Putra Narendra 13700059
5. I Kadek Putra Dwipayana 13700061
6. Ni Putu Mande Arianti 13700063
7. Putri Yogi Suari 13700065
8. Mirna Christanti 13700067
9. Rizky Dwi Ratna 13700069
10. Bagus Bimantara Mahaputra 13700071

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat serta
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Analisis Empat
Kaidah Dasar Moral (Kaidah Dasar Etika Kedokteran atau Bioetika) dengan contoh kasus
dalam film “NEW HEART (seasion 1 episode 17)”, untuk memenuhi tugas Etika Hukum
Kedokteran. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen EHK yaitu dr. Meivy
Isnoviana. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kelp ini karena sudah
ikut membantu pengerjaan dari tugas ini. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
pengetahuan ini.Semoga karya ilmiah yang telah kami buat dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi dan kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama.
BAB. I.
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar
seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas
inilah, masyarakat semakin memperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama
mengenai hak-hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka
derita.Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.
Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang
berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan
standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap suatu
persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Kaidah bioetik harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses pengobatan
pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan dokter yang
bersangkutan. Pada makalah ini kami membahas kasus dalam drama film NEW HEART
(seasion 1 episode 17)”,.

1.2. Rumusan Masalah


 Apakah didalam film tersebut terdapat kaidah dasar bioetik benefince ?
 Apakah didalam film tersebut terdapat kaidah dasar bioetik non malefience ?
 Apakah didalam film tersebut terdapat kaidah dasar bioetik autonomy?
 Apakah didalam film tersebut terdapat kaidah dasar bioetik justice ?
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa Fakultas Kedokteran
UWKS dapat memahami dengan sungguh dan mampu menerapkan kaidah bioetik
seperti Beneficence, Non - Malficence, Autonomy dan Justice apabila sudah terjun
kedunia kerja yang sesungguhnya.
BAB. II.
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip-Prinsip Dasar Bioetik

Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran
saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat.
Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut
juga dengan etika biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori
oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat
menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan
Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan
Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga
mendirikan center for Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya
Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III
pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah
terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002,
diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada
masa datang. Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat
manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik.
Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut
spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih
penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir
disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika
kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada
4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika,
antara lain:
Sinopsis Drama Pada film ini menceritakan

1. Benefience

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang
terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu; Mengutamakan Alturisme,
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan
seorang dokter, Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan suatu keburukannya, Menjamin kehidupan baik-minimal manusia,
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan, Menerapkan golden rule principle
yaitu melakukan hal yang baik seperti orang lain inginkan., Memberikan resep obat

Kasus dalam drama film :

Diceritakan Lee Eun Sung seorang dokter yang yang akan menangani operasi seorang
bayi, namun terkendala dari persetujuan ayahnya yang entah kemana, lalu Lee Eun Sung
berusaha mencari ayah dari bayi tersebut, hingga berbuah hasil. Akhirnya ayah dari bayi
tersebut datang dan menandatangani persetujuan untuk dilakukannya operasi pada bayi
tersebut.

Pembahasan :

Dari kasus ini dapat dilihat Lee Eun Sung berusaha menolong pasien dan
mengusahakan yang terbaik bagi keselamatan pasien dengan berusaha mencari
keberadaan ayah dari bayi yang segera harus menerima persetujuan dilakukannya
operasi. Hal ini menunjukan bahwa seorang dokter hendaknya mengusahakan yang
terbaik bagi pasiennya, bersikap baik, dan menolong pasien dengan sungguh-sungguh.
Kasus ini termasuk Beneficence.
2. Nonmalefience
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus
diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri: Menolong pasien emergensi, Mengobati
pasien yang luka, Tidak membunuh pasien, Tidak memandang pasien sebagai objek,
Melindungi pasien dari serangan, Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter,
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian, Tidak melakukan White Collar Crime

Kasus dalam drama film :

Diceritakan pasien adalah seorang pemuda 21 tahun yang mengalami Sindrom


Eisenmenger, serta adanya infeksi paru-paru, walaupun sudah mencoba mengobati kedua
paru-paru, dinyatakan tidak bisa sembuh sepenuhnya. Dan akhirnya di putuskan untuk
melakukan transplantasi jantung dan paru-paru, dimana pada saat itu hal ini baru pertama
kalinya dilakukan transplantasi di Rumah sakit Kwang-Hee University, oleh Choi Kang
Gook dan beberapa dokter lainnya.

Pembahasan :

Kasus ini termasuk dalam nonmaleficence yang merujuk pada tindakan dokter dapat
menyelamatkan nyawa pasien, tindakan ini lebih banyak kebaikan dari pada keburukan.
Karena pasien dalam keadaan kritis dan perlu dilakukannya transplantasi walaupun itu
tindakan yang pertama kali dilakukan oleh Rumah sakit Kwan-Hee University.
3. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu
harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri: Menghargai
hak menentukan nasib sendiri, Berterus terang menghargai privasi, Menjaga rahasia
pasien, Melaksanakan Informed Consent.

Kasus dalam film :

Seorang bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya dan hendak dilakukan tindakan operasi
oleh tim dokter, namun dikala itu ibunya meninggal sesaat melahirkan bayi tersebut
sehingga para dokter sempat kebingungan saat meminta Informed Consent, dikala itu
Lee Eun Sung mendengar percakapan para dokter tentang kasus bayi tersebut dan dia
hendak mencari sang ayah bayi tersebut, dan setelah mendapatkan Informed Consent
barulah dapat dilakkan tindakan operasi.

Pembahasan :

Kasus ini termasuk dalam otonomi karena meskipun pasien bayi, tetap meminta
persetujuan dari wali untuk dilakukan tindakan operasi ,untuk kebaikan pasien,
melaksanakan tindakan medis dengan informed consent.
4. Justice

Keadilan ( justice ) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama
rata dan adil, untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Beragam perbedaan
tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
 Memberlakukan segala sesuatu secara universal
 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hukum pasien

Kasus dalam film :

Suatu hari ada seorang bayi yang segera membutuhkan persetujuan untuk dilakukan
operasi. Karena Ibu dai bayi tersebut sudah meninggal saat melahirkan bayi tersebut
pihak rumah sakit mencoba menghubungi ayahnya ternyatanamun ternyata tidak ada
sehingga anak ini tidak memiliki penanggung jawab. Setelah itu Lee Eun Sung berusaha
mencari sang ayah dan akhirnya berbuah manis dan bayi tersebut bias mendapat ijin
operasi, dan Lee Eun Sung tidak membedakan pasien berdasarkan usia dan tetap berlaku
professional terhadap semua pasien.

Pembahasan :

Maka dalam kasus ini diketahui termasuk dalam justice karena walaupun dalam
kondisi tidak ada orang tua atau wali bayi ini tetap mendapatkan perawatan lanjutan,
artinya dokter tersebut tidak membedakan pasien dalam tingkat Usia maupun status
sosial.
BENEFECIENCE

No Kriteria Ada Tidak ada


1 Mengutamakan altruism 
2 Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia 
3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh 
menguntungkan dokter
4 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak 
dibandingkan dengan keburukannya
5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang 
6 Menjamin kehidupan baik minimal manusia 
7 Pembatasan goal-based 
8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien 
9 Minimalisasi akibat buruk 
10 Kewajiban menolong pasien gawat darurat 
11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 
12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan 
13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 
14 Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15 Memberikan obat berkhasiat namun murah 
16 Menerapkan Golden Rule Principle 
KDB NONMALEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak ada


1 Menolong pasien emergensi 
2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
 Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/ 
beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat)
 Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan 
tersebut
 Tindakan dokter tersebut terbukti efektif 
 Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal) 

3 Mengobati pasien yang luka 


4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 
5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien 
6 Tidak memandang pasien sebagai objek 
7 Mengobati secara tidak proporsional 
8 Tidak mencegah pasien dari bahaya 
9 Menghindari misrepresentasi dari pasien 
10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian 
11 Tidak memberikan semangat hidup 
12 Tidak melindungi pasien dari serangan 
13 Tidak melakukan white collar crime dalam bidang 
kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak
pasien/keluarganya

KDB OTONOMI

No Kriteria Ada Tidak ada


1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai 
martabat pasien
2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan 
(pada kondisi elektif)
3 Berterus terang 
4 Menghargai privasi 
5 Menjaga rahasia pasien 
6 Menghargai rasionalitas pasien 
7 Melaksanakan informed consent 
8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil 
keputusan sendiri
9 Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien 
10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam 
membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada 
kasus non emergensi
12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien 
13 Menjaga hubungan (kontrak) 
KDB JUSTICE

No Kriteria Ada Tidak Ada


1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal 
2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia 
lakukan
3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi 
yang sama
4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, 
accessibility, availability, quality)
5 Menghargai hak hukum pasien 
6 Menghargai hak orang lain 
7 Menjaga kelompok yang rentan (paling dirugikan) 
8 Tidak melakukan penyalahgunaan 
9 Bijak dalam makro alokasi 
10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan 
pasien
11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kebutuhan pasien 
12 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, 
sanksi) secara adil
13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan 
kompeten
14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan 
sah/tepat
15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 
penyakit/gangguan kesehatan
16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status 
sosial, dll
TOTALITAS INTEGRITAS DAN DOUBLE EFFECT

TOTALITAS INTEGRITAS

Sinopsis

Saat rapat antara Tim dokter bedah thoraks, dibahas tentang pasien yang mengalami
Sindrom Eisenmenger, dan disertai infeksi paru-paru, hal tersebut membuat para dokter
memutuskan melakukan tindakan yang belum pernah dilakukan yaitu, melakukan tindakan
transplantasi jantung-paru.

Alasan

Pada prinsip totalitas dan integritas terdapat istilah pars pro toto yakni membenarkan
atau memperbolehkan adanya penghilangan bagian yang mengancam keseluruhan tubuh
(amputasi). Pada kasus ini jelas dikatakan bahwa, pada pasien adanya infeksi paru-paru dan
apabila tidak dilakukan tindakan dapat menyebabkan kematian.
Meskipun tindakan ini adalah tindakan yang belum pernah dilakukan namun tindakan ini
dibenarkan menurut prinsip totalitas dan integritas.

DOUBLE EFFECT

Sinoposis

Ketika Choi Kang Gook melakukan tindakan transplant di Rumah sakit Kwang-Hee
Uneversity, dimana tindakan ini adalah pertama kali yang dilakukan, sehingga kepala rumah
sakit mengundang beberapa wartawan dan reporter untuk meliput tindakan operasi ini, hal
tersebut entu saja berlawanan dengan Kaidah kedokteran Autonomy, walaupun hal tersebut
melanggar kaidah dasar Autonomy Choi Kang Gook tetap melakukan tindakan yang
professional tanpa terganggu awak media yang sedang meliput operasi tersebut, sehingga
akhirnya pasien dapat sehat kembali.

Alasan
Pada kasus diatas dapat dikategorikan dalam teori double effect karena pengambilan
tindakan dilakukan ditempat yang dalam keadaan terbuka dengan kerumunan banyak orang.
Walaupun hal tersebut melanggar kaidah dasar kedokteran yaitu Autonomy, namun tetap
dilakukan tindakan yang professional sehingga pasien dapat sembuh.

REFRENSI

http://www.nonton.com/play/serialtv/new-heart-season-1-episode-17/nAg0P6gUO0

Anda mungkin juga menyukai