a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Etiologi
Patofisiologi
Tanda dan gejala yang biasanya dijumpai pada pneumonia adalah demam
atau panas tinggi disertai batuk berdahak yang produktif, napas cepat (frekuensi
nafas >50 kali/menit), selain itu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau
atau sesak, sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang (Rikesdas, 2013)
f. Klasifikasi Pneumonia
2.Peumonia ringan
(b)Kontra Indikasi Menurut Diyah & Yulianti 2012 kontra indikasi fisioterapi
dada diantaranya yaitu fraktur atau patah tulang costae. Fisioterapi dada ini juga
tidak boleh dilakukan pada pasien dengan kegagalan jantung, status asma
tikus, renjatan, dan perdarahan masif, infeksi paru berat, dan tumor paru (Helmi,
2005).
(c) Prosedur Tindakan Fisioterapi Dada Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian
tindakan keperawatan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan postural drainage.
Adapun langkah-langkah tindakan fisioterapi dada, yaitu:
a.Mengatur posisi sesuai daerah paru yang terganggu dengan posisi drainage.
b.Memasang alas/handuk pada area yang akan di perkusi dan tempatkan pot
sputum di dekat mulut pasien.
d.Meminta klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret segera setelah perkusi
selesai.
f.Bersamaan dengan itu ratakan tangan pada area paru yang mengalami
penumpukan sekret.
h.Dan lakukan vibrasi dengan cara getaran kuat secara serial yang dihasilkan
oleh tangan yang diletakan datar pada dinding dada klien.
i.Lakukan tindakan ini 3-4 kali pada area yang terkena.
(2)Postural Drainage
(c)Kontra Indikasi Adapun kontra indikasi postural drainage yaitu; patah tulang
rusuk, emfisema subkutan daerah leher dan dada, emboli paru, pneumotoraks
tension (Putri & Soemarno, 2013).
a.Duduk tegak di tempat tidur atau kursi; lakukan terapi pada dada kanan dan
kiri
d. Telungkup, miring kanan atau kiri; lakukan terapi pada punggung kanan atau
kiri
e. Telungkup, miring ke kiri pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada
kanan
g. Berbaring pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada kanan dan kiri