Disusun oleh :
Kelompok 7
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang pendidikan etika.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Yogyakarta, Oktober
2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................... 2
C. MAKSUD DAN TUJUAN.................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA......................................................... 3
B. TEORI DAN PRAKTIK..................................................... 3
C. ETIKA DI KELAS DAN DI SEKOLAH............................. 4
A. KESIMPULAN.................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah suatu lembaga yang diberi tugas yang tegas, yakni
menyiapkan anak-anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Jadi segala macam
pekerjaan di sekolah itu sangat bergantung kepada tuntutan-tuntutan yang
diajukan masyarakat.
1
Dapatkah kita yakin bahwa tuntutan itu hanya mengenai kesusilaan
semata-mata? Tak ada orang yang berani mengatakan bahwa masyarakat itu
dimanapun didunia ini berdasarkan prinsip-prinsip kesusilaan. Jadi ada
kemungkinan bahwa pengajaran yang banyak dan pendidikan yang sedikit kita
berikan kepada anak-anak kita disekolah itu akan memperlihatkan corak yang
tak-susila, bagaimanapun anehnya tak masuk akalnya hal itu tampaknya silihat
sepintas lalu. (Pendidikan Budi Pekerti, Seri paedagogik No.7, 1957)
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari pendidikan etika ?
2. Bagaimana dengan teori dan praktiknya ?
3. Apa sajakah contoh dari etika dalam dunia pendidikan ?
C. Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mendeskripsikan pengertian dari pendidikan etika.
2. Dapat mengetahui tentang keselarasan anatara teori dan praktik.
3. Dapat menerapkan etika dalam dunia pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian etika
Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai yang benar
dan salah yang dianut masyarakat.” Jika diteliti dengan baik, etika tidak hanya
sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan buruk ataupun bukan hanya sekadar
sebuah nilai, tetapi lebih dari itu bahwa etika adalah sebuah kebiasaan yang baik
dan sebuah kesepakatan yang diambil berdasarkan suatu yang baik dan benar.
Dari asal usul kata, “Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang
berarti adat istiadat/kebiasaan yang baik. Perkembangan etikastudi tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada
umumnya.”
3
Ketiga hubungan ini mempunyai arti praktis yang langsung bagi
pendidikan kesusilaa. Oleh karena itu haruslah meninjau baik dari sudut
negatifnya maupun sudut positifnya (Pendidikan Budi Pekerti, Seri paedagogik
No.7, 1957 “Teori dan Praktik”)
1. Hormati dan bersikap sopan terhadap guru. Hal ini adalah salah satu
etika yang tetap sakral selama berabad-abad. Guru adalah sebagai orangtua.
Siswa yang paling bijaksana akan tetap baik dan mengikuti perintah guru.
2. Harus berani membela teman yang kesusahan, kesulitan dan tertindas
teman lainnya. Harus berani bertindak dan bersikap terhadap perlakuan dan
akibat tindakan yang diderita oleh seorang teman. Bila terdapat seorang teman
yang tidak masuk segera tanyakan kabarnya, beritahu informasi pelajaran di
kelas.
3. Harus peduli dengan perasaan, kesulitan dan segala hal yang tidak benar
di dalam kelas. Bila ada teman yang kesulitan tanpa diminta harus segera
menolong. Bila ada teman yang berbuat tidak baik dan mengancam teman
sekelas harus berani menegur dengan sopan dan baik. Bila tidak bisa diingatkan
dengan baik sebaiknya diberitahukan pada ketua kelas atau wali kelas.
4. Berpakaian yang rapi, bersih dan tidak berbau. Jangan memakai
perhiasan yang berlebihan, rambut sebaiknya rapi dan bersih. Selalu memakai
kaos kaki karena akan menjaga aroma bau kaki. Berganti kaos kaki dan baju
setiap hari agar terhindar dari bau tidak sedap kepada teman di sekitar.
4
5. Didalam kelas sebaiknya bersikap duduk yang sopan duduk tegak, dan
tidak merebahkan kepala di meja, jangan mengangkat kaki di atas kursi atau
meja meskipun dalam keadaan istirahat.
6. Jangan berbicara yang tidak perlu bila guru sedang menerangkan
pelajaran, bila sedang tidak berkonsentrasi buatlah corat coret di kertas tentang
pelajaran. bila itu juga tidak bisa berkonsentrasi buatlah gambar dari pelajaran
yang sedang kamu hadapi.
7. Etika berkomunikasi dengan guru dan teman di sekolah. Berbicara yang jelas
dan dapat dimengerti dengan baik dalam hal volume suara atau kejelasan kata yang
terucap, jangan terburu buru dalam berkomunikasi
a) Tanggung jawab
5
b) Sportif
Sikap sportif juga merupakan salah satu pilar penyangga karakter
adil. biasakanlahanak untuk mengakui keunggulan dan kelebihan orang
lain, jika orang itu memang memiliki keunggulan. Sebaliknya, ia juga
harus didorong untuk percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki
jika ia memang memiliki kemampuan yang dapat diunggulkan. Sikap
sportif inilah yang sedang hilang dari bangsa Indonesia. Di bidang
apapun, baik olahraga, politik, sosial, maupun bidang yang lain, selalu
ada konflik di mana pihak yang kalah tidak mau menerima
kekalahannya. Sementara itu pihak yang menang ternyata banyak
melakukan upaya kecurangan dalam meraih kemenangan.
c) Sikap hormat
Rasa hormat merupakan perwujudan dari pengakuan atas
keberadaan orang lain tanpa memedulikan predikat yang melekat pada
diri orang tersebut. Seorang anak harus memiliki rasa hormat kepada
orang tuanya. Seorang murid harus memiliki rasa hormat kepada
gurunya. Meski begitu, seorang guru juga harus menghormati
muridnya. Demekian juga orang tua terhadap anaknya. Penghormatan
kepada yang lebih muda akan dirasakan sebagai kasih saying dari orang
yang lebih tua.
d) Integritas
Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi umat yang memiliki
integritas. Ini tercermin dalam doa yang setiap hari dilantunkan oleh
kaum musimin dalam salatnya, yaitu kalimat ihdinas shiraatal
mustaqim, ‘tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus’. Jalan yang
lurus atau istiqomah yang dimaksud adalah tetap konsisten dalam
memegang teguh kebenaran dan beramal berdasarkan kebenaran itu.
Maksudnya, umat Islam disuruh untuk menjadi penengah antara dua
umat yang ekstrem, yaitu Yahudi dan umat Nasrani.
(Pendidikan Karakter “Membangun Karakter Anak Sejak Dari
Rumah”. Penulis Abdullah Munir. Sleman. 2010)
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
Daftar Pustaka