PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena
sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya
persediaan mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena
persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam
sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.
Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam gudang penyimpanannya. Selain itu
dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perusahaan tidak dicegah. Mengingat
besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan berusaha
merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen
lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen
serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang
diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan
perpetual dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses.
Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem
perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.
4. Memroses Barang
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah
ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian
produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk
memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian
kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer,
yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan
dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi
barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas relative
produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk
menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan
sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua
sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh
setiap pekerjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya
proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit
untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, spreadsheet, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses
ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
3
5. Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimpanan menunggu
dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi
disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas.
Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva lainnya,
seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk memenuhi kriteria
pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman aktual
merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem
akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang
disetujui secara layak.
Serupa dengan pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan
pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan
keakuratan transfer biaya antarakun persediaan pada neraca.
7. File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam proses.
File induk persediaan perpetual umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan
yang diakuisisi, dijual, dan ada ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang
dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya per unit.
4
Gambar diatas menikhtisarkan fungsi bisnis dan arus fisik persediaan sejak pembelian
bahan baku hingga pengiriman barang jadi. Ikhtisar itu juga mencakup dokumen dan catatan
paling umum yang digunakan untuk mendukung fungsi bisnis dan arus fisik.
Tujuan dalam audit siklus persediaan dan pergudangan adalah menyediakan kepastian
bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi, persediaan
barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktivitas
yang berbeda dalam siklus :
1. Akuisisi dan Pencatatan Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Overhead
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian pesanan,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor mendapatkan pemahaman
mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan kemudian melakukan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut harus
berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung
merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan
verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam siklus penggajian dan personalia.
5
2. Transfer secara Internal atas Asset dan Biaya
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke empat dan ke lima, yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi. Klien memperhitungkan aktivitasnya dalam
pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit
siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan serta Biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Proses ini merupakan
bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan
pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus
ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat dalam file
induk persediaan perpetual.
4. Pengamatan Fisik atas Persediaan
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan
apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar
oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan utuk
melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan.
5. Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah klien
mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun
sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut
pengujian harga. Sebagai tambahan, auditor harus melakukan pengujian kompilasi
persediaan, yaitu suatu pengujian utuk melakukan verifikasi apakah perhitungan fisik
dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk
menghitung saldo buku besar.
Gambar berikut mengikhtisarkan lima bagian audit siklus persediaan dan pergudangan.
6
Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja langsung,
daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan
personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan dan biaya terkait
dengan siklus penjualan dan penagihan. Auditor perlu mempertimbangkan hasil pengujian
tersebut dalam siklus lainnnya untuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang
diperlukan dalam audit persediaan.
Untuk melindungi aset, banyak perusahaan secara fisik memisahkan dan membatasi
akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapat menggunakan dokumen bernomor urut
untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan aset. Salinan
atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang
menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas pengawasannya. Contoh
dokumen yang efektif untk jenis ini adalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk
dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
7
File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang tidak bertanggung jawab atau
memiliki akses ke aset merupakan pengendalian akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat
karena :
File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di tangan, yang digunakan
untuk memulai produksi dan akuisis bahan atau barang tambahan.
File tersebut menyediakan catatan penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi,
yang dapat direview untuk melihat item-item yang using atau bergerak lambat.
File tersebut menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan
selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing atau daftar
perpetual.
Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan catatan produksi dan
akuntansi guna menyajikan biaya yang akurat bagi semua produk juga merupakan hal yang
penting untuk membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi, mengendalikan
biaya, serta menghitung biaya persediaan.
8
yang diberi label dengan kode batang terstandardisasi yang dapat dipindai oleh
pembaca kode batang laser dan teknologi lainnya akan mempermudah klien menelusuri
pergerakan barang melalui produksi.
Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal klien untuk mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan pengujian yang
relevan. Setelah memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan mudah
melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian substantive atas transaksi dengan
memeriksa dokumen serta catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan
bagi transfer barang dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.
9
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan
pergudangan seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis yang
memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya.
Tabel berikut menunjukkan beberapa prosedur analitis yang umum dan kemungkinan
salah saji yang dapat ditunjukkan saat terjadi fluktuasi.
10
Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya
Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independent mereka sendiri
Keputusan Audit
Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien
melakukan perhitungan fisik interim, dimana auditor hanya akan setuju apabila
pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan pada
saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan perpetual
dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan perpetual sudah akurat dan
pengendalian terkait beroperasi secara efektif, mungkin klien tidak perlu menghitung
semua persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, jika tidak terdapat catatan perpetual
dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung persediaan fisik secara
menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi.
Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor
berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan diuji.
Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam
istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang dihitung.
Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati untuk:
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif
dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
11
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item yang
material.
Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai denga instruksi klien. Untuk melakukan hal ini secara
efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan. Jika karyawan klien tidak
mengikuti instruksi persediaan, auditor harus menghubungi penyelia untuk memecahkan
masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Tabel berikut menyajikan daftar prosedur
audit pengujian atas rincian saldo yang umum untuk observasi persediaan fisik.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk
Observasi Persediaan Fisik
12
tidak ada yang hilang atau Pengujian ini harus
dihilangkan secara sengaja. dilakukan pada penyelesaian
Mencatat nomor tag yang perhitungan fisik.
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya. Pengujian ini harus
dilakukan pada penyelesaian
perhitungan fisik.
Persediaan dihitung secara Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
akurat (keakuratan) perhitungan klien untuk dalam file audit pada lembar
memastikan perhitungan perhitungan persediaan
yang dicatat pada tag sudah dilakukan karena dua alasan
akurat ( juga mengecek : untuk memperoleh
deskripsi dan unti dokumentasi bahwa
perhitungan, seperti lusin atau pemeriksaan fisik yang
gross). memadai telah dilakukan,
Membandingkan perhitungan dan untuk menguji
fisik dengan file induk kemungkinan bahwa klien
persediaan perpetual. mengubah perhitungan yang
Mencatat perhitungan klien tercatat setelah auditor
untuk pengujian selanjutnya. meninggalkan premis.
Persediaan diklasifikasikan 1. Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
dengan benar pada tag persediaan pada tag dan dilakukan sebagai bagian
(klasifikasi) membandingkannya dari prosedur pertama dalam
dengan persediaan actual tujuan keakuratan.
bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Informasi diperoleh untuk 1. Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi pisah
memastikan pembelian dan untuk tindak lanjut batas yang tepat untuk
13
penjualan persediaan dicatat berikutnya atas nomor penjualan dan akuisisi
pada periode yang benar dokumen pengiriman merupakan bagian yang
(pisah batas) terakhir yang digunakan penting dari observasi
pada akhir tahun. persediaan.
2. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dikecualikan dari
perhitungan fisik.
3. Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor
laporan pengiriman
terakhir yang digunakan
pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dilibatkan dalam
perhitungan fisik.
6. Mereview area penerimaan
untuk persediaan yang
harus dilibatkan dalam
perhitungan fisik.
Persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang
tidak dapat digunakan usang dengan menanyakan
dikecualikan atau dicatat karyawan pabrik dan
(nilai realisasi) manajemen serta
mewaspadai item yang
rusak, berkarat atau
14
ditutupi debu, atau
berlokasi di tempat yang
tidak layak.
Klien memiliki hak atas 1. Menanyakan tentang
persediaan yang dicatat pada konsinyasi atau persediaan
tag (hak) pelanggan yang
dicantumkan dalam premis
klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang
dipisahkan atau diberi
tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.
15
Untuk mencegah mencantumkan atau menyatakan terlalu tinggi nilai persediaan
yang usang, klien harus mereview secara formal dan melaporkan item persediaan
yang usang, bergerak lambat, rusak, dan dinyatakan terlalu tinggi.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi harga
pada jumlah yang sama seperti catatan perunit, dikalikan dan ditotalkan dengan
benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun persediaan
di buku besar umum pada jumlah yang tepat.
Pengendalian internal yang paling penting adalah verifikasi internal oleh orang yang
independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang
memadai yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan fisik.
Tabel berikut menyajikan daftar tujuan audit dan pengujian terkait untuk penetapan harga serta
kompilasi persediaan.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk
Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
16
Tujuan Audit Terkait Prosedur Penetapan Harga dan Komentar
Saldo Kompilasi Persediaan
Persediaan dalam 1. Melaksanakan pengujian Kecuali
skedul listing kompilasi pengendaliannya
persediaan sama dengan 2. Memfooting skedul listing lemah, pengujian
perhitungan persediaan persediaan untuk bahan baku, footing dan perkalian
fisik, perkaliannya barang dalam proses, dan barang harus dibatasi (yang
sudah benar dan jadi. seringkali dilakukan
totalnya ditambahkan 3. Menelusuri total ke buku besar dengan menggunakan
dengan benar serta sama umum. perangkat lunak audit)
dengan buku besar 4. Mengalikan kuantitas dengan
umum (Detail Tie-In) harga item terpilih.
Item persediaan yang 1. Menelusuri persediaan yang Kelima tujuan
dicatat pada skedul tercantum dalam skedul ke tag berikutnya
listing persediaan persediaan dan perhitungan yang dipengaruhi oleh hasil
memang ada dicatat auditor untuk eksistensi observasi persediaan
(eksistensi) dan deskripsi. fisik. Nomor tag dan
2. Memperhitungkan nomor tag yang perhitungan yang
tidak digunakan dalam diverifikasi sebagai
dokumentasi auditor untuk bagian dari observasi
memastikan tidak ada tag yang persediaan fisik
ditambahkan. ditelusuri ke skedul
listing persediaan
sebagai bagian dari
pengujian tersebut.
Item persediaan yang 1. Menelusuri dari tag persediaan ke
ada telah dicantumkan skedul listing persediaan dan
dalam skedul listing memastikan persediaan pada tag
persediaan telah dicantumkan.
(kelengkapan) 2. Memperhitungkan nomor tag
untuk memastikan tidak ada yang
dihapus.
17
Item persediaan dalam 1. Menelusuri persediaan yang ada
skedul listing dalam skedul ke tag persediaan
persediaan sudah akurat dan perhitungan yang dicatat
(keakuratan) auditor berkenaan dengan
kuantitas dan deskripsi.
2. Melakukan pengujian harga
persediaan.
Item persediaan dalam Memverifikasi klasifikasi ke dalam
skedul listing bahan baku, barang dalam proses,
persediaan dan barang jadi dengan
diklasifikasikan dengan membandingkan deskripsi pada tag
benar (klasifikasi) persediaan dan perhitungan
pengujian yang dicatat auditor
dengan skedul listing persediaan.
Item persediaan dalam Melaksanakan pengujian mana yang
listing persediaan terendah antara harga pokok dan
dinyatakan pada nilai harga pasar, harga jual dan
realisasi (nilai realisasi) keusangan.
Klien memiliki hak atas 1. Menelusuri tag persediaan yang
item persediaan dalam diidentifikasi sebagai tidak
skedul listing dimiliki selama observasi fisik ke
persediaan (hak) skedul listing persediaan untuk
memastikan item tsb tidak
dicantumkan.
2. Mereview kontrok dengan vendor
dan pelanggan serta mengajukan
pertanyaan kepada manajemen
tentang kemungkinan
pencantuman persediaan yang
dikonsinyasi atau tidak dimiliki
lainnya, atau penghilangan
persediaan yang dimiliki.
18
3. Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (pengujian penetapan harga), auditor
menghadapi tiga permasalahan, yaitu:
a. Pertama, metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
secara umum.
b. Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun.
c. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar (nilai penggantian atau realisasi
bersih) harus dipertimbangkan.
Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Jenis utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku
cadang yang dibeli, dan perlengkapan.
Langkah pertama dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus
menentukan apakah klien menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang, atau
beberapa metode penilaian lainnya.
Auditor juga harus menentukan biaya mana yang dilibatkan dalam penilaian item
persediaan, contoh ongkos angkut, penyimpanan, diskon, dan biaya lainnya.
Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang akan diverifikasi untuk tujuan
penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktur vendor yang sesuai dan
memeriksa faktur yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh kuantitas item
persediaan yang diuji.
Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufakatur.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan
untuk membuat unit output.
Biaya per unit dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur vendor atau file induk
persediaan perpetual, memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa barang jadi, atau
menemukan metode yang serupa guna menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk
membuat suatu produk.
Ketika menguji tenaga kerja langsung, auditor harus memverifikasi biaya per jam
tenaga kerja langsung, dan jumlah jam yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
19
Overhead Manufaktur tergantung pada pendekatan yang digunakan klien untuk
mengalokasikan overhead manufaktur. Auditor harus mengevaluasi metode yang
sedang digunakan menyangkut konsistensi dan kelayakan serta menghitung ulang biaya
untuk menentukan apakah overhead sudah benar.
Jika klien memiliki catatan biaya standar, metode yang efisien untuk menentukan
penilaian adalah mereview dan menganalisis varians. Varians bahan, tenaga kerja, dan
overhead manufakatur yang kecil merupakan bukti keandalan catatan biaya tsb.
Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya historis.
Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya penggantian
dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada
pembelian yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.
Auditor harus mempertimbangkan nilai penjualan item persediaan dan dampak yang
mungkin dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi bersih.
INTEGRASI PENGUJIAN
Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi
dan pembayara, auditor memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang
diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja.
Biaya akuisisi tsb mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi
bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
20
Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya bahan baku ke barang dalam proses,
transfer biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file induk persediaan perpetual,
dan catatan biaya per unit.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Audit persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari aset yang bias
mempengeruhi neraca dan laporan rugi laba yang perlu di jaga keberadaannya baik dengan
membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem pencatatan dan penilaian
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Adapun
tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa:
Persediaan secara fisik benar-benar ada
Prosedur pisah batas (cutoff) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
diterapkan secara konsisten
Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasikan
dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat.
Untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan yang rutin dengan prosedur yang sudah
ditetapkan. Adapun pemeriksaan atas persediaan yang dapat diterapkan yaitu pemeriksaan di
tengah-tengah tahun dan pemeriksaan akhir tahun, hal ini tujuannya untuk menjamin sistem
pengendalian intern atas persediaan barang diterapkan sebagaimana seharusnya. Selain itu juga
perlu adanya pengamatan atas perhitungan barang yang dilakukan oleh pelanggan dengan
berbagai persiapan dan prosedur yang ada.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan
persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Prosedur audit
pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk pengamatan persediaan secara fisik.
Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua bagian dimana
persediaan digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi
kartu yang memadai.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Arvin A, Randal J. Elder and Mark S. Beasley. 2014. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi. Jilid 2 : Edisi Kelimabelas. Jakarta : Erlangga.
23