Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa dan
lingkungansosial yang mungkin orang hidup berkecukupan secara sosial
dan ekonomi.Menurut Keliat (dalam Prabowo,2014). Kesehatan jiwa
adalah kondisi mental makmur yang hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian dari tingkatan hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia dengan mengetahui semua keahlian yang dimilikinya,
mampu menghadapi stres kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan
produktif dan mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, serta bertindak di
dalam lingkungan sosial, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
dan merasakan tentram bersama dengan teman lainnya (Yosep 2016 &
Purba, 2015).
Gangguan jiwa merupakan salah satu penyakit yang mempunyai
kecenderungan untuk menjadi kronis dan sering disertai dengan adanya
penurunan fungsi (disability) dibidang pekerjaan, hubungan sosial dan
kemampuan merawat diri sehingga cenderung menggantungkan berbagai
aspek kehidupannya pada lingkungan sekitar (Keliat,2010). Kejadian
skizofrenia menurut hasil penelitian Keliat, 2011. Menunjukan 25% pasien
skizorenia dapat sembuh, 25% dapat mandiri, 25% membutuhkan bantuan,
dan 25% kondisi berat. World Health Organization (WHO) menyebutkan
tahun 2013 penderita skizofrenia 7 per seribu di dunia dari populasi orang
dewasa, khususnya pada sekelompok usia 15-44 tahun (Davision, 2014).
Menurut Kemenkes RI (2016), di dunia terdapat 35 juta orang yang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia. Data Riskesdas 2013
menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

1
2

penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang


nyata Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015). Sedangkan Menurut WHO,
kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya.
Menurut Videbeck dalam Yosep (2011) tanda pasien mengalami
halusinasi yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien
marah-marah sendiri, meutup telinga karena pasien menganggap ada yang
berbicara dengannya. Halusinasi terjadi karena adanya reaksi emosi
berlebihan atau kurang, dan perilaku aneh. Bahaya secara umum yang
dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi adalah gangguan psikotik berat
dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya, disorientasi waktu, dan ruang.
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan. Klien dapat mengalami kehilangan kontrol dirinya
sehingga bisa membahayakan dirinya sendiri, orang lain, dan
lingkungannya. Hal ini dapat terjadi apabila halusinasi sudah sampai fase
iv dimana klien mengalami panic dan perilakunya dikendalikan oleh isi
halusinasinya.
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok memilih halusinasi
sebagai kasus kelolaan seminar akhir jiwa II di RSJD Provinsi Jambi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa halusinasi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa
halusinasi
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengertian halusinasi

2
3

b) Mengetahui penyebab halusinasi


c) Mengetahui jenis-jenis halusinasi
d) Mengetahui tanda dan gejala halusinasi
e) Mengetahui penatalaksanaan halusinasi
f) Mengetahui asuhan keperawatan halusinasi

D. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi
ataupun acuan dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan halusinasi
2. Untuk Program Studi
Makalah ini dapat dijadikan referensi pembelajaran tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi.
3. Untuk Tempat Klinikal
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai