Anda di halaman 1dari 28

Kegiatan Belajar 1

Integrasi Nasional

1.4.1 Pengertian Integrasi Nasional


Memasuki era global, permasalahan utama yang harus dihadapi dan diatasi
bangsa Indonesia adalah menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup serta
persatuan dan kesatuan bangsa di dalam bingkai empat pilar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal
Ika dan UUD 1945.
Pembinaan integrasi nasional menjadi tema penting yang perlu dibahas untuk
melihat kembali kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat serta menemukan
kembali kebudayaan dan identitas nasional dalam membina dan menciptakan
persatuan dan kesatuan bangsa yang utuh dan bulat. Bangsa Indonesia yang terbentuk
dari kemajemukan latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan dengan
menempati wilayah kepulauan, pada dasarnya adalah realitas hidup di dalam
masyarakat. Di satu sisi hal tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya, namun di sisi lain, menjadi sumber ancaman bagi persatuan dan kesatuan
bangsa terutama jika ada pihak-pihak yang memanfaatkannya secara tidak
bertanggung jawab.
Secara etimologi integrasi nasional terdiri dari dua suku kata yaitu integrasi
dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin yaitu integrate yang artinya
memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kata bendanya Integrasi
berarti utuh. Sedangkan kata Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu nation yang
artinya bangsa. Sedangkan istilah "Nasional" mengandung pengertian: (1)
kebangsaan; (2) bersifat bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita
nasional, tarian nasional, perusahaan nasional" (KBBI, 1989). Integritas nasional
terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa, tradisi,
kepercayaan atau agama, sosial budaya dan sistem ekonomi sehingga terwujud satu
kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri suatu
bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Integrasi nasional mempunyai
arti sebagai berikut: 1) secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk
suatu identitas nasional, 2) secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di
antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Berikut ini dijabarkan beberapa pengertian integrasi nasional dari beberapa
ahli diantaranya:
- Integrasi nasional adalah pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan
berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah (Arfani,
2001)
- Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya
dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional (Surbakti, 2010)
- Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara . Ini
berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan
berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah
satu. Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat
dan makmur (Kurana, 2010).
Berdasar uraian di atas, Anda dapat memahami bahwa secara terminologi,
istilah integrasi nasional memiliki keragaman pengertian, sesuai dengan sudut
pandang para ahli. Namun demikian kita dapat menemukan titik kesamaaannya
bahwa integrasi dapat berarti penyatuan, pembauran, keterpaduan, sebagai kebulatan
dari unsur atau aspek-aspeknya. Integritas nasional identik dengan integritas bangsa
yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek
sosial-budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau
bangsa.
Integritas nasional sebagai upaya atau proses pembauran berbagai aspek yang
menjadi ciri dan atribut bangsa harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai satu bangsa.
Keselarasan disini menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman dan damai
sehingga akan timbul ketentraman lahir dan batin. Keselarasan akan terwujud bila
setiap orang melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab.
Benturan-benturan tidak perlu terjadi, segalanya berlangsung secara wajar dalam
perkembangan lingkungan dan masyarakatnya.
Selanjutnya, keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya
unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama. Bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai suku, adat-istiadat, agama, bahasa (daerah) dan sebagainya. Keragaman itu
diakui, dihormati, dengan penuh toleransi. Kesemuanya terikat menjadi satu kesatuan
dan kekuatan bangsa dalam wadah negara kebangsaan Indonesia. Yang terakhir
adalah keseimbangan yang menggambarkan bahwa masing-masing unsur yang
terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama diperlakukan dengan
sewajarnya. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai dengan kodrat, harkat,
martabat, tugas, hak, wewenang dan kewajibannya. Dengan adanya keseimbangan
akan tercipta suasana keadilan.
Pemahanan integralistik yang dianut oleh bangsa Indonesia bersumber dari
pemikiran Mr. Soepomo yang disampaikan di depan sidang BPUPKI pada tahun
1945. Paham integralistik ini merupakan salah satu aliran dalam teori tentang negara.
Menurut aliran pikiran integralistik ini, negara dibentuk tidak untuk menjamin
kepentingan seseorang atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai persatuan.
Dalam suasana persatuan antara rakyat dan pimpinannya, antara golongan-
golongan rakyat satu sama lain, segala golongan diliputi oleh "semangat gotong
royong, dan semangat kekeluargaan". Menurut aliran pikiran tentang negara
integralistik yang dianggap sesuai dengan semangat Indonesia asli itu, negara tidak
mempersatukan dirinya dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga tidak
mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat (golongan politik atau
ekonomi yang paling kuat), akan tetapi mengatasi segala golongan dan segala
seseorang, mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat seluruhnya.
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni
aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut integrasi
politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi
antardaerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial
budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan. Berdasar pendapat ini,
integrasi nasional meliputi : 1) Integrasi politik, 2) Integrasi ekonomi , dan 3)
integrasi sosial budaya.
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horisontal.
Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit
politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani
celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif.
Dimensi horisontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial,
antardaerah, antarsuku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antardaerah dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan
wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan
(pencabutan) hambatan-hambatan antardaerah yang memungkinkan ketidaklancaran
hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan
bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
Integrasi sosial budaya merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan
lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-
kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama dan ras.
1.4.2 Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional
Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka.
Menurutnya, ada tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di
Indonesia, yakni 1) model integrasi imperium Mojopahit, 2) model integrasi kolonial,
dan 3) model integrasi nasional Indonesia.
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan
konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura
yang diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris kedua adalah
wilayah di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan.
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah
Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang
terentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun
integrasi wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial
yang terdiri dari ambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak
memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki
dukungan massa yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan
segenap keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan
kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial.
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia
sejak bernegara merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial,
namun integrasi model ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model kedua
lebih dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan
kolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Integrasi
model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa
Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru
atau kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan
tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang
mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial
Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat
keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok
perempuan.
Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa
jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka
dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Mereka berasal dari berbagai daerah dan
suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan penderitaan sehingga bersatu
menggalang kekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad
Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku Mohammad Hasan
dari Aceh.
Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Masa Perintis Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan
melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan
munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi
Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2) Masa Penegas Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat
kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam tersebut menyatakan diri sebagai satu bangsa
yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia.
3) Masa Percobaan Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba
meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang
tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan
Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia merdeka tersebut
tidak berhasil.
4) Masa Pendobrak Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia
telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan.
Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat
dengan bangsa lain. Nasionalisme telah mendasari bagi pembentukan negara
kebangsaan Indonesia modern.
Dari sisi politik, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
pernyatan bangsa Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah
merdeka, bebas dari belenggu penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia.
Dari sisi sosial budaya, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
“revolusi integratifnya” bangsa Indonesia, dari bangsa yang terpisah dengan beragam
identitas menuju bangsa yang satu yakni bangsa Indonesia.

1.4.3 Makna Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda dalam perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia
a. Makna kebangkitan nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia
1. Mewujudkan Persatuan Indonesia

Berdasarkan istilah, persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh
atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu.Kesatuan merupakan hasil perkumpulan
tersebut yang telah menjadi satu dan utuh dengan demikian, kesatuan erat hubungannya
dengan keutuhan. Persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Pada masa
perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian ”Persatuan Indonesia” adalah sebagai
faktor kunci, yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan
Indonesia. Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi. ”Dan
perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan
selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.Tahap-tahap
pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut.
a) Perasaan Senasib
Perasaan senasib sebagai bangsa akan meningkatkan rasa persatuan dalam seluruh rakyat
Indonesia. Perasaan senasib dapat muncul karena faktor keterikatan terhadap tempat
kelahiran atau menghadapi suatu masalah tertentu. Dalam kurun sejarah, bangsa
Indonesia pernah menjadi bangsa terjajah. Kondisi ini mendorong perasaan senasib bagi
bangsa Indonesia.
b) Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional adalah sesi pergerakan perjuangan bangsa Indonesia yang mulai
menyadari kondisi dan potensi sebagai suatu bangsa. Kebangkitan nasional Indonesia
dipelopori dengan kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908. Ciri dari kebangkitan nasional
adalah perjuangan bangsa Indonesia lebih diwarnai perjuangan untuk kepentingan
nasional bukan hanya kepentingan daerah.
c) Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan penegas bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan sebuah
negara yang memiliki identitas dan dicintai rakyatnya.
d) Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan
rakyat Indonesia.
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan konsensus/kesepakatan bangsa Indonesia bahwa pengaturan
kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi oleh Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Disepakati mengenai bentuk negara, yaitu negara kesatuan
Republik Indonesia dan masyarakatnya berada dalam satu bangsa yang terdiri atas
berbagai suku/ras/etnis, budaya, agama dan norma-norma kehidupan yang mencerminkan
Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan konsensus
nasional menjadi panduan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dalam perjalanan sejarah sampai saat ini. Berbagai peristiwa pengkhianatan berupa
pemberontakan, gerakan separatis yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat untuk
mengubah atau mengganti Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat
di atasi, khususnya oleh para pemuda. Para pemuda dengan semangat tanpa pamrih
memperjuangkan kebangkitan dan kejayaan Indonesia sampai saat ini. Di sisi yang lain, kita
juga dapat menyaksikan mulai lemahnya semangat pemuda dalam melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945. Kemunduran jiwa dan semangat kebangsaan pada diri pemuda menurut
laporan dari Kemenpora RI, ada 10 (sepuluh) masalah pada generasi muda/pemuda:
a. masih maraknya tingkat kekerasan di kalangan pemuda,
b. adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran yang makin membudaya,
c. berkembangnya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin,
d. sikap rasa curiga dan kebencian satu sama lain,
e. penggunaan bahasa Indonesia makin memburuk,
f.berkembangnya perilaku menyimpang di kalangan pemuda (narkoba, pornografi, pornoaksi,
dan lain-lain),
g. kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing,
h. melemahnya idealisme, patriotisme, serta mengendapnya semangat kebangsaan,
i. meningkatnya sikap pragmatisme dan hedonisme,
j. makin kabur pedoman yang berlaku dan sikap acuh tak acuh terhadap pedoman ajaran
agama.
Lemahnya semangat juang dan munculnya berbagai masalah karakter tersebut pada dasarnya
melemahkan tercapainya cita-cita nasional. Contoh: perilaku menyimpang di kalangan
pemuda jelas merusak masa depan pemuda itu sendiri. Pemerintah mencanangkan Indonesia
Emas 2045. Anak-anak yang pada saat ini berusia 13–14 tahun pada tahun 2045 berusia 41
atau 42 tahun. Maka, generasimuda yang akan menentukan keberhasilan Indonesia Emas
tersebut. Tentunya, keberhasilan tersebut tidak didapat tiba-tiba melainkan melalui kerja
keras dan cerdas yang dilakukan mulai sekarang ini.

2. Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia


Alasan utama kita bangga menjadi bangsa Indonesia adalah karena kita lahir dan besar di
negeri Indonesia. Oleh karenanya, kita harus mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Modal utama untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
persatuan dan kesatuan di antara bangsa Indonesia. Persatuan sebagai bangsa tidak akan kuat
apabila kita tidak memiliki kebanggan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia terwujud dalam bentuk merasa besar hati
atau merasa bahagia atau merasa gagah menjadi bangsa Indonesia. Sudah sewajarnya kita
bangga bertanah air Indonesia. Indonesia negeri zamrud di khatulistiwa, seperti digambarkan
dalam lagu ”Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail Marzuki. Ada pula lagu pop yang
menggambarkan indahnya Indonesia seperti dinyanyikan Koes Plus yang
berudul ”Nusantara” dan ”Kolam Susu”.Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya adalah:
1) Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu menempati urutan keempat di
dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat.
2) Semangat Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda mendorong bangsa Indonesia
menjadi salah satu negara pertama yang lepas dari penjajahan.

3) Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial budaya, seperti adat
istiadat, bahasa, agama, kesenian.
4) Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menyatukan bangsa Indonesia sehingga sekalipun
terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya kita tetap satu pandangan.
5) Memiliki tata krama atau keramahan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain sehingga sangat
menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk datang ke Indonesia.
6) Letak wilayahnya yang amat strategis, yaitu di antara dua benua (Asia dan Australia) dan
diantara dua samudera (Hindia dan Pasifik) menyebabkan Indonesia berada pada posisi silang
dunia sehingga Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah disinggahi oleh
bangsa-bangsa lain.
7) Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi. Keanekaragaman flora dan faunanya
membuat bangsa Indonesia juga sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain.
8) Wilayah darat dan laut Indonesia sangat luas. Hal ini menjadi modal bagi kesejahteraan
bangsa Indonesia.
9) Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam dengan matahari yang bersinar
sepanjang tahun.

Indah, luas, sumber daya manusia, dan sumber daya alam menjadi faktor pembentuk
keunggulan bangsa Indonesia. Apabila kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, kita
akan selalu berupaya menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara, dimanapun kita
berada. Kita juga akan selalu meningkatkan citra Indonesia melalui perbuatan-perbuatan
nyata di masyarakat. Selain hal-hal di atas, Indonesia memiliki keunggulan yang seharusnya
menjadi kebanggaan juga, yaitu Indonesia beberapa kali dipercaya oleh bangsa-bangsa lain
untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang bersifat internasional. Kita juga
mempunyai pabrik pesawat terbang yang bernama PT. Dirgantara Indonesia yang telah
menghasilkan pesawat-pesawat yang bisa dibanggakan karena kualitasnya diakui dunia. PT
Pindad merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi dan
mengekspor berbagai produknya ke seluruh dunia. Dalam dunia olah raga, bangsa Indonesia
mempunyai atlet-atlet kelas dunia.

Pada saat ini, torehan prestasi anak Indonesia di berbagai bidang lebih banyak lagi
dan sangat membanggakan. Apa yang telah diperjuangkan dan ditorehkan para pemuda
dalam mendorong Kebangkitan Nasional 1908 akan makin berarti apabila generasi penerus
bangsa mampu menorehkan prestasi di berbagai bidang. Pada saat ini, upaya memperingati
Kebangkitan Nasional 1908 merupakan upaya kita untuk mengingat dan menjadi pendorong
agar Indonesia bangkit kembali untuk membangun Indonesia yang maju dan mandiri serta
dapat berdiri sejajar dengan negara lain di dunia. Di zaman media sosial sekarang ini, kita
seringkali dihadapkan dengan pemberitaan yang negatif dan menjelek-jelekan satu sama lain.
Sebagai pelajar, tidak boleh terpengaruh info yang menyesatkan (hoax). Upaya mencari
kebenaran dari sebuah berita sebaiknya dilakukan, bertanya pada guru dan orang yang lebih
dewasa dalam menanggapi berita dari media sosial merupakan langkah yang baik untuk
dilakukan. Apabila semua media sosial membicarakan keburukan, masyarakat akan bingung
dan lama-kelamaan kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa akan berkurang.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa besar dan kita banggakan. Kalau bukan kita, siapa lagi
yang akan membanggakannya. Apabila sesuatu yang negatif terjadi di Indonesia, kita semua
berusaha mencari solusinya tanpa menjelek-jelekan bangsa sendiri. Apabila prestasi yang
diraih, sepatutnya kita bangga dan mensyukurinya sebagai perwujudan rasa cinta tanah air
(nasionalisme). Rasa nasionalisme yang tinggi akan membawa kita menjadi bangsa yang
lebih baik dengan terus berkarya dan membangun kebanggaan untuk bangsa dan negeri
tercinta Indonesia.

2. Makna Sumpah Pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia


Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 bukan hanya menggerakkan para
pemuda untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia
sebagai sebuah negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat yang terus terpatri
dalam hati sanubari para pemuda. Suatu semangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib
dan cita-cita, yang kemudian dibungkus dengan komitmen untuk senasib sepenanggungan
sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa
universal antarbangsa, bahasa Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda mencapai puncaknya
pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas berbagai
etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu. Kemerdekaan
memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.

Semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada setelah kemerdekaan bangsa Indonesia
diraih. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur apabila bangsa Indonesia tidak
lagi memiliki semangat bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.
Semangat Sumpah Pemuda dapat dijabarkan dalam nilai-nilai berikut ini:
a. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia.

Tanah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia baik di darat dan di laut. Negara Kesatuan
Republik Indonesia memiliki luas wilayah daratan dan lautan sebesar 5.180.053 km².
Wilayah yang luas ini menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah
Rusia, Kanada, Amerika Serikat, Cina, Brasil, dan Australia. Menurut letak astronomi,
Indonesia terletak pada 6° LU (Lintang Utara) – 11° LS (Lintang Selatan) dan antara 95° BT
(Bujur Timur) – 141° BT (Bujur Timur). Indonesia disebut juga Nusantara, Nusantara berarti
kepulauan yang terpisahkan oleh lautan. Jumlah kepulauan yang dimiliki Indonesia sebanyak
13.466 pulau.Tanah Indonesia sangat indah dan kaya. Bangsa lain menyebut Indonesia
sebagai Zamrud Khatulistiwa. Sebagai warga negara, kita sepatutnya bangga terhadap tanah
air Indonesia. Kita hidup di negeri yang sangat indah. Bangsa lain yang hidup di tanah yang
kering dan gersang pun rindu akan tanah airnya. Janganlah kita rindu dan cinta tanah air
karena kita berada di negara orang lain. Kita bangun kecintaan dan kebanggaan terhadap
tanah air Indonesia sekarang ini dengan aksi nyata seperti menjaga dan memperhatikan
lingkungan sekitar kita.
b. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia.

Pengakuan kita sebagai bangsa Indonesia merupakan bentuk dari paham kebangsaan. Paham
kebangsaan disebut juga kesadaran berbangsa. Rasa kebangsaan Indonesia tumbuh dari
sejarah panjang bangsa. Berawal dari hasrat ingin bersatu penduduk yang mempunyai latar
belakang yang sangat majemuk, kemudian berkembang menjadi keyakinan untuk menjadi
satu bangsa yang akhirnya dideklarasikan oleh sejumlah pemuda pada saat Kongres Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Kita sebagai generasi penerus mempunyai kewajiban untuk
melestarikannya. Pelestarian rasa kebangsaan Indonesia merupakan salah satu usaha untuk
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai bangsa, kita tetap harus
optimis, karena masih banyak potensi bangsa ini yang dapat dikembangkan demi tetap
terpeliharanya rasa kebangsaan dan dapat dijadikan pijakan untuk usaha-usaha memelihara
dan meningkatkan rasa kebangsaan Indonesia itu sendiri.
c. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah
Pemuda menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil menjadi alat komunikasi
untuk membangkitkan dan menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan
dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Kenyataan
sejarah itu berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara
efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.
Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai
berikut.
1. Cinta Bangsa dan Tanah Air
Sumpah Pemuda berisi ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu bahasa
Indonesia. Inilah wujud dari rasa cinta bangsa dan tanah air (nasionalisme) yang dinyatakan
para pemuda di tahun 1928. Cinta terhadap bangsa dan tanah air artinya kita setia dan bangga
terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2. Persatuan

Sumpah Pemuda dirumuskan dan diikrarkan oleh pemuda dari daerah, suku, agama, dan
golongan yang berbeda. Perbedaan tidak menjadi penghalang bagi para pemuda untuk bersatu
dalam satu wadah, yakni satu bangsa Indonesia. Ikrar ini kemudian dilanjutkan dalam bentuk
bersatu padu untuk berjuang melawan penjajah demi mendapatkan kemerdekaan. Para
pemuda benar-benar sadar jika berjuang tanpa persatuan, tak akan menang dan berhasil.
Penjajahan tak mungkin berakhir jika rasa persatuan tidak tercipta antarpemuda dan pemudi
di seluruh tanah air Indonesia. ”bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” itulah gambaran
pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia.
3. Sikap Rela Berkorban

Rela berkorban artinya kesediaan dengan ikhlas untuk memberikan segala sesuatu yang
dimilikinya, sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban untuk
kepentingan banyak orang terlebih untuk kepentingan bangsa dan negara akan memperkuat
persatuan dan kesatuan. Begitu juga yang dilakukan oleh para pemuda dalam peristiwa
Sumpah Pemuda maupun dalam perjuangan merebut kemerdekaan, para pemuda dengan
ikhlas berkorban untuk bangsa dan negara tanpa mengharapkan imbalan meski telah
mengorbankan banyak tenaga dan pikiran demi kemerdekaan bangsa.
4. Mengutamakan Kepentingan Bangsa
Sumpah Pemuda dan perjuangan pemuda merebut kemerdekaan menunjukkan bahwa para
pemuda tak mementingkan daerah atau golongannya masing-masing. Pemuda hanya
memikirkan bagaimana bangsa Indonesia dapat bersatu padu untuk mengusir penjajah dan
mencapai kemerdekaan.
5. Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan
Perbedaan latar belakang daerah, suku, dan agama peserta Kongres Pemuda tidak
menyurutkan tekad pemuda untuk bersatu. Berbagai perbedaan bukan untuk dipermasalahkan
melainkan untuk diterima dan dihargai sebagai sebuah kekayaan bangsa Indonesia. Pemuda
menerima dan menghargai perbedaan demi terwujudnyasatu bangsa, yaitu Indonesia.

6. Semangat Persaudaraan

Semangat persaudaraan dilandasi oleh semangat kekeluargaan.Kekeluargaan didasarkan


saling menyayangi dan bertanggung jawab dalam mempertahankan nilai-nilai keluarga. Sikap
kekeluargaan dalam masyarakat Indonesia bukan hanya didasarkan oleh ikatan darah.
Sebagai sebuah bangsa, bangsa Indonesia adalah bersaudara sehingga harus saling
menghormati dan tolong-menolong dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Dengan
tingginya semangat kekeluargaan tersebut, pemuda dan pemudi Indonesia berikrar
mengantarkan bangsa Indonesia untuk berbangsa dan bertanah air yang satu.
7. Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerja Sama
Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan.
Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia. Gotong royong merupakan suatu usaha
atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut
batas kemampuannya masing-masing. Gotong royong juga memiliki nilai kerja sama. Para
pemuda telah bergotong royong secara sukarela menurut kemampuannya masing-masing.
Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan bukti nyata dari gotong royong dan kerja sama
yang dilakukan bangsa Indonesia.

1.4.4 Karakteristik daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki
keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki lebih dari 300
suku bangsa. Dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainya. Suku bangsa merupakan bagian dari suatu negara. Dalam setiap suku
bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda. Selain itu masing-masing suku bangsa juga
memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar taat dan melakukan
segala yang tertera didalamnya. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki norma-norma
sosial yang berbeda-beda. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

Negara dalam hal ini berfungsi sebagai fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi
antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang antara kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah
pengelolaan pemerintah pada keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan sentralitas.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara besar dengan jumlah penduduk
lebih dari 240 juta jiwa. Penduduk Indonesia beraneka ragam dalam hal suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan
golongan politik. Luas wilayah dan jumlah penduduk merupakan potensi yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia untuk terus maju dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Semua potensi tersebut
tentu harus dikelola dengan sangat baik oleh seluruh komponen bangsa. Dalam mengolah sumber daya alam
dan sumber daya manusia, tidak mungkin pemerintah pusat melaksanakannya sendiri. Pemerintah daerah
memiliki hak untuk mengembangkan sumber daya manusia dan bersama-sama pemerintah pusat
menentukan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam.

Otonomi Daerah

Pengertian Otonomi Daerah, sesuai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 5, adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut
Suparmoko (2002:61) mendefinisikan otonomi daerah sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur
dan juga mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan penjelasan Undang-
Undang No. 32 tahun 2004, bahwa pemberian kewenangan otonomi daerah dan
kabupaten/kota didasarkan kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Hak dan kewajiban daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengatur
tentang berbagai hak yang dimiliki oleh pemerintah daerah, yaitu:

a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan;


b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah;
d. mengelola kekayaan daerah;
e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang ada di daerah;
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah;
h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah juga memiliki beberapa kewajiban sebagai berikut:

a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas pelayanan umum yang layak;
h. mengembangkan sistem jaminan sosial;
i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
k. melestarikan lingkungan hidup;
l. mengelola administrasi kependudukan;
m. melestarikan nilai sosial budaya;
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya;
dan
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
1.4.6 Cinta Tanah Air dan Bela Negara Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia Dalam Kehidupan Siswa

Permasalahan bangsa ke depan makin komplek baik dari ideologi, sosial, ekonomi
maupun pertahanan keamanan. Bangsa ini masih banyak pekerjaan rumah untuk menjadi
bangsa yang besar dan bermartabat. Tantangan yang makin besar ini menuntut seluruh
komponen anak bangsa bersatu, bahu-membahu untuk mengejar ketertinggalan dengan
bangsa lain di dunia. Setiap jiwa yang lahir di bumi pertiwi harus mempunyai peranan untuk
ikut berkontribusi memajukan bangsa sesuai dengan jabatan dan kompetensinya. Jika bangsa
ini terus berseteru di internal, akan sulit untuk unjuk gigi dalam percaturan dunia yang sangat
kompetitif. Konflik hanya akan membuat bangsa ini mengalami perpecahan dan jika
dibiarkan, akan mengganggu stabilitas negara. Pada gilirannya, itu mengguncang keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal yang harus ditanggulangi dalam rangka
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman
adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah
satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan
wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, diperlukan sikap-sikap berikut.
1) Cinta Tanah Air
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta
tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut.

 Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
 Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
 Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
 Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan
kepada negara.
2) Membina Persatuan dan Kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di mana pun kita berada: di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha
membina persatuan dan kesatuan, antara lain sebagai berikut.

 Menghormati antarsesama manusia.


 Tidak membeda-bedakan manusia.
 Menjalin persahabatan antarsuku bangsa
 Mempelajari budaya sendiri dan memahami budaya daerah lain.
 Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
3) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Kerelaan berkorban dalam menjaga keutuhan NKRI dapat
dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut.

a) Berkorban dengan tenaga atau dengan bekerja


b) Berkorban dengan menyumbangkan pemikiran bagi keutuhan NKRI.
c) Berkorban untuk menahan diri tidak berbuat sesuatu yang merugikan bangsa dan negara.
d) Berkorban dengan harta yang dimiliki untuk kejayaan bangsa dan negara.

4) Pengetahuan budaya dalam mempertahankan NKRI


Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik
pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era
globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang di antaranya adalah sebagai berikut.

a) Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dankemampuannya.


b) Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor
kehidupan.
c) Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri/regional.
d) Kesiapan perekonomian rakyat.
e) Di bidang pertahanan negara, kemajuan tersebut sangat memengaruhi poladan bentuk
ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu, kebijakan strategis penggunaan kekuatan
pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanan
nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman, tetapi
juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
internasional.
1) Sikap dan perilaku menjaga kesatuan NKRI
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI.
 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara dan mempererat persatuan bangsa.
 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.
 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, dan Sang Saka Merah Putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah
maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara
meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama,
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
 Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati
peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan
selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi
seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa,
baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun
perempuan.
1.4.7 Pengaruh Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Terhadap Integrasi
Nasional

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi
juga memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas
manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi
teknologi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Pada era globalisasi saat ini, penguasaan teknologi menjadi prestise dan indikator
kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat penguasaan teknologi
tinggi (high technology), sedangkan negara-negara yang tidak bisa beradaptasi dengan
kemajuan teknologi sering disebut sebagai negara gagal (failed country). Negara-negara yang
berjaya ini menjadi adikuasa (powerful), kaya raya (prosperous), dan berprestise (prestigious)
karena bermodalkan teknologi. Oleh karena itu, memasuki milenium III ini, tidak
mengherankan berkembang keinginan untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan
menguasai teknologi.

Terobosan teknologi di bidang mikroeletronika, bio teknologi, telekomunikasi,


komputer, internet, dan robotik telah mengubah secara mendasar cara-cara kita
mengembangkan dan mentransformasikan teknologi ke dalam sektor produksi yang
menghasilkan barang dan jasa dengan teknologi tinggi (Buhal, 2000). Pada satu sisi,
perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa
manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan
oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata kemajuan teknologi saat ini benar-
benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi
kehidupan umat manusia (Dwiningrum, 2012;171). Walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, namun disisi lain terdapat juga dampak negatif dari
penggunaan teknologi ini. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa dampak positif dan
negatif dari penggunaan teknologi dari beberapa aspek kehidupan manusia untuk menunjang
kreativitas mereka sebagai warga negara.
1. Bidang Ekonomi
Dampak Positif:

 Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan


meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri
maupun pada aspek jenis produksi
 Pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi
 Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill
dan pengetahuan yang dimiliki.
 Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan
 Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan
mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk
 Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses internet
tidak dibatasi tempat dan waktu
 Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi
 Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak
 Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah
 Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah
transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan
 Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru dalam perekonomian dan bisnis antara
lain internet banking, SMSbanking, dan e-commerce
Dampak Negatif:

 Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan
 Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan, konsumtif, boros dan
memiliki jalan pintas yang bermental instant
 Adanya aksi tipu menipu dalam proses jual beli online yang dapat merugikan beberapa
pihak
 Dengan jaringan yang tersedia seperti yang terdapat pada beberapa situs yang
menyediakan perjudian secara online, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus
untuk memenuhi keinginannya
 Resistensi membeli secara online. Bagi orang awam yang belum pernah bertransaksi
secara online, akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau
melihat penjualnya. Belum lagi ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak diterima.
Atau barang tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima
2. Bidang Sosial
Dampak Positif:

 Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antar


manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain
 Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat
 Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh
masyarakat
Dampak Negatif:

 Dengan makin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang awalnya


face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa
 Seseorang yang terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis
 Dengan pesatnya teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan makin
mudah
3. Bidang Budaya
Dampak Posiif:

 Mempermudah seseorang di suatu Negara mengetahui berbagai macam budaya yang ada
di belahan bumi yang lain
 Mempermudah adanya pertukaran pelajar antar negara
 Mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti
musik, film, fashion maupun furniture ke negara-negara tetangga maupun negara-negara
berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas Negara serta membuat negara
semakin dikenal oleh dunia
Dampak Negatif:

 Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa


 Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa
 Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit
 Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
 Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal
 Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
 Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
 Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant
4. Bidang Politik
Dampak Positif:

 Memberikan dorongan yang besar bagi konsolidasi demokrasi di banyak negara


 Meningkatnya hubungan diplomatik antar negara
 Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah
 Menegakan nilai-nilai demokrasi
 Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama Internasional
 Partisipasi aktif dalam percaturan politik untuk menuju perdamaian dunia
 Adanya peranan besar masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Contohnya dengan
e-government maka hal ini bisa tercapai. Bayangkan saja jika ada anggota DPR yang
dapat berinteraksi dengan rakyat yang telah memilihnya, kegiatan tanya jawab,
melakukan voting, saran dan kritik akan dapat tersalurkan dengan cepat, langsung, dan
nyaman
 Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi informasi
menyebabkan sampainya berita lebih cepat, dilakukan secara efisien, dan nyaman.
Misalnya jika ada masyarakat yang ingin mengajukan pendapatnya ke wakil rakyat maka
cukup dengan menggunakan e-mail surat dapat sampai dengan segera.
Dampak Negatif:

 Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan
 Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
 Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas
atau tirani minoritas
 Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum & organisasi
 Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan
umum
 Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik
 Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah
mufakat, dan gotong royong.

1.4.8 Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Faktor pembentuk integrasi nasional merupakan faktor yang mempengaruhi
kemajuan suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun
kelompok. Dalam mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang
mendorong terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor pendorong
tersebut diantaranya:
1) Rasa Senasib-Seperjuangan
Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman
dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap
elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya
main-main. Berbagai perbedaan yang ada dimiliki oleh masyarakat saat itu
dikesampingkan demi memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa
senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang
menjadi salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di
masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memujudkan kemerdekaan
Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memperkuat
stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
2) Pemaknaan Ideologi Nasional
Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi
nasional, Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun
Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari
masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan
integrasi nasional di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.
3) Keinginan Untuk Bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk
dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru
perbedaan inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam
masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di
dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan
berbangsa Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu
perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana memiliki banyak pulau
yang tersebar di wilayah Indonesia tentunya membutuhkan strategi tersendiri untuk
mempersatukan setiap pandangan yang berkembang di masyarakat pulau tersebut.
Salah satu pendorong untuk mempersatukan seluruh nusantara yang memiliki
karakteristik masing-masing daerah adalah lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah
pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928 adalah tonggak awal timbulnya persatuan
Indonesia dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Bagi pelajar di Indonesia, Sumpah
Pemuda yang menjadi pendorong untuk mempersatukan Indonesia mempunyai makna
tersendiri agar para pelajar di Indonesia memiliki semangat untuk menyatukan
perbedaan yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Antisipasi Ancaman dari Luar
Walaupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak mungkin
ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era
globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah seperti
pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman
dari luar dalam kaitannya dengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi
nasional perlu diwujudkan di setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah
Indonesia.

1.4.9 Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Selain faktor pendukung yang telah dijelaskan, terdapat juga faktor penghambat
dalam mewujudkan integrasi nasional di Indonesia. Faktor penghambat sendiri
merupakan suatu penghalang untuk melakukan tindakan secara individu maupun
kelompok. Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi nasional diantaranya:
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan
terbanyak di dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap
pemerintah tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat di
dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama yang berkaitan
dengan kebudayaan setempat. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri membuat
kemajemukan itu terkikis secara perlahan-lahan.
2) Kurangnya Toleransi
Kurangnya toleransi terhadap keberagaman dan kemajemukan yang ada di
masyakat menjadi salah satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat konflik
sosial yang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal yang berkaitan dengan
toleransi akan mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, kurangnya
toleransi terhadap perbedaan yang terjadi secara terus-menerus akan membuat sebuah
bangsa hancur akan sendirinya sehingga integrasi nasional tidak akan pernah
terwujud.
Kemajemukan yang dimiliki oleh Indonesia ditanggapi serius oleh pemerintah
pusat dengan adanya penetapan otonomi daerah. Pemerintah pusat memberlakukan
otonomi daerah bukan semata-mata untuk memajukan setiap wilayah yang ada di
Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kemajemukan yang ada di daerah tersebut.
Melalui otonomi daerah, fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan dan
pengembangan potensi daerah menjadi lebih maksimal karena pemerintah daerahlah
yang lebih tahu bagaimana cara untuk memaksimalkan pembangunan dan
pengembangan potensi yang ada. Pemberlakukan otonomi daerah yang sesuai
dengan asas-asas pemerintahan daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 merupakan
salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah pusat dalam rangka untuk
mewujudkan integrasi nasional.
3) Kurangnya Kesadaran Diri
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan dan
kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi
nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih individualistis dan cenderung
tidak memperdulikan kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika tidak dicegah,
rasa kesadaran diri yang berkurang sebagai dampak globalisasi akan makin
mempersulit terwujudnya integrasi nasional. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat
untuk membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk meningkatkan kesadaran
diri masyarakat untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan demi terwujudnya
integrasi nasional bangsa.
1.4.10 Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional
Sejak kita bernegara tahun 1945, upaya membangun integrasi secara terus-
menerus dilakukan. Terdapat banyak perkembangan dan dinamika dari integrasi yang
terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan tantangan zaman waktu itu
Dinamika itu bisa kita contohkan peristiswa integrasi berdasar lima jenis integrasi
sebagai berikut:
a. Integrasi bangsa, Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of
Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil
secara damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung
dan setia memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang
terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
b. Integrasi wilayah, Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957,
pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar
laut teritorial seluas 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung
yang terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka
terjadi integrasi wilayah teritorial Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu
kesatuan wilayah dan laut tidak lagi merupakan pemisah pulau, tetapi menjadi
penghubung pulau-pulau di Indonesia
c. Integrasi nilai. Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integratif?
Jawabnya adalah Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai
integratif terus- menerus dilakukan, misalnya melalui kegiatan pendidikan
Pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan tinggi dan mata pela jaran di
sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran Pendidikan
Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat mata
pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai nilai bersama dan
sebagai dasar filsafat negara disampaikan kepada generasi muda
d. Integrasi elit-massa Dinamika integrasi elit –massa ditandai dengan seringnya
pemimpin mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan
ke daerah, temu kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya
mendekatkan elit dan massa akan menguatkan dimensi vertikal integrasi nasional.
e. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Mewujudkan perilaku integratif
dilakukan dengan pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan
termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-
orang dapat bekerja secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang
teratur, sistematis, dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan
birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus
1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden . Sidang PPKI ke-2 tanggal 19
Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belas kementerian dan delapan
propinsi di Indonesia.
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang
dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal,
tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal,
tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana
latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa
yang cenderung berpandangan tradisional.
Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke
permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini
memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal lebih
menonjol daripada dimensi vertikalnya. Terkait dengan dimensi horisontal ini,
salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme
yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada
beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras),
bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan.
Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global di mana
keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan
dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua
tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung
mangabaikan batas-batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa
kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis,
kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara
nasional mengalami tantangan yang semakin berat. Di sisi lain, tantangan integrasi
juga dapat dikaitkan dengan aspek aspek lain dalam integrasi yakni aspek politik,
ekonomi, dan sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai