PENDAHULUAN
Sub sistem-sub sistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah
Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Penentuan
Standar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi, dan Penentuan Harga Pokok
Produksi.
Diagram dibawah ini akan menunjukkan operasi dari komponen-
komponen utama dari manufaktur. Garis yang tebal menunjukkan arus bahan
/ material sedangkan yang tipis menunjukkan arus informasi.
Manufacturing
Suppliers Costumer
Planning and Control
Pada saat Sales menerima pesanan untuk sebuah produk yang telah
dibuat sebelumnya, pesanan langsung menuju Manufacturing planning and
control untuk penjadwalan. Atau langsung memesan dari produk persediaan
dan langsung menuju distribusi untuk dikirim ke konsumen. Design
Engineering berfungsi mendesain produk yang akan dibuat dan dilanjutkan ke
Manufacturing engineering. Manufacturing planning and control menerima
input dari ketiga operasi yang pertama dan menjadwalkan pembuatan produk
agar produk dapat dibuat dan dikirim sesuai dengan jumlah, kualitas dan
waktu yang diinginkan oleh pelanggan. Pada proses purchasing output dari
MRP & CRP system digunakan untuk menentukan suku cadang mana yang
dibutuhkan dan pada saat kapan mereka dibutuhkan. Kemudian dilanjutkan
ke proses selanjutnya yaitu pembuatan produk itu sendiri dan terakhir
didistribusikan ke pelanggan
Perusahaan dalam mencapai tujuan, seperti mendapatkan keuntungan,
melakukan kegiatan yang dikenal sebagai proses perusahaan yaitu terdiri dari
pemasaran barang dan jasa, produksi, pembelanjaan, personalia, serta
administrasi. Agar perusahaan tersebut dapat secara efisien dan efektif
mencapai tujuan yang telah digariskan diperlukan manajemen yang baik,
yaitu bahwa segala proses kegiatan haruslah direncanakan, diorganisasi,
diarahkan, dikoordinasi, serta diawasi.
2. Make-to-Order
Dalam make-to-order, hanya desain produk dan beberapa bahan mentah
standar yang disimpan, produk ini sudah pernah dibuat sebelumnya. Pembeli
membuat spesifikasi tentang produk yang diinginkan. Produsen dapat
membantu pembeli untuk menyediakan spesifikasi tersebut. Produsen
menentukan harga produk dan waktu pengiriman disesuaikan dengan
permintaan pembeli. Produsen dan pembeli sering berdiskusi tentang
alternatif untuk mengurangi biaya, mempercepat waktu pengiriman. Jika
pembeli menyetujui harga yang ditawarkan, produsen membawa komponen-
komponen ke pabrik, membuat produk, mengirimkannya ke pembeli. Dengan
strategi ini, produsen memiliki resiko yang sangat kecil. Dibawah ini adalah
berbagai karakteristik strategi make-to-order :
a. Produk yang diproses tidaklah distandardisasi
b. Produknya dalam jumlah kecil
c. Mesin-mesin yang digunakan bersifat serbaguna
d. Alat-alat pengendalian bahan biasanya dipakai untuk memindahkan
barang-barang dari lokasi satu ke lokasi yang lain
e. Karena ongkos persiapan mesin yang tinggi dan proses yang pendek maka
ongkos persatuan relatif tinggi.
f. Susunan mesin tergantung pada tipe pekerjaan yang dijalankan.
Contoh : spare part mesin, kapal laut buatan tangan, komputer untuk
penelitian, dll.
3. Assemble-to-Order
Dalam assemble-to-order seluruh bahan setengah jadi terdapat dalam
gudang. Sewaktu pembeli memesan produk, produsen dengan cepat mengolah
bahan setengah jadi dan mengirimkan produk akhir tersebut. Permintaan
untuk bahan setengah jadi, dapat diperkirakan dengan lebih akurat daripada
permintaan untuk barang jadi. Sehingga produsen lebih efisien dalam
menjawab permintaan pembeli dengan perkiraan dan penyimpanan bahan
setengah jadi, lalu membuat produk akhir hanya pada saat menerima pesanan
dari pembeli. Contoh : Otomotif, komputer komersial, sandwich di restoran,
dll.
4. Make-to-Stock
Dalam make-to-stock, produsen menyimpan barang yang sudah jadi di
dalam gudang untuk pengiriman dengan segera. Produsen menentukan
produk, menyediakan bahan mentah, dan membuat barang jadi untuk
disimpan. Pembeli memesan produk jika harga dan spesifikasi telah disetujui.
Karena barang jadi sudah disimpan, maka dapat dengan segera dikirim dari
tempat penyimpanan. Sistem produksi ini digunakan untuk antisipasi
pemesanan di masa depan, bukan pemesanan saat ini. Strategi ini terutama
digunakan untuk produk musiman. Berbagai persyaratan kiranya diperlukan
apabila dikehendaki penerapan starategi ini. Persyaratan tersebut adalah :
a. Produk massa akan berhasil bila ada konsumsi massa
b. Selalu terdapat kemungkinan membuat produk dengan proses yang
distandardisasi
c. Dapat diterapkannya teknik-teknik produksi massa
Dengan demikian untuk produksi massa perlu permintaan yang cukup
banyak dan relatif stabil. Contoh : mainan, pakaian, dll.
5. Make-to-Demand
Ini adalah strategi jawaban permintaan yang sangat fleksibel yang dapat
mengirim produk perusahaan dengan kualitas dan waktu pengiriman sesuai
dengan yang diinginkan pembeli. Strategi ini sangat responsif / peka terhadap
pesanan pembeli, tetapi dapat mengirim produk dengan kecepatan mendekati
strategi make-to-stock. Dapat digunakan sebagai kombinasi dengan strategi
yang lain, yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pembeli. Desain,
bahan mentah, komponen, produk jadi, dapat disimpan dalam gudang,
tergantung pada situasi yang kompetitif.
Produk A 1 2 3 B
Produk B 4 5 6 C
Produk C 7 8 A
3. Line Flow
Sistem proses line flow mengatur tempat kerja berdasarkan urutan dari
operasi untuk membuat produk tersebut. Line flow sering juga disebut dengan
product flow, karena produk mengikuti urutan langkah-langkah yang sama
dengan produksi. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Input 1 2 3 4 5 output
RESPON PERMINTAAN
Project
Job Shop
Continuous Flow
Keterangan :
Kotak segiempat bergaris tebal berarti “primary match” sedangkan kotak
segiempat bergaris tipis berarti “ seconday match” antara proses manufaktur
dan respons terhadap permintaan
Biaya Biaya
Implikasi Biaya sedang otomasi otomasi
tinggi tinggi