Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.

“S”
DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ARIMBI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
TANGGAL 16-20 JANUARI 2017

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Januari 2017 di ruang Arimbi RSJ
Provinsi Bali, dengan sumber data yaitu klien, perawat ruangan, catatan medik,
pemeriksaan fisik dan observasi.

I. IDENTITAS KLIEN
Ruang rawat : Arimbi
Nama : Tn. S
Umur : 31 Tahun
Tanggal MRS : 03 Oktober 2016
No. CM : 12523
Alamat : Kediri Tabanan
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Jenis Kelamin : Laki-laki

II. ALASAN MASUK


a. Alasan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien diantar ke RSJ Bangli karena
dikeluhkan tidak bisa tidur dan keluyuran. Pada siang hari pasien
jarang tinggal dirumah. Selain itu pasien juga sempat mengamuk
sampai memecahkan televisi.

b. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Pasien tampak mengamuk, berteriak-teriak dan diikat (restrain) di
kamar isolasi ruang Arimbi RSJ Provinsi Bali.
c. Riwayat Penyakit
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSJ Bangli,
menggunakan baju yang kotor. Pasien dikeluhkan tidak bisa tidur
sejak kemarin (2 Oktober 2016), sering keluyuran saat siang hari,
mengganggu tetangganya, jahil, tidak bisa diatur, gelisah, terkadang
bicara sendiri, sering bengong, sering membuka celana di depan
orang, kencing sembarangan sehingga keluarga mengajak pasien ke
RSJ pada tanggal 3 Oktober 2016. Pasien sudah bolak balik ke RSJ
dengan keluhan yang sama kurang lebih sebanyak 10 kali. Sampai
saat ini pasien sudah mendapat perawatan selama 3,5 bulan di ruang
Arimbi.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
( √ ) Ya ( ) Tidak
Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSJ Bangli
kurang lebih 10 kali.
2. Pengobatan sebelumnya :
( ) Berhasil ( √ ) Kurang Berhasil ( ) Tidak
Berhasil
Selama dirawat di ruang Arimbi pasien sering mengalami
kekambuhan dan terakhir pasien kambuh pada tanggal 16
Januari 2017 dengan gejala pasien mengamuk, kencing
sembarangan, teriak-teriak, sehingga pasien di restrain. Pasien
juga pernah mengalami putus obat saat berada di rumah.
3. Penolakan dari lingkungan
( √ ) Ya ( ) Tidak
Pasien mengatakan di lingkungan rumahnya dirinya tidak
diterima oleh keluarganya sendiri.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ) Ya (√ ) Tidak
Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang lain yang
mengalami penyakit yang sama sepertinya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan dulu pernah ditinggalkan oleh pacarnya
saat akan menikah.

IV. FACTOR PRESIPITASI


Pasien mengatakan kemarahan timbul karena keinginan yang tidak
terpenuhi seperti tidak diperhatikan, tidak dihiraukan saat berbicara dan
tidak diberikan makanan yang diinginkan.

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
- TD : 100/60 mmHg
- N: 88 x/menit
- S: 36,50 C
- RR: 20x/menit
2. Ukuran
- Berat Badan : 65 kg
- Tinggi Badan : 168 Cm
3. Keluhan Fisik
Pasien mengatakan saat ini tidak mengalami keluhan pada tubuhnya.
Jika ada bagian tubuh yang terasa sakit, pasien langsung minta obat.
4. Pemeriksaan Kepala-Kaki
a. Kepala
Inspeksi : bentuk simetris, penyebaran rambut merata, warna
rambut hitam.
Palpasi : tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Inspeksi : pupil isokor, sklera tidak ikterik, terdapat strabismus
pada mata sebelah kanan.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada.
c. Telinga
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka atau lesi, tidak ada
pengeluaran darah atau cairan berlebih pada telinga.
Pelpasi : nyeri tekan tidak ada.
d. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, lubang hidung simetris, tidak ada luka
atau lesi.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada.
e. Mulut
Inspeksi : bentuk simetris, terdapat karies gigi, adanya sisa
makanan di sela-sela gigi, gusi berdarah tidak ada,
jumlah gigi lengkap.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada.
f. Leher
Inspeksi : bentuk simetris, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada,
lesi tidak ada.
Palpasi : nyeri tekan dan benjolan tidak ada, vena jugularis
teraba
g. Dada/Thorak
a) Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis tidak
terlihat.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
Perkusi : terdengar pekak saat perkusi
Auskultasi : S1, S2 tunggal reguler
b) Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dada tidak ada.
Palpasi : pergerakan dada simetris
Perkusi : terdengar sonor saat perkusi
Auskultasi : terdengar vesikuler tanpa adanya suara napas
tambahan
+ +
+ +
+

h. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi atau luka.
Auskultasi : terdengar peristaltik usus 12 x/menit.
Perkusi : terdengar timpani.
Palpasi : nyeri tekan atau benjolan tidak ada.
i. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : lesi tidak ada, kulit kusam, warna kulit sawo matang.
Palpasi : turgor kulit elastis, akral teraba hangat.
Kekuatan otot
5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

VI. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

TN. S
31 Th

Keterangan :

: Laki - Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal serumah

Penjelasan :
Pasien adalah anak kedua dari tujuh bersaudara, pasien tinggal
bersama orang tuanya dan beberapa saudaranya. Pasien belum menikah
oleh karena penyakitnya. Pasien mengatakan dirinya tidak diterima oleh
keluarganya sendiri.

b. Konsep Diri
1. Citra Diri
Pasien mengatakan senang dengan tubuhnya dan menyukai semua
bagian tubuhnya.
2. Identitas Diri
Pasien menyatakan puas sebagai seorang laki-laki.
3. Peran Diri
Pasien mengatakan dirinya dirumah sebagai seorang anak yang
kurang diperhatikan oleh keluarganya.
4. Ideal Diri
Pasien mengatatakan ingin cepat sembuh, cepat pulang dan
diterima oleh keluarganya.
5. Harga Diri
Pasien mengatakan tidak malu terhadap keadaan dirinya dan
pasien mau mengobrol dengan teman maupun perawat.

c. Hubungan Sosial
1. Orang Yang Berarti
Pasien mengatakan semua anggota keluarganya adalah orang yang
berarti.
2. Peran Serta Kegiatan Kelompok atau Masyarakat
Pasien mengatakan selama dirumah pasien tidak pernah mengikuti
kegiatan diluar rumah. Pasien mengatakan hanya tinggal dirumah,
mengobrol dengan anggota keluarga dan menonton tv.
3. Hambatan dalan berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan
komunikasi dengan orang lain dan memiliki beberapa teman di
ruangan.

d. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan menganut agama hindu.
2. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan jika dirumah biasanya sembahyang saat pasien
menginginkannya dan selama di RSJ, pasien tidak pernah
sembahyang.

VII. STATUS MENTAL


a. Penampilan
( √ ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Secara umum penampilan pasien tidak rapi. Rambut pendek, kumis
dan jenggot tidak beraturan, pakaian kotor, kuku panjang, tercium bau
badan dan pakaian pasien tampak basah.
b. Pembicaraan
Suara pasien keras, sesekali berteriak dan menguasai. Pasien dapat
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
c. Aktivitas Motorik
Pasien dapat melakukan kegiatan yang diinginkan saat dirawat di RSJ
seperti menonton TV, mengobrol, makan, minum, mandi, dll. Namun
saat ini pasien mengamuk, berteriak-teriak dan kencing sembarangan
sehingga pasien diikat (restrain).
d. Alam perasaan
Pasien menunjukkan raut muka sedih saat mengatakan ingin cepat
sehat dan cepat pulang.
e. Afek dan emosi
Saat ini pasien tampak sangat emosi, berteriak-teriak dan mengamuk
walaupun dalam keadaan diikat (restrain).
f. Interaksi selama wawancara
Pasien tampak melotot saat interaksi, mata memerah, rahang
mengatup dan sesekali berteriak saat menjawab pertanyaan.
g. Persepsi
Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara.
h. Arus pikir
Blocking : pembicaraan pasien tiba-tiba terhenti di tengah-tengah
pembicaraan namun dapat kembali pada topik pembicaraan.
i. Isi pikir
Pasien mengatakan yakin bahwa setiap kejadian yang terjadi di
lingkungan rumahnya terkait dengan dirinya, terutama saat pasien
kambuh.
j. Bentuk pikir
Paien mengatakan hal- hal yang dilihat sesuai dengan kenyataan yang
ada seperti kegiatan sehari-hari yang sering dilakukan.
k. Tingkat kesadaran
Bingung :
1. Waktu : pasien mengatakan hari ini adalah hari minggu,
namun pada kenyataannya hari ini adalah hari senin, saat
mengobrol dilakukan pagi hari.
2. Tempat : pasien mengatakan dirinya dirawat di ruang arimbi.
3. Orang : pasien memiliki beberapa teman di ruangan arimbi.
l. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori jangka pendek maupun
jangka panjang. Pasien mengatakan dirinya saat ini diikat karena
mengamuk di ruang arimbi. Pasien juga mengatakan sudah sering
bolak balik ke RSJ Bangli.
m. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien hanya mampu menjawab hitungan yang sederhana seperti
5+5=10, 10+10=20, namun saat ditanyakan 5x5=5, 10:2=2, pasien
menjawab tetapi jawaban pasien salah.
n. Kemampuan penilaian
Pasien tidak memiliki gangguan penilaian, dimana pasien bisa
menjawab pertanyaan mengenai yang mana lebih dahulu makan atau
mencuci tangan. Pasien menjawab mencuci tangan terlebih dahulu.
o. Daya tiik diri
Pasien menyadari penyakit yang diseritanya dan mengenali gejala
yang biasanya timbul saat mengamuk.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan dan Minum
Pasien dapat makan sendiri namun tidak dapat mencuci alat makan
setelah makan.
b. BAB dan BAK
Pasien mampu BAB dan BAK secara mandiri. Namun terkadang tidak
pada tempatnya. Saat BAB atau BAK di kamar kecil, pasien selalu
menyiramnya.
c. Mandi
Pasien mau dan mampu mandi secara mandiri namun dengan perintah
dan pengawasan. Pasien mengatakan biasanya mandi 1x sehari
menggunakan sabun. Pasien jarang menggosok gigi. Sebelum tidur
pasien tidak pernah mencuci kaki dan menggosok gigi, dan saat
bangun pagi pasien tidak pernah merapikan tempat tidurnya.
d. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan biasanya istirahat siang dengan duduk di ruang
ruang rekreasi dan tidur malam mulai jam 20.00 wita.

e. Penggunaan obat
Pasien tidak mengetahui obat apa saja yang diminum dan berapa kali
pasien minum obat.
f. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tidak suka minum obat. Saat makan sore di ruang
Arimbi, pasien tampak berpura-pura minum obat.
g. Aktivitas dirumah
Pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti
makan, minum dan mandi.
h. Aktivitas diluar rumah
Pasien diharapkan mampu beraktivitas diluar rumah seperti
melakukan kegiatan gotong royong.
IX. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan susah mengontrol emosi dan mudah tersinggung jika
kebutuhan dan keinginannya tidak terpenuhi.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga
untuk kesembuhannya.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien mengatakan saat ini tidak ada masalah dengan lingkungan di
RSJ.
c. Masalah dengan pendidikan
Pasien dapat membaca dengan baik.
d. Masalah dengan perumahan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan keadaan lingkungan
rumahnya.
e. Masalah dengan ekonomi
Pasien dirumah tidak bekerja, kebutuhan dipebuhi oleh keluarganya.
f. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah kontrol saat berada dirumah.
XI. PENGETAHUAN
Pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJ karena mengamuk tanpa alasan
yang jelas.
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : Skizofrenia Hebefrenik
Tanggal : 16 Januari 2017
Terapi :
No Nama Obat Dosis Fungsi Terapi Rute
1. Risperidone 2 x 2 mg Antipsikotik yang Oral
bekerja dengan
menstabilkan senyawa
alami otak yang dapat
mengendalikan pola
pikir, perasaan dan
perilaku.
2. Clozapine 1 x 50 mg Antipsikotik yang Oral
digunakan untuk
gejala psikosis.
3. Diazepam 1 x 2 mg Mempengaruhi sistem Intra
saraf otak dan Muscular
memberikan efek
penenang.
4. Lodomer 1 x 5 mg Mencegah agitasi Intra
psikomotor pada Muscular
kelainan tingkah laku.
B. ANALISA DATA

NO Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1. 1. Pasien mengatakan susah 1. Pasien tampak Koping individu
mengontrol emosi dan mudah mengamuk. tidak efektif
tersinggung jika kebutuhan 2. Pasien tampak
dan keinginannya tidak diikat.
terpenuhi. 3. Tatapan mata
2. Pasien mengatakan saat tajam.
dirumah pasien tidak pernah
diperhatikan oleh
keluarganya.

2. 1. Pasien mengatakan marah 1. Pasien tampak Perilaku


karena tidak ada yang peduli mengamuk. kekerasan
dan memperhatikannya. 2. Pasien tampak
2. Pasien mengatakan sulit berteriak-teriak
mengontrol emosinya. dan diikat
(restrain) di
kamar isolasi
ruang Arimbi.
3. Pasien tampak
tidak fokus dan
lebih sering
memalingkan
wajah.
4. Mata tampak
sedikit
kemerahan.
5. Sesekali
tersenyum sinis
dan berteriak.

3. 1. Pasien mengatakan 1. Pasien tampak Resiko


mengamuk jika tidak ada mengamuk. mencederai diri
yang peduli dan 2. Pasien tampak sendiri, orang
memperhatikannya. berteriak-teriak lain dan
2. Pasien mengatakan sangat dan diikat lingkungan
susah mengontrol emosinya. (restrain) di
3. Keluarga pasien mengatakan kamar isolasi
pasien dikeluhkan tidak bisa ruang Arimbi.
tidur dan keluyuran. Pada 3. Pasien tampak
siang hari pasien jarang tidak fokus dan
tinggal dirumah. Selain itu lebih sering
pasien juga sempat memalingkan
mengamuk sampai wajah.
memecahkan televisi.

4. 1. Pasien mengatakan saat 1. Pasien tampak Regimen


dirumah tidak pernah minum mengamuk. terapeutik
obat. 2. Pasien tampak inefektif
2. Pasien mengatakan tidak diikat.
suka minum obat. 3. Tatapan mata
3. Pasien tampak berpura-pura tajam.
minum obat.

5. 1. Pasien mengatakan biasanya 1. Baju tidak rapi Defisit


mandi 1 kali sehari dan kotor. perawatan diri
menggunakan sabun. 2. Pakaian
2. Pasien mengatakan jarang tampak basah.
menggosok gigi. 3. Kuku panjang,
3. Pasien juga mengatakan kulit kering dan
jarang ganti baju kotor
4. Kumis dan
jenggot tidak
beraturan.
5. Tercium bau
badan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Regimen terapeutik inefektif
4. Defisit perawatan diri
5. Koping individu tidak efektif

D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan

E. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, Defisit perawatan


Effect
orang lain dan lingkungan diri

Perilaku Kekerasan Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif


Causa

Regimen terapeutik inefektif

Anda mungkin juga menyukai