Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN MP-ASI (WHO)

APRIL 10, 2014 | AUDITYA


Artikel asli diambil dari grup FB Homemade Healthy Baby Food dengan tambahan catatan
By Mia Ilmiawaty Saadah on Wednesday, August 15, 2012 at 12:20pm
MP-ASI yang baik adalah kaya energi, protein, mikronutrien, mudah dimakan anak, disukai anak,
berasal dari bahan makanan lokal dan terjangkau, serta mudah disiapkan. Banyaknya kasus
kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A; telah mendorong
WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa prinsip penting di tahun
2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal dengan
prinsip AFATVAH :
AGE : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi.
Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan akan dibahas tersendiri (Catatan: Bagi
beberapa bayi ada kemungkinan pemberian MP-ASI lebih awal dari 6 bulan jika ditemukan
indikasi-indikasi tertentu. Konsultasikan pada DSA anak). Pemberian MP-ASI telat bulan dapat
menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh
kembang yang terlambat.

FREQUENCY : frekuensi pemberian makan.


 Di awal mp-asi diberikan 1-2 kali;
 seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 x cemilan;
 usia 9-12 bulan 3 x makan dan 2x cemilan.
AMOUNT : banyaknya pemberian makanan.
 Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
 usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan;
 usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.
TEXTURE : tekstur makanan, berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi
puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari makanan yang tidak
langsung tumpah ketika sendok dibalik. Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan
kalori dan nutrisi.
 Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa
bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
 Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah
dijumput oleh anak.
 Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.
VARIETY: variasi keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian MP-ASI terdiri dari
karbohidrat, protein nabati (kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah, serta sumber
lemak tambahan. Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan
kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi yang
dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya, sehingga diperoleh
masukan zat gizi yang seimbang.
Untuk perkenalan awal MP-ASI, paling lama 2 minggu
pertama disarankan dikenalkan bubur dan pure buah tunggal (dari satu jenis bahan) dengan
frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber
karbohidrat, sayuran dan buah.

Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan aneka protein, baik protein hewani maupun
protein nabati, dan sumber lemak tambahan dalam bentuk bubur halus/saring yang diberikan
bersama dengan karbohidrat dan sayuran dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai
dikenalkan 1 kali cemilan/makanan selingan.

Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk
mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi makanan
(disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur). Selalu
sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang) dalam menu
harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :

 * Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi
fungsi zat pembentuk)
 ** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi
(memenuhi fungsi zat tenaga)
 *** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi
fungsi zat pengatur)
 **** Sumber vitamin A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)
 ***** Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan untuk menambah
kalori
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap
makanan tertentu, ada baiknya melakukan “tunggu 2-3 hari” saat mengenalkan makanan baru
pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi
dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak mendapatkan
variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.

Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buah-
buahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.

ACTIVE/RESPONSIVE : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata,
kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang
anak aktif makan sendiri.
HYGIENE : menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan bebas
patogen, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan dengan
baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan

Anda mungkin juga menyukai