kabupaten dan kota sebagai unit yang mengelola dan melaporkan keuangannya
Nomor 105 tahun 2000 yang merupakan turunan dari UU Nomor 22 Tahun 1999
12
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 13
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 pada tanggal 18 Juni
2002.
Pemerintahan Pusat dan Daerah (KSAPD). Kemudian pada tahun 2004 terbit UU
Nomor 84 Tahun 2004 yang menetapkan keanggotaan Komite dan namanya pun
2005 adalah:
(2005: 1(3))
Menurut Indra Bastian kerangka konseptual adalah:
dan daerah.”
(2006:137)
dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya adalah
pemerintahan.
meliputi laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan yang terdapat dalam PSAP Nomor 1,2,3,4. Menurut Indra Bastian:
Pemerintahan (PSAP):
pelaporan.”
(2008:49)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 16
(2006:137)
suatau laporan yang disusun berdasarkan struktur yang telah ditetapkan yang
laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Selain laporan keuangan
pelaporan.
adalah:
(2008:49)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 17
Tujuan pernyataan standar laporan arus kas adalah mengatur penyajian laporan
arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan
palaporan.”
(2006:140)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 18
dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan
(2008:51)
merupakan catatan lengkap dari rincian yang ada didalam realisasi anggaran,
neraca, dan laporan arus kas yang dibuat untuk memeudahkan para entitas
pelaporan.
pelaporan adalah:
“Entitas Pelaporan adalah unit pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.”
(2004:04)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 19
luar organisasi agar dapat dipahami atas informasi yang disajikan tersebut.
sesuai dengan prinsip akuntansi umum dan sesuai dengan undang-undang dan
dibebankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu rencana yang matang
untuk mencapai suatu tujuan yang akan dijadikan suatu pedoman dalam
yang akan dilaksanakan dan didalam anggaran disajikan rencana penerimaan dan
dalam hal pengurusan keuangan yang mencakup seluruh bidang itu maka rencana-
agar lebih mudah dalam pengendalian dan penentuan kesesuaian segala aktivitas
pembiayaan yang di nilai dengan rupiah yang telah disepakati eksekutif dan
legislatif.
mempunyai tujuan yang sama yaitu merencanakan dan mengatur berapa besar
rupiah yang akan dikeluarkan dalam satu periode suatu tahun anggaran.
Daerah.”
(2005:114)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 22
(1999:1)
1. Merupakan suatu rencana keuangan yaitu suatu proses pemikiran dan penentu
sistematis yang dinyatakan dalam bentuk angka dan disusun menurut struktur
anggaran yang ditetapkan untuk jangka waktu tertentu, biasanya dalam waktu
satu tahun.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 23
Belanja Daerah (APBD) menurut Nurlan Darise antara lain adalah sebagai
berikut:
2. Belanja Daerah.
3. Pembiayaan Daerah.”
(2008:135)
a. Pendapatan Daerah
peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode
2. Dana Perimbangan
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 24
c. Hasil dari perusahan milik daerah (BUMD), atau bagian laba usaha
perusahaan daerah.
2) Dana Perimbangan
d. Dana alokasi umum, yaitu dana yang berasal dari APBN yang
e. Dana alokasi khusus, yaitu dana yang berasal dari APBN yang
bencana alam yang dinyatakan sebagai bencana nasional yang tidak dapat
b. Belanja Daerah
pemerintah. Anggaran belanja daerah juga dibagi kedalam dua kelompok, yaitu:
a) Belanja langsung
b) Tidak langsung
3. Belanja Transfer
5. Belanja Modal
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
4. Belanja Pemeliharaan
pemeliharaan.
A. d 3 Belanja Transfer
imbalan maupun keuntungan dari penagihan uang tersebut. Kelompok belanja ini
terdiri atas pembayaran: angsuran pinjaman, dana bantuan dan dana cadangan
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 27
A. d 5 Belanja Modal
tahun anggaran dan akan merambah kas atau kekayaan daerah dan selanjutnya
akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan
pemeliharaan.
Daerah (APBD)
yang sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) kepada DPRD.
(2007: 88)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 28
undangan).
Penyusunan RKPD paling lambat disampaikan pada akhir bulan Mei sebelum
Dalam penyusuana KUA, kepala Daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah
pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada akhir juli
tahun anggaran berjalan. Dilakukan pada akhir bulan Juli pada tahun anggaran
berjalan.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah jumlah rupiah batas
tertinggi yang dapat dianggarkan oleh tiap-tiap satuan kerja perangkat daerah,
sebagai berikut:
kedua bulan Juli dan kesepakatanya pada akhir Juli tahun berjalan.
berikutnya.
Pemerintah Daerah.
Prioritas dan plafon anggaran, perkiraan maju yang telah disesuaikan dengan
berwenang.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 31
yang harus disajikan kepada pihak-pihak diluar organisasi. para pengguna laporan
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sesuai dengan yang
(2005:7)
Peraturan Pemerintah.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 32
beratkan pada peraturan dan pedoman bagi pengguna anggaran untuk menyusun
Cimahi dilakukan agar dalam penyusunan APBD dapat berjalan sesuai dengan
ekonomis, efisien dan efektif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi instansi pemerintah. Untuk itu jika dalam penerapan Standar Akuntansi
terwujud pembangunan yang adil dan merata serta dapat meningkatkan taraf
adil, makmur dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai
sumber daya yang secara ekonomis terbatas jumlahnya. Oleh karena itu dalam
mendapat pengertian yang seragam, maka dibawah ini akan dijelaskan bahwa
yaitu:
(2005: 2)
(2005: 2)
birokrasi dan kesatuan ekonomi yang ditangani oleh pemerintah sesuai dengan
(2005:9)
pencatatan transaksi saja, tetapi juga bisa sebagai wahana pelayanan jasa yang
tentang entitas ekonomi. Istilah dari entitas disini dapat diartikan sebagai satuan
organisasi, dalam hal ini adalah organisasi pemerintah. Akuntansi yang berkaitan
publik.
yaitu:
pemerintah."
(2005: 2,(1))
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 35
ditujukan kepada sumber daya Manusia sebagai pengguna dari SAP tersebut,
maka selain PSAP tadi, indikator dalam penerapan SAP yang lainnya adalah
kerja tahunan yang secara terperinci dapat dimuat dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), yaitu penerimaan dan pengeluaran daerah secara
APBD tersebut sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh sebab itu diperlukan
pemerintah daerah.
belanja daerah.
sebagai berikut:
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis 37
(2005:7)
Penelitian selanjutnya yang ditulis oleh Farida Aryani 2008 yang berjudul
Daerah” memiliki perbedaan yang sama yatu dilihat dari variabel yang digunakan,
(KSAP). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Jurnal Penelitian
PEMERINTAH
KSAP Penetapan
APBD
SAP
APBD
2.3 Hipotesis
dengan anggapan, pendapat atau asumsi yang mungkin benar dan mungkin salah.