Prosedur Operasional (SPO) Pengertian 1. Suatu proses memberitahu hasil laboratorium yang bernilai kritis kepada dokter penanggungjawab pasien. 2. Nilai kritis hasil laboratorium adalah suatu hasil tes laboratorium yang membutuhkan intervensi klinis segera (disebut juga Automatic Call Back Values)
Tujuan Supaya klinis dapat segera mengetahui hasil/nilai pemeriksaan
laboratorium untuk segera melalukan tindakan/intervensi terhadap pasien dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Kebijakan
Prosedur Analis laboratorium :
1. Ulangi pemeriksaan bila mendapatkan nilai kritis. 2. Lapor kepada penanggungjawab laboratorium tentang hasil nilai kritis 3. Laporkan hasil kritis segera setelah mendapatkan validasi dari penanggungjawab dengan cara menelpon ruangan tempat pasien dirawat. 4. Laporkan kepada dokter penanggungjawab pasien bila ada diruangan atau perawat penanggungjawab pasien bila dokter tidak ada diruangan perawatan. a. S(ituation) : “halo.. saya … dai lab mendapatkan nilai kritis pada pasien …….. umur ……. No RM ……. Nilai kritis yang kami temukan adalah ……… (sebutkan parameter dan hasil/nilai analisa laboratoriumnya) b. B(ack ground) : “pasien ini sebelumnya pernah melakukan pemeriksaan ………. Dengan hasil …….. (bila diketahui, bila tidak diketahui lanjutkan A) c. A(sessment) : “ kami curiga …….. (bacakan expertise SpPK) d. R(ekomendasi) : “mohon segera ditindaklanjuti …….. atau mohon segera laporan kepada DPJP 5. Minta perawat mengulanginya setelah hasil dibacakan. 6. Cetak hasil di formulir hasil laboratorium. 7. Antarkan formulir hasil laboratorium ke ruang perawatan sesuai dalam batas standar waktu tunggu. Perawat Ruangan : 1. Catat hasil nilai kritis di status pasien. 2. Laporkan segera kepada DPJP (bila dokter tidak ada diruang perawatan) Nilai kritis yang dilaporkan adalah : Darah Lengkap : HCT < 20 % atau > 60 % HB < 7 gr/dl atau > 20 gr/dl Trombosit < 50.000/ul atau >1.000.000/ul Leukosut < 2000/ul atau > 30.000/ul Bleeding time Cloting time Kimia Klinik : Glukosa < 45 mg/dl atau > 500 mg/dl Glukosa Neonatus < 30 mg/dl atau > 300 mg/dl Creatinine > 5 mg/dl (kecuali pasien dialysis) Ureum > 200 mg/dl Elektrolit : Natrium < 120 mEq/L atau > 160 mEq/L Kalium < 2.8 mEq/L atau > 6.2 mEq/L Chlorida Urinalisa : Glukosuria > 2+ Keton > 2+ Ditemukan Kristal patologis (as. Urat sistein, leusin, tirosin) Abuminiria > 2+ Eritrosit > 2+ Lekosit > 2+
Unit Terkait Unit Rawat Jalan
Unit Rawat Inap Unit Rawat Intensif (ICU) Unit Gawat Darurat Unit Bedah Sentral (kamar operasi)