Anda di halaman 1dari 5

Prinsip Kerja Instalasi Hydrant Pada Gedung

1. Pengertian
Instalasi hydrant pada suatu gedung merupakan suatu instalasi yang berfungsi untuk
memproteksi bangunan gedung dari kebakaran dimana dalam metode pemadaman api
menggunakan air yang bertekanan. Sistem ini bisa difungsikan secara otomatis dan secara
manual. Jika secara otomatis sistem ini akan bekerja ketika terdeteksi api di dalam gedung
maka sensor asap akan mendeteksi dan sistem water springkler akan bekerja memadamkan api.
Apabila secara manual yaitu pemadaman apinya dilakukan oleh manusia dengan cara
memanfaatkan output hydrant yang berada di dalam gedung atau sering di sebut box hydrant.
Untuk membuat instalasi hydrant pada gedung membutuhkan komponen yang meliputi
tandon air, pompa hydrant, panel kontrol pompa, sistem distribusi & jaringan perpipaan,
hydrant pillar, box hydrant / output hydrant di dalam gedung, water springkler dan fire alarm.

2. Komponen
2.1. Tandon Air
Tandon air atau tangki air hydrant biasa ditempatkan di basemant atau area luar
gedung berdampingan dengan pompa pompa hydrant. Tandon air ini bisa dibuat di atas
tanah atau dibawah tanah (ground tank). Kapasitas tandon air sangat bervariasi,
disesuaikan dengan kebutuhan gedung tersebut. Bisa dihitung kapasitas orang yang berada
di tiap-tiap lantai pada gedung lalu dikalikan dengan jumlah pemakaian air tiap harinya.

Faktor yang mempengaruhi yaitu luas bangunan, jumlah lantai, dan jarak dinas
pemadam kebakaran terdekat dengan gedung. Untuk itu, tandon air di hydrant gedung
paling tidak harus mampu menyediakan air untuk memadamkan kebakaran selama 30
menit (waktu perkiraan petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi).

2.2. Pompa Hydrant


Pompa hydrant inilah yang akan menghisap air yang berada di tandon air melalui pipa
suction (pipa hisap) dan mendistribusikannya dengan tekanan tinggi ke jaringan perpipaan
hydrant gedung sampai komponen output. Syarat pompa hydrant untuk hydrant gedung
yaitu memiliki kapasitas minimum 500 galon per menit.
Pompa hydrant terdiri dari 3 pompa yang harus ada untuk hydrant gedung yaitu :

 Pompa Jockey : Pompa ini berfungsi sebagai penjaga tekanan statis di jaringan hydrant.
Selain sebagai pengontrol tekanan, pompa jockey juga bisa berfungsi sebagai
pengontrol jika terjadi kebocoran pada instalasi hydrant. Pompa ini akan bekerja secara
otomatis jika salah satu katup pengeluran dibuka, dan akan otomatis mati pada saat
katupnya ditutup. Pompa jockey pada umumnya bekerja dengan tenaga listrik dari PLN
atau sumber listrik utama pada gedung.
Ketika terjadi kebakaran, Main pump atau pompa elektrik mulai mengalirkan arus air
yang bertekanan tinggi. Dengan adanya jockey pump aliran air yang akan dialirkan oleh
fire pump kepillar akan tetap stabil. Sehingga tekanan yang akan mendadak tinggi dapat
distabilkan terlebih dahulu agar tidak merusak sistem hydrant yang ada.
 Pompa Main atau Elektrik : Pompa hydrant elektrik berfungsi sebagai pipa utama yang
akan bekerja ketika kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui. Pompa hydrant
elektrik akan hidup secara otomatis dan akan mati dengan cara manual melalui panel
kontrol pompa atau bisa juga diatur otomatis mati pada tekanan tertentu. Pompa elektrik
ini merupakan pompa yang menggunakan energi listrik dari PLN agar dapat bekerja
dengan normal untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran.
 Pompa Diesel : Pompa yang memiliki fungsi sebagai cadangan atau menggantikan
kerja dari main pump atau pompa elektrik saat terjadi pemadaman listrik di area
kebakaran. Ketika listrik menyala, pompa ini menstabilkan tegangan dalam jaringan
instalasi fire hydrant atau fire sprinkle yang turun seiring dengan keluarnya air dari
output jaringan fire hydrant seperti hydrant pillar yang berada di luar gedung maupun
hydrant box yang ada di dalam gedung.

2.3. Panel Kontrol Pompa


Panel pompa hydrant memiliki fungsi utama untuk menjalankan sekaligus mengontrol
sistem hydrant itu sendiri. Dengan kata lain, semua peralatan dan komponen di bagian
panel ini berfungsi berbeda, tetapi selalu bertujuan sama yaitu untuk mengontrol hydrant.
Membuat fungsi pompa hydrant dalam sistem pemadam kebakaran dapat diandalkan.
Dengan begitu, kebakaran yang terjadi tidak akan meluas serta dapat meminimalisr korban
jiwa maupun harta benda.

Fungsi dan Fitur Panel Pompa Hydrant Standart

 Mini Circuit Breaker (MCB)


MCB ini salah satu komponen yang berada pada panel pompa hydrant yang berfungsi
untuk memutus arus listrik. Kejadian semacam itu bisa terjadi saat terjadi konsleting
atau pada kegiatan maintenance. Dengan begitu, semua peralatan utama hingga
pendukung tidak ada yang rusak. Sudah pasti alat ini sangat penting untuk dipasang.
Sementara itu, dibutukna MCB 1 Phase untuk sistem kontrolnya dan MCB 3 Phase
untuk power pompa hydrant. Semua disesuaikan dengan kebutuhan peralatan pompa
hydrant yang dipasang.
 Magnetic Contactor
Fungsi alat yang satu ini mirip seperti saklar pada arus listrik. Magnetic Contactor
berfungsi untuk menghubungkan bagian source power 3 phase ke pompa hydrant. Bila
pompa hydrant memiliki kapasitas 5 HP, maka perlu digunakan 3 Magnetic Contactor.
Satu Contactor sebagai kontak utama, sementara kontaktor kedua berfungsi untuk
menghubungkan bagian kumparan motor secara star. Terakhir, Magnetic Contactor
ketiga berfungsi menghubungkan bagian kumparan secara delta. Semuanya kontaktor
tersebut bertujuan agar tidak terjadi lonjakan arus listrik terlalu tinggi saat pertama
dinyalakan pada motor.
 Time Delay Relay (TDR)
TDR merupakan salah satu komponen yang berada pada panel pompa hydrant yang
berfungsi untuk memberi waktu pemindahan kumparan motor, dari posisi star ke delta.
Pemindahan tersebut diatur oleh bagian selector switch pada TDR. Sementara itu,
waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan dari star ke delta minimal 3 detik dan
maksimal 8 detik. Jika waktu kurang atau melebihi yang ditentukan, tidak menutup
kemungkinan berpengaruh pada fungsi panel atau alat lainnya di sistem fire hydrant.
Jadi, memang harus diperhatikan fungsi dari TDR ini.
 Selector Swicth
Komponen ini berfungsi untuk merubah sistem dari Auto – Manual – Off. Auto berarti
sistem fire hydrant bisa bekerja secara otomatis. Manual berarti sistemnya
membutuhkan bantuan tenaga manusia untuk menyalakan atau menjalankannya.
Sementara Off, yaitu berfungsi untuk mematikan sistem fire hydrant tersebut.
Ketiganya bisa difungsikan secara maksimal dengan Selector Switch yang sudah
dipasang.
 Tombol ON dan OFF
Anda pasti sudah mengenal fungsi dari kedua tombol tersebut. Hampir semua peralatan
elektronik atau digital memfungsikannya. Tombol ON untuk menyalakan, sementara
tombol OFF untuk mematikan. Begitu juga pada panel pompa hydrant, kedua tombol
itu berfungsi untuk menyalakan pengoperasian alatnya dan mematikannya. Semua itu
dilakukan secara manual dengan bantuan manusia.
 Thermal Over Load (TOL)
TOL berfungsi untuk memutuskan sistem kontrol pada saat motor penggerak sistem
hydrant terlalu panas atau dengan kata lain pada saat terjadi kerusakan yang tidak
diinginkan. Kondisi panas semacam itu bisa berakibat fatal karena kumparan pada
motor listrik dapat terbakar. Jika tidak segera diatasi, bahkan motor listrik bisa terbakar
dan menghanguskan seluruh peralatan fire hydrant. Semua itu disebabkan oleh
kegagalan pada sistem mekanikal. Misalnya, bagian bearing yang pecah, as sudah
berkarat atau setting pemindahan star delta motor terlalu lama. Oleh karena itu, fungsi
dari TOL pada panel pompa hydrant memang tidak bisa ditawar lagi keberadaannya.
 Emergency Push Button
Tombol Emergency Push Button yaitu tombol untuk ditekan agar mematikan seluruh
sistem jika dalam keadaan darurat. Misalnya, ada bau terbakar atau percikan listrik,
tetapi alat pada fire hydrant masih menyala. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan, sebaiknya mematikan seluruh sistemnya dulu dengan memencet
Emergency Push Button. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada bagian
panelnya. Siapa tahu memang ada yang konsleting atau sejenisnya. Setelah semua
dipastikan aman , barulah sistem fire hydrant bisa dinyalakan kembali.
 Pressure Switch
Komponen pada panel pompa hydrant ini berfungsi untuk mengatur sistem kontrol
berdasarkan tekanan air. Anda juga perlu mengerti bahwa sistem fire hydrant sangan
memperhatikan kondisi tekanan air saat seluruh alat difungsikan dalam mengatasi
kebakaran. Oleh karena itu, harus dipastikan tekanan air yang disedot dan dipancarkan
benar-benar stabil agar tidak ada gangguan pada sistemnya. Salah satu yang bisa
dilakukan untuk menstabilkan tekanan, yaitu menggunakan Pressure Switch.
Komponen tersebut dapat diatur pada tekanan tertentu dengan satuan bar aktif dan
berhenti.
2.4. Sistem Distribusi & Jaringan Perpipaan
2.5. Hydrant Pillar
3. Output Hydrant Pada Gedung
4. Sistem Water Springkler dan fire alarm
5. Persyaratan Hydrant Menurut SNI & Internasional

Anda mungkin juga menyukai