1. Laboratorium meliputi:
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan
dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
a. Non invasif
1). Mamografi
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit
dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi
terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini
akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini
biayanya sangat mahal.
b. Invasif
1). Biopsi
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram
normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu,
maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk
kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi
untuk dilakukan biopsy pembedahan.
Tes Diagnostik
a. Mammograf
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur
internal mammae, dapat untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal. Mammograf pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan
kelenjar kurang tampak.
b. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifkasi pertumbuhan
cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
c. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh darah dan jaringan
yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
d. Ultrasonography
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography berguna untuk
menentukan adanya kista, kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
e. Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan pemeriksaan sitologik.
f. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara pengambilan
massa. Memberikan diagnosa defnitif terhadap massa dan berguna klasifkasi histogi, pentahapan dan
seleksi terapi.
3. Perencanaan/Intervensi
1. NDx : Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf perifer, trauma jaringan, pembentukan
edema
Tujuan :
Klien akan melaporkan nyeri berkurang/teratasi dengan criteria :
a) Klien mengatakan nyeri hilang
b) Ekspresi wajah ceria
c) Vital sign dalam keadsaan normal
INTERVENSI:
1. Kaji keluhan klien, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (0 – 10). Dan perhatikan reaksi
verbal dan non verbal yang tunjukkan.
2. Monitor tanda-tanda vital.
3. Atur posisi yang menyenangkan.
4. Pemberian obat analgetik.
RASIONAL:
1. Membantu dalam mengidentifkasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgetik, karena
pengangkatan jaringan, otot dan system limfe dapat mempengaruhi nyeri yang alami.
2. Perubaha tanda-tanda vital dapat diakibatkan oleh rasa nyeri dan merupakan indicator untuk
menilai keadaan perkembangan penyakit.
3. Perubahan posisi dapat mengurangi stimulasi nyeri akibat penekanan.
4. Analgetik berfungsi menghambat rangsangan nyeri dari saraf perifer sehingga nyeri tidak
dipresepsikan.
2. NDx : Gangguan konsep diri berhubungan dengan biofsika, prosedur bedah yang mengubah
gambaran tubuh.
Tujuan Klien akan menunjukkan konsep diri yang adekuat dengan criteria :
a) Penerimaan diri dalam situasi kritis
b) Pengenalan dan tidak mengaktifkan harga diri
c) Menyusun tujuan yang realistis dan secara aktif berpartisipasi dalam program terapi
INTERVENSI
1. Dorong untuk mengungkapkan pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan
datang. Berikan dukungan emosional .
2. Dorong klien untuk mengekspresi-kan perasaan, misalnya marah, bermusuhan dan duka.
3. Kaji ulang kemungkinan untuk dibedah rekonstruksi atau pemakaian prostektif.
4. Berikan prostesis bila diindikasikan
RASIONAL:
1. Kehilangan payudara menyebabkan reaksi, termasuk perasaan perubahan gambaran diri,
takut reaksi pasangan hidup terhadap perubahan tubuhnya.
2. Kehilangan bagian tubuh membu-tuhkan penerimaan, sehingga klien dapat membuat rencana
masa depan.
3. Rekonstruktif memberikan sedikit penampilan tidak lengkap atau mendekati normal
4. Prostesis milon dan dakron dapat dipakai pada pra sampai insisi sembuh, bila bedah
rekonstruksi tidak dilakukan pada waktu mastektomi sehingga meningkatkan penerimaan diri.
4. NDx : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan dengan kriteria :
a) Nafsu makan baik
b) Porsi makan dihabiskan
c) Berat badan normal, sesuai dengan tinggi badan.
INTERVENSI:
1. Kaji nafsu makan.klien.
2. Kaji hal-hal yang menyebabkan klien malas makan
3. Anjurkan klien untuk makan porsi sedikit tapi sering.
4. Anjurkan dan ajarkan melakukan kebersihan mulut sebelum makan.
5. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian TKTP.
RASIONAL:
1. Mengetahui sejahmana terjadinya perubahan pola makan dan sebagai bahan untuk
melaksanakan intervensi.
2. Mendeteksi secara diri dan tepat agar mencari intervensi yang cepat dan tepat untuk
penanggulangannya.
3. Porsi yang sedikit tapi sering membantu menjaga pemasukan dan rangsangan mual/muntah.
4. Menimbulkan rasa segar, mengurangi rasa tidak nyaman, sehingga berefek meningkatkan
nafsu makan.
5. Makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein dapat mengganti kalori, protein, dan cairan yang hilang
dalam tubuh dan mengganti sel-sel, jaringan yang rusak serta dapat meningkatkan nafsu makan .
DAFTAR PUSTAKA
www.pitapink.com situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta , diakses tanggal 24 Desember
2008).
b. Gejala Klinis:
c. Usia biasanya muda decade II-III atau bahkan lebih muda
d. Benjolan yang lambat membesar
e. Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat
variatif
f. Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas
g. Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara
h. Pemeriksaan Dan Diagnosis
i. Anamnesis:
j. Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui
k. Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan
menstruasi, benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)
l. Usia muda (aqil baliq-30 tahun)
m. Pemeriksaan Fisik:
n. Biasanya benjolan tidak terlalu besar
o. Dapat tunggal atau multiple
p. Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun
kadang-kadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau
multiple dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
q. Pencitraan:
r. Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan
halo sign, dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram,
fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau
oval dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor
mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi.
Kalsifikasi berguna untuk mendiagnosis massaini, namun biasanya, kalsifikasi ini
menyerupai suatu keganasan mikrokalsifikasi.
s. Diagnosis
t. Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan
pada keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1
(multiple).
u. Penatalaksanaan Terapi
v. Eksisi dan pemeriksaan histopatologis atas specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow Up)
Penting untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan
atau tumbuhnya tumor baru.
w. Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui
biopsy jarum halus atau pemeriksaan sitologik. Eksisi atau membuang tumor
dengan vacuum-assisted core needledapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada
suatu penelitian di tahun 2005, cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya
merupakan prosedur yang aman jika lesi dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil
gambaran histology sebelum cryoablasi dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua
fibroadenoma karena beberapa tumor sangat besar untuk dibekukan atau diagnosisnya
belum pasti. Setelah pengamatan, keuntungan cryoablasi masih belum jelas. Biasanya
tidak dapat dibedakan antara fibroadenoma yang besar dengan suatu tumor phyllodes dari
hasil biopsy.
x. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi
atau efek samping therapy/tindakan,
bb. Dx 1
cc. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek
samping therapy/tindakan,
dd. Tujuan
ff. - Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri berkurang)
hh. Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas diversional sesuai situasi
individu.
ii. Intervensi
jj. Independent :
kk. 1. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan
upaya untuk mengurangi nyeri.
ll. 2. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional.
oo. Kolaborasi :
pp. 5. Kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan dokter
ss. 1. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas intervensi yang
dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena mengganggu fisik dan
psikologi.
vv. 4. Tujuan umum/maksimal mengomtrol tingkat nyeri dan minimum ada keterlibatan
dalam ADLs.
xx. 6. Nyeri merupakan dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta
perbedaan respon individu.
yy. Dx 2
zz. Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan
aaa. Tujuan
iii. Intervensi
jjj. 1. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien agar dapat
aktif kembali sesuai ADLs.
ppp. Kolaborasi :
sss.Rasional
ttt. 1. Menerima dam mengerti tentang hal-hal yang dilakukan merupakan awal proses
penyelesaian masalah.
uuu. 2. Antisipasi dini dapat menolong klien untuk mengawali proses adaptasi dalam
mempersiapkan hal-hal yang dapat terjadi.
www. 4. Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik koping sesuai
kebutuhan.
yyy. 6. Penghargaan dan perhatian merupakan hal penting yang diharapkan klien guna
menurunkan perasaan klien akan keraguan / ketidaknyamanan.
zzz. 7. Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan meningkatkan
kontak dengan klien lain dengan masalah sama.
cccc. Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.
Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
dddd. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
iiii. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.
jjjj. (1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Unair &
RSUD dr Soetomo Surabaya
Manifestasi Klinis
Tanda dini
- Benjolan tunggal tanpa yang agak keras dengan batas kurang jelas
- Benjolan biasanya terjadi pada mammae sebelah kiri bagian kuadran lateral atas.
- Kelainan mammogrf tanpa kelainan pada palpasi
Tanda lama
- Retraksi kulit / retraksi areola
- Retraksi atau inversi putting
- Pengecilan mammae ( pengerutan)
- Pembesaran mammae
- Kemerahan
- Edema
- Fiksasi pada kulit atau dinding thorak
Tanda akhir
- Tukak
- Kelenjer supraklavikula dapat diraba
- Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura/tempat lain