Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN TINGGI BADAN ANAK BARU

SEKOLAH (TBABS)
No. Dokumen :
Terbitan :
No.Revisi :01
SPO Tgl.Mulai berlaku : Februari 2018
Halaman :

Ditetapkan Oleh Kepala


UPT Puskesmas
UPT Puskesmas Melintang
Melintang

drg. Widiyanita Wahab


1985091222010012016
1. Pengertian  Pemantauanadalah suatu proses melakukan dengan metode tertentu
untuk menilai hasil atau interpretasi agar dapat diintervensi.
 TBABS adalah panjang ukuran tubuh anak dari kepala hingga kaki, tinggi
badan anak baru sekolah (kelas 1 SD, kelas 7 SMP dan kelas 9
SMA/SMK) yang diukur pada waktu tertentu setiap tahun untuk menjaring
prevalensi anak stunting akibat dari kurang gizi khronis/ berulang.
 Pemantauan TBABS adalah suatu metode menentukan, menilai dan
menginterpretasikan tahapan peningkatan tubuh, organ dan jaringan dari
seorang anak sekolah dasar terutama tinggi badan.
 Indikator yang digunakan TB/U dengan standar deviasi (SD) untuk
menentukan prevalensi anak pendek (stunting).
 Stunting adalah suatu keadaan dimana tinggi badan anak yang terlalu
rendah atau < -2 SD. Stunting usia dewasa Indonesia, laki-laki lebih
pendek 13,6 cm dan perempuan 10,4 cm dari rata-rata tinggi badan
seharusnya.
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk menjaring anak stunting, kemungkinan besar telah
mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebijakan Langkah-langkah dalam proses pemantauan TBABS dengan menerapkan SPO
dan pedoman yang telah ditetapkan
4. Referensi Pengukuran antropometri, Pemantauan status gizi, Kementerian Kesehatan RI
tahun 2014, Kepmenkes RI Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar
antropometri penilaian status gizi anak.
5. Prosedur/ A. Integrasi dengan program penjaringan kesehatan anak sekolah
Langkah- (pengelola UKS-UKGS) mengenai jadwal kunjungan dan pengisian
langkah kuesioner penjaringan, mengirimkan surat pemberitahuan.
B. Menyusun kerangka acuan dan persiapan alat.
C. Pelaksanaan kegiatan, terintegrasi (pemeriksaan fisik, pemeriksaan gigi,
pengukuran antropometri, penglihatan dan pendengaran)
Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan digital :
1. Pasanglah alat timbang pada lantai rata dan datar.
2. Nyalakan dengan sedikit mengangkat posisi timbangan hingga
menunjukkan angka 0 (nol).
3. Anak ditimbang dengan posisi tegak lurus, mata menghadap ke
depan dan bacalah hasil penimbangan, lalu catat pada secarik
kertas.
D. Pengukuran tinggi badan, dengan menggunakan mikrotoa (microtoise)
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus
datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar
rata.
2. Lepaskan sepatu atau sandal dan sesuatu yang mengganjal di
kepala.
3. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris
berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian
belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus
dengan pandangan ke depan.
4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku
harus lurus menempel pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.
E. Kategori dan ambang batas status gizi anak dengan menggunakan
indeks BB/U. TB/U dan BB/TB yaitu :
1. .Berat badan menurut umur : (BB/U) anak umur 0 – 60 bulan,
kategori status gizi buruk dengan ambang batas < -3 SD, kategori
status gizi kurang -3 SD sampai < -2 SD, status gizi baik antara -2 SD
sampai dengan 2 SD dan gizi lebih ambang batasnya > 2 SD.
2. Panjang badan/ tinggi badan menurut umur : (TB/U) anak umur 0 –
60 bulan, kategori sangat pendek ambang batas < -3 SD, kategori
pendek antara -3 SD sampai dengan -2 SD, kategori normal ambang
batas -2 SD sampai dengan 2 SD, dan kategori tinggi > 2 SD.
3. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) anak umur 0 – 60 bulan,
kategori sangat kurus ambang batas < -3SD, kategori kurus -3 SD
sampai dengan < -2 SD, kategori normal antara -2 SD sampai
dengan 2 SD, dan kategori gemuk ambang > 2 SD.
F. Pencatatan dan perekapan hasil
Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan direkam
pada buku kunjungan anak sekolah. Temuan hasil anak pendek
ditindaklanjuti dengan mengirim hasil feedback ke sekolah yang
bersangkutan.
G. Pelaporan hasil TBABS, diserahkan ke kepala Puskesmas
H. Pengiriman hasil feedback ke sekolah, tembusan Kadinkes dan pembina
UKS kecamatan.
6. Diagram Alir
Anak/ klien Pengukuran
antropometr BB, TB

tidak
normal stuntingg Status gizi

Ya

Rujuk/terapi

7. Unit terkait 1. Pengelola UKS Puskesmas


2. Pengelola promkes
3. Kader kesehatan/konselor sebaya/ dokter kecil
4. Guru UKS sekolah ybs

Anda mungkin juga menyukai