4-1
1. Kecamatan Pacitan 6. Kecamatan Pringkuku
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-1,
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
dengan fungsi sebagai PKW II/C/2 dan sentra kegiatan
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
sektor pariwisata, Sektor industri makanan minuman
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku
ringan dan peristirahatan, Industri pengalengan ikan
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
dan sektor pertambangan, serta sektor industri produksi
Sebagai sentra produksi kelapa.
batik tulis.
Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi 7. Kecamatan Kebonagung
sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan Selatan. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pacitan dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
sebagai PKW II/C/2 adalah 100.000-150.000 jiwa. dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan
sentra produksi kelapa serta gula merah.
2. Kecamatan Punung
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2,
Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra
kegiatan kelautan. 8. Kecamatan Arjosari
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Punung Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa. dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
terbuat dari kayu jati dan sentra produksi keramik/ Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari
gerabah seni. sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
4-2
Tabel 4. 1
Pengembangan Fungsi Wilayah dan Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Pacitan
Nama Jangkauan Ruang
No Hirarki Fungsi Kondisi Eksisting Strategi Pengembangan Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
Pusat Lingkup Pelayanan
1 K-1 PKW Pacitan Berfungsi sebagai Pusat Menyiapkan agar semua 1. Pusat pelayanan wilayah 1. Wilayah sekitar
Kegiatan Lokal yang kawasan perkotaan dan sekitar Kabupaten Pacitan Kabupaten
menampung kebutuhan perdesaan memiliki rencana 2. Pusat pemerintahan, Pacitan
masyarakat tingkat tata ruang yang terpadu, perdagangan dan jasa 2. Wilayah
kabupaten sehingga tidak terjadi wilayah Kabupaten; Kabupaten
Masih mendominasi ketimpangan perkembangan 3. Pusat pelayanan sosial dan Pacitan
perkembangan wilayah. pertumbuhan wilayah 3. Seluruh wilayah
Kabupaten (menjadi Meningkatkan pelayanan kabupaten Kabupaten
titik orientasi pergerakan sistem prasarana wilayah di 4. Pusat komunikasi antar Pacitan
masyarakat di seluruh kawasan perkotaan dan kecamatan 4. kegiatan
wilayah Kabupaten perdesaan dalam rangka 5. Pusat pengembangan utama sektor
Pacitan) meningkatkan hubungan wilayah belakang , seluruh primer,
ekonomi yang kondusif bagi wilayah Kabupaten Pacitan sekunder dan
pertumbuhan dan 6. Pusat Permukiman Perkotaan tersier antar
pemerataan ekonomi kecamatan
7. Pusat Jasa Informasi dan
wilayah.
Akomodasi Pariwisata
Pengembangan kawasan kabupaten
perkotaan diarahkan untuk
2 K-2 PKL Punung Berfungsi sebagai Pusat 1. Pusat kegiatan pariwisata 1. Wilayah
memanfaatkan semaksimal
Kegiatan Lokal pantai, gua dan budaya Kecamatan
mungkin potensi sumber
Sebagai orientasi (terkait dengan Donorojo,
daya kawasan perdesaan
pergerakan masyarakat pengembangan pariwisata Punung dan
sebagai daerah
di bagian barat Pawonsari); Pringkuku ;
belakangnya sesuai dengan
Kabupaten Pacitan 2. Pintu gerbang barat untuk 2. Wilayah pesisir
fungsi/tipologi kawasan
kegiatan pariwisata Selatan pantai Selatan
perdesaan.
Pacitan barat
Meningkatkan kemudahan
3. Pusat pelayanan sosial dan Kabupaten
hubungan antar lokasi,
pertumbuhan wilayah Pacitan,
kawasan, dan antar wilayah
Kecamatan Donorojo, kegiatan
dengan membangun jalan,
Punung dan Pringkuku utama
meningkatkan fungsi dan
4. Pusat komunikasi antar pertanian,
peran jalan, kuantitas,
permukiman perdesaan di perikanan laut,
kualitas, dan tingkat
kecamatan Donorojo, pariwisata,
pelayanan jalan, penyediaan
Punung dan Pringkuku perkebunan
pedestrian, fasilitas terminal,
5. Pusat pengembangan 3. Kegiatan
pelabuhan laut dan
wilayah belakang utama sektor
penyediaan sarana
kecamatan Donorojo, primer,
angkutan umum.
Punung dan Pringkuku sekunder dan
Menyediakan fasilitas
tersier
pelayanan dan fasilitas
3 K-2 PKL Ngadirojo Berfungsi sebagai Pusat 1. Pusat kegiatan pariwisata 1. Wilayah
penunjang kegiatan
Kegiatan Lokal pantai, gua dan budaya; Kecamatan
budidaya di wilayah laut,
Sebagai orientasi 2. Pintu gerbang timur untuk Ngadirojo,
seperti pelabuhan
pergerakan masyarakat kegiatan pariwisata Selatan Tulakan dan
pendaratan ikan (PPI),
di bagian timur Pacitan (terkait dengan Sudimoro;
tempat pelelangan ikan (TPI),
Kabupaten Pacitan stasiun bahan bakar, sarana pengembangan Selatan- 2. Wilayah pesisir
pelayanan industri kelautan, Selatan Provinsi Jawa Timur) pantai Selatan
3. Pusat pelayanan sosial dan timur
4-3
Nama Jangkauan Ruang
No Hirarki Fungsi Kondisi Eksisting Strategi Pengembangan Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
Pusat Lingkup Pelayanan
dan sarana wisata bahari. pertumbuhan wilayah Kabupaten
Menyediakan fasilitas Kecamatan Tulakan, Pacitan,
pelayanan fasilitas Sudimoro dan Ngadirojo kegiatan
penunjang pariwisata pada 4. Pusat komunikasi antar utama
masing-masing obyek wisata permukiman perdesaan di pertanian,
guna mendukung Kecamatan Ngadirojo, perikanan laut,
perkembangan objek wisata Tulakan dan Sudimoro pariwisata,
yang ada. 5. Pusat pengembangan perkebunan
Mengembangkan Jalan wilayah belakang dan
Lintas Selatan Selatan guna Kecamatan Ngadirojo, pertambangan
menghubungkan sistem Tulakan dan Sudimoro 3. Kegiatan
perdesaan antar wilayah dan utama sektor
mendorong pertumbuhan primer,
wilayah. sekunder dan
Menyediakan dan tersier
meningkatkan
4 K-2 PKL Bandar Berfungsi sebagai Pusat pengembangan fasilitas 1. Pusat kegiatan agrowisata 1. Wilayah
Kegiatan Lokal penunjang kehidupan dan budaya Kecamatan
Sebagai orientasi ekonomi, sosial dan budaya, 2. Fungsi perlindungan bagi Bandar ,
pergerakan masyarakat mencakup fasilitas kawasan di bawahnya Nawangan
di bagian utara perbelanjaan/pasar, fasilitas 3. Pusat pelayanan sosial dan dan
Kabupaten Pacitan pendidikan, fasilitas pertumbuhan wilayah Tegalombo;
kesehatan, fasilitas Kecamatan Bandar , 2. Kawasan
peribadatan, fasilitas rekreasi Nawangan dan Tegalombo perbukitan di
dan olahraga dan lain-lain. wilayah Utara
4. Pusat komunikasi antar
Meningkatkan permukiman perdesaan di Kabupaten
pengembangan sumber- Kecamatan Bandar , Pacitan,
sumber air bersih, kapasitas Nawangan dan Tegalombo kegiatan
instalasi pengolahan, sistem utama
5. Pusat pengembangan
distribusi pelayanan, dan pertanian,
wilayah belakang
mewujudkan sistem produksi perkebunan,
Kecamatan Bandar ,
air bersih siap minum untuk agrowisata ,
Nawangan dan Tegalombo
melayani seluruh wilayah dan
Kabupaten Pacitan. pertambangan
Menjaga kelestarian badan- 3. Kegiatan
badan air serta mata air- utama sektor
mata air dan meningkatkan primer,
sediaan air tanah melalui sekunder dan
pemantapan perlindungan tersier
kawasan-kawasan resapan
air bagi pemenuhan
kebutuhan air bersih di
kawasan perdesaan, serta
kawasan-kawasan lain yang
belum atau tidak terlayani
oleh sistem perpipaan
Pengembangan sistem
jaringan drainase air hujan,
sistem pembuangan limbah
4-4
Nama Jangkauan Ruang
No Hirarki Fungsi Kondisi Eksisting Strategi Pengembangan Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
Pusat Lingkup Pelayanan
domestik, limbah industri, dan
persampahan secara
terpadu, terencana dan
terprogram untuk seluruh
wilayah Kabupaten Pacitan
dalam rangka
penanggulangan banjir dan
penyehatan lingkungan
permukiman kota.
Peningkatan pengembangan
sistem pelayanan energi listrik
dengan, perluasan jaringan
distribusi pelayanan dan
peningkatan kualitas
pelayanan.
Peningkatan kualitas
pelayanan dan
pengembangan sistem
telekomunikasi dan informasi
dengan mempertimbangkan
kemajuan teknologi di
bidang telekomunikasi dan
informasi.
4-5
Peta 4. 1 Rencana Struktur Ruang
Pemanfaatan lahan kawasan pedesaan di Kabupaten Pacitan Pusat pelayanan kawasan perdesaan secara berhirarki memiliki
merupakan kelompok dari beberapa pemukiman yang hubungan dengan pusat kegiatan di kawasan perkotaan atau
penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan pertanian, Ibukota Kecamatan.
perkebunan dan pemukiman. Sedangkan untuk kawasan
perkotaan penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan yang
lebih beraneka ragam, terutama untuk kegiatan pusat 4.3 R E NC A NA S I S T EM J AR I NG A N
perdagangan, jasa dan pemerintahan. P RA S ARA N A W IL AY AH
Dalam keberlangsungan kehidupannya, perdesaan merupakan Rencana sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan
hinterland dari perkotaan. Pelayanan yang belum didapatkan di meliputi prasarana yang memiliki skala pelayanan lokal, kota dan
perdesaan akan dipenuhi di kawasan perkotaan. regional. Rencana sistem jaringan prasarana terdiri atas rencana
sistem jaringan prasarana transportasi, listrik dan sumber daya
4-6
energi lainnya, telekomunikasi, sumber daya air, dan jaringan dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi
prasarana lainnya. yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
Semua tingkatan sistem jaringan dan pelayanan infrastruktur menghubungkan secara menerus pusat kegiatan
lainnya dengan tingkatan yang lebih tinggi terletak di wilayah- nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan
wilayah dengan orde tinggi, sedangkan sistem jaringan dan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan;
prasarana wilayah dengan tingkatan yang lebih rendah terletak di menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
wilayah dengan orde kota yang lebih rendah. Bentuk struktur
Sistem jaringan jalan primer yang berada di Kabupaten
sarana wilayah Kabupaten Pacitan berdasarkan struktur ruang
Pacitan merupakan sistem jaringan jalan yang berperan
perkotaannya dapat dilihat pada gambar berikut.
sebagai pelayanan jasa distribusi yang menghubungkan
Gambar 4. 2 kota-kota lain dengan Kabupaten Pacitan.
Struktur Sarana Wilayah Berdasarkan Struktur Ruang
Adapun sistem jaringan jalan sekunder disusun untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang
menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya
sampai ke persil.
B. Fungsi jalan
4-7
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder Kelurahan Ploso – (terhubung dengan dibangunnya
kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Jembatan Ploso), sebagai jalan bypass (bagian dari
jalan lokal sekunder; merupakan jalan yang jalan lintas selatan selatan).
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan Pembangunan Jembatan Cangkring Ngadirojo.
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan Pembangunan dan
perumahan, kawasan sekunder ketiga dan peningkatan jalan
seterusnya sampai ke perumahan. antar ibukota
Jalan lingkungan sekunder; merupakan jalan yang kecamatan.
menghubungkan antarpersil dalam kawasan Pembangunan dan
perkotaan. peningkatan jalan
antara ibukota
C. Status jalan
kecamatan dengan
Berdasarkan administrasi atau wewenang pusat pertumbuhan.
pembinaannya, jalan di Kabupaten Pacitan Pembangunan dan
dikelompokkan sebagai berikut: peningkatan jalan
lingkungan
Jalan Nasional adalah jalan dibawah pembinaan
Mempertahankan
Pemerintah Pusat.
kondisi jalan dengan
Jalan Provinsi adalah jalan dibawah pembinaan
pemeliharaan rutin.
Pemerintah Provinsi atau Instansi yang ditunjuk
Jalan Kabupaten adalah jalan dibawah pembinaan 2. PENINGKATAN JALAN
Pemerintah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk.
Peningkatan jalan
Jalan Desa adalah jalan dibawah pembinaan
nasional ruas
Pemerintah Desa/Kelurahan.
Glonggong – Pacitan –
Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi pada Batas Kabupaten
tahun 2009-2028 di Kabupaten Pacitan diarahkan pada Trenggalek.
peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan sesuai dengan Peningkatan jalan
fungsinya serta rencana pengembangan terminal. Rencana nasional wilayah kota
pengembangan sistem jaringan jalan pada tahun 2009-2028 (ruas jalan WR.
di Kabupaten Pacitan terdiri dari: Supratman - Gatot
SSubroto - P. Sudirman
1. PEMBANGUNAN JALAN - Maghribi).
Pembangunan jalan lintas selatan selatan meliputi Peningkatan jalan
ruas jalan: provinsi ruas Batas Kabupaten Ponorogo – Pacitan.
a. Mukus – Wareng – Ploso – Sirnoboyo - Kayen – Peningkatan jalan provinsi ruas Arjosari – Purwantoro
Sidomulyo – Jetak – Hadiwarno – Batas (Batas Provinsi Jateng).
Kabupaten Trenggalek. Peningkatan jalan provinsi wilayah kota (ruas jalan
b. Lingkar Kota Pacitan Basuki Rahmat dan Tentara Pelajar)
Pelebaran Jalan nasional ruas Glonggong – Pacitan Peningkatan jaringan jalan untuk mendukung
– Batas Kabupaten Trenggalek. pariwisata wilayah barat (ke pantai Klayar, Gua
Pembangunan Lingkar Barat Kota Pacitan dari Gong, dsb.) maka untuk memenuhi persyaratan
Kelurahan Sidoharjo – Pucangsewu – Semanten – kemudahan manuver kendaraan dan geometrik
Gunungsari (terhubung dengan dibangunnya jalan, dilakukan dengan pelebaran jalan menjadi
Jembatan Gunungsari). lebar minimum 5,5 meter dan perbaikan kondisi
Pembangunan Lingkar Timur Kota Pacitan dari Desa perkerasan jalan.
Gunungsari – Desa Sirnoboyo – Desa Kembang –
4-8
Peningkatan jaringan jalan untuk mendukung Fungsi
No. Rencana Lokasi
Jalan
pariwisata wilayah timur (ke Pantai Segara Anakan,
peningkatan jalan antara Primer
dsb.), dilakukan dengan pembangunan akses jalan ibukota kecamatan dengan
yang menghubungkan ruas jalan lintas selatan pusat pertumbuhan.
selatan dengan lokasi pariwisata. Pembangunan dan Kab. Pacitan Lingkungan
Peningkatan jalan kabupaten dan poros desa. peningkatan jalan lingkungan
8 Mempertahankan kondisi jalan Kab. Pacitan Kolektor
Rencana pembangunan dan peningkatan jalan di dengan pemeliharaan rutin. primer,
Lokal
Kabupaten Pacitan diupayakan tidak hanya sekedar Primer,
memperhalus ataupun menambal kerusakan yang ada, jalan
tetapi harus dituntaskan dengan pembebasan lahan sekunder,
jalan
untuk memperlebar jalan. Secara rinci Rencana lingkungan
pembangunan dan peningkatan jalan di kabupaten 9 Peningkatan jalan nasional ruas Kec. Donorojo, Kolektor
Donorojo – Pacitan – Panggul - Punung, primer
pacitan dapat dilihat pada Tabel Rencana
Trenggalek Pringkuku,
Pembangunan dan Peningkatan Jalan. Pacitan,
Tabel 4. 2 Kebonagung,
Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan Tulakan,
Ngadirojo,
Fungsi
No. Rencana Lokasi Sudimoro
Jalan
10 Peningkatan jalan nasional Kec. Pacitan Kolektor
1 Pembangunan jalan lintas Kec. Donorojo, Kolektor
primer
Punung, primer wilayah kota (ruas jalan WR.
selatan selatan (meliputi ruas
Pringkuku, Supratman - Gatot Subroto - P.
jalan Donorojo – Pacitan –
Pacitan, Sudirman - Maghribi).
Kayen – Sudimoro dan Lingkar
Kebonagung, 11 Peningkatan jalan provinsi ruas Kec. Pacitan, Kolektor
Kota Pacitan)
Tulakan, Pacitan – Dengok. Tegalombo primer
Ngadirojo, 12 Peningkatan jalan provinsi ruas Kec. Arjosari, Lokal
Sudimoro Nawangan, Primer
Arjosari – Nawangan
2 Pelebaran Jalan nasional ruas Kec. Donorojo, Kolektor Bandar
Donorojo – Pacitan – Panggul - Punung, primer 13 Peningkatan jalan provinsi Kec. Pacitan Lokal
Trenggalek Pringkuku, Primer
wilayah kota (ruas jalan Basuki
Pacitan,
Kebonagung,
Rahmat dan Tentara Pelajar)
Tulakan, 14 Peningkatan jaringan jalan Kec. Punung, Lokal
Ngadirojo, untuk mendukung pariwisata Donorojo Primer
Sudimoro wilayah barat (ke pantai Klayar,
3 Pembangunan Lingkar Barat Kec. Pacitan, Kolektor Gua Gong, dsb.)
Kota Pacitan dari Kelurahan Arjosari primer 15 Peningkatan jaringan jalan Kab. Ngadirojo Lokal
Sidoharjo – Pucangsewu – untuk mendukung pariwisata Primer
Semanten – Gunungsari wilayah timur (ke Pantai Segara
(terhubung dengan Anakan, dsb.), dilakukan
dibangunnya Jembatan dengan pembangunan akses
Gunungsari). jalan yang menghubungkan
4 Pembangunan Lingkar Timur Kec. Pacitan, Kolektor ruas jalan lintas selatan selatan
Kota Pacitan dari Desa Arjosari primer dengan lokasi pariwisata.
Gunungsari – Desa Sirnoboyo – 16 Peningkatan jalan kabupaten Kab. Pacitan Lokal
Desa Kembang – Kelurahan dan poros desa. Primer,
Ploso – (terhubung dengan jalan
sekunder
dibangunnya Jembatan Ploso),
Sumber: Hasil Analisis 2008
sebagai jalan bypass (bagian
dari jalan lintas selatan selatan).
5 Pembangunan Jembatan Kec. Ngadirojo 3. PENGEMBANGAN TERMINAL
Cangkring Ngadirojo.
Struktur pengembangan terminal penumpang di
6 Pembangunan dan Kab. Pacitan Lokal
peningkatan jalan antar Primer Kabupaten Pacitan diarahkan pada pengembangan
ibukota kecamatan. Terminal tipe A di Kecamatan Pacitan dengan
7 Pembangunan dan Kab. Pacitan Lokal merevitalisasi terminal yang telah ada sebagai simpul
4-9
Peta 4. 2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi
utama yang melayani angkutan AKAP. Adapun kriteria 100 m, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
terminal type A adalah: terminal.
Terletak dalam jaringan trayek Antar Kota Antar Untuk keperluan kecamatan-kecamatan pendukung,
Propinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas negara; pembangunan terminal tipe B direncanakan akan
Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang- dibangun di Kecamatan Punung Kecamatan Ngadirojo.
kurangnya kelas IIIA; Direncanakan pula pengembangan sub-terminal di
Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, kecamatan-kecamatan lainnya (Donorojo, Pringkuku,
sekurang-kurangnya 20 Km; Kebonagung, Tulakan, Sudimoro, Arjosari, Nawangan,
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha; Bandar dan Tegalombo), pengembangan sub terminal
Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke direncanakan dibangun sebagai simpul pergerakan
dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya penumpang. Penambahan rute dan sarana angkutan
4 - 10
umum dilakukan dalam rangka mendukung aksesibilitas Kebutuhan Daya Listrik (Volt Amper)
No Kecamatan
wilayah, khususnya ke daerah-daerah potensi wisata. 2013 2018 2028
4 Pacitan 15,275,025 16,254,000 26,583,318
4.3.1.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi 5 Kebonagung 10,668,825 11,130,075 17,496,663
Laut 6 Arjosari 9,372,600 9,826,425 15,601,279
7 Nawangan 11,603,925 12,165,750 19,315,397
Potensi wisata, serta sumberdaya alam lainnya termasuk
8 Bandar 10,082,250 10,491,975 16,412,149
pertanian dan perikanan yang ada di Kabupaten Pacitan,
9 Tegalombo 11,771,325 12,341,250 19,594,055
dapat berkembang secara maksimal jika didukung oleh
10 Tulakan 18,503,550 19,447,425 31,029,657
infrastruktur laut, sehingga lokasi pacitan dapat dengan
11 Ngadirojo 10,590,300 11,213,325 18,159,180
mudah dijangkau dengan cara lain selain jalan darat.
12 Sudimoro 6,954,300 7,219,125 11,236,501
Adapun pengembangan sistem jaringan transportasi laut
Jumlah 130,896,225 137,367,000 218,552,959
dilakukan dengan:
Sumber: Hasil Analisis 2008
Membangun pelayanan pelabuhan laut yang mampu
Pemenuhan kebutuhan listrik dimasa datang memiliki prospek
melayani pergerakan barang dan manusia. Pelabuhan
yang bagus karena adanya pembangunan PLTU Pacitan di
umum dikembangkan di Kecamatan Pacitan sedangkan
Kecamatan Sudimoro kapasitas 2 x 315 MW, pengembangan
pelabuhan khusus untuk mendukung PLTU dikembangkan
Gardu Induk Pacitan di Kecamatan Pacitan, serta
di Kecamatan Sudimoro. Pengembangan pelabuhan
pengembangan SUTT 150 kV:
khusus lainnya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
dari PLTU – Gardu Induk Pacitan (melewati sebagian wilayah
Mengadakan rute angkutan laut yang menghubungkan
Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo, Tulakan, Kebonagung,
Kabupaten Pacitan dengan kabupaten/kota lainnya.
Arjosari, Pacitan);
4.3.1.3 Rencana Sistem Jaringan Transportasi dari Gardu Induk Pacitan – Ponorogo (melewati sebagian
Udara wilayah Kecamatan Pacitan, Arjosari, Bandar, Tegalombo);
dari Gardu Induk Pacitan – Wonogiri (melewati sebagian
Untuk memaksimalkan pertumbuhan Pacitan, dikembangkan
wilayah Kecamatan Pacitan, Pringkuku, Punung).
Bandar Udara khusus yang pengembangannya dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan. Desa-desa yang belum memiliki jaringan listrik dan tidak
memungkinkan untuk dikembangkan jaringan baru akibat
medan yang berbukit, tetap bisa memperoleh pelayanan listrik
4.3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN LISTRIK DAN
dengan pengembangan pelayanan sistem non jaringan.
SUMBER DAYA ENERGI LAINNYA
Energi listrik merupakan komponen dasar yang sangat Oleh karena itu, perlu dikembangkan Desa Mandiri Energi
dibutuhkan untuk dapat berlangsungnya hampir seluruh (DME). DME adalah desa yang masyarakatnya memiliki
aktivitas dan kehidupan manusia modern, sehingga tanpa kemampuan memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energinya
energi listrik yang cukup, maka dapat dipastikan (listrik dan bahan bakar) dari energi terbarukan yang dihasilkan
keberlangsungan dan perkembangan kegiatan ekonomi dapat melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat.
terhambat. Perhitungan kebutuhan daya listrik tahun 2028 Energi terbarukan yang dapat dikembangkan meliputi:
didasarkan pada jumlah kepala keluarga dan dengan jumlah a. bahan bakar nabati (bio ethanol, bio diesel);
rumah yang masing-masing dipenuhi standar kebutuhan 1300 b. tenaga panas bumi;
VA/rumah, untuk fasilitas umum 30% dan penerangan umum c. tenaga surya;
10% dari total dari kebutuhan daya listrik domestik. d. tenaga angin;
e. tenaga mikro hidro;
Tabel 4. 3
Rencana Peningkatan Sistem Prasarana Listrik f. bio mass dari ternak dan sampah.
Kebutuhan Daya Listrik (Volt Amper)
No Kecamatan Energi terbarukan dalam DME dapat dikembangkan dengan
2013 2018 2028
satu atau lebih energi terbarukan yang bersama-sama
1 Donorojo 9,593,325 10,008,000 15,732,982
2 Punung 8,827,200 9,277,425 14,802,691
(kombinasi) menuju target memenuhi 60% kebutuhan energi
3 Pringkuku 7,653,600 7,992,225 12,589,086 masyarakat desa yang bersangkutan. Adapun Desa yang
4 - 11
Peta 4. 3 Rencana Listrik dan Sumber Daya Energi
4 - 12
Peta 4. 4 Rencana Telekomunikasi
4 - 13
Pelayanan jaringan telepon yang ada di Kabupaten Pacitan belum Dengan asumsi tersebut diatas, maka hingga 5 tahun kedepan
mencakup semua desa, namun pembangunan sarana dibutuhkan maksimal sejumlah 117 titik koordinat/zona menara
peningkatan mutu dibeberapa kecamatan meliputi pembangunan bersama telekomunikasi untuk mengcover seluruh wilayah.
Sistim Transmisi Digital Induk (STDI) di Kecamatan Pacitan, Punung Penetapan titik koordinast/zona tersebut dilakukan dengan
dan Ngadirojo telah dilaksanakan. Rencana perluasan jangkauan mempergunakan alat bantu Global Positioning System (GPS),
pelayanan komunikasi dilakukan disamping dengan perluasan komputer, dan software yang relevan.
sistem kabel juga mengembangkan jaringan telekomunikasi seluler
oleh sektor swasta hingga ke pelosok kecamatan dan desa.Pada
4.3.4 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA
masa mendatang perlu pengembangan sistem telekomunikasi
A IR
seluler dengan mengaplikasikan pembangunan menara bersama
telekomunikasi. Menara bersama telekomunikasi ini disamping Beberapa hal yang terkait dengan rencana sumber daya air
ditujukan untuk memperluas area yang terjangkau telekomunikasi, antara lain rencana drainase, irigasi, dan air bersih.
Mengingat sangat pesatnya perkembangan teknologi komunikasi bisa memandang batas administrasi. Sistem prasarana drainse
dan informatika, perkembangan teknologi khususnya dalam di Kabupaten Pacitan melingkupi drainase Primer, Sekunder,
bidang komunikasi dan informatika untuk 20 tahun kedepan sangat dan Tersier.
sulit untuk diprediksikan. Namun demikian, sebagai gambaran Drainase primer di Kabupaten Pacitan merupakan drainase
dapat disampaikan kebutuhan menara bersama telekomunikasi alami yaitu sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Pacitan.
untuk 5 tahun mendatang. Asumsi yang dipergunakan dalam Sedangkan drainase sekunder dan tersier merupakan drainase
menentukan kebutuhan menara bersama telekomunikasi di buatan, yang rencananya akan dikembangkan disepanjang
Kabupaten Pacitan 5 tahun mendatang adalah: ruas jalan di kawasan perkotaan.
1. Tingkat penetrasi layanan seluler rata-rata saat ini adalah
Kawasan pedesaan tidak menjadi tujuan utama
10%-30%, yang pada 5 tahun kedepan di Kabupaten
pengembagan prasarana drainase, dikarenakan sebagian
Pacitan diasumsikan 50%, yang berarti setiap 2 penduduk
besar penggunaan lahan di kawasan pedesaan masih mampu
memiliki 1 handphone.
menyerap air hujan yang jatuh ke tanah. Selain itu kondisi
2. Kawasan perkotaan di Kecamatan Pacitan bercirikan sub
topografi kabupaten pacitan tidak daat mendukung seluruh
urban dengan karakteristik residensial yang relatif padat.
daerah untuk diberi pelayanan berupa prasarana drainase.
Wilayah lainnya bercirikan rural dengan karakteristik yang
kecil dan tersebar. Rencana drainase di Kabupaten Pacitan, dititikberatkan pada
3. Lama rata-rata panggilan atau menerima panggilan untuk permasalahan banjir yang sering dialami di kabupaten ini. Banjir
setiap handphone adalah 3 menit per hari pada jam sibuk di Kabupaten Pacitan terjadi karena kapasitas alur sungai yang
di area urban, 2 menit pada sub urban, dan 1 menit pada tidak mampu menampung banjir dan selain itu di beberapa
rural. tempat ditemukan adanya dimensi saluran atau gorong-
4. Berdasarkan data teknis traffic handling BTS per sektor gorong yang tidak memadai dimana saluran primer menuju
minimal dengan 4 kanal frekuensi dan 7 time slot voice (4 outlet sungai dengan dimensi lebih kecil daripada saluran
channel x 7 time slot = 28 kanal) adalah 20,15 Erlang pada sekundernya.
tingkat kualitas layanan 2% (GOS, grade of Servise = 2%),
Penentuan skala prioritas penanganan genangan
yang berarti terjadi kegagalan panggilan sebanyak 2 kali
mempertimbangkan faktor teknis dan non-teknis. Dari penilaian
dari 100 kali panggilan. Maka dengan asumsi seluruh BTS
terhadap beberapa faktor tersebut dilakukan pembobotan.
menggunakan 3 sector dan total 12 kanal frekuensi
Pertimbangan yang dinilai berperan dan memiliki relevansi yang
mampu menghandle traffic sebesar 60,45 Erlang (60,45 jam
memadai sebagai kriteria untuk penentuan skala prioritas
panggl/calling dan terima/called).
penanganan adalah:
5. Setiap menara bersama telekomunikasi minimal mampu
menampung 3 BTS/RF. 1. Faktor genangan. Faktor genangan terdiri atas: luas, lama
dan frekuensi genangan dalam waktu 1 tahun.
4 - 14
2. Faktor kerusakan harta benda. Berkait dengan besarnya volume dan waktu alir. Untuk mengendalikan volume aliran
kerugian harta benda akibat terjadi genangan. di permukaan dan mempertahankan kuantitas air tanah,
maka di bagian hulu direncanakan adanya kolam tandon
3. Faktor gangguan ekonomi. Berkait dengan kemungkinan
(penampungan). Lokasi penempatan kolam tandon dipilih
terganggunya kegiatan perekonomian wilayah akibat
pada bagian wilayah perkotaan yang mempunyai
genangan tersebut.
topografi cekungan (lembah) sehingga secara mudah
4. Faktor gangguan sosial dan pemerintahan. Gangguan limpasan permukaan air hujan dan suplesi dari sungai atau
terhadap fasilitas publik dan pelayanan sosial termasuk anak sungai akan dapat mengalir mengisi kolam tandon.
gangguan kelancaran aktivitas pemerintahan kota. Tujuan pembuatan kolam tandon adalah untuk menjaga
5. Faktor gangguan kelancaran lalulintas. Gangguan agar tidak terjadi banjir di bagian hulu dan sebagai
terhadap kelancaran lalulintas barang dan jasa akibat penyediaan air yang terkendalikan dalam hal ini suplai
genangan pada beberapa jalan raya dan jalan desa yang irigasi. Karenanya hal terpenting adalah penentuan tingkat
dianggap vital. pengaliran sungai sebagai pensuplai air tandon agar
mampu mencukupi kebutuhan pengairan secara teratur.
6. Faktor gangguan lingkungan pemukiman. Penurunan
kualitas kesehatan lingkungan beserta gangguan terhadap 2. Untuk menanggulangi banjir diwilayah sub sistem
aktivitas bermukim penghuni akibat genangan. nanggungan, maka langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah dengan melakukan pemasangan pompa air di
Rencana pengembangan prasarana drainase hingga tahun
ujung hilir sub sistem dengan tujuan menyalurkan debit air
2028 di Kabupaten Pacitan, sesuai dengan bahasan terdahulu
yang berasal dari wilayah Nanggungan langsung ke Sungai
mengenai pengelolaan kawasan rawan banjir, dimana
Grindulu. Setelah itu perlu dilakukannya penataan sistem
drainase di Pacitan terbagi atas 4 (empat) sub sistem yang
drainase di wilayah sub sistem Nanggungan dengan
terdiri dari Sub sistem Nanggungan, Sub sistem Utara, Sub sistem
menghindari masuknya air yang berasal dari pengaliran
Selatan, dan Sub sistem Timur. Perencanaan teknis drainase
sungai lain. Adapun penataan sistem drainase dilakukan
yang diperlukan bagi Kabupaten Pacitan secara keseluruhan
dengan penataan sistem saluran irigasi dan pengaturan
yang harus dilaksanakan dalam lima tahun pertama, adalah:
pengoperasian pintu air.
a. Inventarisasi Daerah Aliran Sungai. Dalam Inventarisasi
3. Banjir yang terjadi di wilayah sub sistem utara dilakukan
tersebut mencakup:
dengan:
Pendataan semua Daerah Aliran Sungai termasuk
performansi sungai penataan sistem saluran drainase, yaitu memaksimalkan
Perencanaan Zona Teknis Daerah Aliran Sungai fungsi drainase di Jalan Kolonel Sugiono;
Penentuan Ledger Saluran Air Hujan termasuk sungai pengembangan drainase di Jalan Komodor Yos Sudarso
sebagai sistem pendukungnya sepanjang ±250 m dengan dimensi saluran sekitar 1-1.5
m; memfungsikan kembali Kali Tani-Buk Dekem dengan
b. Pembuatan rencana induk drainase yang meliputi seluruh
memperbesar dimensi saluran melebarkan alur yang
wilayah Kabupaten Pacitan. Dalam Rencana Induk
ada dan melakukan pelapisan batu pada saluran;
Drainase tersebut mencakup:
memperbaiki dan meningkatkan kapasitas saluran Buk
Strategi Umum Pengelolaan Sistem Drainase
Dekem-Walanda Maramis serta dengan pemasangan
Strategi Pengembangan Teknis Sistem Drainase
pintu air atau lubang pemasukan (inlet); Memfungsikan
Strategi Pengembangan Kelembagaan
saluran drainase di Jalan Jend. A. Yani- Mayjen
Strategi Pengembangan Pendanaan
Panjaitan dengan memperbesar dimensi saluran,
Pentahapan Program Pembangunan Berjangka
melakukan pengerukan kali secara berkala untuk
Adapun rencana yang dapat dilakukan untuk menanggulangi menanggulangi masalah sedimentasi, serta membuat
permasalahan banjir di Kabupaten Pacitan adalah sebagai saluran baru di lokasi persawahan disebelah selatan;
berikut: kemudian melakukan pemeliharaan drainase-drainase
lainnya dengan pengerukan sedimen yang mengendap
1. Banjir atau genangan yang terjadi di Kabupaten Pacitan
salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
4 - 15
didasar drainase serta menghindari pembuangan Tabel 4. 4
sampah ke saluran drainase. Rencana Pembangunan/Pengembangan Embung
KETERANGAN
NAMA
Peningkatan kapasitas bangunan dengan: NO DESA KECAMATAN Luas
EMBUNG DAS
memperbesar kapasitas bangunan dan meningkatkan (ha)
luas penampang lubang sadap 2 Ploso, Pemasangan 1 Sambi Sendang Donorojo Baksoko 0,84
pintu air atau lubang aliran berukuran kecil di pintu air 2 Rejo Sendang Donorojo Baksoko 0,62
Saluran Buk Dekem (Sudetan Kali Tani), melebarkan 3 Ngrampal Kendal Donorojo Baksoko 0,71
bangunan pelimpah banjir (emergency spillway) yang 4 Ayu Sendang Donorojo Baksoko 0,53
5 Waru Sendang Donorojo Baksoko 0,30
berada di Pintu Klep Kali Teleng dan memfungsikan
6 Klangon Kalak Donorojo Baksoko 0,32
kembali pintu klep otomatis untuk menahan intrusi air
7 Dayakan Sendang Donorojo Baksoko 0,61
laut, serta memperbaiki kembali bangunan pelimpah
8 Gedongan Sendang Donorojo Baksoko 1,21
banjir (emergency spillway) dengan menambah lebar
9 Tukul Sekar Donorojo Baksoko 0,31
pelimpah sebagai modifikasi struktur pelimpah yang
10 Pagergunung Sukodono Donorojo Baksoko 0,25
mampu meningkatkan kapasitas alur sungai. 11 Jambu Gendaran Donorojo Baksoko 0,17
4. Penanggulangan banjir wilayah sub sistem selatan dilakukan 12 Kotlik Sukodono Donorojo Baksoko 0,79
dengan membangun sistem perpompaan di saluran Muso 13 Karet Sekar Donorojo Baksoko 0,05
14 Karet Klepu Donorojo Baksoko 0,71
yaitu di Pulosari dan pemasangan pintu air otomatis dan
15 Garing Gedompol Donorojo Baksoko 0,37
pintu klep di pintu air buk Muso.
16 Krajan Cemeng Donorojo Baksoko 0,91
5. Banjir yang terjadi di Wilayah Sub Sistem Timur yang meliputi 17 Watulumbu Gendaran Donorojo Baksoko 0,26
wilayah Desa Purworejo, Mentoro, Menadi, Arjowinangun, 18 Jati Cemeng Donorojo Baksoko 0,69
Sirnoboyo, Kayen dan Sukoharjo ditanggulangi dengan 19 Tirisan Gedompol Donorojo Baksoko 0,46
mengganti pintu-pintu klep otomatis di saluran drainase 20 Butuh Cemeng Donorojo Baksoko 0,26
dengan bahan yang lebih ringan, pemasangan pompa 21 Suruh Cemeng Donorojo Baksoko 0,32
pengendali banjir dan penyempurnaan saluran-saluran 22 Karangsempu Cemeng Donorojo Baksoko 0,47
drainasenya. 23 Poso Cemeng Donorojo Baksoko 1,46
24 Klepu Klepu Donorojo Baksoko 0,74
B. Irigasi 25 Nguni 1 Gedompol Donorojo Baksoko 0,61
Pembangunan dan pengembangan embung disamping dapat 26 Boto Gedompol Donorojo Baksoko 0,60
dimanfaatan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, juga dapat 27 Nguni 2 Klepu Donorojo Baksoko 0,19
28 Serenan Sawahan Donorojo Baksoko 0,58
dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, meliputi:
29 Butong Kalak Donorojo Baksoko 0,59
37 embung di Kecamatan Donorojo dalam DAS
30 Pethuk Widoro Donorojo Baksoko 0,19
Baksoko
31 Gemblong Widoro Donorojo Baksoko 0,43
3 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Lorog
32 Ngunut Widoro Donorojo Baksoko 1,44
2 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS 33 Harjo Widoro Donorojo Baksoko 1,33
Pagotan 34 Rejo Widoro Donorojo Baksoko 0,61
29 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS 35 Tenggar Widoro Donorojo Baksoko 0,34
Baksoko 36 Jero Widoro Donorojo Baksoko 0,71
7 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko 37 Tumpakrejo Sawahan Donorojo Baksoko 0,39
1 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Bawur 38 Bapangan Sidomulyo Ngadirojo Lorog 0,61
2 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Lorog 39 Kletek Hadiluwih Ngadirojo Lorog 1,65
40 Winong Sidomulyo Ngadirojo Lorog 0,87
1 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Grindulu
41 Lengkong Sidomulyo Ngadirojo Pagotan 0,32
7 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Pagotan
42 Balong Sidomulyo Ngadirojo Pagotan 0,41
43 Klueh Poko Pringkuku Baksoko 0,57
44 Ngemplak Poko Pringkuku Baksoko 0,62
45 Pangilon Candi Pringkuku Baksoko 0,41
46 Sumur Dersono Pringkuku Baksoko 0,30
4 - 16
KETERANGAN Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi primer
NAMA
NO DESA KECAMATAN Luas dan sekunder.
EMBUNG DAS
(ha) Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi tersier
47 Growong Dersono Pringkuku Baksoko 0,69 oleh perkumpulan petani pemakai air.
48 Palem Jlubang Pringkuku Baksoko 0,61
49 Dokbalong Dersono Pringkuku Baksoko 0,49 Terkait dengan penurunan kapasitas air tanah dari waktu
50 Wuni Dersono Pringkuku Baksoko 0,33 kewaktu karena lingkungan perkotaan yang tumbuh dengan
51 Plalar Dersono Pringkuku Baksoko 0,13 kepadatan yang cenderung meningkat, perlu direncanakan
52 Kuan Dersono Pringkuku Baksoko 0,32 suatu upaya untuk melakukan pengisian kembali air tanah
53 Gebang Jlubang Pringkuku Baksoko 0,72
dengan air hujan yang jatuh di daerah tersebut dengan
54 Dondong Dersono Pringkuku Baksoko 1,92
55 Melian Dersono Pringkuku Baksoko 1,02
melakukan perluasan area resapan air hujan. Air hujan tidak
56 Tumangan Sobo Pringkuku Baksoko 10,42 seluruhnya dialirkan ke sungai, namun sebagian dimasukkan ke
57 Bentis Watukarung Pringkuku Baksoko 0,67 dalam tanah melalui sumur-sumur resapan. Hal yang penting
58 Pelem Watukarung Pringkuku Baksoko 0,55 dipertimbangkan dalam aplikasi strategi sumur resapan air
59 Jambu Watukarung Pringkuku Baksoko 0,53 hujan disajikan dalam gambar 4.3
60 Pasiran Watukarung Pringkuku Baksoko 0,25
Gambar 4. 3
61 Tekil Watukarung Pringkuku Baksoko 0,32 Skema Pembangunan Sumur Resapan Air Hujan
62 Watu Jlubang Pringkuku Baksoko 0,34
< 3 meter
63 Blue Jlubang Pringkuku Baksoko 0,52 Pemeriksaan Tinggi
64 Asem Jlubang Pringkuku Baksoko 0,75 Muka Air Tanah
65 Ketro Watukarung Pringkuku Baksoko 0,64 > 3 meter
66 Karet Watukarung Pringkuku Baksoko 0,79
67 Dokrejo Dersono Pringkuku Baksoko 1,17 < 2 cm/jam
Permeabilitas Tanah
68 Dokpucung Dersono Pringkuku Baksoko 0,57
69 Ngejring Watukarung Pringkuku Baksoko 0,89 ≥ 2 cm/jam
70 Mati Watukarung Pringkuku Baksoko 0,33 Tidak memenuhi syarat
71 Mati Dersono Pringkuku Baksoko 0,48 Persyaratan Jarak
72 Wareng Wareng Punung Baksoko 11,02
73 Tritis Sekar Punung Baksoko 1,13 Memenuhi syarat
74 Guyangwarak Kendal Punung Baksoko 8,94
75 Dasar Piton Punung Baksoko 5,63 Sumur Resapan Air Hujan Sistem Penampungan Air Hujan
76 Gudel Kendal Punung Baksoko 3,03 Terpusat (Waduk dan lan-lain)
77 Banjarejo Piton Punung Baksoko 1,19
78 Tanggul Bomo Punung Baksoko 0,56 C. Air Bersih
79 Bakalan Sudimoro Sudimoro Bawur 0,61 Pengembangan jaringan air bersih di Kabupaten Pacitan
80 Ngepak Pager Lor Sudimoro Lorog 1,20
memperhatikan hal-hal berikut:
81 Tum Pager Kidul Sudimoro Lorog 1,03
82 Petung Kalikuning Tulakan Grindulu 2,43
a. Pemanfaatan sumber air baku saat ini,
83 Winong Padi Tulakan Pagotan 0,61 b. Pola pelayanan air bersih kepada penduduk saat ini,
84 Ngemplak Padi Tulakan Pagotan 0,40 c. Ketersediaan air baku di daerah yang direncanakan,
85 Sono Padi Tulakan Pagotan 0,65 d. Proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2028
86 Kowang Padi Tulakan Pagotan 0,64 e. Rencana pola pelayanan air bersih ke penduduk sampai
87 Tumpang Padi Tulakan Pagotan 0,19
dengan tahun 2028
88 Kalijagan Padi Tulakan Pagotan 0,31
f. Target MDG 2015 untuk melayani kebutuhan air minum 80%
89 Godean Padi Tulakan Pagotan 0,53
JUMLAH 92,68 penduduk sampai dengan tahun 2015.
Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2008
Rencana pelayanan terhadap air bersih berdasarkan
Pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi yaitu kebutuhan air bersih Kabupaten Pacitan sampai Tahun 2028
saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang yaitu sebesar 56.749 m3/hari atau 506 liter/detik, sedapat
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, mungkin dipenuhi dengan mencari alternatif sumber air baku
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air yang kapasitasnya memadai, diantaranya adalah:
irigasi khususnya untuk irigasi lahan pertanian beririgasi teknis,:
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 17
Pengembangan air permukaan pada sungai di seluruh Secara khusus kendala teknis yang dihadapi oleh PDAM
wilayah Kabupaten Pacitan. Kabupaten Pacitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih
Pengembangan sumber air permukaan lainnya penduduk Kabupaten Pacitan adalah:
(embung dan mata air) di seluruh wilayah Kabupaten
Tidak stabilnya pasok air baku, terutama disebabkan
Pacitan.
oleh variasi musiman,
Pengembangan air hujan dengan:
Berkurangnya pasok air baku karena penggundulan
a. Pengembangan Sistem Penampungan Air Hujan
dan erosi daerah tangkapan air,
(SPAH) di kawasan perkotaan Kecamatan Pacitan.
Tingginya tingkat kehilangan air,
b. Pengembangan Sistem Akuifer Buatan dan
Rendahnya cakupan pelayanan.
Simpanan Air Hujan (SABSAH) di kawasan
Sumber air baku yang digunakan saat ini oleh PDAM
perdesaan Kecamatan Donorojo, Punung,
Kabupaten Pacitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Pringkuku, Arjosari, Kebonagung, Tulakan.
adalah mata air, sumur bor dan air permukaan:
Peningkatan layanan PDAM di seluruh wilayah
Kabupaten Pacitan. Tabel 4. 6
Sumber Air Baku yang Dimanfaatkan Oleh PDAM Pacitan
Pelayanan air bersih untuk kegiatan non-domestik di Kabupaten Kapasitas, Liter/Dtk
Pacitan adalah sebesar 20% dari kebutuhan air domestik, atau Sistem Dimanfaat
Nama Idle
No Kec. Pengolaha kan
pada tahun 2028 jumlah kebutuhan air untuk kegiatan non- Sumber Terpa
n Ke Ke
sang Rata- Rata-
domestik adalah 19192.6 liter/ detik. ma ma
rata rata
rau rau
Tabel 4. 5 1 Pacitan Jaten Grafitasi 7,5 5 2,5 2,5 5
Rencana Kebutuhan dan Target Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Slare Grafitasi 12,5 5 2,5 7,5 10
Nang Sumur Bor - - - -
Untuk Kegiatan Domestik, Untuk Kegiatan Non-
gungan
No. Kecamatan M3/Hari Domestik, Liter/Detik
Widoro Sumur Bor - - - -
2013 2018 2028 2013 2018 2028 Purworejo IPA 40 35 35 5 5
1 Donorojo 3,411 3,558 5,809 682.2 711.6 1161.8 Sungai
2 Arjosari Tremas IPA 5 2,5 2,5 2,5 2,5
2 Punung 3,139 4,123 6,832 627.8 824.6 1366.4
Sungai
3 Pringkuku 2,041 2,131 3,874 408.2 426.2 774.8 3 Kebon Banjarjo Grafitasi 2,5 2 1,5 0,5 1
4 Pacitan 6,789 8,669 16,359 1357.8 1733.8 3271.8 agung Kebon IPA 5 2,5 2,5 2,5 2,5
agung Sungai
5 Kebonagung 3,319 3,957 6,460 663.8 791.4 1292 4 Dono Pandan Perpomp 2,5 2,5 1,5 0 1
6 Arjosari 2,916 3,494 5,760 583.2 698.8 1152 rojo Arum aan
Belah Sumur Bor 7,5 7,5 5 0 2,5
7 Nawangan 4,126 5,407 8,915 825.2 1081.4 1783
Karang Sumur Bor 5 5 5 0 0
8 Bandar 3,137 3,730 6,060 627.4 746 1212 Endek
9 Tegalombo 4,185 5,485 9,043 837 1097 1808.6 Dung IPA 7,5 5 5 2,5 2,5
Banteng Sungai
10 Tulakan 6,579 8,643 14,321 1315.8 1728.6 2864.2
5 Punung Sumbon Sumur Bor 10 10 7,5 0 2,5
11 Ngadirojo 3,765 4,984 8,381 753 996.8 1676.2 Kendal 1 Sumur Bor 7,5 0 0 7,5 7,5
12 Sudimoro 2,164 2,567 4,149 432.8 513.4 829.8 Kendal 2 Sumur Bor 4,5 4,5 2,5 0 2
Masjid Sumur Bor 7,5 7,5 5 0 2,5
Total 45,144 56,749 95,963 9114.2 11349.6 19192.6 6 Pring Barong Perpomp 7,5 7,5 7,5 0 0
Sumber: Hasil Analisis 2008 kuku aan
7 Tulakan Kali Putih Grafitasi 2,5 2,5 0 0 2,5
Saat ini salah satu sumber air yang digunakan sebagai sumber Kali IPA 5 5 5 0 0
air baku (air bersih) PDAM adalah air yang berasal dari DAS Rendeng Sungai
8 Ngadi Kali Bedali IPA 5 1,5 1,5 3,5 3,5
Grindulu. Namun mengingat ketersediaan air sangat terbatas rojo Sungai
dalam kualitas dan kuantitas, maka diperlukan langkah-langkah 9 Nawa Dung Biru Grafitasi 5 5 2 0 3
pemeliharaan sumber-sumber air di Kabupaten Pacitan harus ngan
Jumlah 149,5 115,5 94 34 55,5
lebih menjadi prioritas utama dan perlu dicarikannya suatu Sumber: PDAM Kab.Pacitan
solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
seluruh kegiatan di Kabupaten Pacitan dan peningkatan Solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah
layanan PDAM. rawan kekeringan yang tidak memiliki potensi mata air, adalah
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 18
Peta 4. 5 Rencana Pengelolaan Air Bersih
dengan mengembangkan pemanfaatan air hujan. Sistem hujan. Air hujan dialirkan ke dalam akuifer buatan
pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan membangun kemudian ditampung/disimpan dalam reservoir. Akuifer
Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH) di kawasan perkotaan, buatan mempunyai fungsi utama untuk memperkaya
dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) di kandungan mineral di dalam air melalui kontak dengan
kawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem akuifer selama mungkin, pengaliran selambat mungkin
ABSAH, maka diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam dan lintasan sepanjang mungkin. Fungsi lain akuifer
penampung. Kedua sistem ini pada dasarnya sama yaitu buatan adalah sebagai filter. Bangunan ABSAH harus
menampung air hujan yang berlebihan di musim hujan dan tertutup untuk mencegah sinar matahari ke dalam
dimanfaatkan di musim kemarau pada saat terjadi kekeringan bangunan akuifer buatan dan reservoir. Ketertutupan ini
dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya ganggang
1. Pada ABSAH, pembuatan akuifer buatan yang
dan lumut serta untuk menjaga suhu air tetap konstan.
merupakan bangunan penyediaan air baku mandiri
Konsep susunan bangunan ABSAH terdiri dari:
yang dibuat tertutup rapat dengan memanfaatkan air
4 - 19
2. Bak Pemasukan Air dengan penyaringan bantalan pasir, 5. Kecamatan Arjosari, untuk mengatasi daerah rawan
dimana air yang tertangkap oleh atap bangunan kekeringan di 3 desa dilakukan secara bertahap dengan
dimasukkan ke dalamnya melalui talang. menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
3. Bak Akuifer Buatan (yang terdiri dari pasir, pasir laut, batu
Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 2 desa
gamping, kerikil, hancuran, bata merah, arang, ijuk dll)
Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa
yang berfungsi untuk memperkaya kandungan mineral
dan penyaring. 6. Kecamatan Kebonagung, untuk mengatasi daerah rawan
4. Bak Penyimpan Air atau reservoir. kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan
5. Bak Pengambilan Air dengan penyaring bantalan pasir. konsep SABSAH, yaitu:
Adapun lokasi yang sesuai untuk penerapan ABSAH adalah; Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
1. Daerah kering karena faktor iklim 7. Kecamatan Tulakan, untuk mengatasi daerah rawan
2. Daerah sulit air karena faktor geologi: daerah karst (lolos air) kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan
3. Daerah berair asin, payau, rawa, mengandung Fe dan Mn konsep SABSAH, yaitu:
Tinggi.
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
4. Daerah puncak bukit.
5. Daerah permukiman yang terpencar atau sistem Berdasarkan rencana tersebut lokasi pengembangan SPAH
penyediaan airnya kurang bisa diandalkan. yang direncanakan akan dikembangkan pada tahun 2010-2013
adalah di Kelurahan Pacitan Kecamatan Pacitan. Sedangkan
Rencana pengembangan konsep SPAH dan Sistem ABSAH di
untuk pengembangan SABSAH pada tahun 2010-2013
Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
dilaksanakan di Desa Kledung Kecamatan Bandar, Desa Temon
1. Daerah Perkotaan Kecamatan Pacitan, SPAH tahun 2010-
Kecamatan Arjosari, Desa Losari, Desa Sugihwaras, Desa
2013
Gendaran, Desa Tanjunglor. Lokasi SABSAH pada tahun 2014-
2. Kecamatan Donorojo, untuk mengatasi daerah rawan
2018 terletak di Desa Gayuhan Kecamatan Arjosari, Desa
kekeringan di 10 desa dilakukan secara bertahap dengan
Jetislor Kecamatan Nawangan, Desa Sempu, Desa Gendaran,
menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
Desa Mendolo Lor, Desa Pringkuku, Desa Gembuk, Desa
Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 3 desa Ngumbul, dan Desa Wonodadi Kulon. Tahun 2019-2023
Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 3 desa pengembangan dilakukan di Desa Klepu (Kecamatan
Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa Donorojo), Desa Mendolo Lor (Kecamatan Punung), Desa
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa Jlubang, Desa Tulakan, Desa Tanjung Lor. Tahun 2024-2028
3. Kecamatan Punung, untuk mengatasi daerah rawan Pengembangan SABSAH dilakukan di Desa Kebonsari, Desa
kekeringan di 8 desa dilakukan secara bertahap dengan Klepu, Desa Dersono, Desa Kebonsari dan Desa Bodag.
menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 2 desa 4.3.5 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA
Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 2 desa LA I N N YA
Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa A. Rencana Sistem Air Limbah
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa Sistem pelayanan yang diterapkan di Kabupaten Pacitan
4. Kecamatan Pringkuku, untuk mengatasi daerah rawan dengan memperhatikan kepadatan penduduk,
kekeringan di 7 desa dilakukan secara bertahap dengan penyediaan air bersih, kemiringan muka tanah dan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: kemampuan membangun jaringan saluran air limbah,
maka ditetapkan pentahapan sebagai berikut:
Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 2 desa
Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 1 desa 1. Kawasan Perkotaan Kecamatan Pacitan. Daerah ini
Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa mempunyai karakteristik Kepadatan penduduk > 150
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa jiwa/ha, Sarana air bersih sudah tersedia baik
terpusat maupun dari sumur dangkal, Kemiringan
permukaan tanah <2%, Sifat tanah adalah
4 - 20
impermeable dan kedalaman air tanah <1.5 m, sistem pengelolaan setempat dengan menggunakan
mempunyai kemampuan membangun small bore septic tank dan resapan. Resapan yang dimaksud
sewer. Sehingga di daerah ini direncanakan akan dapat berupa bidang resapan maupun sumur resapan,
dikembangkan Sistem Tangki Septik dengan bidang bergantung kepada kondisi tanah dan kondisi muka air
resapan atau cubluk yang dapat ditingkatkan tanah yang ada. Namun demikian apabila penduduk
menjadi small bore sewer. pada kawasan tersebut tidak mampu membuat septic
tank, dapat dilakukan:
2. Ibukota Kecamatan. Kawasan ibukota Kecamatan
memiliki karakteristik sebagai berikut: Kepadatan Pembangunan dengan bantuan dana dari
penduduk < 150 jiwa/ha, Sarana air bersih sebagian pemerintah, pemerintah daerah, swasta.
sudah tersedia baik terpusat maupun dari sumur Penggunaan sistem pengelolaan air limbah
dangkal, atau mata air dan sifat tanah adalah secara komunal (dapat melayani beberapa
impermeable dan kedalaman air tanah > 1,5 m. rumah). Dengan karakteristik perumahan
Sehingga di kawasan ini dikembangkan dengan penduduk di kawasan perdesaan yang
Sistem Tangki Septik dengan bidang resapan yang umumnya sporadis/terpencar, maka alternatif ini
diperbaiki dengan target pencapaian 80% dapat diterapkan pada kawasan dengan
penduduk di tahun 2015, dengan pentahapan rumah-rumah yang berdekatan untuk menekan
sebagai berikut: biaya pembangunan.
a. Kecamatan Nawangan, Tegalombo dan
Pengembangan sistem terpusat dapat diawali dari satu
Ngadirojo (2010-2013)
wilayah kecil sebagai daerah percontohan dengan
b. Kecamatan Bandar, Sudimoro dan Tulakan
desain yang dapat dikembangkan untuk wilayah yang
(2013-2018)
lebih luas yaitu di kawasan perkotaan Kecamatan
c. Kecamatan Kebonagung, dan Arjosari (2019-
Pacitan. Mengingat Kabupaten Pacitan termasuk
2023)
wilayah yang sulit air, maka Sistem Terpusat Air Limbah
d. Kecamatan Donorojo, Pringkuku dan Punung
yang dikembangkan adalah sistem terpisah, yaitu
(2024-2028)
antara air kotor (dari kamar mandi, cuci dan dapur) dan
Septik tank direncanakan terdiri dari ruang lumpur, ruang air kotoran (dari Kakus/Kloset). Air kotor diolah di IPAL
basah (ruang cairan) dan ruang udara. Biasanya kapasitas untuk menjadi air baku air bersih, sedangkan air kotoran
tangki septik tergantung beberapa faktor yaitu: diolah di IPAL yang lain untuk bisa dibuang ke badan air
a. Besarnya aliran air limbah yang masuk penerima setelah memenuhi persyaratan baku mutu.
b. Jumlah pemakai, maksimal 300 orang minimal 4 Pemantauan terhadap kualitas pengolahan dilakukan
orang oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
c. Produksi lumpur per orang per tahun lingkungan hidup.
d. Frekuensi penyedotan (1-3 tahun)
e. Pengelolaan air limbah dibedakan atas dua
kategori yaitu: air limbah domestik dan air non-
domestik
1. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sistem pengelolaan air limbah domestik dari pemukiman
penduduk dibedakan menjadi sistem setempat dan
sistem terpusat. Untuk kawasan pemukiman dengan
kepadatan penduduk lebih dari 500 jiwa/ha, maka perlu
dikembangkan sistem pengelolaan air limbah terpusat
dan dilengkapi dengan sarana Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang dapat dimulai dari kawasan
perkotaan Kecamatan Pacitan. Sedangkan kawasan
pemukiman dengan kepadatan rendah dikembangkan
4 - 21
Tabel 4. 7 limbahnya diperbolehkan masuk ke sistem perpipaan
Rencana Produksi Air Limbah dan Lumpur Tinja pengelolaan air limbah terpusat. Demikian pula air
Produksi Lumpur Tinja, limbah dari kegiatan binatu (laundry) harus melewati
Produksi Air Limbah, M3/hari
No. Kecamatan M3/Hari
pengolahan pendahuluan berupa “Unit Penangkap
2013 2018 2028 2013 2018 2028
Busa atau Unit Pemecah Busa” sebelum masuk ke sistem
1 Donorojo 2.729 3.558 4.647 4,67 4,87 5,31
perpipaan yang ada.
2 Punung 2.511 3.299 5.466 4,30 4,52 4,99
3 Pringkuku 1.633 1.705 3.099 3,73 3,89 4,25
Dengan memperhatikan kepadatan penduduk dan
4 Pacitan 5.431 6.935 13.087 7,44 7,92 8,96
kedalaman muka air tanah, maka pengelolaan air
5 Kebonagung 2.655 3.166 5.168 5,20 5,42 5,90
limbah di Kabupaten Pacitan masih dimungkinkan
6 Arjosari 2.333 2.795 4.608 4,57 4,79 5,26
dengan sistem setempat yaitu dengan menggunakan
AMDAL atau UKL-UPL tersebut akan diketahui langkah 5 Kebonagung 4,16 4,34 6,460 1 1 1
6 Arjosari 3,65 3,83 5,760 1 1 1
apa saja yang perlu dilakukan untuk mitigasi dampak
7 Nawangan 4,52 4,74 8,915 1 1 1
(pengelolaan dan pemantauan lingkungan), salah
8 Bandar 3,93 4,09 6,060 1 1 1
satunya adalah jenis/teknis pengolahan limbah cair.
9 Tegalombo 4,59 4,81 9,043 1 1 1
Setiap kegiatan hotel dan restoran di kawasan 10 Tulakan 7,21 7,58 14,321 2 2 1
4 - 22
Peta 4. 6 Rencana Pengelolaan Limbah
1. Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Punung, Pacitan, Daerah ini merupakan daerah perkebunan dan
dan Kebonagung. pertanian, sehingga banyak menghasilkan sampah
4 - 23
organik. Sehingga bisa dikembangkan pembinaan Untuk sampah yang bersumber dari kegiatan non-
pembuatan kompos secara berkelompok. domestik bersumber dari komersial/perdagangan,
perkantoran dan pendidikan, pariwisata dan fasilitas
3. Kecamatan Sudimoro, Tulakan dan Ngadirojo.
umum, jalan dan taman serta industri. Adapun besaran
Dikembangkan sistem pemilahan sampah untuk timbulan sampah adalah sebesar 25% dari jumlah total
dilakukan daur ulang atau pemanfaatan kembali. timbulan sampah, yaitu pada tahun 2028 timbulan yang
Sehingga sampah tidak hanya menjadi tanggung dihasilkan adalah sebesar 441 m3/hari.
jawab pemerintah namun juga masyarakat .
Tabel 4. 10
Penghitungan produksi sampah tahun 2028 diprediksikan Rencana Kebutuhan Pelayanan Pengangkutan Sampah
berdasarkan proyeksi penduduk, rencana Berdasarkan Prediksi Timbulan Sampah Non-Domestik
Perkiraan Produksi Sampah Non-Domestik,
pengembangan Kabupaten Pacitan sehingga terjadi M3/Hari
No Kecamatan
peningkatan nilai unit produksi sampah per orang per hari 2013 2018 2028
akibat semakin meningkatnya taraf hidup penduduk dan 1 Donorojo 14.9225 17.7925 24.205
Tata Cara Menghitung Timbulan Sampah, Ditjen Cipta 2 Punung 17.655 25.77 34.16
Karya. Adapun asumsi yang digunakan: 3 Pringkuku 11.905 14.2075 19.368
- Pedesaan : 0,75-2,0 liter/orang/hari 4 Pacitan 44.1275 49.665 66.458
m3/hari, dan pada tahun 2028 sebesar 1.764 m3/hari. Jika 12 Sudimoro 10.8175 12.835 17.288
Total 257.75 329.5 441
dibandingkan antara jumlah produksi sampah pada
tahun 2004 (94,97 m3/hari) dengan jumlah produksi Sumber: Hasil Analisis 2008
sampah pada tahun 2013, maka kenaikan yang terjadi Dengan kapasitas TPA sebesar 45.000 m3/hari, maka
adalah sekitar 936,03 m3/hari. hingga tahun 2028 TPA Dadapan masih mampu
Tabel 4. 9 menampung sampah perkotaan. Akan tetapi lokasi TPA
Rencana Kebutuhan Pelayanan Pengangkutan Sampah
yang terletak di pinggir jalan propinsi dan pada
Berdasarkan Prediksi Timbulan Sampah Domestik
Unit Timbunan Sampah, Perkiraan Produksi kemiringan lahan yang agak curam perlu diperhatikan,
No. Kecamatan liter/orang/hari Sampah, M3/Hari karena dengan meningkatnya jumlah produksi sampah
2013 2018 2028 2013 2018 2028
dan timbunan sampah hingga tahun 2028 maka
1 Donorojo 1.4 1.6 2 59.69 71.17 96.82
ancaman terjadinya longsor akan semakin besar.
2 Punung 1.8 2.5 3 70.62 103.08 136.64
Gambar 4. 4
3 Pringkuku 1.4 1.6 2 47.62 56.83 77.47 Estimasi Peningkatan Produksi Sampah
4 Pacitan 2.6 2.75 3.25 176.51 198.66 265.83 350
4 - 24
Peta 4. 7 Rencana Pengelolaan Sampah
Tabel 4. 11
Rencana Kebutuhan Prasarana Persampahan
Transfer Depo Truk Sampah Kontainer Kereta sampah
No. Kecamatan
2013 2018 2028 2013 2018 2028 2013 2018 2028 2013 2018 2028
1 Donorojo 2 2 2 3 3 3 11 11 12 85 89 97
2 Punung 2 2 2 3 3 3 10 10 11 78 82 91
3 Pringkuku 2 2 2 2 2 3 9 9 10 68 71 77
4 Pacitan 3 4 4 5 5 5 17 18 20 136 144 164
5 Kebonagung 2 2 3 3 3 4 12 12 13 95 99 108
6 Arjosari 2 2 2 3 3 3 10 11 12 83 87 96
7 Nawangan 3 3 3 3 4 4 13 14 15 103 108 119
8 Bandar 2 2 3 3 3 3 11 12 13 90 93 101
9 Tegalombo 3 3 3 3 4 4 13 14 15 105 110 121
10 Tulakan 4 4 5 5 6 6 21 22 24 164 173 191
11 Ngadirojo 2 2 3 3 3 4 12 12 14 94 100 112
12 Sudimoro 2 2 2 2 2 2 8 8 9 62 64 69
Total 29 31 34 39 41 45 145 153 168 1164 1221 1345
Sumber: Hasil Analisis 2008
4 - 25
Arahan pengembangan sistem pengelolaan persampahan :
TPA terpadu yang dikelola bersama terletak di lokasi yang
rawan bencana serta jauh dari kegiatan masyarakat
setempat. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan serta mencegah menurunnya
kualitas masyarakat
Pelayanan pengelolaan sampah ke kecamatan yang
belum terlayani sehingga sampah dapat diolah dengan
lebih baik.
Pelaksanaan pengelolaan sampah dengan cara yang
telah diisyaratkan yaitu menggunakan sistem controlled
landfill
Sistem pengelolaan sampah dengan metode 3 R (Reduce,
Reuse and Recycle), dan komposting.
4 - 26