Anda di halaman 1dari 20

BLOK KELAINAN

TOPIK 1 KONSEP BIOMOLEKULER

Tutor: drg. Sinta Deviyanti,M.Biomed

Disusun oleh: Kelompok 3

Kelas C

1. Ferani Yunita Nur Aini (201811054)


2. Fitria Sulistiyowati (201811057)
3. Gilang Ramadhan (201811060)
4. Hastrinadya Adisma Salsabila (201811063)
5. Jelita Bunga Chairunisa (201811066)
6. Jose Jevera Dandan (201811069)
7. Khanza Adiba (201811072)
8. Labriola Ichfadha Zayn (201811075)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO

JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi ataupun pikirannya.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembacanya. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih terdapat


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 12 Mei 2019

Tim Penulis

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 4

PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 5

BAB II 6

PEMBAHASAN 6
2.1 Sintesis dan Struktur Asam Nukleat 6
Gambar: Struktur Nukleotida dan Nukleosida 6
2.2 Replikasi DNA 7
Gambar: Replication Fork 9
Gambar: Model Replikasi DNA 10
2.3 Proses Sintesis Protein 10
Gambar: Proses Transkripsi (Inisiasi, Elongasi, Terminasi) (sumber: Campbell 9th ed) 11
Gambar: Proses Translasi (sumber: Campbell 9th ed) 13
2.4 Pengemasan DNA dalam kromosom 13
Gambar: Proses pengemasan DNA pada organisme prokariotik, contohnya pada E. coli
(sumber: Principles of Genetics) 13
Gambar: Proses pengemasan DNA pada organisme eukariotik 14
2.5 Jenis, Struktur, dan Fungsi Kromosom sebagai Struktur Pembawa Materi Genetik 15

BAB III 16

PENUTUP 16
3.1 Kesimpulan 16
3.1 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun atas berbagai macam senyawa organik salah satunya adalah apa
yang kita kenal sebagai Asam Nukleat. Asam Nukleat terdapat didalam inti sel, hal ini
mengindikasikan pentingnya Asam Nukleat dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam
tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik yang tersimpan dalam rantaian DNA
digunakan untuk membuat protein.
Asam nukleat memiliki dua bentuk, yaitu asam deoksiribosa (DNA) dan asam ribosa
(RNA). Asam nukleat memiliki bentuk rantai polimer linier tidak bercabang, yang merupakan
gabungan monomer nukleotida.Sintesis protein melibatkan dua proses utama, yaitu transkripsi
dan translasi. Transkripsi adalah sintesis DNA ke RNA. Informasi DNA ditulis ulang dengan
menggunakan bahasa RNA, yang akan membentuk messenger RNA atau mRNA. Translasi
adalah proses sintesis polipeptida denan manggunakan informasi dari rantai mRNA. Sekuen
nukleotida pada mRNA harus diubah menjadi sekuen asam amino polipeptida.
Dalam makalah ini akan membahas sintesis dan struktur asam nukleat, proses replikasi
DNA, proses sintesis protein, pengemasan DNA dalam kromosom, dan jenis, struktur, dan fungsi
kromosom sebagai struktur pembawa materi genetik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan antara lain:

1. Jelaskan tentang sintesis dan struktur asam nukleat!

2. Jelaskan proses replikasi DNA!

3. Jelaskan proses sintesis protein!

4. Jelaskan pengemasan DNA dalam kromosom!

5. Jelaskan jenis, struktur, dan fungsi kromosom sebagai struktur pembawa materi genetik!

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai

3
antara lain:

1. Menjelaskan tentang sintesis dan struktur asam nukleat.

2. Menjelaskan proses replikasi DNA.

3. Menjelaskan proses sintesis protein.

4. Menjelaskan pengemasan DNA dalam kromosom.

5. Menjelaskan jenis, struktur, dan fungsi kromosom sebagai struktur pembawa materi
genetik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sintesis dan Struktur Asam Nukleat

Asam nukleat adalah suatu molekul yang ditemukan pada organisme hidup, yang
bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pembawaan informasi genetic untuk
pemunculan sifat suatu organisme hidup dan pewarisannya kepada keturunan organisme
tersebut. Asam nukleat memiliki dua bentuk, yaitu asam deoksiribosa (DNA) dan asam
ribosa (RNA). Asam nukleat memiliki bentuk rantai polimer linier tidak bercabang, yang
merupakan gabungan monomer nukleotida.
Komponen Nukleotida dan Asam Nukleat
Ada tiga komponen utama penyusun nukleotida dan asam nukleat, yaitu
a. Basa nitrogen, terdiri dari dua senyawa induk yaltu purin (adenin dan guanin) dan
pirimidin (timin, sitosin dan urasil)
b. Gula pentosa, dapat berupa ribosa dan deoksiribosa, atom C-1 mengikat basa nitrogen
dengan ikatan glikosil
c. Gugus fosfat, teresterifikasi pada atom C-5 pentosa

Gambar: Struktur Nukleotida dan Nukleosida

Sintesis DNA merupakan suatu masalah yang kompleks, dan melibatkan rangkaian
protein dan enzim yang secara kolektif merakit nukleotida dalam urutan yang telah
ditentukan. Dalam menanggapi isyarat molekul yang diterima selama pembelahan sel,
molekul-molekul ini melakukan replikasi DNA, dan mensintesis dua untai baru

5
menggunakan helai yang ada sebagai template atau ‘cetakan’. Masing-masing menghasilkan
dua, molekul DNA yang identik terdiri dari satu untai baru dan salah satu DNA lama.
Sementara sintesis RNA terjadi dibawah arahan DNA. Kedua asam nukleat menggunakan
bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskripsi, dari satu molekul menjadi molekul
lain. Sintesis RNA disebut juga dengan transkripsi DNA, sehingga terjadi proses
pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi heterokatalis
DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain, dimana senyawa tersebut adalah RNA.
Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim
RNA polimerase.3

2.2 Replikasi DNA

Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara mitosis,
tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya.
Dengan demikian, DNA harus secara tepat direplikasi sebelum proses pembelahan dimulai.
Hipotesis mengenai replikasi DNA dikemukakan setelah muncul model DNA heliks ganda.
Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai
nukleotida lama (Ayu, 2007).

Replikasi DNA merupakan proses persiapan materi genetik untuk melakukan


pembelahan (reproduksi). Sel prokariota terus menerus melakukan replikasi DNA. Pada
eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase daursel, sebelum
mitosis atau meiosis I. Kecepatan replikasi organisme eukariotik 10 kali lebih lama dari
prokariotik (dikarenakan ribosom pada sel eukariotik berada di luar nukleus, sehingga
mRNA harus melewati membrane nucleus). Sedangkan, replikasi genom manusia
membutuhkan waktu 8 jam Replikasi bersifat semi konservatif dan terjadi dalam dua
arah (direction), yang arah sintesanya dari 5 ke 3. Berikut tahapan terjadinya replikasi
DNA :

1. Tahapan Inisiasi Pembukaan Rantai Double Helix dengan bantuan DNA


Helikase. Helikase mengubah ATP menjadi ADP sebagai energy untuk
membuka dan memperpanjang cabang rantai DNA yang terpisah.DNA
helikase, merupakan protein yang membantu tahap replikasi DNA, terdiri

6
dari:•Helikase II / III,yang melekatkan cetakan yang rantai tertinggal (‘3-5’)
menjadi arah (‘5-3’)•Rep protein, yang mengikat rantai pertama yang sedang
disintesis dan diubah arahnya menjadi ‘3-5’

2. DNA mulai direplikasi oleh DNA Polimerase III Dibantu dengan topoisomerase
(DNA girase) yang mengurangi tegangan untai DNA, setelah itu untaian
DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal untuk
mencegah terbentuknya heliks ganda kembali

3. Rantai DNA diperpanjang hingga membentuk untaian tunggal DNA baru•Leading


strand: untaian baru dengan arah yang benar dari ‘5-3’•Lagging strand : untaian
baru yang arahnya dari ‘3-5’ sehingga mengalami retakan-retakan pada
untaiannya

4. RNA primer memiliki enzim primase untuk melekatkan RNA primer, enzim
primase mampu membentuk fragmen-fragmen Okazaki. RNA primers
memulai mensintesis DNA hanya sekali pada leading strand, sedangkan pada
lagging strand dimulai pada setiap fragmen okazaki.

5. Enzim primase dapat bergabung dengan polipeptida lainnya dan pada saat
itu primosome aktif, primosome mengubah arah sintesa dari ‘3-5’ menjadi ‘5-3’,
primosome hanya akan muncul pada saat RNA primer lepas.

6. RNA primers lepas kemudian, kemudian diambil alih oleh DNA polymerase
I untuk disintesis hingga mendekati bagian-bagian fragmen okazaki yang
mendahuluinya, kemudian diubah arah sintesa menjadi ‘5-3’

7. Fragmen-fragmen okazaki yang berdekatan digabungkan oleh DNA ligase

7
Gambar: Replication Fork

Persimpangan antara untai templat yang baru dipisahkan dan dupleks yang tidak
direplikasi DNA dikenal sebagai Replication Fork. Replication Fork bergerak terus menerus
menuju daerah DNA yang tidak direplikasi, meninggalkan di dalamnya dua strand DNA
templat yang masing-masing mengarahkan sintesis untai DNA komplementer.

Sifat antiparalel dari DNA menciptakan komplikasi untuk replikasi simultan dari dua
templat yang terbuka pada garpu replikasi. Karena DNA disintesis hanya dengan
memperpanjang ujung 3', hanya satu dari dua yang terpapar templat dapat direplikasi terus
menerus saat garpu replikasi bergerak. Di untai templat ini, polimerase hanya "mengejar"
garpu replikasi bergerak. Untai DNA yang baru disintesis yang diarahkan oleh templat ini
adalah dikenal sebagai Leading Strand. Sintesis untai DNA baru yang diarahkan oleh
template ssDNA lainnya adalah lebih rumit. Template ini mengarahkan DNA polimerase
untuk bergerak di arah berlawanan dari garpu replikasi. Untai DNA baru diarahkan oleh
templat ini dikenal sebagai Lagging Strand.2

Model Replikasi DNA

Ada tiga Model dari replikasi DNA yang menjelaskan bagaimana pita double
helix DNA membuat salinannya pada proses replikasi DNA, yaitu sebagai berikut

1. Model konservatif, pita double helix DNA membentuk pita baru dalam keadaan utuh.

2. Model semi konservatif, pita double helix DNA terbuka kemudian masing-masing

8
membentuk pita baru sebagai pelengkapnya.

3. Model dispersal, campuran antara potongan pita double helix DNA yang lama dengan
yang baru dibentuk.

Gambar: Model Replikasi DNA

2.3 Proses Sintesis Protein

Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein melibatkan DNA, sebagai pembuat rantai
polipeptida, juga ribosom, sebagai tempat berlangsungnya proses itu sendiri. Sintesis protein
melibatkan dua proses utama, yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah sintesis DNA
ke RNA. Informasi DNA ditulis ulang dengan menggunakan bahasa RNA, yang akan
membentuk messenger RNA atau mRNA. Translasi adalah proses sintesis polipeptida denan
manggunakan informasi dari rantai mRNA. Sekuen nukleotida pada mRNA harus diubah
menjadi sekuen asam amino polipeptida.1

TRANSKRIPSI

Substansi yang memegang peranan penting dalam proses transkripsi adalah DNA yang
digunakan sebagai cetakan untuk pembentukan RNA, RNA polymerase yaitu enzim yang
memfasilitasi proses transkripsi. Secara garis besar, proses transkripsi terdiri dari tiga tahap
utama yang meliputi proses inisiasi, elongasi, dan terminasi.1

9
Secara umum proses inisiasi diawali dengan perlekatan RNA polimerase pada promoter.
Setelah terjadi ikatan yang kuat, peluluhan setempat sepanjang 10 bp segera terjadi dan RNA

polymerase memulai membentuk rantai RNA. Selanjutnya RNA polymerase mengarahkan


pembacaan nukleotida dengan arah 5’ 3’ pada proses elongasi. Produk akhir proses elongasi
adalah satu untai RNA yang merupakan salinan dari untai DNA. Proses transkripsi diakhiri
dengan bertemunya RNA polymerase pada daerah terminator (Terminasi). Sampai pada
daerah ini, proses transkripsi berhenti dan dengan bantuan protein yang lain RNA terpisah

10
dari cetakan DNAnya.1

Gambar: Proses Transkripsi (Inisiasi, Elongasi, Terminasi) (sumber: Campbell 9th ed)

TRANSLASI

Seperti halnya dengan proses transkripsi, proses translasi terbagi menjadi tiga tahap utama
yang meliputi inisiasi, elongasi dan terminasi. Dalam tahapan proses tersebut beberapa
substansi terlibat antara lain ribosom, tRNA, aminoacyl-RNA synthetase dan mRNA. Selain
itu juga terdapat beberapa protein faktor, ion anorganik (Mg2+, K+, NH4+) dan guanosine
triphosphate (GTP).1

tRNA adalah RNA rantai tunggal (single stranded) yang terdiri dari 75-85 nukleotida. RNA
ini bertanggung jawab dalam proses pengenalan kodon pada mRNA. Pengenalan dimulai
dengan pasangan basa yang saling berpasangan antara kodon pada mRNA dan antikodon
pada tRNA. Anti codon adalah nukleotida triplet yang terdapat pada daerah tRNA molekul.
Aminoacyl-tRNA synthetase adalah enzim yang berperan dalam pengaktifan asam amino,
bereaksi dengan ATP. Enzim ini juga membantu proses pelekatan asam amino dengan tRNA.
Dan 20 asam amino yang berbeda dikatalisis oleh enzyme yang berbeda.1

Secara umum proses inisiasi pada translasi dimulai pada urutan “AUG” (methionine) yang
merupakan initiator kodon mRNA (gambar 6.5.). Pada prokaryotes tRNA yang membawa N-
formylmethionine dikenal sebagai tMet-tRNA dan pada eukaryotes disebut Met-tRNA. fMet-
tRNA berinteraksi hanya dengan inisiator AUG sedangkan Met-tRNA dapat berinteraksi
dengan kodon selain AUG pada molekul mRNA. fMet-tRNA atau Met-tRNA hanya
berhubungan dengan ribosom inisiasi dan tidak yang lain (tidak pada AUG internal).1

11
Gambar: Proses Translasi (sumber: Campbell 9th ed)

2.4 Pengemasan DNA dalam kromosom

Pengemasan DNA/DNA Packaging

a. Pada Organisme Prokariotik

Pengemasan DNA dilakukan dengan membuat molekul DNA terkondensasi yang membentuk
rangkaian melingkar seperti bola atau tasbih, dimana dalam molekul DNA terdiri atas beberapa
butiran molekul yang membentuk suatu rantai molekul DNA yang terpilin atau biasa disebut
supercoiled dan berikatan dengan molekul protein atau poliamin. Pada bagian ujung molekul
DNA yang tidak berikatan dengan molekul DNA yang terpilin disebut DNA penghubung

(Linker DNA) sedangkan bagian molekul DNA yang terpilin akan berikatan dengan suatu
protein disebut DNA binding. Rangkaian butiran tersebut membentuk lengkung (Loop) sehingga
molekul DNA yang panjang tersebut dapat dikemas dalam bentuk yang kompak. Secara ringkas,
proses pengemasan DNA pada sel prokariotik dijelaskan pada gambar berikut.

12
Gambar: Proses pengemasan DNA pada organisme prokariotik, contohnya pada E. coli (sumber:
Principles of Genetics)

b. Pada Organisme Eukariotik

Sel eukariotik pada sel tunggal contohnya adalah Saccharomyces cerevisiae sedangkan pada
sel banyak contohnya adalah tanaman tingkat tinggi, manusia, dan hewan. Seperti pada sel
prokariotik, ukuran molekul DNA yang menyusun kromosom eukariotik jauh lebih panjang
dibandingkan ukuran selnya. Contoh pada sel manusia, jika pada bentuk linear kromosom DNA
dapat mencapai 1,74 m sedangkan ukuran sel manusia hanya beberapa mikron. Kromosom
manusia yang berkisar 48 juta pasang basa sampai sekitar 240 juta pasangan basa pada
kromosom terbesar sehingga pengemasan DNA dengan sistem yang sangat efisien dan kompak.

Proses pengemasan DNA dan protein terjadi pada tahap profase. Proses yang terjadi adalah
sebagai berikut. Untai DNA dipintal dalam suatu protein histon, menjadi suatu unit yang disebut
nukleosom. Nukleosom satu dengan yang lainnya bergabung membentuk benang yang lebih
padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan yang disebut dengan solenoid. Solenoid satu dan yang
lainnya bergabung dan lebih padat lagi membentuk suatu benang yang disebut kromatin.
Benang-benang halus kromatin memadat membentuk lengan kromatid. Lengan kromatid
berpasangan membentuk kromosom.

13
Gambar: Proses pengemasan DNA pada organisme eukariotik

2.5 Jenis, Struktur, dan Fungsi Kromosom sebagai Struktur Pembawa Materi Genetik

Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon. Bagian-
bagian kromosom yaitu Kromatid Merupakan bagian lengan kromosom yg terikat satu sama
lainnya, dua kromatid kembar diikat oleh sentromer. Sentromer Merupakan daerah yg tidak
mengandung gen. Pada masa pembelahan, kromatid melekat satu sama lain pada kutub
sentromer. Kromonema berupa pita spiral yg terdapat merupakan penebalan dari kromatid.
Biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase & kadang-kadang interfase.

Kromomer Merupakan penebalan-penebalan pada kromonema. Di dalamnya terdapat


protein yg mengandung molekul DNA. Beberapa DNA bergabung membentuk gen yg berfungsi
sebagai pembawa bagian sifat keturunan dan menempati suatu bagian lokus gen. Telomer Bagian
berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA nya
tidak bersambung dengan ujung kromosom yg lain.

Fungsi Kromosom antara lain adalahMenentukan jenis kelamin. Terdapat dua jenis
kromosom yaitu X dan Y. Apabila kromosom embrio XX maka perempuan. Sedangkan jika
kromosomnya XY maka laki-laki. Fungsi lainya adalah Berperan penting dalam proses
transkripsi DNA untuk melakukan sintesis protein. Kromosom juga berperan dalam proses

14
pembelahan sel dan memastikan masing-masing sel yang telah membelah mendapatkan gen yang
sama.

Pada Kromosom terdapat juga bermacam-macam tipe berdasarkan letak sentromer nya,
yaitu antara lain Metasentrik Kromosom yg letak sentromernya tepat berada di tengah. Memiliki
bentuk seperti huruf “v” jika kromosom tunggal, atau bentuk “x” jika kromosom menduplikat.
Lalu Submetasentrik dengan letak sentromernya ditengah. Pada submetasentrik letak sentromer
membelah kromosom membentuk lengan yg tdk sama panjang, sehingga menyerupai bentuk “L”
berikutnya yaitu Akosentrik, Kromosom yg letak sentromernya hampir ke ujung salah satu sisi
kromosom, sehingga membelah lengan kromosom yg tdk sama panjang dengan perbandingan
1:3. Bentuk kromosom ini menyerupai huruf “j”. Telosentrik, merupakan kromosom yg letak
sentromernya di ujung salah satu sisi kromosom. Sehingga kromosom jenis ini hanya memiliki
satu lengan dan bentuknya menyerupai huruf “i”.

15
Gambar : Struktur Kromosom

16
Gambar : Tipe Kromosom

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam nukleat memiliki dua bentuk, yaitu asam deoksiribosa (DNA) dan asam ribosa
(RNA). Asam nukleat memiliki bentuk rantai polimer linier tidak bercabang, yang
merupakan gabungan monomer nukleotida. Ada tiga komponen utama penyusun nukleotida
dan asam nukleat, yaitu basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat. Sintesis protein adalah
proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode
genetik, terdiri dari transkripsi yang terdiri dari tiga tahap utama yang meliputi proses
inisiasi, elongasi, dan terminasi, dan translasi yang meliputi proses inisiasi, elongasi, dan
terminasi.
Pengemasan DNA dilakukan dengan membuat molekul DNA terkondensasi yang
membentuk rangkaian melingkar seperti bola atau tasbih, dimana dalam molekul DNA

17
terdiri atas beberapa butiran molekul yang membentuk suatu rantai molekul DNA yang
terpilin atau biasa disebut supercoiled dan berikatan dengan molekul protein atau poliamin.
Pada bagian ujung molekul DNA yang tidak berikatan dengan molekul DNA yang terpilin
disebut DNA penghubung (Linker DNA) sedangkan bagian molekul DNA yang terpilin akan
berikatan dengan suatu protein disebut DNA binding.

3.1 Saran

Pembaca diharapkan dapat memahami materi tentang konsep biomolekular meliputi


sintesis dan struktur asam nukleat, proses replikasi DNA dan sintesis proein, pengemasan
DNA dalam kromosom, serta jenis, struktur, dan fungsi kromosom sebagai pembawa materi
genetik. Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis menerima
segala bentuk kritik dan saran dari pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. E. Mitchell. 2008.


2. Watson JD, Baker TA. Moleculer Biology of Gene. 7th ed. New York: Cold Spring
Harbor. 2013.
3. Stansfield, William, Cano, Raúl, Colomé, Jaime. 2003. Schaum’s Easy Outlines:
Molecular and Cell Biology. New York: McGraw-Hill

19

Anda mungkin juga menyukai