Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Makala
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Makala
Penulis
Daftar Isi
Contents
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 1
Daftar Isi .................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Pancasila, Sistem, dan Filsafat .................................................................................... 5
2.2 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ............................................................................... 8
2.3 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 13
2
BAB I PENDAHULUAN
ditanamkan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya
3
7. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat.
8. Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk memperoleh keterampilan dalam
melakukan penulisan dan perbendaharaan pengetahuan tentang pancasila sebagai
sistem filsafat.
4
BAB II PEMBAHASAN
5
4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi
Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi
nilai-nilai yang dimilikinya.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.
Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang
merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai
Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945
dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa
Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila
7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari
berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan
Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum
dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua
perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya
saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling
bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan
yang utuh.
Pengertian Filsafat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian
yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab asal, dan hukumnya. Secara etimologi istilah “filsafat”
berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu
“philo”, “philos”, “alphilein” artinya “cinta” dan “shopos” atau “shophia” artinya
“hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom” (Nasution, 1973. Dengan sedikit
6
perubahan).Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan atau
kebijaksanaan yang hakiki.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
7
Obyek Material Filsafat : Obyek pembahasan filsafat yang mencakup
keseluruhan baik yang bersifat material kongkrit seperti alam, manusia,
benda, hewan, dll, maupun yang bersifat abstrak spiritual seperti, nilai-
nilai, ide, ideologi, moral, pandangan hidup, dll.
Obyek Formal Filsafat : Cara pandang filsuf terhadap obyek material
tersebut.
4. Cabang-cabang Filsafat
Metafisik : membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,yang
meliputi bidang-bidang ontology(membicarakan teori sifat dasar dan
ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum
mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.
Epistemologi : membahas persoalan hakikat pengetahuan.
Metodologi : membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu
pengetahuan.
Logika : membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan
dalil-dalil berfikir yang benar.
Etika : berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
Estetika : berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.
8
1. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif.
2. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Fungsi Filsafat Pancasila:
Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam
kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau
tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak
terpisahkan)
Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat
jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).
9
satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organik
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat
dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-
unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk
individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri
sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena
manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi
pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis
dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia
monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang
organis pula.
2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramida.
Pengertian matematis piramida digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam
urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan
makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu
keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal
maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap
sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.
Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat
dan kelima.
Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai
sila ketiga, keempat dan kelima.
Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan
menjiwai sila keempat dan kelima.
10
Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga,
meliputi dan menjiwai sila kelima
Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada
setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila
senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berperikesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang
Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia
dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-
Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil beberapa
kesimpulan dari atas adalah filsafat merupakan ilmu yang paling umum yang mengandung
usaha nmencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat digolongkan sebagai
filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.
Hal itu berarti pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
3.2 Saran
Beberapa saran berikut dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-
pihak terkait, yaitu pembaca, sebaiknya mengambil nilai-nilai positif dalam tulisan ini, seperti
pengetahuan mengenai pancasila, dan rasa nasionalis dalam kehidupan berbangsa ini. Jangan
mencontoh apabila isi dari penulisan ini mempunyai nilai yang negatif. Nilai-nilai positif
tersebut dapat menjadi dasar untuk menerapkannya dalam berperilaku di kehidupan
bermasyarakat.
12
Daftar Pustaka
Sukarno, B., 1935. Tinjauan filosofis tentang Pancasila sebagai filsafat.Surakarta : Sebelas
Maret University Press, 2005
https://www.academia.edu/9135034/PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FILSAFAT_MAK
ALAH_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Pancasila_?auto=download diambil hari Kamis,
20 Juli 2017 pukul 15.03 WIB
13