Hydraulic Workover Unit
Hydraulic Workover Unit
Tekanan formasi terjadi akibat fluida (minyak, gas, atau air garam) yang terdapat
pada ruang pori dari matrik batuan. Tegangan overburden terjadi akibat berat beban
matriks diatasnya dan fluida yang mengisi pori. Tegangan matriks batuan adalah
tegangan overburden dikurangi tekanan formasi. Untuk perhitungan besarnya
gradient tekan overburden sedang dianggap 1.0 psi/ft dengan densitas 19.23 ppg.
Tekanan formasi normal sebanding dengan tekanan hidrostatik fluida alami. Pada
banyak kasus, fluida bervariasi dari fresh water dengan densitas 8.33 ppg (0.433
psi/ft ) sampai air asin dengan densitas 9.0 ppg (0.465 psi/ft). Ditinjau dari besarnya
densitas fluida , maka tekanan formasi normal dapat dianggap suatu sistem terbuka
hidrolika dimana dapat dengan mudah dihubungkan dengan tekanan. Tekanan
abnormal tidak mempunyai komunikasi tekanan secara bebas sehingga tekanannya
tidak akan cepat terdistribusi dan kembali menuju tekanan normalnya. Mekanisme
terjadinya perangkap telah ada sebelum tekanan abnormal terbentuk dan menetap.
Fertl dan Timko memberikan daftar beberapa penyekat dari jebakan yang umum di
seluruh dunia, Tabel 1.
Tabel 1
Jenis Penyekat Pada Tekanan Formasi
Tabel 2
Asal Mula Pembentukan Tekanan Formasi Abnormal
Gambar 1
Terjadinya Tekanan Abnormal Akibat Proses Kompaksi
Pada Gambar 2 dapat dilihat kompaksi normal, mengecilnya volume pori akibat dari
pertambahan berat beban diatasnya dapat mengakibatkan fluida yang ada didalam
Asal Mula Tekanan Abnormal 3
ruang pori terdorong keluar dan mengalir ke segala arah menuju formasi
disekitarnya. Sehingga berat batuan diatasnya akan ditahan oleh partikel-partikel
sedimen. Kompaksi normal umumnya menghasilkan suatu gradient tekanan formasi
yang normal.
Gambar 2
Gambar 3
Pengaruh Kompaksi terhadap Besarnya Tekanan Fluida Formasi .
Kompaksi abnormal akan terjadi jika pertambahan berat beban diatasnya tidak
menyebabkan berkurangnya ruang pori. Ruang pori tidak mengecil karena air yang
berada didalamnya tidak bisa terdorong ke luar. Tersumbatnya air di dalam ruang
pori disebabkan karena formasi itu terperangkap di dalam formasi lain yang
mempunyai permeabilitas sangat kecil (struktur lensa).
Proses kompaksi abnormal umumnya terjadi pada formasi shale, terutama jika
terdapat lapisan pasir yang terperangkap didalamnya. Pertambahan berat beban
diatasnya tidak hanya ditahan oleh partikel-partikel sedimen, tetapi ditahan juga oleh
air formasi yang terperangkap dalam ruang pori. Hal ini menyebabkan tekanan pori
formasi menjadi tinggi dan gradient tekanannya melebihi gradient tekanan formasi
normal.
Pada batuan yang mempunyai porositas kecil akibat kompaksi, dan salinitas
mengecil, ion-ion garam yang menghantarkan arus listrik kurang sehingga
resistivitasnya membesar. Jika porositas tidak mengecil pada saat kompaksi
sehingga jumlah garam per unit volume besar, maka resistivitasnya turun. Hal ini
berakibat pada air formasi menjadi lebih asin dengan semakin dalamnya
penguburan, menurut suatu kecenderungan tertentu, yang mana kecenderungan
terakhir ini berbeda dengan kecenderungan semula.
Tekanan abnormal selain disebabkan oleh proses sedimentasi dan kompaksi dapat
juga terjadi akibat adanya sistem sumur artesis (Gambar 7), erosi dan pengangkatan
(Gambar 8), lapisan garam (Gambar 9), salt domes atau kubah garam (salt
diapirism, Gambar 10) dan perbedaan densitas fluida formasi (Gambar 11).
Gambar 7
Tekanan Abnormal akibat Sistem Air Artesis
Gambar 9
Pengaruh Adanya Lapisan Garam
terhadap Overburden Stress
Gambar 11
Pengaruh Perbedaan Densitas Fluida Formasi
terhadap Abnormal Pressure
Penentuan tekanan abnormal dan tekanan formasi normal hanya ada secara
bersama-sama jika dipisahkan oleh suatu sekat yang berpermeabilitas sangat
rendah sehingga fluida sulit untuk mengalir / melewati sekat tersebut.
Shale yang berpermeabilitas sangat rendah merupakan suatu sekat sebagai hasil
dari peristiwa fisika, terbentuk dari proses pengendapan yang berjalan sangat
lambat, sehingga memberi kesempatan fluida yang mengisi ruang pori untuk
Asal Mula Tekanan Abnormal 11
meloloskan diri ketika terjadi pendesakan oleh gaya overburden. Akibatnya shale
dapat terkompaksi dengan baik dan mempunyai permeabilitas sangat rendah.