Anda di halaman 1dari 14

When we need a relining or rebasing procedure : a literature review

Abstrak: Gigitiruan lengkap adalah yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengantikan

gigi alami yang sudah hilang, memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, fungsi bicara serta

melindungi jaringan pendukung. Hal yang sering dikeluhkan pada gigitiruan lengkap (GTL)

yang paling sering terjadi menjadi longgar sehingga mengganggu retensi dan stabilisasi.

Tujuan penulisan makalah ini untuk membahas masalah keluhan yang terjadi pada gigitiruan

lengkap. Dapat kita simpulkan bahwa untuk mengembalikan retensi dan stabilisasi gigitiruan

lengkap (GTL) yang longgar karena resorbsi residual ridge, melakukan relining atau rebasing

tanpa harus menganti atau membuat gigitiruan baru lagi. Gigitiruan yang sudah relining atau

rebasing harus mengisi ruangan yang ada antara basis gigitiruan dengan permukaan jaringan

pendukung.

Kata kunci : relining,rebasing, gigitiruan lengkap (GTL), residual ridge.


Pendahuluan

Ketika resorpsi residual ridge terjadi, gigitiruan cenderung menjadi longgar dan perubahan

dimensi vertikal berubah. Sebagian besar pada pasien mengunakan gigitiruan lengkap untuk

meningkatkan kestabilitas dan retensi gigi tiruan, dimensi vertikal oklusal dan penampilan

wajah.1 Meskipun perbaikan dalam retensi, stabilitas dan oklusi tidak selalu meningkatkan

efisiensi penguyahan. Sebagian besar pasien juga melaporkan peningkatan bicara dan

keamanan. Hasil ini mendukung keyakinan dokter gigi dan observasi dari beberapa peneliti

bahwa pasien mendapatkan manfaat dari Gigitiruan yang pas.1,2 Resorpsi residual ridge

mengarah ke jaringan pendukungan dan mempengaruhi gigitiruan tidak stabil dan berfungsi

dengan baik. Gigitiruan yang longgar seperti itu membutuhkan reline atau rebase dengan

lapisan resin baru pada basis gigitiruan dalam meningkatkan oklusi, retensi, dan stabilisasi.

Gigitiruan lengkap (GTL) adalah prostesa dapat dilepas, dirancang untuk meningkatkan

estetika, stabilisasi. GTL ini biasanya terbuat dari akrilik resin poli (metil metakrilat).3,4 GTL

dapat dibuat setelah pasca ekstraksi untuk beberapa atau semua gigi alaminya yang berperan

penting dalam melindungi soket terhadap trauma dari lidah, makanan, atau gigi yang

berlawanan.1,3 Laporan ini menyajikan teknik yang diusulkan untuk kapan kita melakukan

relining atau rebasing GTL dengan ketebalan yang memadai.

Relining adalah suatu prosedur untuk menambahkan bahan baru pada bagian protesa yang

menghadap langsung pada jaringan pendukung untuk mencekatkan kembali gigi tiruan.

Rebasing adalah penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan yang baru, dimana anasir gigi

tiruan yang lama tetap digunakan tanpa merubah letak gigi dan relasi oklusi. Prosedur relining

dan rebasing merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud memperbaiki gigitiruan

lengkap agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat protesa baru.1,2 Tujuan penulisan

makalah ini untuk membahas masalah-masalah yang ada pada gigitiruan lengkap dan kapan
kita melakukan relining atau rebasing gigitiruan lengkap untuk mendapatkan kembali retensi

dan stabilisasi yang optimal.1,2,4

Perbedaan antara relining dan rebasing gigitiruan lengkap sangatlah jelas, relining adalah

pelapisan basis dari gigitiruan dengan bahan baru agar sesuai dengan yang mendasarinya

jaringan lebih akurat. Rebasing adalah penggantian dari seluruh basis gigitiruan dengan bahan

baru. Perubahan basis gigitiruan mungkin perlu diganti dalam prosedur rebase. Relining

gigitiruan lengkap sering dilakukan dipraktik dokter gigi; Namun, rebase tidak sering

dilakukan. Salah satu dari beberapa jenis bahan dapat digunakan, seperti oksida metalik pasta,

karet-basa atau silikon elastomer. Sebelum relining atau rebasing dilakukan, jaringan

pendukung harus dikembalikan keadaan normal.

Tinjuan pustaka

Gigitiruan lengkap yang longgar karena adaptasi yang buruk pada jaringan pendukung harus

diatasi. Namun, kelonggaran dapat terjadi akibat masalah dengan oklusi gigi tiruan, posisi gigi

dan kontur gigi tiruan.1 Jika masalah ini tidak didiagnosis dan diperbaiki dengan benar,

pelapisan kembali tidak akan meningkatkan retensi dan stabilitas. teknik diagnostik akan

memastikan bahwa masalah spesifik diidentifikasi dengan benar.1,2 Dari sudut pandang praktis

dan keuangan, juga penting untuk memastikan bahwa gigitiruan lengkap membutuhkan reline

ulang cukup dapat diterima dalam hal lain untuk membenarkan memperpanjang masa pakainya

atau bila masih longgar maka GTL disaran untuk pengantian base. Permasalah dalam

menentukan vertikal dimensi oklusi, hubungan kontak oklusi, penampilan pasien dan keausan

gigi dapat membuatnya lebih efektif biaya untuk membuat kembali gigitiruan daripada relining

atau rebasing.1,5,6

Penentuan gigitiruan lengkap yang Harus Diperbaiki Lebih dahulu Apabila komposisi residual ridge

kompak/padat maka protesa bawah direline lebih dahulu, tetapi bila jaringan sangat lunak terutama pada
residual mandibular ridge, maka protesa atas diperbaiki lebih dahulu. Hal ini diperlukan untuk

memudahkan memperoleh oklusi yang diinginkan. Apabila protesa atas dan bawah akan direline maka

protesa atas diperbaiki lebih dahulu. Protesa baik atas maupun bawah apabila membutuhkan banyak

perubahan, maka perbaikannya dilakukan dengan rebasing. Jaringan mulut harus dalam keadaan

kesehatan optimal untuk mewujudkan hasil terbaik dari prosedur reline atau rebase. Bila

diperlukan, kondisioner jaringan dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan jaringan.

Beberapa penyebab longgarnya antara lain:1,5,6,7

1. Penyakit sistemik,

2. Kesalahan–kesalahan oklusi yang menyebabkan iritasi jaringan,

3. Peradangan dan terjadi resorbsi.

4. Pembuatan sayap gigi tiruan yang terlalu pendek,

5. Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan yang lama sehingga terjadi resorbsi prosesus

aveolaris.

Adapun penyebab terjadinya masalah pada gigitiruan lengkap sebagai berikut:

1. Adaptasi basis gigi tiruan dengan residual ridge tidak baik akibat adanya resorbsi

residual ridge.

2. Bila pembuatan gigitiruan merupakan beban bagi pasien.

3. Bila pembuatan gigitiruan baru memerlukan beberapa kali kunjungan, mental stress

dan physical stress (pasien tua / pasien dengan penyakit kronis)

Tujuan relining adalah:1,2,4

1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.

2. Memperbaiki relasi oklusal dan maksilomandibula yang hilang.

3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.

4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur / bentuk jaringan pendukung

setelah gigitiruan sebagian lengkap digunakan.

5. Memperbaiki basis gigitiruan lengkap


6. Memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.

7. Memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah pencabutan gigi asli.

8. Memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak seimbang.

9. Alasan estetik.

10. Membuat protesa yang lebih efektif.

11. Agar kontak gigitiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.

Ada pun beberapa kerugian yang disebabkan proses relining :1,2,4

1. Panas dari polimerisasi beberapa bahan dapat membakar mukosa mulut

2. Porositas beberapa bahan dapat menyebabkan bau yang buruk

3. Bahan dapat menjadi terdistorsi jika yang dilekatkan dikeluarkan dari mulut pasien

sebelum polimerisasi

4. Beberapa material menunjukkan perubahan dimensi yang lebih besar selama polimerisasi

dibandingkan dengan kasus untuk bahan yang diproses

5. Beberapa materi menunjukkan kekuatan ikatan yang lemah atau bervariasi

6. Pasien mungkin mengalami ketidaknyamanan dan rasa tidak enak

7. Beberapa bahan dapat menunjukkan sitotoksisitas

8. Stabilitas warna mungkin buruk

9. Beberapa materi memiliki jangka hidup yang terbatas

Pada proses relining menggunakan:4

1. Alat–alat: spatel, bowl, articulator, scraper / bur, handpiece / lathe – mounted akrilik bur,

fissure bur, reline jig, kuas, pressure container.

2. Bahan–bahan: jelly petroleum, zinc oxide eugenol pasta, cold curing acrylic, heat curing

acrylic, tissue conditioning, hydocal, pumice.

Macam–macam metode yang dipakai dalam relining pada Gigitiruan lengkap yaitu:1,2,8,9
1. Relining tanpa perubahan dimensi vertikal; Relining pada protesa dengan dimensi vertical

yang tidak berubah, pembuatannya lebih sederhana bila dibandingkan dengan protesa yang

dimensi vertikalnya berubah.

2. Relining dengan perubahan dimensi vertikal; Untuk melakukan relining pada protesa dengan

dimensi vertikal yang telah berubah, maka terlebih dahulu ditempatkan tiga bulatan kecil dari

impression compound yang hangat di daerah Premolar I kanan dan kiri serta di daerah anterior

ridge (tengah). Kemudian cetak ke dalam mulut. Penderita diminta untuk menutup mulutnya

serta dibantu menekan protesa tersebut sampai dicapai dimensi vertikal yang dikehendaki.

Selanjutnya tambahkan impression compound pada pinggir–pinggir protesa dan lakukan

muscle trimming. Kemudian dilakukan pencetakan dengan pasta zinc oxid.

Teknik serta material yang biasa digunakan dalam Relining Protesa

1. Relining secara direct1,8,9

a. Menggunakan self curing acrylic resin yang dilakukan langsung di dalam mulut penderita.

b. Untuk memperbaiki protesa yang tidak mengalami banyak perubahan

c. Penderita tidak mempunyai penyakit sistemik.

d. Dikerjakan dalam satu kali kunjungan.

e. Dalam processing bahan self curing acrylic menimbulkan panas menyebabkan iritasi pada

mukosa

f. Penderita sukar untuk menggigit dalam oklusi sentrik, karena terganggu bau tak enak yang

dikeluarkan oleh self curing acrylic.

g. Porositas serta warna self curing acrylic yang tidak stabil (mudah berubah)
2. Relining secara indirect.4,9

a. Mempergunakan heat curing acrylic resin yang dilakukan di luar mulut penderita (secara

laboratorium)

b. Baik digunakan untuk penderita yang berusia lanjut serta dapat digunakan penderita yang

bersikap mental tak stabil (histerical mind )

c. Keuntungan pemakaian heat curing acrylic resin dihasilkan protesa yang jauh lebih kuat

dari pada protesa yang dibuat dari self curing acrylic

d. Porositas jauh berkurang.

Masalah–masalah yang Timbul Pada Prosedur Relining

1. Porus pada Gigitiruan yang sudah direline

2. porus pada bagian tepi

3. Gigitiruan lengkap tidak dapat dilepas dari model dan tidak pas setelah direline

4. Gigi tiruan lepas bergoyang-goyang dalam mulut setelah reline

Rebasing adalah proses adaptasi dari gigitiruan ke jaringan di bawahnya dengan mengganti

bahan dasar gigitiruan dengan yang baru tanpa mengubah relasi oklusalnya. Rebase dilakukan

bila basis gigitiruan yang ada tidak memuaskan atau patah.1

Indikasi rebasing :1,2

1. Under extended basis gigitiruan

2. Untul membuat postdam

3. Terjadi resopsi tulang alveolar yang lokal atau menyeluruh

4. Gigitiruan sudah longgar

5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah

6. Elemen gigitiruan tidak aus berlebih, patah, atau rusak

7. Bila basis gigitiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka waktu lama
8. Relining berkali-kali

Prosedur rebasing :1

1. Bagian perifer sayap gigitiruan dikasarkan dulu

2. Membuat cetakan rahang pasien dengan mengunakan gigitiruan lama sebagai sendok

cetaknya dan gunakan bahan mukostatik yaitu Zinc Oxine Eugenol

3. Membuat model kerja dengan dental gipsum dengan cara boxing

4. Meletakan gigitiruan dan model kerja pada bagian artikulator dan diberi indeks oklusal

dari gips pada bagian bawah.

5. Gigitiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan ditrim landasan akrilik

gigitiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan geliginya

6. Membuat landasan gigitiruan baru dari malam dan lakukan waxing

7. Uji coba dalam mulut pasien dan pemeriksaan estetik, fonetik, dan vertikal dimensi.

8. Setelah sesuaai flasking, packing, curing, deflasking dan remounting

9. Gigitiruan dipoles dan pasang dalam mulut pasien

Pembahasan

Banyak penulis sepakat dalam menegaskan bahwa karena kehilangan gigi dan ligamen

periodontal dapat mengakibat stimulus lokal yang bekerja pada tulang alveolar, periodontitis

dan trauma yang menyebabkan resorpsi tulang dimulai.10 Hal ini berdampak secara terus

menerus pada pasien yang edentulous totalis atau edentulous parsial, pasien yang mengalami

kegoyangan dapat menganggu mastikasi. Prosedur reline atau rebase pada gigitiruan lengkap

dapat dibuat diklinik atau laboratorium.1,11

Pembuatan secara reline direct tidak mengharuskan pasien untuk meninggalkan gigi tiruan,

bisa langsung di kerjakan diklinik. Dengan teknik direct pasien tanpa menunggu lebih lama

untuk bisa pemakaian gigi tiruan.6


Di sisi lain, dengan teknik indirect merupakan prosedur klinis bagian laboratorium, pada

umum menggunakan gigi tiruan yang dilakukan secara indirect ini akan lebih baik daripada

teknik direct karena pada prosedur ini akan memperbaiki dari daya tahan pada bahan,

reproduksi detail yang lebih baik, retensi, kestabilan dan porositas yang rendah.12 Material

reline harus menunjukkan sifat yang memadai, seperti teknik yang mudah, daya tahan tinggi,

stabilitas dimensi yang baik dan reproduksi yang detail dan porositas rendah.13 Bahan yang

kaku dibandingkan dengan resin akrilik telah menunjukkan kualitas baik, seperti stabilitas

warna yang lebih baik, porositas yang lebih rendah, pelepasan panas yang lebih rendah, dan

daya tahan yang lebih baik.12

Resin akrilik self-curing telah menjadi yang paling diterima untuk relining karena suhu

polimerisasi yang lebih rendah, yang memadai untuk rongga mulut tanpa merusak jaringan.

Juga bahan ini menunjukkan resistensi yang baik dapat diterima oleh pasien, ketahanan

terhadap abrasi, kedap air cairan saliva dan memiliki stabilitas dimensi tertentu dan fitur estetik.

Aplikasi bahan reline pada jaringan lunak untuk relining prostesa telah diteliti dengan tujuan

untuk kenyamanan dan efektifitas pengunyahan.14

Pada bahan resin reline yang mengandung polymethylmethacrylate menyebabkan iritasi

pada mukosa mulut. Selain komponen ini, kita harus mengetahui komponen dari monomer

yang lain dari bahan tersebut, menurut Bong-jun12 dkk bahwa resin akrilik secara komersial

mengandung polimer dan monomer. Proses polimerisasi, di mana monomer diubah menjadi

polimer tidak lengkap, selalu menghasilkan monomer sisa. Leles13 dkk mengevaluasi

sitotoksisitas dari tiga resin akrilik dan menemukan bahwa semua resin yang diuji menginduksi

derajat sitotoksisitas tertentu.

Reline tidak menunjukkan adanya umur panjang bisa memuaskan pasien. Penggunaannya

harus dikaitkan dengan pemantauan ketat karena karakteristik ketahanan material dapat hilang

seiring waktu maka bila sudah dilakukan berulang kali masih tetap longgar, maka gigitiruan
akan dilakukan rebase untuk medapatkan kestabilan dan retensi yang baik. Mese14

menunjukkan tindakan relining pada gigitiruan lengkap menyakinkan reliner dapat bertahan

selama 5 sampai 6 bulan dapat mengurangi biaya dan menghindari perubahan materi secara

berturut-turut. Bahan yang tahan banting memiliki beberapa keterbatasan mengenai

penggunaannya, seperti ketidakstabilan dalam air, porositas, perubahan warna dan kesulitan

pemolesan.12,15 Beberapa penulis merekomendasikan menggunakan sebagai materi sementara.

Dalam studi ini aplikasi glasir dipengaruhi pada kekasaran dasar reliner bisa juga menurunkan

akumulasi mikroorganisme rongga mulut.

Dengan demikian, terlepas dari pilihan materialnya, untuk melakukan rebase yang harus

adekuat dan keadaan pada rongga mulut dan mukosa berada pada kondisi kesehatan yang

baik.13,16 Pasien harus menyadari bahwa prostesa mereka tidak akan bertahan selamanya.

Secara berkala, tingkat resorpsi tulang, adaptasi prostesis, efisiensi pengunyahan, dan kondisi

kebersihan harus dinilai.17

Literatur telah menetapkan bahwa, kecuali dari gigitiruan lengkap membutuhkan relining

ulang pada periode waktu yang lebih singkat, periode rata-rata untuk prosedur relining pada

gigitiruan lengkap membutuhkan enam tahun dan tiga tahun untuk gigitiruan yang dapat

dilepas.,18 Meskipun banyak prostesa berhasil selama bertahun-tahun, pemantauan terus

menerus pada pasien yang harus dipertimbangkan, karena tidak mungkin untuk menentukan

toleransi biologis setiap individu.19 Oleh karena itu, baik pemasangan dan pemantauan protesa

yang dapat dilepas merupakan langkah yang sangat diperlukan untuk keberhasilan pengobatan

rehabilitatif.20

Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan pustaka ini, dapat disimpulkan bahwa relining gigitiruan lepasan harus

dilakukan dari 1 hingga 4 bulan setelah pencabutan gigi, melalui teknik relining direct dan

dengan resin akrilik self-curing. Gigitiruan lepasan yang dapat digunakan harus dari 1 hingga
5 tahun, melalui teknik relining indirect dan dengan resin akrilik self-curing. Perlu ditekankan

bahwa untuk mencapai gigitiruan lengkap dan relining ulang berhasilan, perlu pengetahuan

tentang indikasi, kontraindikasi, keuntungan, kerugian, karakteristik dan jenis material relining

kembali.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jones JD, grarcia LT. Removable partial denture A clinician’s guide. 1st ed.USA

2009:120-6

2. Knechtel ME, Loney RW. Improving the outcome of denture relining. JCDA

2007;73(7):587-91

3. Krunić N, Kostić M, Petrović M, Igić M. Oral health-related quality of life of

edentulous patients after complete dentures relining. J Voj Pregl 2015; 72(4): 307–11

4. Kranjcic J, Stunic MK, Celebic A, Komar D, Mehulic K, Vojvodic D. Denture relining

as an indicator of residual ridge resorption. J Med Glas Ljek komore Zenicko-doboj

kantona 2013;10(1):126-32

5. Masetti P, Arbeláez MIA, Pavarina AC, Sanitá PV, Jorge JF. Cytotoxic potential of

denture base and reline acrylic resins after immersion in disinfectant solutions. J prostho

dent 2018;120:1-7

6. Baslas V, Singh VB, Aggarwal H, Kaur S, Singh K, Agarwal K. Technique for using

short term soft liners as complete dentures final impression material. J Oral Bio Cran

Res 2014;4:204-7

7. Duran I, Yilmaz B, Ural C. A technique for removing implant-retained denture: direct

relining complication. J Hindawi Pub Corp Case Rep in Dent 2015;15:1-3


8. Mendes JM, Silva AS, Aroso CM, Henar TE. Study of dimensional interfaces in

indirect relining. J Dent Oral Health 2016;2(1):1-6

9. Nirmala PR. Hallikerimath BS. Gangadhar A. Relining a metal denture base: a clinical

report. J Ind Prosth Soc 2006;6(1):51-3

10. Dane Hout, Amornrat Wonglamsam, Widchaya Kanchanavasita. Flexural strength of

relined denture base using different thickness of self-cured relining material. M Dent J

2017;37(2):223-32

11. Zaki MQ. Impression techniques in removable partial denture. J Current Res 2017;9(4)

49514-6

12. Hsu YT. Consequences of relining on a maxillary complete denture: A clinical report.

J Prost Dent 2015;114:13-6

13. Anupama PD, Rajendra BP, Veena S, Shastry CS, Krishna PD. Tissue conditioners : a

review. 2014;4(2):152-7

14. Mohammed NA, Ibrahim A. Ismail A, Nadia K. A technique for relining transitional

removable denture – a case report. The Saudi J Dent Res 2017;8:112-5

15. Kar S, Tripathi A, Fatima T. A comparative study of masticatory performance in

complete denture patients before and after application of soft liner. J Arm For Ind: 1-7

16. Azevedo A.1, Machado AL, Vergani CE2, Giampolo ET, Pavarina AC. Hardness of

denture base and hard chair-side reline acrylic resins. J Appl Oral Sci 2005;13(3):291-

17. Grzegorz C, Jarosław Z, Jacek K. Long-term soft denture lining materials. J Materials

2014;7:5816-42

18. Kim BJ, Yang HS, Chun MG, Park YJ. Shore hardness and tensile bond strength of

long-term soft denture lining materials. J Prost Dent 2014:1-9


19. Leles CR, A. L. Machado, Vergani CE, Giampaolo ET, Pavarina AC. Bonding strength

between a hard chairside reline resin and a denture base material as in¯uenced by

surface treatment. J Oral Rehab 2001;28:1153-7

20. Ayse M, Guzel KG. Effect of storage duration on the hardness and tensile bond strength

of silicone- and acrylic resin-based resilient denture liners to a processed denture base

acrylic resin. J Prosthet Dent 2008;99:153-9

Anda mungkin juga menyukai