Case KDS
Case KDS
Pembimbing
dr. Khumaedi, Sp.A
Penyusun:
dr. Indah Permatasari.
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
I. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan catatan medis 16 April 2016 Pukul 09:30 WIB)
Keluhan utama:
Kejang
Batuk (-) nafsu makan turun (+), nyeri kepala (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), ruam
di kaki, tangan, dan badan (-), menggigil (-), nyeri otot (-), nyeri sendi (-) nyeri telan
(-), kembung (-), nyeri telinga (-), cairan yang keluar dari telinga (-), kencing normal,
warna kuning, riwayat trauma (-).
2
Riwayat penyakit dahulu:
Typhoid : Disangkal
DBD : Disangkal
Diare : Disangkal
ISPA : Disangkal
Kejang : Disangkal
Alergi : Disangkal
TBC : Disangkal
Pasien merupakan anak perempuan lahir dari ibu G1P0A0 dengan usia kehamilan 38
minggu, lahir secara normal, persalinan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung
menangis, berat badan lahir 3100 gram. Panjang badan lahir 49 cm.
3
Riwayat Imunisasi :
Data Antopometri :
Berat badan lahir 3100 gram. Panjang badan lahir 49 cm. Berat badan saat ini 7,5 kg,
Panjang badan saat ini 74 cm.
Perkembangan :
Senyum : 2 bulan
Miring : 3 bulan
Gigi keluar : 6 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Bicara : 12 bulan
Berjalan : 13 bulan
Kesan: Pertumbuhan tidak dapat dinilai.
ASI diberikan sejak lahir sampai dengan saat ini (19 bulan)
Mulai usia 6 bulan diberikan bubur saring dan tidak pernah diberikan susu formula.
4
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minuman baik, ASI eksklusif
terpenuhi.
Data antropometri :
- Berat badan : 7.5 kg
- Tinggi Badan : 74 cm
- Status gizi : kurang
Pemeriksaan Sistem
Hidung :Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (+/+) putih
Mulut :Bibir kering (-), Bibir sianosis (-), Mukosa Hiperemis (+),
5
kripta melebar (-), detritus (-)
Jantung
Paru – paru:
Abdomen
o Inspeksi : Datar
o Auskultasi : Bising usus (+) 8x/ menit, peristaltik
normal
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat,
hepatosplenomegali (-)
Kesan: dalam batas normal
6
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan Motorik Kanan Kiri
7
Nervus Vagus : tidak ada gangguan menelan
Kesan Leukositosis
8
Interpretasi IMT terhadap umur: di bawah garis -1 (median), gizi baik
9
Interprestasi tinggi terhadap umur: di bawah garis -2, perawakan pendek
10
Interpretasi berat badan terhadap umur: diantara -2 dan -3, gizi kurang
Interpretasi berat badan terhadap tinggi badan di garis -2, perawakan kurus
Z-Score Indikator
Pertumbuhan
Panjang/tinggi Berat terhadap IMT/U Berat terhadap
terhadap umur umur panjang/tinggi
Di atas 3 Lihat catatan 1 Obesitas Obesitas
Di atas 2 Overweight Overweight (gizi
Lihat catatan 2
lebih)
Di atas 1 Beresiko gizi Beresiko gizi lebih
lebih (lihat (lihat catatan 3)
catatan 3)
0 (median)
Di bawah -1
Di bawah -2 Perawakan pendek Gizi kurang Kurus Kurus
(lihat catatan 4)
11
Di bawah -3 Perawakan sangat Gizi buruk (lihat Sangat kurus Sangat kurus
pendek/kerdil (lihat catatan 5)
catatan 4)
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tinggi. Hal ini tidak masih normal.
Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan, tapi lebih baik
diukur menggunakan perbandingan berat badan terhadap panjang/tinggi atau IMT
terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan beresiko gizi lebih. Jika makin
mengarah ke garis Z-score 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva 1997).
V. RESUME
Telah diperiksa seorang anak perempuan berusia 1 tahun 7 bulan, berat badan
7,5 kg, dan tinggi badan 74 cm dengan keluhan kejang. Kejang dialami oleh pasien
sebanyak 1 kali dengan lama kejang kurang dari 5 menit, kejang terjadi sekitar 5 jam
sebelum pasien masuk rumah sakit. Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien.
Sebelum kejang pasien sadar, saat kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien
kembali sadar. Pasien 1 hari sebelum masuk rumah sakit mengalami demam. Pasien
juga mengalami mencret, sakit perut dan pilek 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Menurut orang tua pasien, mencret dialami pasien 1 kali sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengalami muntah 2 kali sebelum masuk rumah sakit.
Non Medikamentosa
Tirah baring
Makan makanan bergizi dan lunak, perbanyak minum air putih
IX. EVALUASI
Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Awasi timbulnya kejang
XI. KOMPLIKASI
Defisit neurologis
XII. EDUKASI
Memberitahukan orangtua untuk memberikan obat penurun panas kepada anak
jika suhu di atas 38o C
Memberitahukan orang tua untuk mempersiapkan obat-obatan untuk kejang
Mengajarkan orang tua untuk:
o Tetap tenang dan tidak panik
o Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
13
o Bila tidak sadar, posisikan anak dengan posisi miring dan kaki difleksikan.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
o Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
o Tetap bersama pasien selama kejang
o Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
o Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih
XIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
14