Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Pembimbing
dr. Khumaedi, Sp.A

Penyusun:
dr. Indah Permatasari.

1
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Umur : 1 tahun 7 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Meruya Ilir

Masuk Rumah Sakit : 15 Januari 2019

I. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan catatan medis 16 April 2016 Pukul 09:30 WIB)
Keluhan utama:
Kejang

Riwayat penyakit sekarang:


Pasien datang ke IGD RSU Kembangan diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan kejang. Kejang dialami oleh pasien sebanyak 1 kali dengan lama kejang
kurang dari 5 menit, kejang terjadi sekitar 5 jam sebelum pasien masuk rumah sakit.
Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang
pasien tidak sadar, setelah kejang pasien kembali sadar. Pasien 1 hari sebelum masuk
rumah sakit mengalami demam. Suhu pasien saat di IGD 39,5oC.
Selain kejang dan demam, pasien juga mengalami mencret dan mengeluh sakit
perut sebelum masuk rumah sakit. Menurut orang tua pasien, mencret dialami pasien 1
kali dalam satu hari yang berisi air dan ampas makanan. Pasien juga mengalami
muntah sebanyak 2 kali sebelum masuk Rumah Sakit berupa cair dan ampas makanan.
Pasien juga mengalami pilek, ingus berwarna putih bening.

Batuk (-) nafsu makan turun (+), nyeri kepala (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), ruam
di kaki, tangan, dan badan (-), menggigil (-), nyeri otot (-), nyeri sendi (-) nyeri telan
(-), kembung (-), nyeri telinga (-), cairan yang keluar dari telinga (-), kencing normal,
warna kuning, riwayat trauma (-).

2
Riwayat penyakit dahulu:
Typhoid : Disangkal
DBD : Disangkal
Diare : Disangkal
ISPA : Disangkal
Kejang : Disangkal
Alergi : Disangkal
TBC : Disangkal

Riwayat penyakit keluarga:


Keluhan serupa : Disangkal
Typhoid : Ayahnya, sewaktu kecil
DBD : Disangkal
Diare : Disangkal
ISPA : Disangkal
Kejang : Disangkal
Alergi : Ibunya, alergi seafood
TBC : Ayahnya, saat kelas 4 SD

Riwayat Pemeliharaan Perinatal :


Ibu pasien biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan 1 kali setiap
bulan sampai usia kehamilan 9 bulan. Selama kehamilan ibu mengkonsumsi vitamin
dan suplemen penambah darah yang diberikan oleh bidan. Ibu pasien mengakui tidak
pernah menderita penyakit selama kehamilan.

Kesan : riwayat pemeliharaan perinatal baik.

Riwayat Persalinan Ibu:

Pasien merupakan anak perempuan lahir dari ibu G1P0A0 dengan usia kehamilan 38
minggu, lahir secara normal, persalinan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung
menangis, berat badan lahir 3100 gram. Panjang badan lahir 49 cm.

Kesan : neonatus aterm, sesuai usia kehamilan, lahir spontan

3
Riwayat Imunisasi :

BCG : 1x (usia 1 bulan)


Hep B : 3x (usia 0, 1, 6 bulan)
Polio : 4x (usia 0, 2, 4, 6 bulan)
DPT : 3x (usia 2, 4, 6 bulan)
Campak : 1x (usia 9 bulan)
Kesan : Imunisasi lengkap sesuai umur dengan jadwal imunisasi

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Data Antopometri :

Berat badan lahir 3100 gram. Panjang badan lahir 49 cm. Berat badan saat ini 7,5 kg,
Panjang badan saat ini 74 cm.

Perkembangan :

Senyum : 2 bulan
Miring : 3 bulan
Gigi keluar : 6 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Bicara : 12 bulan
Berjalan : 13 bulan
Kesan: Pertumbuhan tidak dapat dinilai.

Perkembangan anak sesuai dengan usia.

Riwayat Asupan Nutrisi :

 ASI diberikan sejak lahir sampai dengan saat ini (19 bulan)
 Mulai usia 6 bulan diberikan bubur saring dan tidak pernah diberikan susu formula.

4
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minuman baik, ASI eksklusif
terpenuhi.

II. PEMERIKSAAN FISIK (15-01-2019)


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
- HR : 134x/menit (kuat, reguler)
- Suhu : 39,5 oC
- RR : 26 x/menit (reguler)

Data antropometri :
- Berat badan : 7.5 kg
- Tinggi Badan : 74 cm
- Status gizi : kurang

Pemeriksaan Sistem

Kepala :Normocephal, ubun-ubun tidak teraba cekung.

Mata :Mata cekung (-/-), edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung & tidak

langsung (+/+), pupil bulat, isokor

Hidung :Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (+/+) putih

dan cair, jumlah sekret sedikit

Telinga :Bentuk normal, tanda peradangan (-/-), sekret (-/-)

Mulut :Bibir kering (-), Bibir sianosis (-), Mukosa Hiperemis (+),

lidah kotor (-)

Tenggorok :T1-T1, Mukosa hiperemis (-), Mukosa faring hiperemis (+),

5
kripta melebar (-), detritus (-)

Leher :Tidak teraba pembesaran KGB

Axilla :Tidak teraba pembesaran KGB

Thorax :Simetris dan datar.

Jantung

o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba di ICS V 1 cm medial dari
midclavicula line sinistra
o Perkusi : Batas jantung kiri ICS V MCL sinistra
Batas jantung kanan ICS VI sternal line dextra
Batas jantung atas ICS III parasternal line sinistra
o Auskultasi : BJ I - II (N), regular, murmur (-), gallop (-).
Kesan: dalam batas normal

Paru – paru:

o Inspeksi : Gerakan simetris dalam keadaan statis dan dinamis,


retraksi suprasternal (-), epigastrium (-), intercostalis (-)
o Palpasi : Stem fremitus dextra et sinistra sama kuat
o Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-), hantaran (-/-)
Kesan: dalam batas normal

Abdomen
o Inspeksi : Datar
o Auskultasi : Bising usus (+) 8x/ menit, peristaltik
normal
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat,
hepatosplenomegali (-)
Kesan: dalam batas normal

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedema (-), CRT < 2 detik

6
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan Motorik Kanan Kiri

Pergerakan +/+ +/+


Kekuatan tidak dapat dinilai tidak dapat dinilai
Tonus N N
Trofi Eutrofi Eutrofi
Reflek fisiologis +N +N
Reflek patologis - -
Klonus - -

Tanda rangsang meningeal :

Kaku kuduk (-)

Brudzinki I dan II (-)

Tanda Kernig (-)

Pemeriksaan Nervus Kranialis

Nervus Olfaktorius : Sulit dinilai

Nervus Opticus : Sulit dinilai

Nervus Ocullomotorius : pergerakan mata normal, reflek cahaya +N/+N Nervus


Troklearis : pergerakan mata ke medial bawah normal

Nervus Trigeminus : reflek kornea +N/+N, reflek bulu mata +N/+N

Nervus Abdusen : pergerakan mata ke lateral normal

Nervus Fasialis : tersenyum simetris, kelopak mata menutup secara


sempurna

Nervus Vestibulokoklear : sulit dinilai

Nervus Glosofaringeus : deviasi uvula (-)

7
Nervus Vagus : tidak ada gangguan menelan

Nervus Assessorius : sulit dinilai

Nervus Hipoglosus : lidah tremor (-), deviasi lidah (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan 15-04-2016 Nilai Normal


Darah
Hematokrit (%) 32.4 40-50

MCV 80.8 80-97

MCH 26.7 26.5-33.5

MCHC 33.0 31.5-35.0

RDW 14.4 10.0 -15.0

MPV 9.1 6.5-11.0

PDW 10.6 10.0-18.0

Hemoglobin (g/dL) 10.7 13.0-18.0

Eritrosit 4.01 4.5-5.5


(juta/mm3)
Trombosit (/uL) 332.000 150.000 – 400.000

Leukosit (/uL) 11700 4000 – 11.000

Kesan Leukositosis

IV. PEMERIKSAAN KHUSUS


Data Antropometri
Anak Perempuan usia 1 tahun 7 bulan, berat badan 7.5 kg, panjang badan 74 cm.
IMT: 13,6

8
Interpretasi IMT terhadap umur: di bawah garis -1 (median), gizi baik

9
Interprestasi tinggi terhadap umur: di bawah garis -2, perawakan pendek

10
Interpretasi berat badan terhadap umur: diantara -2 dan -3, gizi kurang

Interpretasi berat badan terhadap tinggi badan di garis -2, perawakan kurus

Z-Score Indikator
Pertumbuhan
Panjang/tinggi Berat terhadap IMT/U Berat terhadap
terhadap umur umur panjang/tinggi
Di atas 3 Lihat catatan 1 Obesitas Obesitas
Di atas 2 Overweight Overweight (gizi
Lihat catatan 2
lebih)
Di atas 1 Beresiko gizi Beresiko gizi lebih
lebih (lihat (lihat catatan 3)
catatan 3)
0 (median)
Di bawah -1
Di bawah -2 Perawakan pendek Gizi kurang Kurus Kurus
(lihat catatan 4)

11
Di bawah -3 Perawakan sangat Gizi buruk (lihat Sangat kurus Sangat kurus
pendek/kerdil (lihat catatan 5)
catatan 4)
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tinggi. Hal ini tidak masih normal.
Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan, tapi lebih baik
diukur menggunakan perbandingan berat badan terhadap panjang/tinggi atau IMT
terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan beresiko gizi lebih. Jika makin
mengarah ke garis Z-score 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva 1997).

Kesan : Status gizi kurang, perawakan kurus, perawakan pendek

V. RESUME
Telah diperiksa seorang anak perempuan berusia 1 tahun 7 bulan, berat badan
7,5 kg, dan tinggi badan 74 cm dengan keluhan kejang. Kejang dialami oleh pasien
sebanyak 1 kali dengan lama kejang kurang dari 5 menit, kejang terjadi sekitar 5 jam
sebelum pasien masuk rumah sakit. Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien.
Sebelum kejang pasien sadar, saat kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien
kembali sadar. Pasien 1 hari sebelum masuk rumah sakit mengalami demam. Pasien
juga mengalami mencret, sakit perut dan pilek 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Menurut orang tua pasien, mencret dialami pasien 1 kali sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengalami muntah 2 kali sebelum masuk rumah sakit.

VI. DIAGNOSIS KERJA


 Kejang Demam Simpleks
 Faringitis akut
 Gizi Kurang
VII. DIAGNOSA BANDING
1. Kejang:
o Epilepsi yang bersamaan dengan demam
o Kejang metabolik (elektrolit; gula darah)
o Meningitis
12
2. Faringitis Akut:
o Infeksi bakteri
o Infeksi virus
VIII. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana IGD (15-04-2016)
- Infus D5 10 tpm
- Injeksi Paracetamol 100mg
Medikamentosa:
 Infus KaEn 3B 10 tpm
Perhitungan tetesan:
Rumatan: BB7.5 kg
● 7.5 kg x 100 cc = 750 cc  10 tetes/menit
 Injeksi Cefotaxime 3 x 200 mg
 Paracetamol syrup 3 x ½ cth, jika demam
 Diazepam pulv 3 x 2 mg
 Zink syrup 1 x 1 cth
 Ambroxol 8 mg + salbutamol 1,5 mg + ctm 1,5 mg + dexamethasone ¼ tablet

Non Medikamentosa
 Tirah baring
 Makan makanan bergizi dan lunak, perbanyak minum air putih

IX. EVALUASI
 Keadaan umum dan tanda-tanda vital
 Awasi timbulnya kejang

X. SARAN PEMERIKSAAN LANJUTAN


 EEG
 Pemeriksaan elektrolit
 Pemeriksaan gula darah

XI. KOMPLIKASI
 Defisit neurologis

XII. EDUKASI
 Memberitahukan orangtua untuk memberikan obat penurun panas kepada anak
jika suhu di atas 38o C
 Memberitahukan orang tua untuk mempersiapkan obat-obatan untuk kejang
 Mengajarkan orang tua untuk:
o Tetap tenang dan tidak panik
o Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.

13
o Bila tidak sadar, posisikan anak dengan posisi miring dan kaki difleksikan.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
o Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
o Tetap bersama pasien selama kejang
o Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
o Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih

XIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia

14

Anda mungkin juga menyukai