Globalisasi Dalam Islam
Globalisasi Dalam Islam
Globalisasi
Oleh :
2015730106
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahNya, maka paper yang diberi judul “Cara Pandang Islam Tentang Berbagai
Gejala Yang Terjadi Dalam Globalisasi” ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya
guna memenuhi tugas mata kuliah Civic Education. Dan juga saya berterima kasih
kepada Drs, Rustan, SA selaku Dosen mata kuliah Civic Education yang telah
untuk itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
tentunya bisa menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini berguna
bagi pembangunan moral anak bangsa untuk lebih menyikapi globalisasi dengan
ajaran islam. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
Wassalamualaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
Contents
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi salah satunya ditandai dengan
sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang
jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, sementara jarak
tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga
dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa
diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.
atau ditutup-tutupi menjadi transparan dan dapat diketahui secara detail, begitu juga
massa. Oleh karna itu, masyarakat khususnya yang beragama islam harus mampu
mengambil manfaat dari era globalisasi ini dan dapat menangkal pengaruh-pengaruh
negative dari era globalisasi. Proses era globalisasi ini tentu memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang
4
cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama. Agama sebagai sebuah
pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai memberikan pengaruh yang
besar bagi masyarakat. Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain Robert N. Bellah
dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam menanggapi
kehidupan sosial politik masyarakat dunia. Dalam konteks ini agama memainkan
peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap
tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam
berbagai proses globalisasi. Karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan
masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami sejauh mana posisi agama di dalam
3. Dampak Globalisasi?
5
1.3. Tujuan
3. agar pembaca mengetahui bagaimana cara bersikap yang benar dalam mengatasi
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari
ke ruang lingkup dunia (kbbi.web.id, 2013). Definisi ini menunjukkan bahwa segala
6
hal aktivitas yang terkait dengan aktivitas di seluruh dunia yang dapat kita ketahui,
Yusuf Al-Qardhawi ini adalah upaya melenyapkan dinding dan jarak antara satu
bangsa dengan bangsa lain, dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang
lain. Sehingga semuanya menjadi dekat dengan kebudayaan dunia, pasar dunia dan
keluarga dunia.
Globalisasi juga terdapat dalam Al-Qur’an Surat AlQasas [28] ayat 77, Surat
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
7
2.2. Pandangan Islam mengenai Globalisasi
risalah peradaban islam yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak
maupun materi. Di dalamnya, ada aspek duniawi dan ukhrowi yang saling
melengkapi. Keduanya adalah satu kesatuan yang utuh dan integral. Universalitas
atau globalitas islam menyerukan kepada semua manusia, tanpa memandang bangsa,
suku bangsa, warna kulit dan deferensiasi lainnya. Hal ini dijelaskan Allah SWT.
dalam al-Qur’an,
Semenjak abad VII H., nabi Muhamad SAW. sudah menerapkan konsep
utusannya membawa surat-surat beliau kepada para raja dan para pemimpin di
berbagai negara tetangga. Di antara para raja dan pemimpin itu adalah Raja Romawi
dan Kisra Persia. Dengan demikian, ketika beliau wafat maka seluruh bangsa Arab
sudah mampu meneruskan globalisasi yang telah dirintis oleh beliau. Perlu dipahami
bahwa globalisasi islam berangkat dari kesatuan antara tataran konseptual dan tataran
aktual, dan ini merupakan salah satu keistimewaan islam. Bahkan menurut Fathi
8
Memiliki keseimbangan antara hak dan kewajiban
filosofis keumatan, kita harus memahami bahwa islam adalah aturan universal yang
bisa menjangkau dunia. Ia bisa melampaui ruang dan waktu, dan tak terbatasi.
Pertama: Globalisasi hanya baru dari sudut istilah, tidak dari sudut
9
tempat sudah berlaku di antara manusia. Bahkan antara tujuan Allah Subhanahu wa
firman-Nya:
lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan
bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu
dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang
yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau
perkembangan inilah yang melahirkan nama “Globalisasi” itu sendiri. Antara faktor
membawa mudarat. Ia bercampur aduk antara manfaat dan mudarat, antara positif
10
peluang pekerjaan, peningkatan ekonomi negara dan kemudahan kepada pelanggan.
Akan tetapi ia juga membawa mudarat seperti penindasan kepada pedagang kecil
yang kecil dan pmbuangan uang bagi pelanggan yang tidak berhemat dalam membeli
barang.
berwujud dalam bentuk dua hal yang adil. Sebaliknya, ada negara yang bersifat
ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama mereka kepada negara lain. dan
ekonomi, kebudayaan dan agama dari negara yang “mengglobalisasi” tanpa menilai
Globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa
dan ummat kita. Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh
baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi. (Misalnya, melalui
11
internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus
mengeluarkan banyak dana seperti dulu. Demikian pula, dalam hal tenaga kerja,
dana, maupun barang). Di bidang ekonomi, perdagangan bebas antar negara berarti
makin terbukanya pasar dunia bagi produk-produk kita, baik yang berupa barang atau
perlukan atau bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut. Misalnya,
budaya perselingkuhan yang dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambar-gambar
atau video porno yang masuk lewat jaringan internet, majalah, atau CD RoOM,
masuknya faham-faham politik yang berbeda dari faham politik yang kita anut, dsb.
di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga berarti terbukanya pasar dalam negeri
Dalam kaitannya dengan ummat Islam Indonesia, dampak negatif yang paling
nyata adalah perbenturan nilai-nilai asing, yang masuk lewat berbagai cara, dengan
nilai-nilai agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa kita. Mengingat agama
Islam adalah agama yang berdasarkan hukum (syari’ah), maka perbenturan nilai itu
akan amat terasa di bidang syari’ah ini. Globalisasi informasi telah membuat ummat
kita mengetahui praktek hukum (terutama hukum keluarga) di negeri lain, terutama di
negeri maju, yang sebagian sama dan sebagian lagi berbeda dari hukum Islam.
12
Keberhasilan negara maju yang sekuler dalam bidang ekonomi telah membuat segala
yang berasal dari negara tersebut tampak baik dan hal ini dapat menimbulkan
keraguan atas praktek yang selama ini kita anut. Contoh hukum Islam yang berbeda
dari hukum sekuler di negeri maju antara lain: hukum waris, kedudukan wanita dan
pria dalam perkawinan, kedudukan anak pungut/anak angkat dalam keluarga, hak
asasi anak, hak asasi manusia, hukum rajam, hukum potong tangan, definisi zina,
misalnya, juga telah menimbulkan persoalan hukum keluarga (waris dan perwalian).
berpengaruh terhadap sikap seseorang. Sikap seorang muslim didasarkan atas taqwa
kepada Allah SWT. Dimana sikap taqwa inilah yang penting untuk mengatasi
wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa yang menjadi tenteram karenanya sehingga
menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan
dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu
13
b. Kekuatan Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan tidak hanya dipahami
sebagai hasil statis kegiatan ilmu pengetahuan berupa hukum dan teori ilmiah. Ilmu
pengetahuan adalah juga sebuah proses, sebuah kegiatan dan sebuah kemampuan
yang harus dimiliki oleh sesorang. Sehingga dalam ilmu pengetahuan, sering muncul
sikap kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan (Keraf dan
Dua, 2001).
kesetiakawanan sosial. Ukhuwah antar umat Islam tak akan berwujud tanpa
individu dan budaya merupakan sesuatu yang diciptakan manusia melalui berbagai
upaya yang dilakukan dalam pendidikan. Menurut Feisal (1995), pendidikan adalah
salah satu unsur dari aspek sosial-budaya yang berperan sangat strategis dalam
14
pembinaan suatu keluarga, masyarakat, atau bangsa. Kestrategisan peran ini pada
intinya merupakan suatu ikhtiar yang dilaksanakan secara sadar, sistematis, terarah
dan terpadu untuk memanusiakan peserta didik serta menjadikan mereka khalifah di
muka bumi.
Khotimah (2009), dalam tulisannya yang berjudul Islam dan Globalisasi, bermaksud
untuk mensejajarkan antara Islam dan globalisasi sebagai dua tema yang saling
bertentangan, tetapi lebih menitikberatkan pada Islam sebagai agama dakwah global,
Lebih lanjut Khotimah (2009) menyatakan bahwa, dalam menyikapi globalisasi yang
menjadi realita saat ini, Islam sebagai sebuah ajaran moralitas memberikan batasan-
batasan agar tidak terjadi eksploitasi antara manusia satu dengan manusia yang
yang akan berimplikasi pada aktivitas ekonomi yang tidak ada diskriminasi.
15
2. Keadilan : hal ini penting karena keadilan menjadi suatu titik tolak dalam
3. Tanggung jawab : dalam prinsip ekonomi Islam, setiap pelaku ekonomi harus
bertanggung jawab, baik dari sisi ekses (akibat) ataupun aktivitasnya kepada
berlebihan. Prinsip ini muncul dalam rangka melakukan kritik dan solusi atas
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah sedangkan
lain-lain.
3.2 Saran
Dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan iman dan taqwa yang teguh, maka segala macam godaan untuk menyimpang
Karena umat Islam harus memiliki media komunikasi yang canggih untuk
mengimbangi era modernisasi dan globalisasi yang serba canggih ini, baik teknologi
informasi maupun komunikasi. Dan yang terpenting sekarang ini adalah, mari kita
17
ketaqwaan dan akhlakul karimah dibarengi dengan sumber daya yang kuat,
dan kesatuan, insya Allah kita akan diberi kemenangan dan kejayaan oleh Allah
DAFTAR PUSTAKA
Al-Atsari, Abd. Hamid bin Abdullah. 2006. Intisari Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah.
Jakarta.
18