Anda di halaman 1dari 2

PEMERCONTOAN DAN ANALISA

Sampel bijih mangan dari lapangan selanjutnya diangin-anginkan di laboratorium untuk mengurangi air
permukaannya. Untuk keperluan analisis mikroskopi dan SEM-EDX, sampel terpilih dipotong hingga
ukuran 2 x 3 cm lalu dibuat sayatan poles tipis. Selanjutnya sayatan tersebut dianalisis dengan
menggunakan mikroskop polarisasi refraksi-refleksi tipe Nikon-Eclipse E600, sedangkan analisis tekstur
mikro dan komposisi kimia mineral secara semi-kuantitatif dilakukan dengan menggunakan mikroskop
electron tipe JEOLJSM-IT300. Sementara untuk analisis XRD, XRF dan ICP-MS, sampel digerus
menggunakan agate mortar hingga ukuran -200#. Analisis mineralogi dengan metode XRD menggunakan
difraktometer Rigaku Multiflex dengan radiasi CuKα. Kondisi operasi sebagai berkut: tegangan 30 kv,
arus 16 mA, sudut 2theta 2 – 70o , waktu scanning 2o /menit. Data difraktogram selanjutnya dianalisis
dengan program PDX-2 dan Impact Match 2. Untuk analisis kimia unsur mayor dan jejak, sampel bubuk
dibuat menjadi press pellet dan analisis dilakukan dengan menggunakan XRF spektrometer Rigaku
Primus II. Sedangkan untuk analisis unsur tanah jarang, sampel bijih mangan dilarutkan dengan asam
nitrat yang diencerkan hingga 10.000 kali, lalu di analisis dengan menggunakan spectro-meter Agilent
7500series ICP-MS

IV. DATA DAN HASIL ANALISIS Kenampakan Lapangan Hasil pengamatan lapangan menunjuk-kan bahwa
endapan mangan Barru dijumpai dalam 2 bentuk yakni sebagai pengisi celah (cavity filling) dan
konsentrasi sisa (Gambar 2). Endapan mangan cavity filling terdapat pada batugamping dengan
ketebalan bervariasi antara 0,5 – 10 cm. Sedangkan endapan mangan residual berbentuk fragmen-
fragmen bulat tanggung - membulat, massif dan berukuran antara 10 – 100 cm. Mineralogi Analisis
mikroskopi dan SEM memper-lihatkan tekstur bijih didominasi oleh coloform bands Perselingan antara
“band” cerah dan gelap mengindikasi-kan variasi komposisi logam ringan dan berat Hasil analisis EDS
pada sampel mangan tipe cavity filling menunjukkan kehadiran rodokrosit sebagai fasa mangan utama
(Gambar 3B) yang berasosiasi dengan sfalerit, kalsit, dan kuarsa (Gambar 4). Difraktogram sampel
mangan tipe cavity filling (Gambar 5) memperlihatkan bahwa rodokrosit ferroan (Fe-MnCO3)
merupakan fasa mangan dominan yang diikuti oleh todorokit dan groutit. Mineral pengotor yang
terdeteksi berupa kalsit dan kuarsa. Sementara itu, difraktogram sampel mangan residual (Gambar 6)
menunjukkan kehadiran kriptomelan dan bixbyite sebagai pembawa unsur mangan serta goethit sebagai
mineral pengotor. Pola difraktogram memperlihat-kan karakteristik kristalinitas buruk yang
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage 15-16 OKTOBER 2015;
GRHA SABHA PRAMANA 204 merupakan ciri mineral yang terbentuk melalui proses pelapukan.
Geokimia Komposisi kimia sampel mangan Paluda yang dianalisis dengan menggunakan metode XRF
seperti pada Tabel 1. Kadar MnO antara 35,34 – 44,22 %berat atau rata-rata 40,07 %berat dan
konsentrasi SiO2 berkisar antara 1,62 dan 12,27 %berat atau rata-rata 6,16 %berat. Sementara itu
kandungan CaO antara 0,21 – 13,64 %berat atau rata-rata 6,77 %berat. Ratarata total alkali (Na2O +
K2O) menunjukkan kadar rendah 2,40. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan kondisi hidrotermal
sedangkan nilai rendah mengindikasikan proses supergen. Hal ini juga ditunjang oleh hadirnya mineral
goethite sebagai fasa mineral besi utama. Diagram pola unsur-unsur tanah jarang memperlihatkan
anomali negatif untuk unsur serium (Gambar 8). Hal ini konsisten dengan lingkungan hidrotermal
(Oksuz, 2011). Berdasarakan komposisi mineralogi dan kimia, maka dapat diinterpretasikan bahwa
endapan mangan Paluda pada awalnya terbentuk melalui proses hidrotermal yang menyebabkan
pengisian material mangan pada celah/rongga-rongga pada batugamping dalam suasana reduksi. Akibat
adanya tektonisme, maka lapisan batugamping mengalami pengangkatan menyebabkan batuan
tersebut tersingkap dipermukaan. Proses eksogen yang berlangsung pasca pengangkatan seperti
pelapukan menyebabkan lapisan batugamping mengalami pelarutan, meninggalkan material mangan
sebagai residu yang kaya besi dan sabagian mengalami proses supergen membentuk bongkahbongkah
massif pada profil soil.

Anda mungkin juga menyukai