SK Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
SK Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
PENGORGANISASIAN
RAWAT INAP
NOMOR : … …………………………..
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Pelita Husada maka diperlukan
kebijakan ruang rawat inap yang ditetapkan dengan keputusan Direktur RSU Pelita
Husada.
Mengingat :
1. Undang-undang nomor :
2. Undang-undang nomor :
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 75 Menkes 2005 tentang
organisasi dan tata kerja Departemen Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 57 Tahun 2003 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan Kota
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 3 6 mences SK 2005
tentang pedoman pengembangan manajemen kinerja
MEMUTUSKAN
Memutuskan :
Ditetapkan di Wonosari
Pada tanggal :
PENDAHULUAN
Pelayanan rumah sakit di era sekarang tidak terlepas dari perkembangan ekonomi
masyarakat. Hal ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya
hanya memberi pelayanan yang bersifat kuratif penyembuhan saja terhadap pasien melalui
rawat inap dan rawat jalan bergeser ke pelayanan yang lebih komprehensif meliputi promotif
preventif kuratif dan rehabilitative.
Dengan pentingnya peran pelayanan instalasi rawat inap terhadap proses kesembuhan
pasien, maka diperlukan suatu buku pedoman pengorganisasian instalasi rawat inap sebagai
dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat
inap.
1. Tugas pokok penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan
penunjang medik, Sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan melalui pengelolaan
sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif.
2. Fungsi perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengevaluasian
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang
medik di lingkup instalasi.
3. Uraian tugas
a. Merencanakan kebutuhan, mutasi dan Diklat pegawai di lingkup instalasi
b. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu rencana bisnis anggaran RBA
c. Menyusun standar pelayanan minimal instalasi
d. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan standar
pelayanan yang telah ditetapkan
e. Mengelola dan memberdayakan sumua sumber daya di instalasi dalam rangka
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan
f. Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai dengan
rencana kerja dan standar pelayanan minimal
g. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara berkelanjutan
h. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel
i. Melaksanakan koordinasi dengan unit unit kerja terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas instalasi
j. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan
sumber daya yang digunakan di lingkup instalasi
k. Mengevaluasi standar pelayanan instalasi
l. Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi
m. Menyediakan sarana dan prasarana secara profesional sesuai kebutuhan instalasi
n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas operasional kepada
direktur secara berjenjang
4. Kewenangan
a. Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan Diklat pegawai
b. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu rencana bisnis anggaran RBA
c. Mengusulkan standar pelayanan instalasi
d. Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk satuan medis
fungsional smf dalam pelaksanaan tugas instalasi
e. Mengatur penggunaan sarana prasarana secara efektif, efisien dan produktif
f. Menyusun dan mengusulkan kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi
g. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi
h. Mengusulkan kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam SKP di lingkup
instalasi
i. Mengusulkan sistem reward dan punishment terhadap kinerja karyawan sesuai
dengan batas kewenangannya
5. Tanggung jawab
a. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada direktur
Rumah Sakit secara berjenjang
b. Menjamin kelancaran secara operasional dalam pelayanan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif
c. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja ketentuan
yang telah ditetapkan
6. Syarat jabatan minimal D3
RSU Pelita Husada merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di kawasan
Semanu, Gunungkidul. dan mulai beroperasional pada tahun 2004 dengan dasar Pemberian
Izin Operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten terakhir No 503/2767/40.RS/IX/2015 yang
di tandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten tertanggal 07 September 2015 dan
merupakan Rumah Sakit Kelas D. Adapun data umum RS adalah sebagai berikut :
1. Nama Rumah Sakit : RSU Pelita Husada
2. Alamat : JL. Raya Semanu Km 3 Sambirejo Semanu
3. Status Kepemilikan : Perseroan Terbatas
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas D
5. Luas Lahan : 5000 M²
6. Jenis dan Jenjang Sumber Daya Manusia :
Total Karyawan : 113 orang
6.1. Dokter
a. Umum : 8 orang
b. Gigi : 1 orang
c. Spesialis : 10 orang
a) Penyakit dalam :2
b) Penyakit anak :1
c) Syaraf :1
d) Bedah :1
e) Obsgyn :1
f) Orthopedi :1
g) THT :1
h) Radiologi :1
6.2. Perawat : 29 orang
a. S-1 Profesi Ners :1
b. D-3 Keperawatan : 28
6.3. Bidan : 4 orang
a. D-3 Kebidanan
6.4. Analis : 3 orang
a. D-3 Analis
6.5. Farmasi :
a. S-1 Apoteker : 2 orang
b. D-3 Farmasi : 2 orang
c. SMK Farmasi :
6.6. Radiografer : 2 orang
a. D-3 : 2orang
6.7. Rekam Medik : 3 orang
b. D-3 A
6.8. Ahli Gizi : 1 Orang
c. D-3 Gizi
6.9. Non Medis
a. S-1
b. D-3
c. SMA/SMK/STM
d. SMP
e. SD
3. Program Unggulan
1. Pelita mendengar:
o Kegiatan rutin tiap seminggu sekali dalam bentuk dialog dengan perwakilan
keluarga pasien
o Merupakan bagian dari pengelolaan keluhan/komplain
2. Pelita Srawung Warga:
Merupakan program penguatan relasi sosial RS Pelita Husada dengan desa-desa
potensial yang menjadi penyangga.
A. Visi
Menjadi lembaga pelayanan kesehatan dengan skala sedang yang modern, bersih, informatif,
bernuansa kekeluargaan dan mengedepankan keselamatan pasien
B. Misi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara cepat dan adekuat serta berorientasi pada
keselamatan pasien bagi seluruh lapisan sosial sesuai dengan derajad kebutuhan serta daya
serap masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya tanpa mengabaikan fungsi sosial kemanusiaan.
C. Falsafah
Dalam rangka mencapai visi dan menjalankan misinya seluruh komponen Rumah Sakit Pelita
Husada (RSPH) akan senantiasa berpegang teguh pada keyakinan dasar:
1. Pasien adalah manusia yang karena sakitnya memerlukan pertolongan dengan penuh
rasa empati
2. Pelanggan adalah para pengguna jasa pelayanan RSPH yang meliputi pasien beserta
keluarga dan lingkungan sosialnya yang senantiasa harus dilayani dengan penuh
penghormatan
3. Dokter adalah para profesional yang karena keahliannya memiliki kewajiban dan
kewenangan memberikan pelayanan medis kepada para pasien/pelanggan sehingga
berhak memperoleh penghargaan yang memadai
4. Rumah Sakit adalah mata rantai yang berfungsi mempertautkan kepentingan dokter
dan pasien/pelanggan dalam sebuah pola relasi yang setara dan adil
5. Karyawan adalah pilar utama dalam seluruh pelayanan rumah sakit yang senantiasa
perlu diberdayakan kemampuannya dan diupayakan kesejahteraanya secara
proporsional sehingga dapat bekerja secara profesional dalam suasana ketenangan dan
kekeluargaan.
D. Nilai Dasar
Dalam setiap gerak langkahnya seluruh komponen RSPH akan senantiasa mengacu pada
nilai-nilai dasar:
1. Kemanusiaan
Setiap komponen RSPH harus memiliki tenggang rasa dan menunjukkan sikap empati
atas musibah kesakitan yang diderita para pasien/pengguna layanan rumah sakit.
2. Kekeluargaan
Setiap komponen RSPH harus senantiasa merasa berada dalam satu ikatan
kebersamaan guna mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
3. Profesionalisme
Setiap komponen RSPH harus menguasai lingkup tugas dan menjalankan tugas
dengan upaya terbaik untuk mencapai standar kualitas yang ditetapkan.
4. Rasionalitas
Setiap komponen RSPH harus melakukan analisa terhadap data, fakta dan masalah
yang berkait dengan lingkup tugasnya sehingga mampu secara sistematis membuat
perencanaan, pengawasan (monitoring), pengendalian dan evaluasi atas kegiatan yang
sudah, sedang, dan akan dilaksanakan.
5. Kejujuran
Setiap komponen RSPH harus menampakkan seluruh kemampuan yang dimiliki
berikut kelebihan dan kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan lingkup
tugasnya secara transparan.
6. Kerendahan hati
Setiap komponen RSPH harus mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki
sehingga menyadari bahwa pelayanan yang diberikan bukanlah segalanya bagi
kesembuhan dan kepuasan pasien/pelanggan. Dengan demikian kesediaan untuk terus
menerus melakukan penyempurnaan seluruh jenis pelayanan dan bersemangat untuk
meningkatkan kapasitas diri dan menjadi manusia pembelajar menjadi komitmen
bersama semua komponen rumah sakit.
7. Kemandirian
Setiap komponen RSPH harus memiliki keberanian dan kemampuan untuk memiliki
inisiatif dan mengambil keputusan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lingkup
tugasnya.
8. Tanggungjawab
Setiap komponen RSPH harus memahami dan menjalankan tugas sesuai dengan
lingkup tanggung jawabnya, serta terbuka untuk menerima penilaian dan konsekuensi
atas kinerja yang dilakukan.
E. Motto
F. Strategi
Untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang telah ditetapkan, inisiatif stratejik yang
dilakukan antara lain:
1. Mengembangkan pelayanan kesehatan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat
2. Memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bagi
kepentingan inovasi dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Menjalin kemitraan dengan para dokter, perawat, dan rumah sakit lain di wilayah
Kabupaten Gunungkidul dan sekitarnya guna mempermudah akses pasien dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai
4. Memelihara dan mengembangkan tradisi ilmiah dan inovatif dikalangan dokter,
perawat, dan seluruh karyawan rumah sakit
5. Memacu pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis asuransi kesehatan di
masyarakat
6. Memberdayakan pasien dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
KEPALA RUANG
PN I PN II
AN AN
BAB VII
Dalam melaksanakan tugasnya direktur, wakil direktur, Kepala Bidang, kepala bagian,
kepala sub bagian dan kepala seksi serta pejabat fungsional wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal baik kedalam
maupun antar suatu organisasi dalam lingkungan pemerintah daerah serta institusi lain sesuai
dengan tugas pokok masing-masing. Direktur, wakil direktur, Kepala Bidang, kepala bagian,
kepala sub bagian dan kepala seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan
dan memberi bimbingan serta petunjuk petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan masing-
masing. Direktur, wakil direktur, kepala bidang, kepala bagian, kepala sub bagian dan kepala
seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada
atasan masing-masing serta menyampaikan laporan dengan tepat waktu.
1. Tata hubungan kerja unit rawat inap dengan bidang penunjang medis
a. Unit rekam medis
1). Unit rawat inap bekerjasama dengan rekam medis dalam hal pendaftaran
pencatatan pelaporan pengiriman dan penyimpanan status pasien
2). Pencatatan di buku register rawat inap
3). Pelaporan setiap akhir bulan sesuai dengan kamar yang diberikan oleh rekam
medis jumlah pasien
b. Unit laboratorium
1) Bekerjasama dengan unit laboratorium sebelum jam kerja berdasarkan
permintaan dokter dengan memberi data jenis pemeriksaan dan menandatangani
2) Petugas laboratorium datang ke ruang rawat inap untuk ???
3) Hasil pemeriksaan di serahkan kepada dokter ???
c. Unit radiologi
1) Bekerjasama dengan unit radiologi jam kerja berdasarkan permintaan dokter
dengan memberi tanda jenis pemeriksaan dan menandatangani
2) Penderita datang ke ruang radiologi dengan saran permintaan ???
3) Hasil pemeriksaan diserahkan kepada dokter
d. Unit farmasi
1) Bekerjasama dengan unit Farmasi guna memenuhi permintaan secara tertulis
dalam resep oleh dokter pemeriksa
2. Tata hubungan kerja unit rawat inap dengan unit rawat jalan
Tata hubungan ini diperlukan apabila pasien memerlukan rawat inap karena
sesuatu hal yang berhubungan dengan sakitnya meliputi :
a. Memberi tahu kepada teman tempat penerimaan pasien tentang Ketentuan rawat
inap beserta diagnosa penderita
b. Dokter melengkapi dalam formulir ?????
3. Tata hubungan kerja untuk perawat inap dengan unit gawat darurat
a. Berhubungan dengan kondisi gawat darurat
b. Memberi pertolongan sementara.............
4. Tata hubungan kerja unit rawat inap dengan bagian Keuangan tatalaksana ini
berhubungan dengan administrasi keuangan pasien yang berubah baik pasien umum atau
tanggungan asuransi
5. Tata hubungan kerja unit rawat inap dengan bagian administrasi
a. Hubungan kerja ini berkaitan dengan bagian pemasaran dengan adanya sarana atau
evaluasi dari angket kepuasan pasien
b. Berkaitan dengan administrasi pelaporan keuangan yang berhubungan dengan EDP
c. Berhubungan dengan tata kepegawaian karyawan rawat inap
6. Tata hubungan kerja unit rawat inap dengan bagian umum
a. Hubungan kerja dengan unit logistik berkaitan dengan kebutuhan alat kesehatan dan
non alat kesehatan yang menunjang kegiatan rawat inap dengan pengajuan barang
sesuai jadwal yang ditentukan dengan format pengajuan yang telah ditentukan.
b. Hubungan kerja dengan unit pemeliharaan sarana berkaitan dengan permintaan
perbaikan sarana maupun permintaan serta perbaikan sarana di rawat inap baik alat
kesehatan maupun meubel.
BAB VIII
Perhitungan jumlah kebutuhan tenaga rawat inap pada suatu pelayanan perawatan
profesional idealnya dalam suatu ruangan jumlah tenaga perawatan yang diperlukan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat tingkat ketergantungan pasien. Menurut Douglass
(1984) yang dikutip oleh nursalam 2002 derajat ketergantungan diklarifikasikan menjadi 3
yaitu minimal membutuhkan waktu 1-2 jam / 24 jam partial care membutuhkan waktu 3 --4
jam / 24 jam Total Care membutuhkan waktu 5 -6 jam/ 24 jam.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Program orientasi merupakan salah satu kegiatan instalasi rawat inap bekerjasama
dengan bagian Diklat dan bagian pelayanan medis dalam rangka memberikan pengarahan dan
bimbingan serta mempersiapkan pegawai baru agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan
fungsinya. Pegawai baru umumnya adalah belum mengenal lingkungan kerja serta peraturan
atau kebijakan yang ada di rumah sakit Pelita Husada Semanu.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakan program orientasi bagi pegawai baru
guna kelancaran dalam bekerja.
1. Kegiatan pokok : mengadakan orientasi pegawai baru di unit rawat inap rumah sakit
umum Pelita Husada
2. Rincian kegiatan :
j. Menyusun kebijakan tentang program orientasi pegawai baru di unit rawat inap
rumah sakit umum Pelita Husada
k. Melakukan pencatatan laporan evaluasi analisa dan tindak lanjut dari program
orientasi pegawai baru di unit rawat inap rumah sakit umum Pelita Husada
l. Menyelenggarakan orientasi pegawai baru di unit rawat inap
3. Cara melaksanakan kegiatan
Orientasi perawat baru di unit rawat inap :
BAB X
Kebijakan
Setiap pertemuan rutin dicatat pada notulen rapat disertai daftar hadir dan ada tindak lanjut
terhadap hal yang dibahas dalam pertemuan.
(1) Kepala unit pelayanan rawat inap mengadakan pertemuan dengan staf rawat inap
(2) Sekretaris membacakan notulen hasil pertemuan bulan yang lalu
(3) Kepala unit pelayanan mengevaluasi pelaksanaan hasil pertemuan bulan yang lalu
(4) Staf rawat inap melaporkan kegiatan bulan yang lalu di sub unit masing-masing
(5) Staff rawat inap melaporkan bila ada kendala di sub unit masing-masing
(6) Kepala unit pelayanan rawat inap bersama staf mengidentifikasi masalah,
mengevaluasi pelayanan unit rawat inap, mencari pemecahan masalah yang dihadapi
(7) Sekretaris mencatat hasil pertemuan
BAB XI
PELAPORAN
Sistem pelaporan unit rawat inap dilakukan secara simultan laporan ini dapat dilakukan :
1. Per hari secara internal ada informasi/laporan ke kepala unit rawat inap
2. Perbulan dilakukan oleh unit rawat inap dan dikirim ke koordinator yanmed
3. Pertahun dilakukan oleh unit rawat inap dan dikirimkan kekasi yanmed
Sistem pelaporan ini dilakukan analisa setiap bulan oleh internal unit rawat inap dan setiap 3
bulan dilakukan oleh pejabat struktural yang terkait dengan unit rawat inap
BAB XII
PENUTUP