Anda di halaman 1dari 31

RS JJJJJJJ

JL. KKKKKK
TELP. (0274........)

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : …/…………./…/……..

TENTANG
KEBIJAKAN TENTANG PELAYANAN RAWAT INAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. bahwa ..................................................................................;


b. bahwa …………....................................................................

Mengingat : 1. Undang-undang ..................................................................;


2. Peraturan ...........................................................................;
3. Keputusan menteri ………………………………………….;
4. Anggaran Dasar ..………….;
5. Peraturan ….…………………….;
6. Keputusan …..……….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ......... TENTANG


KEBIJAKAN ..............................
Kesatu : …………………………………;
Kedua : ……………………………………………………;
Ketiga : Biaya yang timbul sebagai akibat diterbitkannya keputusan ini dibebankan
pada Anggaran RS .......
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa
segala sesuatunya akan ditinjau lagi dan diperbaiki kembali sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini.

Ditetapkan di ..................................…
pada tanggal .....………………........…
Nama Jabatan,
tanda tangan dan cap
Nama Lengkap
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR RS PELITA HUSADA
Nomor : ….../......…/20.......
Tanggal : …...................................

PEDOMAN PELAYANAN
UNIT RAWAT INAP RSU PELITA HUSADA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan,, bahkan sebagai salah satu
faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat.
Berdasarkan itu maka pelayanan keperawatan secara organisatoris, administrasi dan
tehnis tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit pada umumnya.
Administrasi keperawatan memerlukan perhatian khusus berhubungan dengan
kegiatan rumah sakit yang terkait dengan pasien. Dalam kegiatan teknis pelayanan
keperawatan diperlukan supervisi dari para tenaga keperawatan (yang lebih senior,
lebih berpengalamaan dan terampil) terhadap tenaga keperawataan yunior, dengan
didukung oleh kode etik profesi keperawatan secara konsisten. Hal ini perlu diterapkan
dalam pelaksanaan memberikan asuhan keperawatan, agar pasien dan keluarganya
memperoleh pelayanan yang aman, cepat dan tepat, nyaman, ekonomis, estetis dan etis.
Pelayanan keperawatan diberikan sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien
keluar rumah sakit. Pelayanaan keperawatan yang diberikan terdiri dari rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat, dan rawat khusus. Pasien mendapat pelayanan di masing
masing bagian tersebut tergantung kasus yang tengah dihadapi.
Pelayanan rawat inap adalah salah satu bagian dari pelayanan yang diberikan
keperawataan daalam bisnis layanan rumah sakit. Rawat inap merupakan suatu bentuk
pelayanan keperawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka
waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien. Pasien harus merasa bahwa dia telah mendapatkan apa yang
dibutuhkan selama di rumah sakit. Bahkan bila memungkinkan pasien mendapatkan
pelayanan lebih dari apa ynng mereka harapkan.
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, unit rawat inap bekerja sama dengan
bagian lain, seperti SMF, unit perawatan lain, administrasi medis, laboratorium,
radiologi, farmasi, tehnik, keuangan, umum, logistik dan lain lain, sehingga terjadi
koordinasi yang tidak terputus dalam memberikan asuhan keperawatan.

B.Tujuan Pedoman
 Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standart asuhan
keperawatan yang tepat.
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan yang optimal sehingga dapat memuaskan pasien.
 Memberikan pelayanan pada pasien dengan ramah,sopan,dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif
 Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga,sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan di unit rawat di Rumah Sakit Umum Pelita Husada yaitu
memberikan pelayanan rawat inap pada pasien anak,dewasa,geriatri,obsgin,ortopedi
dan syaraf.
Pelayanan rawat inap meliputi;
A. Pelayanan Keperawatan
B. Pelayanan Medik
C. Pelayanan penunjang medis
D. Pelayanan Farmasi
E. Pelayanan Gizi
F. Pelayanan Keuangan

D.Batasan Operasional
Rumah Sakit Pelita Husada mempunyai 4 kelas perawatan rawat inap dan 2 ruang
keperawatan yang terdiri dari;
1. Kelas VIP
2. Kelas 1,2 dan 3terdiri dari kamar;
a. Madukara, Ayodya, Amarta
b. Indraprasta
c. Cendana, Pinus, Cemara,Akasia,Isolasi
3. Dokter jaga ruang rawat inap adalah dokter umum yang ditunjuk oleh SMF Dokter
Umum.
4. Ruang rawat inap pada masing masing ruangan dikepalai oleh Koordinator Perawat
E Landasan Hukum
Pelayanan Rawat Inap terselenggara dengan mengacu kepada :

 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan.

 Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983 / Kes / SK / IV /


1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
 Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333 tahun 1999 tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 436/MENKES/SK/VI/1993
Tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit Dan Standar
Pelayanan Medis di Rumah Sakit
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1239/MenKes/SK/XI/2001
Tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/MenKes/Per/XII/86
Tentang Upaya

 Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik

 Keputusan Munas VI PPNI No. 09/MUNAS VI/PPNI/2000 tentang


Kode Etik Keperawatan Indonesia.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dan Uraian Tugas

Tenaga yang terlibat dalam pelayanan perawatan di unit rawat inap terdiri dari dokter
spesialis, dokter umum, perawat dan tenaga lain yang terkait. Tenaga tersebut
menyelenggarakan pelayanan keperawatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang diatur oleh RUMAH SAKIT PELITA HUSADA.
Uraian jabatan Kualifikasi jumlah kebutuhan kekurangan
pendidikan,sertifikat,pelatihan
yang ada
Kepala unit
keperawatan
Penanggungjawab
ruangan
Perawat pelaksana
KEPALA RUANGAN UNIT KEPERAWATAN RAWAT INAP

NAMA JABATAN Kepala Ruangan Unit Keperawatan Rawat Inap

TUGAS POKOK Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di


unit rawat inap

URAIAN TUGAS a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:


1) Merencanakan jumlah, jenis peralatan keperawatan serta tenaga
lain sesuai kebutuhan unit rawat inap
2) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan di unit rawat
inap
2) Menyusun daftar dinas tenaga perawatan, sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku
3) Melaksanakan program orientasi bimbingan dan penilaian
kepada tenaga perawatan baru
4) Memberikan pengarahan dan motifasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar rumah sakit.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang telibat dalam
pelayanan di unit rawat inap
6) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah
7) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien, agar
tercapai pelayanan optimal.
8) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat kesehatan,
obat dan barang lain yang dibutuhkan di unit rawat inap.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampaikannya kepada staff untuk melaksanakannya.
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi, untuk
memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat,
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindung
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung
15) Memelihara, mengembangkan dan mengawasi sistem pencatatan
dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan, secara tepat dan benar
16) Mengadakan kerja sama yang baik dengan Kepala Ruang Rawat
lain, seluruh Kepala Bagian, Dokter Penanggung Jawab Unit
17) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan
18) Memberikan motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungannya
19) Memelihara buku register dan berkas catatan medik
20) Menyelenggarakan pertemuan kerja berkala dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
21) Melaporkan pertanggungjawaban dan evaluasi seluruh kegiatan
di unit rawat inap secara berkala
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,
meliputi:
1) Mengawasi pelaksanaan peraturan atau ketentuan prosedur yang
berlaku dalam lingkungan unit rawat inap
2) Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk
memperoleh pengalaman belajar, sesuai tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan
3) Mengawasi kecukupan stok alat tenun, alat
kesehatan, lembar administratif dan barang-barang lain yang
dibutuhkan pasien
4) Mengendalikan pendayagunaan alat-alat kesehatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisienMengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain di unit rawat inap
5) Bertanggung jawab atas terlaksananya program pengobatan
sesuai rencana dan advise dokter
6) Melaporkan pertanggungjawaban dan evaluasi seluruh kegiatan
di rawat inap secara berkala
7) Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas setiap perawat
pelaksana di unit rawat inap
8) Bertanggung jawab atas kelengkapan status keperawatan 1x 24
jam setelah pasien pulang.

PERSYARATAN a. Pendidikan
JABATAN  Sarjana Keperawatan dengan pengalaman sebagai pelaksana
minimal 1 tahun
 D 3 Keperawatan dengan pengalaman sebagai pelaksana minimal 2
tahun
 Memiliki sertifikat Kursus Manajemen Keperawatan merupakan
tambahan yang diharapkan
b. Memiliki kemampuan memimpin, dan berwibawa
c. Sehat jasmani dan rohani

TANGGUNG a. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada


JAWAB Kepala Bidang Keperawatan
b. Secara teknis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter
penanggung jawab/ dokter yang berwenang
a. Mengembalikan seluruh sisa obat dan
cairan pada pasien umum (obat injek dan
cairan dapat diretur ) dan obat injeksi/
cairan ke apotek pada pasien perusahaan
b. Meminta ijin dilaksanakannya tindakan
keperawatan serta menginformasikan
tujuan dan prosedur tindakan kepada
pasien/keluarga
c. Menggunakan pola komunikasi yang
terapeutik dalam setiap interaksi dengan
pasien sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan Memastikan kehadiran
dan keterlibatan keluarga selama 24 jam
disamping pasien anak terutama diusahakan
pada saat anak akan mendapatkan
tindakan/prosedur yang invasive,
mengingat prinsip atraumatic care pada
perawatan anak
d. Melakukan pengawasan dengan
mengunjungi pasien maksimal 2 jam sekali
secara kontinu terhadap kondisi pasien
setiap shift
e. Mengobservasi dan mengevaluasi vital
sign, intake-output cairan serta keluhan
pasien sekurang-kurangnya tiap 6 jam
setiap shift
f. Memberikan pendidikan kesehatan
(Penkes) pada pasien/keluarga sesuai
kebutuhan, melatih pasien menggunakan
alat bantu yang dibutuhkan, serta melatih
pasien melakukan tindakan perawatan di
rumah (merawat luka,melatih anggota
gerak)

PERSYARATAN Berijazah pendidikan formal D III Keperawatan


JABATAN

TANGGUNG a. Secara administratif dan fungsional


JAWAB bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan
Unit Rawat Inap
b. Secara teknis medis operasional
bertanggung jawab kepada dokter
penanggung jawab unit rawat inap
URAIAN TUGAS
PERAWAT PELAKSANA UNIT KEPERAWATAN RAWAT INAP

NAMA Perawat Pelaksana Unit Keperawatan Rawat Inap


JABATAN

TUGAS Melakukan asuhan keperawatan di unit rawat inap


POKOK

URAIAN
g. Memelihara kebersihan dan kerapihan ruang rawat
TUGAS
dan lingkungannya
h. Menerima dan memulangkan pasien sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku
i. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar
selalu dalam keadaan siap pakai
j. Melaksankan program orientasi kepada pasien
tentang ruangan dan lingkungan, peraturan/tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya
k. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik
dengan pasien dan keluarganya
l. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
pasien, sesuai batas kemampuannya
m. Menyusun rencana asuhan, melaksanakan
tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan setiap dinas
n. Membantu merujuk pasien sesuai ketentuan yang
berlaku
o. Mendampingi visite dokter pada pasien yang
dirawatnya, menyiapkan status dan alkes yang
dibutuhkan
p. Memberikan terapi sesuai program pengobatan
q. Melakukan pertolongan pertama sesuai protap
yang berlaku dan batas kewenangannya,serta
segera melaporkannya pada dokter penanggung
jawab ruang rawat
r. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja
sama yang baik dengan anggota tim kesehatan dan
seluruh elemen rumah sakit
s. Melaksanakan operan dinas sesuai protap dan
ketentuan yang berlaku
t. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dengan tepat dan benar
u. Melakukan kegiatan-kegiatan produktif bila waktu
senggang: melipat kassa, membuat kapas alcohol,
spalk infus dan lain-lain.
v. Memberikan penjelasan kepada keluarga agar
mengikuti prosedur administrasi kepulangan yang
harus diselesaikan oleh pasien baik dalam kondisi
diijinkan, pulang paksa atau meninggal.

2.Pengaturan Jaga Perawat


- Pengaturan jaga perawat shift mengikuti pola kerja yang berlaku di RSU Pelita
Husada dimana setiap ruangan terdiri dari 2 tim yang dipimpin oleh seorang
ketua regu. Pola jaga adalah 5:1 yaitu 5 hari kerja dan 1 hari libur.
- Pengaturan dan pembuatan jadwal dinas perawat disusun oleh kepala unit rawat
inap.
- Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan.
- Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan tukar dinas ke Koordinator
ruangan di Unit tersebut dengan seijin ketua regu masing masing. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada, apabila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka Koordinator ruangan dapat
menyetujui permintaan tukar dinas tersebut.
- Apabila ada perawat yang jadwalnya jaga namun karena sesuatu yang
mendesak sehingga ybs tidak dapat jaga maka ybs harus memberitahu
Koordinator ruangan untuk pengaturan ketenagaaan.
2.Pengaturan Jaga Dokter Umum
- Pengaturan jadwal dokter umum dibuat oleh SMF dokter umum
- Di buat dalam kurun 1 bulan

3.Pengaturan jadwaal jaga dokter spesialis


- Pengaturan jadwal dokter spesialis dibuat oleh SMF
- Dibuat dalam kurun 1 bulan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas/Sarana dan Prasarana


1. Fasilitas dan Sarana
Pelayanan unit rawat inap RSU Pelita Husada dibagi menjadi 5 kelas.
Adapun kapasitas tempat tidur untuk masing masing ruangan sebagai berikut
a. Kelas VIP : 1
b. Kelas 1 :11
c. Isolasi :1
d. Kelas 2 :8
e. Kelas 3 :20

2. Sarana yang ada di ruang rawat inap RSU Pelita Husada adalah:
a. Kelas VIP terdiri dari 1 bed,kelas 1 terdiri dari 11 bed,isolasi 1 bed,kelas 2
terdiri dari 8 bed,kelas 3 terdiri dari 20 bed.
b. Oksigen tabung tersedia di semua kamar inap pasien
c. Rawat inap memiliki 1 alat EKG dan 1 alat section.
d. Masing –masing station perawat memilili alat GDS one touch,alat ambu bag dan
emergency kids sendiri.
e. Area kerja meliputi ruang nurse station, dan ruang linen
f. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih.

3. Peralatan
- Peralatan yang tersedia di ruang perawatan sesuai dengan kebutuhan dalam
memberikan layanan kepada pasien.
- Peralatan yang berhubungan dengan live saving, seperti Emergency Trolley,
Ekg,section dan bag resusitasi.
- Peralatan yang dimiliki di ruang rawat inap terdiri dari
a. Termometer
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Reflex Hammer
e. Senter
f. Alat cukur
g. Timbangan BB
h. Gunting Verband
i. Set trolley ganti verband
j. Set trolley injeksi
k. Standar infus
l. Syringe Pump
m. brancard
n. Kursi roda
o. Decubitor
p. Tempat tidur pasien, lemari pasien dan meja makan pasien
q. Mesin EKG
r. Mesin Suction
s. Oksigen tabung
B. Denah Ruang
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Alur pelayanan pasien di ruang rawat inap mengacu pada Alur Kerja yang sudah ada
yaitu Alur Kerja Penerimaan Pasien Baru di Unit Rawat Inap. Pasien yang dirawat di
ruang rawat inap dapat berasal dari Poliklinik Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat,
Alur dimulai dengan datangnya pasien ke rumah sakit melalui IGD atau Rawat Jalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ditentukan pasien perlu dirawat inap. Bila
masuk ke rawat inap, perawat ruangan menerima pasien baru dan memeriksa
kelengkapan dokumen bersama perawat pengantar. Setelah dokumen langkap perawat
melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan dan mengantar pasien ke ruang
perawatan. Setelah masuk ke ruang rawat, perawat melakukan orientasi terhadap tata
tertib dan peraturan yang berlaku. Perawat melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik
dan membuat rencana keperawatan. Apabila perlu kolaborasi, perawat menghubungi
dokter atau ahli yang dituju dan selanjutnya pengelolaan pasien mengacu pada standar
prosedur operasional penerimaan pasien baru di ruang rawat inap
Selain alur penerimaan pasien baru di unit rawat inap, penatalaksanaan pasien dan
operasional layanan keperawatan mengacu ke beberapa alur kerja, seperti :
1. Alur kerja instruksi dokter per telephone atau lisan
2. Alur kerja konsultasi per telephone
3. Alur kerja pasien pindah ruangan
4. Alur kerja pasien pindah rumah sakit
5. Alur kerja pasien pulang rawat inap sehat
6. Alur kerja pasien pulang paksa
7. Alur kerja pengelolaan pasien meninggal
8. Alur kerja usulan pelatihan / kursus keperawatan
9. Alur kerja permintaan tambahan tenaga perawat / bidan
10. Alur kerja persiapan operasi elektif
11. Alur kerja persiapan operasi cito
Selain menggunakan alur kerja sebagai panduan perawat dalam memberikan layanan
keperawatan, juga memakai standar operasional prosedur (SPO)

BAB V
PENGELOLAAN LIMBAH

1. Sampah yang akan dibuang, terlebih dahulu diseleksi dan dipisahkan menurut
golongan sampah medis atau non medis.
2. Sampah medis ditempatkan pada plastik yang berwarna kuning dan sampah non medis
ditempatkan pada plastik yang berwarna hitam.
3. Untuk limbah flakon dimasukkan dalam bak sampah khusus flakon
4. Limbah spuit dimasukkan langsung ke dalam safety box
BAB VI
LOGISTIK

A. PENYEDIAAN FARMASI
Penyediaan kebutuhan obat – obatan dan alat kesehatan disediakan oleh bagian
farmasi rawat inap melalui resep. Persediaan obat pasien baik oral,injeksi dan cairan
infus diresepkan intuk keperluan satu hari. Bila obat dihentikan maka sisa obat dan
alkes tersebut dikembalikan ke bagian farmasi.

Untuk kebutuhan obat dan alkes dalam kondisi kegawatan dan kedaruratan, unit
perawatan intensif menyediakan persediaan di dalam emergency trolley yang jenis dan
jumlahnya telah ditetapkan. Bila terjadi kegawatan maka akan menggunakan obat di
emergency trolley dan setelah kegawatan tertangani, maka dilakukan penggantian
terhadap penggunaan obat dan alat tersebut sehingga jumlah dan jenisnya adalah tetap.
Setiap petugas di unit perawatan intensif berkewajiban menjaga agar emergency trolley
selalu terpelihara.

Penggunaan alkes pendukung disediakan oleh unit perawatan intensif melalui


permintaan barang ke bagian farmasi dimana permintaan dan pengeluarannya dicatat
serta dilakukan stok opname secara berkala.

B. PENYEDIAAN BARANG UMUM


Penyediaan barang umum dilakukan bekerja sama dengan bagian Layanan Umum.
Prosedur permintaan barang umum mengacu pada prosedur yang ada, dan laporan
penggunaan perbulan harus dipantau.

C. PENYEDIAAN BARANG INVESTASI


Penyediaan barang investasi mengacu pada pedoman pengadaan barang dan jasa dari
Bagian Logistik.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, yang
meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien
Identifikasi pasien di ruang rawat inap mengacu pada standar yang berlaku
di RSU Pelita Husada yaitu menggunakan gelang yang dipakai oleh pasien yang
terdiri dari gelang warna merah jambu untuk pasien perempuan, dan warna biru
untuk pasien laki laki. Identitas yang digunakan dengan menuliskan 2 identitas di
gelang pasien. Identitas minimal yang harus disebutkan pasien minimal
menggunakan 2 data, yaitu nama pasien dan nomor rekam medis.
Penggunaan identifikasi dengan menggunakan nomor tempat tidur sudah tidak
digunakan lagi. Untuk pasien yang sadar, petugas harus memastikan identitas pasien
dengan meminta pasien menyebutkan nama dan petugas mencocokkan nomor
rekam medis sebelum melakukan tindakan dan mencocokan dengan gelang
identitas.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Tujuan dari komunikasi efektif adalah mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Setiap instruksi dokter harus tertulis, bila
instruksi diberikan secara lisan/ telphone, maka penerima instruksi harus mencatat
instruksi tersebut dalam stempel SBAR dan wajib meminta pengesahan dari yang
memberikan instruksi (dokter).

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medications)


Penerapan 6 benar sebelum memberikan obat ke pasien mutlak dilakukan
untuk menghindari kesalahan. Selain itu bekerjasama dengan Bagian Farmasi untuk
obat – obat tertentu (LASA/Look A Iike Sound A like) dengan menggunakan kode
atau tanda tertentu.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
Setiap ada rencana tindakan operasi petugas di unit perawatan rawat inap
harus memastikan benar pasien, benar lokasi dan benar prosedur.

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Dalam pencegahan infeksi di ruang perawatan rawat inap bekerjasama
dengan petugas sanitasi melalui program cuci tangan, pengelolaan sampah yang
benar, pembersihan alat, pembersihan ruangan dan pemeriksaan mikrobiologi
pasien dan ruangan)

6. Pengurangan resiko pasien jatuh


Di unit perawatan intensif pasien harus dipantau untuk resiko jatuh, melalui
pengkajian, penggunaan tempat tidur khusus, penjelasan ke pasien dan atau
keluarga pasien, dan bila perlu melalui restrain.

B. TUJUAN KESELAMATAN PASIEN


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. METODE KESELAMATAN PASIEN


1. Menghormati hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

D. KEJADIAN BERKAITAN DENGAN KESELAMATAN PASIEN


1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena
tidak dapat dicegah.
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak terjadi :
- Karena “ keberuntungan”
- Karena “ pencegahan ”
- Karena “ peringanan ”
3. Kesalahan Medis / Medical Error
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
4. Kejadian Sentinel / Sentinel Event
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima,
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti,
amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor bahaya, baik
berasal dari pelaksanaan pekerjaan maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja
sendiri.

B. TUJUAN
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas kerja.
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

C. TINDAKAN RESIKO TERPAJAN INFEKSI


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA
Prinsip utama prosedur kewaspadaan universal dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

E. PROGRAM KESELAMATAN KERJA


1. Pencegahan infeksi melalui kewaspadaan universal dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan.
2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standar Prosedur Operasi yang berlaku.
3. Pemeriksaaan kesehatan calon pekerja sebelum diterima sebagai pekerja.
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi setiap pekerja.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A.GAMBARAN UMUM

Program pengendalian mutu di Unit Rawat Inap RSU Pelita Husada terkait dengan sasaran
mutu yang dibuat masing masing ruangan, dimana unit bekerja sama dengan bagian mutu
rumah sakit, dimana bagian mutu mengumpulkan data kuesioner yang ada di masing
masing ruangan, kemudian dianalisa dan hasilnya disampaikan secara tertulis ke masing
masing unit pelayanan. Hasil secara umum disampaikan saat rapat koordinasi setiap hari
Rabu ( 1minggu sekali ), dimana peserta rapat merupakan perwakilan dari seluruh unit yang
ada di RSU Pelita Husada. Disamping itu RSU Pelita Husada sudah mempunyai tim Audit
Mutu Internal ( AMI ), yang anggotanya terdiri dari perwakilan seluruh bagian yang ada di
rumah sakit ini, Tim ini bertugas untuk mencari kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan,
sehingga merupakan salah satu upaya dalam pengendalian mutu di rumah sakit ini

B.INDIKATOR MUTU

Pengendalian mutu dalam bidang pengendalian infeksi nosokomial, unit


bekerja sama dengan PPI. Ada beberapa indikator yang menjadi perhatian utama dalam
menjaga mutu pelayanan yang terkait dengan kejadian infeksi di rumah sakit, yaitu ;
1. ILO ( Infeksi Luka Operasi )
2. ISK ( Infeksi Saluran Kemih )
3. Angka Kejadian Plebitis
4. Decubitus
Untuk mengelola unit unit yang ada di rumah sakit, PPI mempunyai perawat link di
masing masing bagian yang mempunyai keterkaitan dengan angka kejadian infeksi.
Perawat link bekerja sama dengan PPI mendata pasien pasien yang mendapat infeksi di
rumah sakit, dan secara online dapat langsung di baca dan di analisa oleh tim PPI yang
selanjutnya akan dibuat laporan.

Pengendalian mutu yang lainnya baik di bidang supporting maupun finansial selalu
dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan bagian terkait
Peningkatan mutu dalam bidang layanan terutama untuk perawat, selalu melakukan
update ilmu pengetahuan dan ketrampilan melalui pertemuan rutin setiap hari selasa (
Nursing day ) yang membahas berbagai permasalahan yang terjadi dalam pemberian
layanan kepada pasien, dengan tujuan memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggan
internal maupun eksternal. Seminar / kursus yang diselenggarakan internal maupun
eksternal Rumah Sakit Pelita Husada diikuti secara bergilir oleh perawat, dengan
pertimbangan tidak mengganggu operasional layanan.

C.Sasaran Mutu unit/gugus


BAB X
PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi kegiatan menyelenggarakan pelayanan
rawat inap di Rumah Sakit umum Pelita Husada.
Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data/informasi yang cepat ,tepat dan
akurat kepada pemangku kepentingan sehingga bahan pengambilan keputusan,sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam
pelaksanaannya,pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang.
Laporan berupa laporan bulanan dan tahunan.
BAB XI
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Rawat Inap di RSU Pelita Husada yang telah disusun diharapkan
dapat menjadi panduan dalam memberikan layanan di RSU Pelita Husda. Pedoman ini
memberikan panduan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap layanan Unit Rawat
Inap di RSU Pelita Husada yang selanjutnya perlu dijabarkan dalam bentuk Standar
Prosedur Operasional agar dapat dipakai sebagai standar dalam melakukan pemberian
layanan yang pada akhirnya pelanggan merasa puas, karena apa yang menjadi harapannya
terpenuhi atau bahkan dapat melebihi apa yang menjadi harapan pasien.

Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Pedoman Pelayanan Unit
Rawat Inap di RSU Pelita Husada ini, maka akan dilakukan revisi untuk mendapatkan
penyempurnaan

KEPALA UNIT RAWAT INAP

...............................................

Anda mungkin juga menyukai