Anda di halaman 1dari 59

1

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA


SISWA SDN SENDANGMULYO 02
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
SEMARANG

DISUSUN OLEH :

Dwy Rizqi G3A018001 Imam AY G3A018003


Puji Pangesti R G3A018046 Dewi YulaikahG3A018005
Zalfi Isro’I A G3A018004 Siti Raudah G3A018028
Nyono G3A018024 Rizqi Auwaluwiyati G3A018029
Aditya Tri N G3A018026 Nila Shaumayantika G3A018030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


1

TAHUN 2019LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawat komunitas ini telah diterima dan disahkan pada:

Hari / Tanggal :.............../..... April 2019


Tempat: Balai RT 01 RW 18, Kecamatan Sendangmulyo, Kota Semarang.

Pembimbing Akademik

Edy Soesanto, S. Kep, M. Kes

Mengetahui
Ketua Program Studi Ners

Ns.Heryanto Adi Nugroho, M.Kep, Sp.Kom


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala limpahan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang membahas
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas. Dalam menyusun makalah ini,
penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki adalah sangat
terbatas, akan tetapi penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga penulis
berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membaca makalah ini,
masyarakat pada umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah
ini. Akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu
pengetahuan.

Semarang, April 2019


1

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar belakang
........................................................................................................................
B. Rumusan masalah
........................................................................................................................
C. Tujuan penelitian
........................................................................................................................
D. Manfaat penelitian
........................................................................................................................
E. Sistematika Penulisan
........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...............................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, mereka seolah-olah tidak
pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak merupakan makhluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan memiliki
masa yang paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan
untuk kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan Puskesmas sangat penting karena akan sangat
membantu anak dalam tumbuh kembangnya ke masa depan. Anak yang sehat
merupakan akar dari pertumbuhan generasi muda yang kuat dan unggul untuk
mengisi pembangunan suatu negara. Faktor yang kondusif untuk kesehatan
anak ke masa depan adalah dengan upaya pendidikan kesehatan anak sejak
dini (Sujiono, 2009).
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam
kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap seseorang anak.Kualitas pendidikan
untuk anak berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas
pula.Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani
dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) (Sujiono, 2009).
3

UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku
hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
masyarakat. UKS merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah
sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan
anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat
komunitas. Dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi
pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah ( Effendi,
2001).
Kesehatan adalah hak azazi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi Bangsa
Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah (Depkes,RI 2007).
Banyak negara berkembang termasuk Indonesia masih belum ada
pelayanan sekolah yang menyeluruh, karena persoalan tenaga guru yang
belum terlatih, baik itu dari segi pengetahuan, sikap ,proses pelaksanaa,
dukungan pihak sekolah dan pendanaan untuk program usaha kesehatan
sekolah yang belum memadai.Sedangkan untuk program usaha kesehatan
sekolah diperlukan kerja tim yang efektif dan efisien untuk memberikan hasil
yang optimal.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
diharapkan siswa di SDN Sendangmulyo 02 kota Semarang dapat
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pentingnya perilaku hidup
4

bersih dan sehat serta mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan
benar.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku perilaku
hidup bersih sehat (PHBS)
b. Dapat meningkatkan pengetahuan cara mencuci tangan yang baik
dan benar
c. Dapat melakukan cuci tangan yang baik dan benar
d. Dapat menjaga kesehatan diri yang baik
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara
untuk meningkatkan derajar kesehatan khususnya siswa SDN
Sendangmulyo 02 kota Semarang.
2. Bagi Puskesmas
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi gambaran derajat
kesehatan siswa SDN Sendangmulyo 02 kota Semarang sehingga dapat
menjadi acuan dalam penentuan program kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa/i
Hasil asuhan keperawatan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan
individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya pada masyarakat
SDN Sendangmulyo 02 kota Semarang.
5

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini dibagi menjadi 6 bab yang saling berhubungan. adapun


sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini penulis memaparkan latar belakang,


tujuan, manfaat dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bagian bab ini penulis memaparkan tentang teori keperawatan


kesehatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas

BAB III TINJAUAN KASUS

Pada bagian bab ini penulis memaparkan tentang tinjauan kasus


berupa pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bagian bab ini penulis memaparkan hasil pembahasan dari


asuhan keperawatan yang telah dilakukan di SDN Sendangmulyo 02
kota Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


6

Pada bagian bab ini penulis memaparkan kesimpulan dan saranBAB II


TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

1. Pengertian

Usaha kesehatan sekolah adalah upaya membina dan


mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
pukesmas yang ditujukan kepada sekolah – sekolah ( Mubarak, 2009 ).
2. Tujuan

a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajad kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan derajad kesehatan peserta didik yang mencakup
upaya menurunkan angka kesakitan sekolah, meningkatkan
kesehatan peserta didik, baik fisik, mental maupun sosial, serta
memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat ( Mubarak, 2009 ).
3. Alasan Mendasar Perlunya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Berikut ini akan di jelaskan alasan mendasar diperlukan UKS


sebagai berikut:
a. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang beresiko terkena
berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu status
kesehatannya.
7

b. Anak usia sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga


sasarannya sangat tepat.
c. Pada anak usia sekolah penting ditanamkan pemahaman yang
mendasar tentang apa itu kesehatan, khususnya perilaku untuk hidup
bersih dan sehat.
d. Kesehatan juga turut menentukan prestasi yang dicapai oleh
anak didik.
e. Sekolah merupakan institusi yang bersifat formal, sehingga
mudah diorganisasikan di bidang kesehatan.
f. Promosi kesehatan melalui anak – ank sekolah akan efisien dan
efektif dalam kaitannya menanamkan perilaku hidup sehat
(Mubarak,2009).
4. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan utama UKS di sebut sebagai trias UKS, yang terdiri dari
komponen – komponen berikut ini :
a. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan
yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
b. Pelayanan kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan derajad kesehatan peserta didik.
c. Pembinaan lingkungan , sekolah yang sehat merupakan
gabungan antara upaya pendidikan serta upaya kesehatan untuk dapat
diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari – hari
peserta didik ( Mubarak, 2009 ).
5. Sasaran

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat


pendidikan adalah sebagai berikut : sekolah taman kanak – kanak,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan
kejuruan dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa) ( Mubarak, 2009 ).
8

6. Pola pembinaan

a. Pembinaan pada bayi, khususnya balita dan anak prasekolah (0-


6 tahun)
b. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah (7-21 tahun) yang di
bagi menjadi 3 kelompok, antara lain remaja awal (7-12 tahun),
remaja (13-21 tahun), dan dewasa muda (19-21 tahun) ( Mubarak,
2009 ).
7. Kegiatan

Ada tiga kegiatan pokok UKS antara lain sebagai berikut :


a. Pendidikan Kesehatan di sekolah (Health Education in School)
Kegiatan yang dilakukan berupa intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Pada kegiatan intrakurikuler dimaksudkan bahwa promosi
kesehatan adalah bagian daripada kurikulum sekolah. Hal ini dapat
diterapkan pada program pembelajaran yang berdiri sendiri dalam
ilmu kesehatan atau pada mata kuliah olahraga, ilmu pengetahuan
alam, atau lainnya.sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk
menanamkan pola perilaku hidup sehat bagi siswa siswi. Adapun
bentuk kegiatan nyata yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan
adalah memberikan penyuluhan berkaitan dengan higiene personal
(mulai gigi dan mulut, kulit, kuku, mata, telinga, hidung, rambut,
dan lainnya), lomba poster sehat serta lomba kebersihan kelas dan
sebagainya.
b. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School health Service)
Dalam pemeliharaan di sekolah bertujuan untuk memelihara,
mengetahui gejala dini dari suatu penyakit, serta untuk
meningkatkan status kesehatan , baik siswa , petugas sekolah
maupun guru. Kegiatan nyata yang dilakukan misalnya
pemeriksaan kesehatan , pemeriksaan perkembangan kecerdasan,
pemberian imunisasi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama
9

pada kasus darurat, termasuk rujukan jika ditemukan penyakit yang


tidak dapat ditanggulangi si sekolah.
c. Pemeliharaan Lingkungan kehidupan Sekolah
Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah bertujuan agar
lingkungan kehidupan sekolah dapat terjamin pemeliharaannya,
yang di awali dengan lingkungan kehidupan sekolah yang bersih
dan sehat. Sehingga tidak mudah terkena wabah penyakit
( Mubarak, 2009 ).
8. Pengelolaan UKS

Unsur yang terlibat dalam pelaksanaan UKS adalah guru UKS, peserta
didik, petugas kesehatan dari puskesmas, dan masyarakat sekolah (BP).
Sementara prinsip – prinsip pengelolaan UKS antara lain sebagai berikut:
a. Mengikutsertakan masyarakat sekolah dan masyarakat luar
sekolah untuk berperan serta aktif seperti orang tua murid yang
bernaung di bawah badan pembantu penyelenggaraan pendidikan
(BP3).
b. Kegiatan yang terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan
menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan pokok
pukesmas.
c. Melaksanakan rujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu puskesmas
dan rumah sakit. Kolaborasi tim diperlukan kerja sama tim yang
baik dan teroeganisasi, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam
melaksanakan kegiatannya ( Mubarak, 2009).

B. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah

1. Pengertian

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh
pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
10

stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan


kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan
peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan institusi pendidikan.
2. Tujuan PHBS

PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,


keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social
support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat
dapat dilihat dalam program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Depkes RI,
2006).
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan
preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola
hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan
dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi
kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku
hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga
teratur dan hidup sehat;
b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan
penyakit;
d. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat
11

3. Sasaran PHBS

Sasaran PHBS menurut Depkes RI 2008 dikembangkan dalam lima


tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-
tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan
sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi
pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah
perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok
dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Yaitu sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan
yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid,
kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan
lintas sektor terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah,
camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang
tua murid.
4. Strategi PHBS

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar


promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Manda, 2006):
1) Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge,
attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
2) Bina Suasana (Social Support)
12

Adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong


individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan.
3) Advokasi (Advocacy)
Adalah upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari
pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat
berupa tokoh masyarakat formal yang berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Selain
itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu
kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandanh dana
non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
a) Mengetahui adanya masalah
b) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
c) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah
d) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah
satu alternatif pemecahan masalah
e) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan
5. Manfaat PHBS

Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah


yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan
kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan
sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008).
13

6. Indikator PHBS di Sekolah

Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah antara lain (Dinkes


Semarang, 2010):
a. Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, hepatitis A, ispa, flu burung, dan lain sebagainya. WHO
menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat
meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci
tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan, setelah
beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah
bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet.
Usaha pencegahan dan penanggulangan ini disosialisasikan di
lingkungan sekolah untuk melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak
sekolah menjadi sasaran yang sangat penting karena diharapkan dapat
menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga dan
masyarakat.Menurut Proverawati & Rahmawati, 2012 :
1) Fungsi cuci tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu
menyelasaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat
membutuhkan kerja dari jari tangan. Jika tangan bersifat kotor,
maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya organisme. Cuci
tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi
mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang
tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
14

makan, kuman menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan


kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan.
Waktu yang tepat untuk cuci tangan :
a) Setiap kali tangan kita kotor ( setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll )
b) Setelah buang air besar
c) Setelah menceboki bayi/anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak
e) Sebelum memegang makanan
f) Sebelum menyusui bayi
g) Sebelum menyuapi anak
h) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari
bepergian
i) Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan
peliharaan
2) Manfaat cuci tangan
Cuci tangan sangat berguna untuk menbunuh kuman penyebab
penyakit yang ada di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung.
Dengan mencuci tangan maka tangan menjadi bersih dan bebas
dari kuman.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi
makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat.
Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral
dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi
sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang
bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air
matang untuk kebutuhan minum.
15

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak
dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat
terkait dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah
raga disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental
anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran
jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur
akan dapat memberikan manfaat antara lain: meningkatkan
kemampuan jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot, mengurangi
lemak atau mengurangi kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk
tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta
memperlancar peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit
yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam
berdarah. Memberantas jentik nyamuk dilingkungan sekolah dilakukan
dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-
tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas,
tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang
didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di
sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
16

merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari


teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan
kesehatan anak sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi
anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun
gizi lebih pada anak usia sekolah.
h. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya
lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan,
daun-daun, plastik, kainbekas, karet, dan lain-lain. Bila dibuang
dengan cara dirumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan
asap dan pencemaran udara. Selain itu membuang sampah di
sembarang tempat juga dapat menyumbat aliran airdan menimbulkan
bencana seperti banjir, sehingga pengolahan sampah yang tepat sangat
penting untuk menjaga lingkungan yang sehat.
17

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan

Berdasarkan hasil windshield survey yang telah dilakukan mahasiswa profesi


Ners Keperawatan dalam melakukan praktik keperawatan komunitas yang
dilakukan di sekolah SDN Sendangmulyo 02 Kelurahan Sendangmulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang dari tanggal 12 April 2019-17 April 2019
didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pendidikan Kesehatan
a. Windshield Survey
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di luar depan kamar mandi
terdapat banner dan pajangan dinding mengenai 7 langkah hygine tangan
di depan kelas.
b. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala UKS mengatakan pada bulan
April 2019 pernah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan
gigi dan mulut, dokter kecil oleh mahasiswa magang. Pernah dilakukan
pemeriksaan kesehatan gigi oleh Puskesmas Kedungmundu. Pemeriksaan
kesehatan terjadwal ketika ada kegiatan BIAS dan PUSKESMAS.

2. Pelayanan kesehatan
a. Windshield Survey
Dari hasil observasi terdapat adanya bangunan UKS tampak bangunan
permanen, bersih dan tampak adanya ventilasi
b. Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala UKS mengatakan SDN
Sendangmulyo 02 mempunyai UKS, pelayanan UKS diberikan kepada
anak yang sakit. Pernah dilakukan penjaringan/screening kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan berkala mengikuti jadwal BIAS dari Puskesmas.

3. Kebersihan Diri
a. Windshield Survey
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak siswa yang kurang
menjaga kebersihan kuku. Tampak anak yang makan tetapi tidak mencuci
tangan sebelum dan setelah makan.
b. Wawancara
18

Dari hasil wawancara dengan kepala UKS mengatakan kebersihan diri


siswa secara umum baik. Kepala UKS mengatakan bahwa sudah
disediakan tempat cuci tangan.

4. Pengelolaan UKS
a. Windshield Survey
Hasil observasi terdapat ruang UKS di sekolah SDN Sendangmulyo
02, bangunan UKS yang sudah permanen.
b. Wawancara
Dari hasil wawancara UKS dikelolah oleh sekolah, penanggung jawab
UKS guru Olahraga, UKS memiliki struktur organisasi. Pengelolaan UKS
melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa. Rapat kerja kegiatan UKS
dilakukan 2 kali dalam setahun.

5. Dokter Kecil
a. Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah mengatakan
sudah ada dokter kecil dan sudah pernah mendapatkan pelatihan dari
puskesmas.

6. Lingkungan Sehat
a. Windshield Survey
1) Tampak sampah berserakan di depan kelas 1
2) Terdapat tempat sampah namun tempat sampah penuh dan
terbuka
3) Terdapat 4 washtafle dan 2 ember untuk cuci tangan.
4) Tampak 2 kamar mandi dengan kondisi bau
b. Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala sekolah didapatkan bahwa tempat
sampah sudah dimiliki setiap kelas, Ada 4 tempat cuci tangan di SDN
Sendangmulyo 02, setiap kelas juga sudah dilengkapi dengan ventilasi
untuk meningkatkan pertukaran oksigen dan jendela untuk meningkatkan
pencahayaan ruangan serta ada petugas kebersihan sekolah.

B. ANGKET
1. Karakteristik responden berdasarkan perilaku cuci tangan
a. Perilaku cuci tangan setelah makan
Gambar 3.1 Distribusi siswa berdasarkan frekuensi mencuci tangan
19

sebelum dan setelah makan (n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi mencuci tangan sebelum dan


setelah makan pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar menjawab
selalu sebesar 63% (19 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab kadang-
kadang sebesar 37% (11 siswa dari 30 siswa).

b. Perilaku cuci tangan setelah bermain


Gambar 3.2 distribusi siswa berdasarkan frekuensi mencuci tangan
setelah bermain(n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi mencuci tangan setelah


bermain pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar menjawab selalu
sebesar 63% (19 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab kadang-kadang
sebesar 37% (11 siswa dari 30 siswa).

c. Perilaku cuci tangan dengan air bersih


20

Gambar 3.3 distribusi siswa berdasarkan frekuensi mencuci tangan


dengan air bersih mengalir(n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi mencuci tangan dengan air


bersih mengalir pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar
menjawab selalu sebesar 97% (29 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab
kadang-kadang sebesar 3% (1 siswa dari 30 siswa)

d. Perilaku cuci tangan menggunakan sabun


Gambar 3.4 distribusi siswa berdasarkan frekuensi mencuci tangan
menggunakan sabun(n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi mencuci tangan


menggunakan sabun pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar
menjawab selalu sebesar 50% (15 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab
21

kadang-kadang sebesar 50% (15 siswa dari 30 siswa)

2. Karakteristik responden berdasarkan perilaku menggosok gigi


a. Perilaku frekuensi menggosok gigi
Gambar 3.5 Distribusi siswa berdasarkan frekuensi menggosok gigi
dalam 1 hari (n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi menggosok gigi dalam sehari


pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar menjawab selalu sebesar
87% (26 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab kadang-kadang sebesar
37% (4 siswa dari 30 siswa).

b. Frekuensi berdasarkan kebiasaan tempat jajan di Sekolahan


Gambar 3.6 Distribusi siswa berdasarkan tempat jajan waktu di
sekolah (n=30)

Hasil data diatas menunjukkan tempatjajan waktu di sekolah pada


22

siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar menjawab jajan di kantin dan


di luar sekolah sebesar 73% (22 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab
jajan di kantin sebesar 27% (8 siswa dari 30 siswa)

3. Frekuensi pengetahuan tentang makanan penyebab gigi berlubang


a. Pengetahuan siswa tentang makanan penyebab gigi berlubang
Gambar 3.7 Distribusi siswa berdasarkan pengetahuan tentang
makanan yang menyebabkan gigi berlubang (n=30)

Hasil data diatas menunjukkan pengetahuan tentang makanan yang


menyebabkan gigi berlubang pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain
besar menjawab coklat dan permen sebesar 50% (15 siswa dari 30 siswa)
dan yang menjawab permen sebesar 3% (1 siswa dari 30 siswa).

4. Frekuensi pendidikan kesehatan tentang cuci tangan


a. Frekuensi pemberian pendidikan kesehatan
Gambar 3.8 Distribusi siswa berdasarkan frekuensi pendidikan
kesehatan tentang cuci tangan di sekolah(n=30)
23

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi pendidikan kesehatan tentang


cuci tangan di sekolah pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar
menjawab kadang-kadang sebesar 60% (18 siswa dari 30 siswa) dan yang
menjawab permen sebesar 40% (12 siswa dari 30 siswa)
b. Frekuensi pengulangan materi pendidikan kesehatan
Gambar 3.9 distribusi siswa berdasarkan frekuensi pengulangan
materi pendidikan kesehatan(n=30)

Hasil data diatas menunjukkan frekuensi pengulangan pendidikan


kesehatan pada siswa SD 02 Sendangmulyo sebagain besar menjawab
kadang-kadang sebesar 77% (23 siswa dari 30 siswa) dan yang menjawab
selalu sebesar 23% (7 siswa dari 30 siswa).
C. Analisa Data
No Data Masalah
.
1. Windshield survey : Kurangnya budaya perilaku
a. Tampak sampah berserakan di depan kelas 1 hidup bersih dan sehat di
b. Terdapat tempat sampah namun tempat sampah penuh dan terbuka sekolah
c. Terdapat 4 washtafle dan 2 ember untuk cuci tangan.
d. Tampak 2 kamar mandi dengan kondisi bau
e. Hasil observasi masih banyak siswa yang kurang menjaga kebersihan kuku.
f. Tampak anak yang makan tetapi tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
Wawancara :
a. Kepala UKS mengatakan bahwa sudah disediakan tempat cuci tangan sebanyak 4 washtafle
Angket :
a. 60% (18 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang mengatakan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
di sekolah
b. 77% (23 siswa dari 30 siswa) pengulangan pendidikan kesehatan pada siswa sebagain besar
menjawab kadang-kadang .
c. 37% (11 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang mencuci tangan setelah makan.
d. 37% (11 siswa dari 30 siswa). kadang-kadang mencuci tangan setelah bermain
e. 3% (1 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang Perilaku cuci tangan dengan air bersih
f. 50% (15 siswa dari 30 siswa) mengatakan kadang-kadang mencuci tangan menggunakan sabun

D. Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana


No. Strategi Sasaran Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Komunitas Umum Khusus Kegiatan
26

1. Kurangnya budaya hidup Setelah a. Dapat Pendidika Memberik Kelas IV Tangga Ruang Siswa Siswa mampu Mahasiswa
bersih dan sehat dilakukan meningkat n an SD SDN l 30 kelas mengetahu menyebutkan :
tindakan kan Kesehatan pendidika Sendang April SDN i cara
Windshield survey: Keperawatan pengetahua n mulyo 02 2019 Sendang mencuci
a. Tampak sampah diharapkan n cara kesehatan mulyo 02 tangan
berserakan di depan kelas risiko mencuci cara yang baik
1 kurang tangan mencuci dan benar
b. Terdapat tempat sampah optimalnya yang baik tangan meliputi: 1. Definisi mencuci
namun tempat sampah budaya dan benar yang baik 1. Pengetah tangan adalah
penuh dan terbuka perilaku b. Dapat dan benar uan menggosok
c. Terdapat 4 washtafle dan 2 hidup bersih mendemon tentang tangan dengan air
ember untuk cuci tangan. dan sehat di strasikan mencuci dan sabun secara
d. Tampak 2 kamar mandi sekolah cuci tangan tangan, bersama-sama
dengan kondisi bau berkurang yang baik siswa seluruh kulit
e. Hasil observasi masih sampai tidak dan benar dapat permukaan
banyak siswa yang kurang terdapat c. Dapat menyebu tangan dengan
menjaga kebersihan kuku. resiko menjaga tkan kuat dan ringkas
f. Tampak anak makan tetapi kesehatan pengertia kemudian dibilas
tidak mencuci tangan diri yang n dibawah aliran
sebelum dan setelah baik mencuci air.
makan. tangan.
2. Manfaat mencuci
2. Pengetah tangan: Supaya
Wawancara :
uan tangan bersih,
a. Kepala UKS mengatakan
tenteang membebaskan
bahwa sudah disediakan
manfaat tangan dari
tempat cuci tangan
cuci kuman dan
sebanyak 4 washtafle
tangan, mikroorganisme,
siswa menghindari
Angket :
dapat masuknya kuman
a. 60% (18 siswa dari 30
menyebu kedalam tubuh
siswa) kadang-kadang
tkat 2
27

mengatakan pendidikan dari 3


kesehatan tentang cuci manfaat 3. Akibat tidak
tangan di sekolah 3. Pengetah mencuci tangan :
b. 77% (23 siswa dari 30 uan Sakit perut,
siswa) pengulangan tenteang Muntaber, Flu,
pendidikan kesehatan pada bahaya Radang
siswa sebagain besar penyakit tenggorokan,
menjawab kadang-kadang akibat Amandel, Asma
. tidak dan gangguan
c. 37% (11 siswa dari 30 mencuci pernapasan lain
siswa) kadang-kadang tangan 5
mencuci tangan setelah dari 6
makan. bahaya. 4. Moment cuci
d. 37% (11 siswa dari 30 4. Pengetah tangan : setelah
siswa). kadang-kadang uan menggunakan
mencuci tangan setelah tenteang toilet,setelah
bermain momen/ mengganti
e. 3% (1 siswa dari 30 siswa) waktu diaper- cuci juga
kadang-kadang Perilaku cuci tangan pengguna
cuci tangan dengan air tangan, diaper (popok
bersih siswa sekali pakai),
f. 50% (15 siswa dari 30 dapat setelah
siswa) mengatakan menyebu menyentuh
kadang-kadang mencuci tkan 8 binatang atau
tangan menggunakan dari 10 kotoran binatang,
sabun moment. sebelum dan
setelah
menyiapkan
makanan,
terutama sebelum
dan segera ,
sebelum makan,
28

setelah
membersihkan
hidung atau
mengeluarkan
ingus, setelah
batuk atau bersin
pada tangan anda,
sebelum dan
setelah mengobati
luka, sebelum dan
setelah
menyentuh orang
sakit atau
terluka,setelah
5. Pengetah membawa
uan sampah
tenteang 5. Basahi tangan
6 dengan air di
langkah bawah kran atau
cuci air mengalir,
tangan Ambil sabun cair
pakai air secukupnya untuk
sabun seluruh tangan.
siswa Akan lebih baik
mampu bila
mengetah sabunmengandun
ui 6 g
langkah antiseptik.Gosokk
dan an kedua telapak
dmende tangan. Gosokkan
monstrasi sampai ke ujung
kan jari. Telapak
29

tangan tangan
menggosok
punggung tangan
kiri (atau
sebaliknya)
dengan jari-jari
saling
mengunci (bersel
ang-seling) antara
tangan kanan
dan kiri.
Gosok sela-sela
jari tersebut.
Lakukan
sebaliknya.
Letakkan
punggung jari
satu dengan
punggung jari
lainnya dan
saling mengunci.
Usapkan ibu jari
tangan kanan
dengan telapak
kiri dengan
gerakan berputar.
Lakukanhal yang
sama dengan ibu
jari tangan kiri.
Gosok telapak
tangan dengan
punggung jari
30

tangan satunya
dengan gerakan
kedepan,kebelaka
ng dan berputar.
Lakukan
sebaliknya.
Pegang
pergelangan
tangan kanan
dengan tangan
kiri dan lakukan
gerakan
memutar.Lakukan
pula untuk tangan
kiri. Bersihkan
sabun dari kedua
tangan dengan air
mengalir.
Keringkan tangan
dengan
menggunakan
tissue dan bila
menggunkan
kran, tutup
krandengan
tissue.
31

Empoweri Pemberda Kelas IV Tangga SDN 1 Kuku Kukutangan siswa Mahasiswa


ng yan siswa SD SDN l 30 Sendang tangan pendek dan bersih
dalam Sendang April mulyo siswa-
pemataua mulyo 02 2019 siswi
n bersih
kebersiha
n diri
F. Implementasi
Pelaksanaan tindakan dilakukan pada tanggal 30 April 2019 dengan
melibatkan guru kelas untuk melaksanakan acara yang telah disusun bersama.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengurangi dan
mengatasi masalah yang dirumuskan dapat dianggap tindakan keperawatan
komunitas yang telah dilakukan dapat membantu mengatasi masalah
keperawatan sebagaimana yang telah dirumuskan sebelumnya dan selanjutnya
akan diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
implementasi yaitu :
a. Kekuatan (Strengh)
Kekuatan dalam melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah –
masalah kesehatan tersebut adalah peran serta aktif warga sekolah (guru,
kepala sekolah, dan kader). Kepala sekolah dan guru di SDN
Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota Semarang mendukung
penuh pelaksanaan kegiatan penyuluhan, dan demonstrasi mencuci tangan
yang dilaksanakan oleh mahasiswa ners dari UNIMUS
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan dalam melaksanakan tindakan mengatasi masalah – masalah
kesehatan tersebut adalah pemberian pendidikan kesehatan kepada anak
usia sekolah harus mempunyai sikap berkelanjutan agar anak-anak
menerapkan perilaku hidup sehat sehari-hari sehingga menjadi kebiasaan.
c. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan dalam melaksanakan tindakan ini yaitu Mahasiswa Profesi
Ners UNIMUS dapat masuk untuk memberikan pendidikan kesehatan
terkait dengan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
d. Ancaman (Threath)
Ancaman dari pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya persiapan untuk
simulasi mencuci tangan seperti kebutuhan air untuk mencuci tangan dan
tempat untuk membuang air bekas mencuci tangan, serta hal-hal yang
tidak diinginkan seperti adanya siswa yang sakit.

G. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir asuhan keperawatan
komunitas.Evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan yang
dicapai dengan diarahkan pada penilaian terhadap program yang telah
33

direncanakan dibandingkan dengan tujuan. Evaluasi ini dijadikan dasar


untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Pada pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas dalam konteks area sekolah di SDN
Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang, evaluasi dilakukan secara teori
dengan mengunakan konsep evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi
hasil kerja.
1. Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur berupa evaluasi terhadap persiapan-persiapan yang
diperlukan selama pelaksanaan kegiatan meliputi pre planing, kontrak
waktu, dan media yang digunakan. Dari kegiatan yang telah
dilaksanakan, secara struktur kegiatan telah dilakukan seperti yang
dimaksud diatas, sebelum diadakan suatu kegiatan telah
mempersiapkan pre planing, kontrak waktu dengan warga sekolah dan
mempersiapkan media yang akan digunakan.
Dengan adanya evaluasi terhadap struktur kegiatan akan memberi
arah pada kemantapan persiapan yang akan dilakukan sehingga
perencanaan kegiatan akan lebih matang dan dapat memilih waktu
yang tepat serta media yang digunakan sesuai dengan jumlah dan
karakteristik sasaran.
2. Evaluasi Proses
Pentingnya melaksanakan evaluasi proses kerja untuk mengetahui
suatu kegiatan yang dilakukan dari seberapa besar partisipasi audience
atau sasaran dalam mengikuti suatu kegiatan. Pada setiap kegiatan
yang telah dilaksanakan sebagian besar telah ditentukan topiknya
dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat saat pengkajian
yang dilaksanakan secara sistematis berdasarkan dengan prioritas
masalah yang ditemukan, sedangkan penggunaan media telah
disesuaikan dengan jumlah audience dan tingkat pendidikan serta usia
rata-rata audience atau sasaran. Akan tetapi evaluasi proses yang
dilaksanakan menonjolkan kuantitasnya saja, karena batasan evaluasi
lebih condong pada ada tidaknya kriteria yang ditentukan saat sebelum
pelaksanaan kegiatan. Namun evaluasi ini akan lebih sempurna apabila
34

diukur juga secara kualitasnya dengan cara mengobservasi lebih lanjut


terhadap setiap item yang terdapat pada evaluasi proses.
3. Evaluasi Hasil
Hasil evaluasi melalui pengamatan langsung yang dilakukan pada
tahap akhir setiap kegiatan dapat dinyatakan bahwa hampir rata-rata
mencapai 70% telah terjadi peningkatan pengetahuan. Pada siswa sebagai
sasaran utama kegiatan, setelah diberikan pendidikan kesehatan berupa
cara mencuci tangan yang baik dan benar siswa mampu mensimulasikan
perilaku hidup besih dan sehat dengan cara mencuci tangan yang baik dan
benar.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di SDN
Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang didukung dengan demonstrasi
dan simulasi diharapkan siswa dapat mengaplikasikan kegiatan mencuci
tangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masalah kesehatan tidak
terjadi.
Tahapan berikutnya pada perubahan, yaitu dimana seseorang atau
sekelompok orang bergerak menuju pada keadaan yang baru atau tingkat
dan tahap perkembangan baru karena telah memiliki cukup informasi,
sikap dan pengetahuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi
dan mengetahui langkah-langkah yang nyata untuk berubah dalam
mencapai tingkat atau tahapan yang baru.
Pendapat ini dapat mengukur adanya perubahan terhadap kebutuhan
interpersonal bahwa yang melandasi kebutuhan perubahan sebagian besar
perilaku seseorang yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara
bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dan kebutuhan untuk
menerima bantuan dan perasaan atau kedekatan emosional.
Salah satu tingkat perubahan paling akhir dalam suatu kegiatan dapat
diukur dari adanya tindak lanjut dalam kegiatan tersebut. Perubahan pada
tahap ketiga akan dicapainya suatu tingkat atau tahapan baru dimana akan
terdapat suatu keseimbangan baru atau tidak mengalami kemunduran atau
kembali seperti semula. Oleh karena itu harus ada umpan balik, kritik yang
konstruktif dan upaya pembinaan yang terus menerus.
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya
manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia
mempunyai produktivitas kerja yang optimal diperlukan derajat kesehatan yang
tinggi. Manusia tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar, akhirnya
menjadi beban dalam masyarakat. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak kanak bahkan sejak
dalam kandungan.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah) yang merupakan hal penting
dalam meningkatkan kualitas fisik penduduk (Depkes, 2010). Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di sekolah
tersebut, UKS juga merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan
secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam
menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari.

Pada usia anak sekolah dasar penyakit yang sering dihadapi biasanya
berkaitan dengan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai
sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan (Depkes,
2007). Upaya institusi pendidikan untuk mencetak seseorang perawat yang
profesional, mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang
diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara
resmi mahasiswa melakukan praktek kesehatan sekolah di SDN Sendangmulyo
02 Kecamatan Tembalang Kota Semarang mulai 08 April 2019 sampai dengan
30 April 2019 dengan melakukan kegiatan sekolah khususnya bidang
kesehatan.
36

A. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi
keperawatan tentang mekanisme perijinan praktek, peraturan praktek dan
tugas yang harus dijalankan. Selanjutnya dilakukan proses persiapan yang
lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang mahasiswa hadapi adalah
ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal untuk dapat
dilaksanakan pada praktek dilapangan, sehingga muncul strategi-strategi baru
dari mahasiswa untuk memgimplementasikan konsep kesehatan sekolah
secara nyata.

B. Tahap Pelaksanaan
Sistem pelaksanaan menggunakan langkah-langkah mulai dari
mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah atau kebutuhan (diagnosa
keperawatan), menetapkan tujuan, mengidentifikasi kriteria hasil, dan memilih
intervensi yang akan dilakukan, serta mengevaluasi efektivitas rencana
keperawatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan dengan
menentukan apakah masalah sudah terselesaikan atau belum.

Meskipun digunakan istilah pengkajian, identifikasi masalah,


perencanaan, implementasi, serta evaluasi secara terpisah, pada kenyataannya
pelaksanaannya kelima elemen ini berjalan seiring dan saling berhubungan
tidak bisa dipisahkan.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap sekolah untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh sekolah dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan dan prioritas masalah.

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi


mengenai masalah kesehatan pada sekolah sehingga dapat ditentukan
37

tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang


menyangkut aspek fisik serta faktor lingkungan yang mempengaruhi.
Pengumpulan data meliputi: Sesuai dengan teori pengkajian tersebut,
kelompok melakukan pengkajian dengan metode: pengamatan atau
observasi, wawancara atau anamnesa, dan penyebaran angket.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan ditujukan untuk


mengetahui kondisi sekolah, lokasi sekolah, gambaranh secara umum
sekolah. Wawancara atau anamnesa dilakukan pada pihak sekolah untuk
mengkaji data kesehtan murid di sekolah, kondisi kantin, pelaksanaan
UKS di sekolah dan penyakit yang sering terjadi pada murid.

Pelaksanaan pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data


kesehatan sekolah. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data
kesehatan komunitas dengan wawancara, Winshield Survey, dan
penyebaran kuesioner dengan materi pertanyaan dan telah dikonsultasikan
ke pembimbing komunitas akademik.

Sistem pengkajian dengan Winshield Survey digunakan untuk


memperoleh data dasar lingkungan sekolah SDN Sendangmulyo 02
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Sedangkan untuk memperoleh
data kesehatan sekolah digunakan metode wawancara dengan pihak
sekolah. Kuesioner yang digunakan untuk melakukan pengkajian, terlebih
dahulu dikonsulkan kepada pembimbing akademik.

Setelah pengumpulan data tersebut, dilakukan pengelompokan data


yang sesuai untuk mendukung analisa data. Pada saat melakukan tahap
pengkajian ini terdapat kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman
dalam memperoleh data kesehatan sekolah.

a. Kekuatan
1) Hubungan saling percaya
38

Hubungan saling percaya dengan sekolah berhasil dijalin semenjak


pertama kali Mahasiswa melakukan kontak langsung saat
pengkajian di sekolah.

2) Peran Serta Sekolah


Setelah dilakukan pendekatan pada murid akhirnya masyarakat
mengerti dan menerima kehadiran Mahasiswa dan membantu
memberikan informasi yang diperlukan dalam pengumpulan data
pada setiap tahap pengkajian.

b. Kelemahan
Kelemahan dalam melakukan pengkajian di SDN Sendangmulyo 02
Kecamatan Tembalang Kota Semarang terdapat kendala pada jadwal
kegiatan sekolah yang sedang mempersiapkan untuk menghadapi ujian
sekolah dan kegiatan akreditasi sekolah. Pada saat pengkajian dengan
jadwal sekolah yang padat sehingga pengkajian tidak maksimal.

c. Kesempatan
1) Perijinan
Adanya izin dari Kepala sekoalah bagi Mahasiswa Program Profesi
Ners UNIMUS untuk melaksanakan praktek keperawatan
kesehatan sekolah di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.

2) Dukungan Puskesmas
Puskesmas mendukung praktek keperawatan sekolah yang
dilakukan Mahasiswa Program Profesi Ners UNIMUS sebagai
tangan panjang puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan
bagi murid di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota
Semarang.

2. Penentuan Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah


39

Berdasarkan data yang didapat dari pengkajian di SDN


Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota Semarang di dapatkan
diagnosa keperawatan sekolah.

a. Kurangnya budaya hidup bersih dan sehat di sekolah


1) Windshield survey :
a) Tampak sampah berserakan di depan kelas 1
b) Terdapat tempat sampah namun tempat sampah penuh dan
terbuka
c) Terdapat 4 washtafle dan 2 ember untuk cuci tangan.
d) Tampak 2 kamar mandi dengan kondisi bau
e) Hasil observasi masih banyak siswa yang kurang menjaga
kebersihan kuku.
f) Tampak anak makan tetapi tidak mencuci tangan sebelum
dan setelah makan.
2) Wawancara :
a) Kepala UKS mengatakan bahwa sudah disediakan tempat
cuci tangan sebanyak 4 washtafle
3) Angket :
a) 60% (18 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang mengatakan
pendidikan kesehatan tentang cuci tangan di sekolah
b) 77% (23 siswa dari 30 siswa) pengulangan pendidikan
kesehatan pada siswa sebagain besar menjawab kadang-
kadang.
c) 37% (11 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang mencuci
tangan setelah makan.
d) 37% (11 siswa dari 30 siswa). kadang-kadang mencuci
tangan setelah bermain
e) 3% (1 siswa dari 30 siswa) kadang-kadang Perilaku cuci
tangan dengan air bersih
40

f) 50% (15 siswa dari 30 siswa) mengatakan kadang-kadang


mencuci tangan menggunakan sabun.
3. Perencanaan
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dan disajikan
dalam pertemuan dengan pihak sekolah pada saat menyampaikan hasil
evaluasi. Mahasiswa menetapkan masalah atau diagnosa keperawatan
sesuai dengan data yang terkumpul.

Perencanaan kegiatan disusun untuk menyelesaikan masalah yang


muncul. Strategi yang digunakan mencakup pendidikan kesehatan (Health
Promotion), kerja sama atau kemitraan (Partnership), dan pemberdayaan
(empowering). Pendekatan ini dilakukan melalui musyawarah bersama
pihak sekolah SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota
Semarang untuk menyusun rencana kegiatan (POA).

Penyusunan rencana kegiatan dihadiri oleh kepala sekoah dan


Pembina UKS. Pada tahap perencanaan ini dapat diidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan meliputi:

a. Kekuatan
Dukungan dan peran serta aktif pihak sekolah dalam menyusun
rencana kegiatan guna perencanaan kegiatan dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan sekolah yang optimal dan mandiri. Adanya sarana
prasarana yang mendukung sehingga lancarnya kegiatan yang
dilakukan.
b. Kelemahan
Kelemahan dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan yang akan
dilakukan didapatkan masalah Kurangnya budaya perilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah untuk data yang lebih mendukung masalah
masih kurang dikarenakan terbatasnya waktu dan jadwal kegiatan
sekolah yang sedanang dalam persiapan ujian dan akreditasi.

c. Ancaman
41

Keadaan ruangan yang kurang kondusif dikarenakan para siswa yang


berbicara sendiri sehingga mengganggu berjalannya kegiatan.

Adapun rencana yang disepakati oleh Mahasiswa dengan pihak


sekolah antara lain:

1) Masalah: Kurangnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat di


Sekolah
Rencana kegiatan:
a) Pendidikan kesehatan cara mencuci tangan yang baik dan
benar
b) Pemberdayan siswa dalam pematauan kebersihan diri
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan keperawatan kesehatan sekolah di SDN
Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota Semarang di laksanakan
pada tanggal 30 April 2019 Kegiatan yang telah dilakukan meliputi:
penyuluhan kesehatan & demonstrasi.

Tabel. Pelaksanaan Kegiatan

Masalah
Kegiatan Waktu Tempat
Kesehatan
Kurangnya budaya Pendidikan kesehatan cara Selasa, 30 Ruang
hidup bersih dan mencuci tangan yang baik April 2019 Kelas di
sehat di sekolah dan benar, demonstrasi cuci (08.00 SDN
tangan, dan pemberdayan -10.00 Sendang
siswa dalam pematauan WIB) mulyo
kebersihan diri 02

a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan dalam melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah –
masalah kesehatan tersebut adalah dukungan penuh dari pihak sekolah
dan dari pihak puskesmas Kedungmundu.
b. Kelemahan (Weaknes)
Kelemahan dalam mengatasi tindakan untuk menangani masalah
kesehatan tersebut adalah kegiatan mencuci tangan sasarannya siswa
kelas 4 A,B &C, selama kegiatan ada beberapa siswa yang tidak fokus
42

dan ngobrol sendiri dengan teman sebangkunya sehingga kegiatan


menjadi tidak kondusif dan gaduh.
c. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan dalam melaksanakan tindakan ini yaitu Mahasiswa dapat
memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan cara mencuci tangan
yang baik dan benar di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang .
d. Ancaman (Treath)
Tingkat kesadaran siswa masih kurang sehingga siswa belum mampu
menerapkan 6 lngkah cuci tangan dengan benar dan tingkat kebersihan
diri (kebersihan kuku) siswa kurang.
5. Evaluasi
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Mahasiswa dapat
diketahui masalah kesehatan sekolah bisa terpecahkan secara keseluruhan,
sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi tidak menimbulkan masalah baru.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengukur keberhasilan
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan
menganalisisnya sebagai berikut:

a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur merupakan evaluasi terhadap persiapan-
persiapan yang diperlukan selama pelaksanakan kegiatan, meliputi :
pre-planning, kontrak waktu, dan media yang digunakan. Dari
keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan, telah mempersiapkan
pre-planning, kontrak waktu dengan pihak sekolah, dan media yang
digunakan disiapkan dengan baik.

Dengan adanya evaluasi terhadap struktur kegiatan, akan memberi arah


pada kemantapan persiapan yang harus dilakukan sehingga
perencanaan kegiatan akan lebih matang, dapat memilih waktu yang
tepat serta media sesuai dengan jumlah dan karakteristik sasaran.
1) Mahasiswa membuat preplanning kegiatan dua hari sebelum
pelaksanaan kegiatan.
43

2) Mahasiswa membuat kontrak waktu dan tempat dengan warga


tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
3) Mahasiswa menyiapkan perlengkapan dan setting tempat sesuai
dengan preplanning

b. Evaluasi Proses
Pentingnya melakukan evaluasi proses kerja adalah untuk
mengetahui suatu kegiatan yang dilakukan dari seberapa besar
partisipasi audience atau sasaran dalam mengikuti kegiatan, hal ini
sangat berhubungan dengan topik yang tertuang, kebutuhan sekolah,
serta media yang dibutuhkan.

Pada setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sebagian besar


telah ditentukan topiknya dengan mempertimbangkan kebutuhan
sekolah, serta pengkajian yang dilakukan secara sistematis berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan.

Akan tetapi, evaluasi proses yang dilakukan menonjolkan


kualitasnya saja, karena batasan evaluasi lebih condong pada ada
tidaknya kriteria yang ditentukan saat sebelum pelaksanaan kegiatan,
namun evaluasi ini akan lebih sempurna apabila diukur juga secara
kualitasnya dengan cara mengobservasi lebih lanjut terhadap setiap
item yang terdapat pada evaluasi proses.

1) Acara berjalan sesuai rencana, namun waktu mulai


pelaksanaan lebih 30 menit dari waktu yang direncanakan
2) Pendidikan kesehatan dan demonstrasi berjalan dengan
lancar, peserta.
3) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
c. Evaluasi Hasil
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan pada akhir
kegiatan terutama pada kegiatan pendidikan kesehatan cuci tangan 6
langkah di kelas IV di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang
44

Kota Semarang. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat. Siswa


mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang di berikan
dan mampu mendemonstrasikan 6 langkah cara mencuci tangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin
tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, mereka seolah-
olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar, oleh karena itu anak
harus dalam keadaan sehat di rumah maupun di sekolah agar anak tetap
bereksplorasi dan belajar. Khususnya di sekolah perlu peningkatan
kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah) yang
merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas penduduk

B. Saran
Hasil dari penelitian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pelaksanaan UKS di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan
Tembalang Kota Semarang, peneliti memberikan saran kepada beberapa
pihak antara lain :
1. Bagi kepala sekolah SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan
Tembalang Kota Semarang hendaknya berusaha senantiasa
meningkatkan pelaksanaan UKS di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan
Tembalang Kota Semarang sehingga termasuk dalam strata optimal
bahkan strata paripurna, baik melalui dana, atau melalui terobosan-
terobosanyang dilakukan misalnya memberikan porsi anggaran yang
cukup untuk pelaksanaan UKS
2. Bagi guru dan Pembina UKS
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (UKS)
di SDN Sendangmulyo 02 Kecamatan Tembalang Kota Semarang
diharapkan guru dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
yang telah diajarkan kepada siswa dan siswi, serta mengoptimalkan
keaktifan UKS dan melibatkan semua warga di Sekolah
3. Bagi siswa
46

Setelah diberikan asuhan keperawatan (UKS) di SD 02 sendangmulyo


kecamatan tembalang diharapkan siswa dan siswi dapat
mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat yang telah diajarkan.
47

Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Topik : Cuci Tangan yang Baik dan Benar

Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

Sasaran : Siswa kelas IV A,B,&C SDN Sendangmulyo 02 Kec.


Tembalang

Tempat : Ruang Kelas IV SDN Sendangmulyo 02 Kec. Tembalang

Hari / Tgl : Selasa, 30 April 2019

Pelaksana : Mahasiswa profesi ners Unimus

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit siswa diharapkan dapat
mengerti tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :


Setelah mendapatkan penyuluhan siswa mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan


2. Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan
3. Menjelaskan tentang air yang bersih
4. Menjelaskan tentang mengapa harus menggunakan sabun
5. Menjelaskan tentang mengapa harus air yang mengalir
6. Menjelaskan tentang bagaimana langkah mencuci tangan yang baik dan benar

C. Materi :
Terlampir
48

D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media, Alat, dan Bahan
1. MEDIA :, Video, Presentasi PowerPoint
2. ALAT : Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat
Demonstrasi (sabun cuci tangan, kran air, air secukupnya, tissue / handuk
kering).
F. SETTING TEMPAT

Keterangan :

= Moderator

= Penyaji
49

= Fasilitator

= Peserta

= Obaserver

G. Pengorganisasian dan Uraian Tugas


1. Penanggung jawab : Imam AY
2. Notulen : Dewi Zulaikha
3. Observer : Zalfi Isroi A
4. Seksi Dokumentasi & Perlengkapan : Aditia Tri Nugraha
5. Moderator : Puji Pangesti R
6. Penyaji : - Dwy Rizqi
- Siti Raudah
- Nyono
7. Humas : Nila Shaumantika
8. Fasilitator : Rizqi Auwaluwiyanti
H. Uraian Tugas
1. Uraian Tugas
a. PenanggungJawab
1) Bertanggung jawab atas kegiatan UKS
2) Mengkoordinir kegiatan
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
4) Membagi tugas pada anggota
5) Membantu anggota dalam pelaksanaan tugas
b. Notulen
1) Membuat pre planning dan surat menyurat yang dibutuhkan
untuk kegiatan
2) Mencatat jalannya kegiatan
3) Melaporkan hasil kegiatan
c. Observer
1) Mengamati da nmenilai jalannya kegiatan
2) Mengevaluasi kegiatan sesuai standar yang telah ditetapkan
50

d. Moderator
1) Memimpin jalannya diskusi
2) Mengarahkan tujuan diskusi
3) Mengatur pelaksanaan diskusi
e. Fasilitator
Memfasilitasi audiens dalam memahami materi yang disajikan dan hal-
hal yang kurang dimengerti tentang materi yang disampaikan.
f. Perlengkapan/dokumentasi
1) Mendokumentasikan hasil-hasil kegiatan dan arsip yang
dibutuhkan guna pelaporan
2) Mengkoordinir pengadaan perlengkapan dan media yang
dibutuhkan dalam kegiatan
g. Humas
1) Membantu menyebarkan informasi kegiatan baik melalui
berbagai macam media social
2) Membantu menghubungi pemateri dan kebutuhan pemateri
sebelum dan selama kegiatan

I. Kegiatan Belajar Mengajar


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan
Peserta

1. Pembukaan 5 - Mengucapkan salam - Menjawab


- Perkenalan salam
- Menjelaskan tujuan - Mendegark
pendidikan kesehatan an/memper
- Menyebutkan materi yang hatikan
diberikan
- Menanyakan kesiapan peserta
2. Pengemban 20 Pelaksanaan :
gan menit
Penyampaian materi
- Mendengar
- Menjelaskan tentang
51

pengertian mencuci tangan /


- Menjelaskan tentang memperhati
mengapa harus cuci tangan kan
- Menjelaskan tentang - Mendengar
akibatnya jika tidak mencuci kan
tangan - Memperhat
- Menjelaskan tentang cara ikan
mencuci tangan yang benar - Memperhat
- Menjelaskan tentang ikan
moment cuci tangan - Mendengar
- Demonstrasi /
Tanya jawab memperhati
- Memberikan kesempatan kan
kepada peserta untuk - Mendengar
bertanya kan
- Mendengar
- mendemon
strasikan
- Bertanya

3. Penutup 5 menit - Menyimpulkan materi - Mendengar


penyuluhan kan
- Melakukan evaluasi - /
sumatif. memperhati
- Melakukan refleksi kan.
perasaan peserta
- Mengucapkan terimakasih - Merespon/
dan mengucapkan salam mengulangi
- Merespon.
- Menjawab
salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

Waktu untuk mulai acara, persiapan alat, persiapan media, kelengkapan


jumlah mahasiswa, kelengkapan alat yang akan digunakan.
52

2. Evaluasi Proses

Bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran, ada hambatan atau tidak


ada hambatan, keaktifan murid saat proses pembelajaran, tanya jawab bisa
hidup atau tidak.

3. Evaluasi Hasil

a. Dengan memberikan pertanyaan secara lisan

1) Jelaskan pengertian mencuci tangan

2) Jelaskan tujuan mencuci tangan

3) Jelaskan kapan waktu untuk mencuci tangan

b. Salah satu murid maju untuk mempraktekkan mencuci tangan


yang benar dan sehat
53

Lampiran materi

MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR

A. Pengertian

Mencuci tangan adalah menggosok tangan dengan air dan sabun secara
bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas dibawah aliran air. Cuci tangan merupakan salah satu tindakan
yang mudah dan murah untukmencegah penyebaran penyakit. Tangan kita sendiri
justru seingkali menjadi perantaradari berbagai bakteri untuk masuk ke dalam
tubuh kita. Agar memperoleh hasil yangmaksimal, Anda sebaiknya mengetahui
bagaimana teknik mencuci tangan yang benar.
B. Manfaat mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk


menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.

Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:

1. Supaya tangan bersih


2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
C. Apakah Akibatnya Jika Tidak Mencuci Tangan ?

Sepanjang hari Anda menumpuk bibit penyakit pada tangan dari berbagai
macamsumber, seperti kontak langsung dengan orang, permukaan benda yang
terkontaminasi,makanan, bahkan binatang dan kotoran binatang. Jika tidak
mencuci tangan cukupsering, anda dapat tertular diri sendiri dengan bibit
penyakit lewat sentuhan ke mata,hidung dan mulut. Anda dapat juga
menyebarkan bibit penyakit ini ke orang lain lewatsentuhan langsung atau lewat
media permukaan benda yang mereka sentuh sepertitombol pintu.
54

Penyakit infeksi yang mudah menyebar lewat kontak tangan ke tangan termasuk
Influenza (“masuk angin”) dan beberapa penyakit pencernaan seperti diare
karena infeksi dan demam typhoid. Radang tenggorokan, Amandel, Asma dan
gangguan pernapasan lain

D. Kapan Saat Mencuci Tangan?

Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, sebelum


menyiapkanmakanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan setelah
menyentuh orangsakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau
bersin atau membuangingus, setelah mengganti popok atau pembalut, sebelum
dan setelah mengobati luka,setelah membersihkan atau membuang sampah,
setelah menyentuh hewan atau kotoranhewan.Walaupun tidak mungkin menjaga
tangan anda selalu bebas kuman, ada waktu dimana sangat penting mencuci
tangan anda untuk membatasi perpindahan bakteri, virusdan mikroba lain.
Berikut ini beberapa keadaan yang mengharuskan anda mencucitangan:
1. Setelah menggunakan toilet
2. Setelah mengganti diaper- cuci juga tangan pengguna diaper (popok
sekali pakai)
3. Setelah menyentuh binatang atau kotoran binatang
4. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, terutama sebelum dan
segera
5. Sebelum makan
6. Setelah membersihkan hidung atau mengeluarkan ingus
7. Setelah batuk atau bersin pada tangan anda
8. Sebelum dan setelah mengobati luka
9. Sebelum dan setelah menyentuh orang sakit atau terluka
10. Setelah membawa sampah

E. Cara Mencuci Tangan yang Benar


55

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air
yangmengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar
adalah sebagai berikut.
1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir
2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik
bila sabunmengandung antiseptik.
3. Gosokkan kedua telapak tangan.
4. Gosokkan sampai ke ujung jari.
5. Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara
tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci.
7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan
berputar. Lakukanhal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
8. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan
gerakan kedepan,kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
9. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan
gerakan memutar.Lakukan pula untuk tangan kiri.
10. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
11. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan
kran, tutup krandengan tissue.Mengeringkan dengan tissue lebih baik
dibandingkan mengeringkan tanganmenggunakan mesin pengering tangan
yang umum ada di mal. Karena mesin pengeringtangan yang dipakai secara
umum menampung banyak bakteri yang dapat menularkanke orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Kamunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wirawan, I Made. (2013). Kata Dokter I Made C Wirawan. Jakarta: Panda Media

Sumampouw & Jufri, O. (2017). Diare Balita: Suatu Tinjauan dari Bidang
Kesehatan Masyarakat. Jogjakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai