Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SALEMBARAN JAYA
Jl. Putri 3 Kelurahan Salembaran Jaya Kecamatan Kosambi 15211
Email : pkmsalembaranjaya@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN DBD

I. Pendahuluan
Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak.Hal ini
mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien
DBD.Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-
lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan paramedis.Merebaknya
kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat
dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan air laut.
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau
tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa
bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya.Data di bagian anak RSCM
menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual,
maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk
bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu
diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue,
patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis.Dengan pemeriksaan klinis yang
baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium)
dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit,
disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya
pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang
nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta
adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. Sedangkan nyamuk
Aedes aegypti masih tersebar luas di pelosok tanah air kecuali di ketinggian > 1000
meter dari permukaan laut, masih banyak di ketemuinya jentik di rumah (30,5%),
sekolah (31,5%), tempat-tempat umum (27,6%), sedangkan pengetahuan sikap
perilaku terhadap DBD 53,3%.

II. Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat
bagi setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD melalui terciptanya
masyarakat yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat terbatas dari
penyakit DBD, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu dan merata.

III. Kebijaksanaan
Mengingat obat dan vaksin pencegah penyakit DBD hingga dewasa ini belum
ada maka upaya pemberanyasan DBD dititik beratkan pada:
1. Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan melaksanakan surveilans
vektor guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi KLB/wabah.
2. Pemberantasan nyamuk penularnya Nyamuk dewasa Jentik

IV. Strategi
Karena titik berat program pemberantasan penyakit DBD adalah penggerakan
masyarakat melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD meliputi:

1. Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu secara


mandiri mencegah penyakit DBD.
2. Penggerakan masyarakat dalan pemberantasan sarang nyamuk DBD melalui
kerjasama lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah.
3. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus/KLB-DBD.
4. Melaksanakan pengobatan/pertolongan penderita DBD di RS dan puskesmas.
5. Menanggulangi secepatnya KLB-DBD agar penyebaran dapat dibatasi.
V. Sasaran, Waktu, Tempat Pelayanan, Dan Tenaga Pelaksana.

A. Sasaran

Sasaran adalah seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukadiri


yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap penyebaran penyakit Demam
Berdarah Dengue.

B. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sukadiri, kegiatan


sesuai jadwal

C. Tempat Pelayanan

Program pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue ini dengan


menggunakan metode PSN, abatesasi dan Fogging sesuai protap yang
dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Sukadiri. Sedangkan tempat
pelayanan penyuluhan adalah di posyandu atau tempat-tempat lain berdasarkan
kesepakatan, misalnya puskesmas, puskesmas pembantu, polindes,dll.

D. Tenaga

Jumlah tenaga disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga pelaksana


program pemberantasa penyakit DBD ini terdiri atas tenaga paramedis, non
paramedis dan Jumantik dengan tugas sebagai berikut:
A. Tenaga Kesehatan
- Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat baik penderita
DBD maupun yang belum menderita DBD.
- Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi kartu,
menyiapkan sarana pelayanan,dll.
B. Jumantik
Pendataan sasaran
Penyuluhan, Pemeriksaan Jentik berkala
Menyiapkan tempat pelayanan
VI. Kegiatan Pokok Program
Untuk mencapai keberhasilan program pemberantasan penyakit DBD dilakuakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Minggu
No Kegiatan
I II III IV
1 Tahap Persiapan (Kewaspadaan Dini)
a.Penyusunan rencana kerja  - - -
b.Mobilisasi sumber dana  - - -
c. Pelatihan 
d. Kunjungan rumah    
e. Penemuan dan pelaporan penderita    
f. Penyuluhan    
g.Penggerakan masyarakat    
2 Tahap Pelaksanaan (Penanggulangan
KLB)
a.Gerakan 3M (PSN-DBD)    
b.Fogging - -  
c.Abatisasi   - -
3 Pembinaan (Meningkatkan SDM)    
4 Monitoring dan Evaluasi    

Monitoring dan Evaluasi


A. Pemantauan Kegiatan
Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan rencana.
1. Pemantauan dilakukan melalui:
a. Sistem pencatatan dan pelaporan program.
b. Unit pengaduan masyarakat.
c. Kunjungan rumah
2. Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui:
a. Umpan Balik
b. Supervisi
c. Bimbingan teknis
B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa:
a. jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan penyuluhan di desa-desa
resiko tinggi.
b. Jumlah fogging yang dipakai.
c. Lokasi dan jumlah pos pelayanan.
d. Masalah pendistribusian bubuk abate.
e. Masalah-masalah lain.

VII. Anggaran Kegiatan


Sumber dana dari APBN dan APBD.
- Dana dari APBN berupa penyedian Fogging dan bubuk Abate.
- Dana dari APBD berupa biaya operasional.yakni:

KEGIATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Kunjungan Rumah Secara Berkala


Kunjungan rumah secara berkala dilaksanakan oleh Kader/Dasawisma guna
menyampaikan informasi tentang DBD dan pencegahannya kepada keluarga serta
melakukan pemeriksaan jentik.Hasil pemeriksaan jentik yang ada disetiap rumah dan
pada buku/formulir catatan kader.Selanjutnya, catatan hasil pemeriksaan jentik
disampaikan kepada ketua RT yang bersangkutan untuk tindak lanjut sepenuhnya.

2 Penyuluhan Kesehatan
A. Tujuan
1. Menyebarluaskan pengetahuan/ pengertian yang tepat dan benar tentang penyakit
DBD.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit DBD
3. Meningkatkan kerjasama antar penderita, keluarga, masyarakat dan petugas
kesehatan kesehatan tentang penanggulangan penyakit DBD.
B. Sasaran
1. Penderita penyakit DBD
2. Keluarga penderita penyakit DBD
3. Masyarakat
4. Petugas kesehatan

Tata Nilai Puskesmas Salembaran Jaya


Tata nilai puskesmas dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan adalah
berorientasi pada kepuasan pelanggan, meliputi nilai-nilai sebagai berikut :
 S : Santun dan beretika
 M : Mutu dan berkompeten
 I : Intergritas tinggi, ikhlas, dan disiplin
 L : Lebih cepat, lebih bermutu
 E : Empati, efektif, efesien

C. Materi-materi penyuluhan
1. Pengertian DBD
Demam berdarah dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue Famili Flaviviridae, dengan
genusnya adalah Flaviirus.(www.Infeksi.com). Demam berdarah merupakan penyakit
menular berbahaya yang disebabkan oleh virus, menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan
pendarahan.
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Agypti, yang ditandai dengan demam
mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, disertai tanda
pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan (patechiae), lebam (ecchymosis) atau
ruam (purpura).

2. Penyebab DBD
Penyebab penyakit ini adalah Virus dengue.Virus dengue merupakan virus RNA
untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3, dan 4. Struktur
antigen ke-4 serotip ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibody terhadap
masing-masing serotip tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Varisai
genetic yang berbeda pada ke-4 serotip ini tidak hanya menyangkut antar serotype,
tetapi juga dalam seraotip itu sendiri tergantung waktu dan daerah
penyebarannya.Pada masing-masing segmen conon, variasi angtara serotipe dapat
mencapai 2,6-11% pada tingkat nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam
sifat biologis dan antigenitasnya. Virus dengue yang genomnya mempunyai berat
molekul 11 Kb tersusun dari protein structural merupakan bagian yang terbesar (75%)
terdiri dari NS-1 – NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein
structural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM
dan C. sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein
NS-1.
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes
yang terinfeksi virus dengue.Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke
orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti, tidak ditemukan di
Hong Kong, namun virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes
albopictus.

3. Faktor resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah


Penularan demqm berdarah dengue dapat terjadi di semua tempat yang
terdapat nyamuk penularannya. Oleh karena itu tempat yang berpotensial untuk terjadi
penularan DBD adalah:
a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
b. Tempat Umum
Tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang dating dari
berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus
dengue cukup besar.
Tempat-tempat umum itu antara lain
1) Sekolah:
- Anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah
- Merupakan kelompok umur yang paling susceptible untuk terserang penyakit DBD.
2) RS/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya: Orang datang dari
berbagai wilayah dan kemungkinkan diantaranya adalah penderita DBD, demam
dengue atau carrier virus dengue.
3) Tempat umum lainnya seperti: Hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah,
dan lain-lain.
4) Pemukiman baru di pinggir kota: Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal
dari berbagai wilayah, maka kemugkinan di antaranya terdapat terdapat penderita
atau carrier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing
lokasi.

4. Gejala
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 ºC- 40 ºC)
b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura
pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
c. Hepatomegali (pembesaran hati).
d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai
100.000 /mm3.
f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual,
muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
h. Pendarahan pada hidung dan gusi.
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.
Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.

5. Penularan
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina
yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam
berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering
menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di
bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah
pinggiran kumuh.Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim
penghujan.Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku
manusia.

6. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:
A. Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
B. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
C. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
D. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.

b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
A. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
B. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Tangerang, 20 Maret 2018


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Salembaran Jaya Penanggungjawab UKM

drg. Deti Adipriati Ida Farida Ariani


NIP. 196012291988032003 NIP. 197503202005012006

Anda mungkin juga menyukai