Anda di halaman 1dari 35

PEMBAHASAN SKU PENGGALANG RAMU

1. Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah


1. Buatlah daftar kegiatan ibadah yang dirumah yang ditanda tangani oleh orang tua kamu
2. Pemimpin agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok umat beragama
dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan yang lain. Karena di
Indonesia terdapat enam agama yang diakui maka kali ini akan dibahas enam pemimpin
umat beragama di Indonesia yang meliputi:

1. Pemimpin agama Budha


2. Pemimpin agama Hindu
3. Pemimpin agama Islam
4. Pemimpin agama Kong Hu Cu
5. Pemimpin agama Kristen Katolik
6. Pemimpin agama Kristen Protestan

Bagi adik-adik calon pramuka penggalang ramu maupun bagi kakak-kakak pembina dan
pembantu pembina penggalang, daftar sebutan nama pemimpin umat dari setiap golongan
agama di Indonesia ini dapat menjadi pedoman dalam uji Syarat Kecakapan Umum
Penggalang Ramu.

Jenis dan Nama Pemimpin Agama


Daftar jenis dan nama (sebutan) para pemimpin umat dari setiap golongan agama.

1. Pemimpin agama Budha


o Bhiksu (laki-laki) atau bhiksuni (perempuan)
o Pandita
o Bante
2. Pemimpin agama Hindu
o Pedanda
o Pandita
o Sulinggih
3. Pemimpin agama Islam
o Ulama
o Kyai
o Ustadz
o Habib
4. Pemimpin agama Kong Hu Cu
o Jiao Sheng (Penebar Agama)
o Wen Shi (Guru Agama)
o Xue Shi (Pendeta)
o Zhang Lao (Tokoh Sesepuh)
5. Pemimpin agama Katolik
o Romo
o Uskup
o Paus
o Biarawan (laki-laki) atau Biarawati (perempuan)
6. Pemimpin agama Kristen
o Pendeta
o Biarawan (laki-laki) atau Biarawati (perempuan)
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan hari - hari besar agamanya
Adapun hari-hari besar agama yang biasa diperingati di Negara Indonesia kita ini
yaitu :
1. Islam
a. Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal.
b.Idul Adha, menyembelih ternak pada hari Raya Haji (10 Zulhijjah) dan hari-hari Tasyriq
(11, 12, 13 Zulhijjah).
c. Tahun baru Hijriah 1 Muharam.
d. Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal.
e.Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
2. Kristen Katholik
a. Paskah
b.Natal
c. Kenaikan Yesus Kristus
d.Wafat Yesus Kristus
3. Kristen Protestan
a. Paskah
b. Natal
c. Pentakosta
d. Kenaikan Yesus Kristus
e.Wafat Yesus Kristus
4. Budha
a. Waisak
b. Dan lain-lain
5. Hindu
a. Nyepi
b.Galungan
c. Kuningan dan lain-lain
6. Kong Hu Chu
a. Imlek
b.Cap Go Meh dan lain-lain
Pada kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan hari Raya atau hari-hari Besar
pada agama Islam. Adapaun penjelasannya yaitu :
a. Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
Idul Fitri secara bahasa adalah kembali kepada fitrah. Pengertian fitrah menurut
Nabi SAW adalah kondisi suci, bebas dari dosa, sebagaimana kondisi saat seseorang
dilahirkan.
Bulan Syawal memiliki makna meningkat. Maksudnya adalah bulan peningkatan
amal ibadah setelah sebelumnya umat Islam mendapat pendidikan dan pelatihan selama
satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
b. Hari Raya Idul Adha
Hari raya Idul Adha adalah hari raya Haji atau hari raya Qurban. Pada hari ini
diperingati peristiwa qurban, yaitu ketika nabi Ibrahis as yang bersedia untuk
mengorbankan putra yang paling disayanginya yaitu Ismail as. Akan tetapi ketika Ismail as
akan disembelih, kemudian seketika itu juga diganti oleh Allah SWT dengan seekor domba
yang besar.
Pada hari raya ini umat Islam berkumpul pada pagi hari dan mendirikan shalat Ied
bersama-sama (berjamaah) di masjid maupun di tanah lapang seperti ketika merayakan
hari raya Idul Fitri.
Setelah shalat dilakukan penyembelihan hewan qurban, untuk memperingati
perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as yang menyembelih domba sebagai pengganti
putranya.
Hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Zulhijjah, atau persisnya 70 hari
setelah perayaan Idul Fitri. Pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari-hari Tasyriq (11, 12, 13
Zulhijjah) inilah batas diperbolehkannya menyembelih hewan qurban, diluar waktu itu
penyembelihan hewan yang dibagikan kepada masyarakat dianggap sebagai sedekah.
c. Tahun Baru Hijriah
Tahun baru Hijriah mengingatkan kita kepada kejadian atau peristiwa spektakuler
yang pernah terjadi dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa “Hijrah”.
Hijrah secara harfiah artinya perpindahan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu
kawasan ke kawasan lain, atau perubahan lokasi dari titik tertentu ke titik yang lain.
Secara historis, Hijrah adalah peristiwa keberangkatan Nabi Besar Muhammad SAW
dan para sahabatnya dari kota Makkah menuju kota Yathrib, yang kemudian disebut al-
Madinah al-Munawwarah.
Merujuk dari historis di atas maka Tahun Hijriah ditetapkan sebagai awal tahun dari
penanggalan atau kalender Islam.
d. Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia peringatan Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Sejarah Peringatan/Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan
oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil di Irak pada masa pemerintahan Sultan
Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru
berasal dari Sultan Salahuddin sendiri.
Adapun tujuan dari diperingatinya Maulid Nabi Muhammad SAW ini yaitu untuk
membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat
juang kaum muslimin saat itu yang sedang terlibat Perang Salib melawan pasukan Kristen
Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
Perayaan di Indonesia pada umumnya dalam memperingati Maulid Nabi SAW
dengan mengadakan perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan
syair Barzanji dan pengajian.
e. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Isra’ Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi
umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk
mendirikan shalat lima waktu sehari semalam.
3. Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat
ibadahnya.
6 Agama di Indonesia
Berikut ini adalah 6 (enam) Agama yang diakui di Indonesia :
Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pendiri : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’
Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)

Agama Kristen Protestan


Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)

Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)

Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pendiri :-
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)
Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pendiri : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)

Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
4. Islam
- Dapat melakukan mandi wajib dan mengerti penyebabnya

Pengertian Mandi Wajib

Mandi wajib adalah cara menghilangkan hadats besar (menyucikan diri dari hadats besar)
dalam agama islam dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari rambut hingga ujung
kaki. Mandi wajib sering kali disebut juga sebagai mandi besar, mandi junub, mandi jinabat
atau mandi janabah.
Mandi wajib memegang peranan penting dalam peribadatan umat islam karena suci
tidaknya seorang muslim dari hadats besar menjadi salah satu syarat utama sah tidaknya
ibadah yang dilakukan. Orang-orang yang sedang berhadats besar tidak diperbolehkan
(bahkan haram) melakukan beberapa ibadah seperti salat, tawaf, memegang atau
membawa Al Quran dan lain-lain. Mereka baru diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah
tersebut setelah bersuci dari hadats besar yaitu dengan mandi wajib atau mandi besar.

Penyebab Mandi Wajib

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang harus melakukan mandi wajib. Penyebab
mandi wajib atau mandi junub tersebut adalah:

1. Keluarnya mani karena syahwat; Hal ini berlaku baik pada perempuan maupun laki-
laki, baik ketika terjaga atau pun tidur. Untuk mempermudah pemahaman tentang
hal ini simak butir-butir berikut:
o Jika seseorang tidur, bermimpi basah, dan ada mani keluar, berarti wajib
mandi.
o Jika seseorang tidur, bermimpi basah tapi tidak ada mani keluar, berarti
tidak wajib mandi
o Jika seseorang tidur, tidak merasa bermimpi tapi ada mani keluar, berarti
wajib mandi
o Jika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani karena syahwat (seperti
menonton film atau gambar vulgar, membayangkan lawan jenis, dll), berarti
wajib mandi.
o Jika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani tapi tidak karena syahwat
(mungkin karena penyakit atau cuaca), berarti tidak wajib mandi.
2. Bertemunya dua kemaluan berlawanan jenis; Bertemunya kemaluan dari dua orang
yang berlawanan jenis menjadi penyebab mandi wajib meskipun aktivitas tersebut
tidak disertai dengan keluarnya mani.
3. Suci dari haid; Apabila seorang wanita telah selesai haid atau menstruasi (darah
haid telah berhenti keluar) maka wajib melakukan mandi wajib.
4. Suci dari nifas; Bagi perempuan yang telah selesai masa nifas (Nifas adalah darah
yang keluar saat persalinan atau melahirkan), menjadi penyebab mandi wajib.
5. Masuk Islamnya orang kafir; Orang non-muslim (kafir) yang masuk islam maka dia
wajib mandi.
6. Meninggal dunia; Apabila seseorang meninggal dunia maka orang-orang di
sekitarnya berkewajiban untuk memandikannya.

Tata Cara Mandi Wajib

Tata cara melakukan mandi wajib yang paling utama (rukun mandi) adalah sebagai
berikut:

1. Niat;
o Niat mandi wajib adalah sebagai berikut:
 ‫تعالى هلل فرضا األكبر الحدث لرفع الغسل نويت‬
 "nawaitul ghuslal lirof 'il hadasil akbaari fardhool lillahita'ala"
 Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar
fardhu karena Allah Taala."
2. Menghilangkan najis dari badan, jika ada.
3. Menyiram dan meratakan air ke seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga ke
ujung kaki

Selain itu dalm mandi wajib juga disunnahkan untuk:

1. Mendahulukan menghilangkan najis dari seluruh tubuh


2. Membaca basmalah pada permulaan mandi
3. Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air
4. Mengambil wudu terlebih dahulu sebelum mandi

- Dapat melakukan sholat berjamaah


- Dapat menghafal 5 macam doa harian dan 5 macam surat - surat pendek.
5. Dapat menjelaskan tentang Emosi
Emosi
Pengertian Emosi. Dalam kehidupan banyak sekali permasalahan, dalam berita-berita
banyak dikabarkan orang masuk bui hanya karena tidak dapat menahan emosi.
Pemukulan, adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah sayangnnya permasalah itu
timbul hanya karena masalah sepele dan emosi yang meluap-luap.
Beberapa kejadian buruk diakibatkan karena emosi, sungguhnya emosi sendiri itu apa?
banyak pakar psikologi yang meguraikan emosi itu seperti apa, yaitu :
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan'
dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan
ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila
seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan
tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam
suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti
kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga
secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan
salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi
adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa
senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
Biologi emosi

Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah
kacang walnut dan terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika
sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem
limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka
memperoleh informasi negatif.

6. Dapat menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu pertemuan Pasukan


Penggalang.
Cara Menyampaikan Pendapat Yang Baik
Cara menyampaikan pendapat adalah bagian dari hak asasi manusia. Penyampaian
pendapat dapat dilakukan siapapun sebagai warga negara dengan berbagai sarana. Adapun
sarana komunikasi modern adalah sarana komunikasi yang menggunakan media dengan
peralatan atau teknologi modern. Sarana komunikasi modern ini dapat dilakukan antar
pribadidan dapat juga dilakukan secara bersama (menjangkau banyak orang). Bentuk-
bentuk sarana komunikasi modern itu antara lain:
Sarana komunikasi antar pribadi, seperti telepon (baik melalui kabel maupun non-kabel,
seperti handphone), faksimile, dan surat elektronik (e-mail) melalui internet.
Sarana komunikasi massa, meliputi dua macam, yaitu cara menyampaikan pendapat
media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak misalnya koran,
majalah, jurnal, buku, dan terbitan berkala lainnya, seperti selebaran, dan buletin. Adapun
media massa elektronik diantaranya radio, televisi, dan internet.
Cara menyampaikan pendapat di muka umum
Cara menyampaikan pendapat di muka umum hendaknya dilakukan dengan cara yang
benar dan bertanggung jawab adalah, misalnya :
- Menyampaikan pendapat dengan kata yang sopan
- Tidak memotong pembicaraan orang lain
- Didasarkan pada akal sehat dan hati nurani yang luhur
- Berani menanggung resiko bila ada sanggahan dari pihak lain
- Jangan suka memaksakan kehendak (pendapat sendiri)
- Mengutamakan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi
- Apabila saran/usulan/kritik tidak bisa diterima, maka harus berbesar hati untuk
menerimanya
- Dapat melaksanakan hasil keputusan bersama secara jujur dan bertanggung jawab
Ada dua prinsip yang harus dipegang dalam mengaktualisasikan hak kemerdekaan
menyampaikan pendapat, yaitu kebebasan dan tanggung jawab. Prinsip kebebasan
memiliki tujuan yaitu agar hak cara kemerdekaan menyampaikan pendapat bisa
dilaksanakan dalam kondisi bebas. Sedangkan prinsip tanggung jawab bertujuan agar hak
kemerdekaan menyampaikan pendapat yang baik bisa dilaksanakan sesuai dengan aturan
hukum yang ada serta mengindahkan norma agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam
masyarakat.
Apabila kemerdekaan menyampaikan pendapat berlangsung secara bebas dengan tanpa
pertanggungjawaban, maka akan menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif dalam
masyarakat. Demonstrasi, pawai, rapat umum, atau mimbar bebas ynag tidak terkendali
dapat mengarah pada tindakan pengrusakan, penjarahan, pembakaran, bentrok massal,
korban luka, bahkan ada korban meninggal dunia. Oleh karena itu, kemerdekaan cara
menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab merupakan hak dan
sekaligus juga kewajiaban setiap warga negara di Indonesia.
7. Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dari penghijauan
PENGHIJAUAN
Pengertian

PENGHIJAUAN adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara
konseptual dalam menangani krisis Iingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan
sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Penghijauan
dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan
kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur
tata air atau pelindung lingkungan.
Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206 serta
peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan
hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di
samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai
fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.

Peran dan Fungsi Penghijauan

Penghijauan berperan dan berfungsi:


(1) Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya
menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk
pernapasan;
(2) Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan
setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar;
(3) Pencipta lingkungan hidup (ekologis);
(4) Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam
bagi satwa yang hidup di sekitarnya;
(5) Perlindungan (protektif), terbadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik
matahari, gas atau debu-debu);
(6) Keindahan (estetika);
(7) Kesehatan (hygiene);
(8) Rekreasi dan pendidikan (edukatif;
(9) Sosial politik ekonomi. Ciptakan hutan kota Fungsi dan manfaat hutan antara lain untuk
memberikan hasil, pencagaran flora dan fauna, pengendalian air tanah dan erosi,
ameliorasi iklim. Jika hut:an tersebut berada di dalam kota fungsi dan manfaat hutan antara
lain menciptakan ikIim mikro, engineering, arsitektural, estetika, modifikasi suhu,
peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara,
pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari, pengendalian erosi tanah,
mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Konstruksi vegetasi dapat mengatur
keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi. Dengan
demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara
konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan
mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan
harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-
menerus.

Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan

Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam teknik penanaman pohon adalah
Pemilihan bibit tanaman. Bibit generatif adalah berasal dan biji, merupakan bibit yang
lebih tepat karena mempunyai akar tunggang dan dapat hidup lebih lama.dibanding bibit
vegetatif atau bibit yang berasal dari bagian-baqian vegetatif tanaman, seperti batang, daun
dan akar.
Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat merusak
trotoar, jalan atau saluran drainase. Tehnik Penanaman: Lubang tanam perlu dipersiapkan
sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran lubang tanam sangat
bergantung pada besamya tanaman. Ukuran standar lubang tanam adalah 0.75 m (tinggi) x
0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang); (3) Perawatan pascatanam. Mempertahankan posisi
tumbuh agar tetap tegak dan stabil. Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim
kemarau sambil membuang ranting-ranting yang kering. Memupuk tanaman 3 bulan sekali
dengan pupuk NPK 25 gram per lubang

Manfaat penghijauan adalah :


1. Manfaat Estetis (Keindahan)
Pohon memiliki berbagai macam bentuk tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan
tersendiri. Oleh karena itu bila disusun secara berkelompok dengan jenis yang sama pada
masing-masing kelompok akan menciptakan keindahan atau suasana yang nyaman.
Struktur bangunan tanpa diimbangi dengan pohon-pohon akan terasa gersang, sebaliknya
bila sekitarnya ditanam pohon serta ditata dengan baik akan nampak hijau dan asri.
2. Manfaat Orologis
Akar pohon dengan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat sehingga mampu mencegah
erosi atau pengikisan tanah. Inilah yang disebut manfaat orologis.
3. Manfaat Hidrologis
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa tanaman-tanaman pada dasarnya akan menyerap air
hujan. Dengan demikian banyaknya kelompok pohon-pohon akan menjadikan daerah
sebagai daerah persediaan air tanah yang dapat memenuhi kehidupan bagi
manusia dan makhluk lainnya.
4. Manfaat Klimatologis
Dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di sekitarnya
menjadi sejuk dan nyaman. Jadi secara klimatologis kehadiran kelompok pohon-pohon
pelindung sangat besar artinya.
5. Manfaat Edaphis
Ini adalah manfaat dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan yang penuh
dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan
demikian memang sangat mendukung.
6. Manfaat Ekologis
Lingkungan yang baik adalah yang seimbang antara struktur buatan manusia dan struktur
alam. Kelompok pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah bagian dari alam yang dapat
memberikan keseimbangan lingkungan.
7. Manfaat Protektif
Manfaat protektif adalah karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya
terhadap teriknya sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam suara.
Disamping juga melindungi mata dari cahaya silau.
8. Manfaat Hygienis
Adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (Oksigen) yang sangat
diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (Karbondioksida) yaitu udara
kotor hasil gas buangan sisa pembakaran. Jadi secara hygienis, pohon sangat berguna
untuk kehidupan manusia.
9. Manfaat Edukatif
Berbagai macam jenis pohon yang ditanam di kota merupakan laboratorium alam, karena
dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman dari berbagai aspeknya.
8. Dapat mengetahui dan memahami tentang hak perlindungan anak.
Mengetahui dan memahami tentang hak perlindungan anak
Perlindungan Anak
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Hak Anak

Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan, dilindungi, dipenuhi,
dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.

Pengarusutamaan Hak Anak

Pengarusutamaan Hak Anak yang selanjutnya disebut PUHA adalah strategi perlindungan
anak dengan mengintegrasikan hak anak ke dalam setiap kegiatan pembangunan yang
sejak penyusunan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
dari berbagai peraturan perundangan-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan dengan
menerapkan prinsip kepentingan terbaik bagi anak.
''Tabungan masa depan bangsa bukanlah uang melainkan generasi muda yang sehat,'
Petikan kata mutiara ini sungguh dahsyat jika dijadikan inspirasi untuk menggerakkan
animo kesadaran kita, utamanya dalam kontek meningkatkan pertumbuhan dan
pengembangan anak yang dalam struktur sosial nada-nadanya mengalami
ketidakberimbangan, yakni penuh dengan kesenjangan yang berjarak.
Hal ini terlihat mencolok pada level struktural dan kultural sebagai dimensi pembeda dari
anak yang berlatar ekonomi yang berbeda. Secara kultural, tampilan dan bawaan Anak dari
keluarga “miskin” tampak inferior, dan anak yang surplus ekonomi terlihat superior.
Sementara secara struktural, fakta dari kelas sosial-ekonomi anak dapat terpotret melalui
ukuran fisiknya, seperti tinggi dan berat badan.
Pemerintah saat ini sepertinya masih menganggap bahwa entitas kebijakan perlindungan
anak masih belum menjadi agenda prioritas nasional, hal ini terlihat dengan agenda
pembangunan nasional yang memposisikan anak menjadi nomor terbelakang, serta terlihat
minimnya intervensi politik anggaran yang diberikan dalam menggerakkan sistem
perlindungan anak secara menyeluruh. Saat ini, model penanganan perlindungan anak
belum terkonsolidasi dengan apik dan baik, dan inovasi kebijakan masih terlihat pola
konvensional, yakni instansi pemerintah yang menangani anak masih banyak terjebak
dalam iklim kerja pemenuhan citra dan mengejar kepuasan persepsi publik semata.
Pemerintah belum memiliki rencana aksi nasional terkait dengan kebijakan perlindungan
anak yang komprehensif yang melibatkan bayak sektor. Hal ini tampak pada “artifisialisasi”
kebijakan dari gugusan dan rumusan program yang membelah dimana-mana. Padahal
kerangka perlindungan anak secara nasional membutuhkan kerangka induk yang
terintegrasi dengan baik. Indikatornya adalah kualitas regulasi makin bermutu dan dapat
dirasakan manfaatnya tanpa diskrimnasi, respon dan tanggungjawab serta komitmen
pemangku kebijakan, yang tak kalah penting adalah dampak nyata di dalam kehidupan
sosial.
Saat ini, di level instrumentalisasi pelaksana kebijakan, Kemeneg PP dan PA memang
secara departemental paling bertanggungjawab dalam kegiatan meningkatkan kualitas
anak dari berbagai ancaman dan tantangan. Untuk mengelola kebijakan yang begitu luas,
departemen ini tidak bisa menanggung sendirian dan menjadi seperti “monster raksasa”.
Para pejabatnya harus pintar melakukan inovasi program, terobosan aksi, dan pandai
dalam menganyam komunikasi lintas sektor. Paradigma inilah yang sekiranya dapat
dijadikan modal sebagai langkah awal membangun dan melindungi anak dari berbagai
aneka tipu muslihat modernisasi dan globalisasi.
Tanpa disadari, kini telah masuk perangkap dunia yang terglobal. Universalitas tidak bisa
dielakkan sebagai sunnatullah yang harus diterima manusia. Termasuk dalam dunia anak,
kita perlu mengkoreksi muatan-muatan budaya dan perangkat lunak yang menghinggapi
anak kita. Kenapa kita harus begitu memperhatikan di ranah ini? Jawabannya sederhana
saja. Pertama, anak adalah aset bangsa yang harus diperhatikan kualitasnya. Kedua, anak
merupakan basis utama membentuk generasi dalam mempetakan daya kompetitif sosial-
politik bangsa sampai dimana. Ketiga, anak merupakan wajah dari sebuah potret bangsa.
Jika banyak anak yang kurang gizi, maka disitulah “negara” terancam tidak menjalankan
fungsinya, alias gagal. Jika anak suatu bangsa cerdas dan sehat, disitulah negara berhasil
mendesainnya.
Dalam ranah globalisasi, kini para aktor global (bisa berbentuk korporasi, state,
masyarakat sipil,) sudah ramai membidik anak dijadikan sebagai objek industri bagi
akumulasi ekonomi. Betapa tidak, kini ruang pertarungan menjadikan anak sebagai
komodiiti ekonomi mulai menjamur. Di kelompok spekulan Production House (PH), anak
sudah banyak ditempatkan sebagai icon, baik sebagai magnet edukatif maupun yang hanya
sifatnya identitas pembentuk gaya. Dalam “Islam KTP” misalnya, peran anak sangat sentral
dan bisa berulang-ulang ditonjolkan. Hal yang sama juga dapat kita simak beberapa aktor
cilik yang sudah meluberi jagat dan menghiasi panggung jenaka kita.
Karena itu, elemen-elemen seperti negara, pemerintah dan masyarakat bisa bahu-
membahu mencipta pola perlindungan anak yang programatik, dan tak kalah dengan
inovasi-inovasi para kelompok PH tadi. Hal ini mengingatkan kita bersama, bahwa
melindungi dan memproteksi anak dari hal-hal dan perilaku yang tak kita hindari
merupakan urusan “bersama”. Meski kita akui, sebagian masyarakat masih mempersepsi
bahwa kegiatan menumbuh-kembangkan anak seolah merupakan beban orang tua, bahkan
melingkup menjadi urusan privat kaum perempuan saja.
Anak merupakan subyek pembangunan yang keberadaannya harus diperhatikan, baik oleh
negara, pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Di negara manapun, anak menjadi
kiblat dari pemetaan atas konstuksi pembangunan bangsa yang hendak dirancang. Karena
itu, negara, pemerintah, dan masyarakat bisa duduk satu meja mengimplementasikan
Undang Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, khususnya terkait dengan
Penyelenggaraan Perlindungan di bidang agama (Pasal 42,43), Kesehatan (Pasal
44,45,46,47), Pendidikan (Pasal 48-54), dan Sosial (Pasal 55-58), serta perlindungan
khusus (Pasal 59-64).
Dalam rangka mengawal efektifitas implementasi, para pemangku kepentingan kebijakan
adalah motor utama sebagai penggerak perlindungan anak di Indonesia. Karena anak
adalah cerminan suatu derajat bangsa, maka maka departemen pemerintah terkait dalam
isu-isu penting memenuhi hak dasar anak perlu terlibat maksimal dan mendalam. Tentu
tidak hanya unsur departmentasi pemerintah, kelompok masyarakat seperti LSM,
Kelompok Usaha, dan Kalangan media bisa pro-aktif menyuarakan tentang upaya
melindungi dan menyayangi anak Indonesia dengan tanpa membedakan latar agama, suku,
etnis dan golongannya.
9. Ikut serta dalam kegiatan Perkemahan Penggalang sedikitnya 2 hari, sesuai dengan
standar perkemahan
1. Dapat menunjukan bukti fisik ikut serta perkemahan di gugusdepannya atau kwartir
2. Membuat laporan mengikuti perkemahan

10. Dapat menyebutkan tanda- tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan
golongan dan tingkatannya
Tanda – tanda Pengenal Dalam Gerakan Pramuka

I. Apa Tanda Pengenal dalam Gerakan pramuka?

1. Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang di kenakan dalam
pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seseorang anggota Gerakan
Pramuka, satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya
dan tanda penghargaan jang dimilikinya.

2. Tanda pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya meliputi :

a. Tanda Umum :
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, putera maupun puteri.
b. Tanda Satuan :
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan/kwartir tertentu tempat seorang anggota
Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di gugusdepan
sampai dengan satuan tingkat Nasional.
c. Tanda Jabatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam lingkungan
Gerakan Pramuka.
d. Tanda Kecakapan :
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap
dan usaha seorang Pramuka, dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
e. Tanda Kehormatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang,
atas jasa, darma bakti, dan lainnya yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara dan umat
manusia.

II. Kelompok dan Macam tanda pengenal.


Berbagai macam tanda pengenal Gerakan Pramuka dikelompokkan dalam 5 kelompok,
yaitu :
1. Tanda Umum meliputi : Tanda tutup kepala, setangan leher, atau pita leher, tanda
pelantikan, tanda harian, tanda kepramukaan sedunia (Putera dan Puteri).

2. Tanda Satuan meliputi : Tanda barung, regu, sangga, dan tanda satuan terkecil lainnya
tanda gugusdepan, kwartir dan majelis Pembimbing, Tanda krida dan Satuan Karya,
lencana daerah dan tanda wilayah, tanda satuan pramuka luar biasa dan tanda satuan
lainnya.

3. Tanda Jabatan meliputi : Tanda pemimpin dan wakil pemimpin ; Barung, regu, sangga,
dan lain-lain. Tanda pemimpin dan wakil pemimpin Krida dan Satuan Karya, Tanda
Keanggotan, dewan kerja T/D, Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang,
Penegak, Pandega dan Tanda Pembina Gugusdepan Pramuka. Tanda Pelatih pembina
Pramuka, Tanda andalan dan pembantu andalan dan tanda jabatan lainnya.

4. Tanda Kecakapan meliputi :


a. Tanda Kecakapan Umum :
1) Pramuka Siaga : Mula, Bantu dan Tata.
2) Pramuka Penggalang : Ramu, Rakit dan Terap.
3) Pramuka Penegak : Bantara dan Laksana.
4) Pramuka. Pandega : Pandega.
5) Pembina Pramuka : Mahir Dasar dan Lanjutan.
b. Tanda Kecakapan Khusus :
1) Pramuka Siaga : Tidak bertingkat.
2) Pramuka Penggalang : Purwa. Madya dan Utama.
3) Pramuka Penegak : Purwa. Madya dan Utama.
4) Pramuka Pandega : Purwa. Madya dan Utama.
5) Instruktur : Muda dan Dewasa.
6) Pelatih Pembina Pramuka : Dasar dan Lanjutan.
c. Tanda Kecakapan Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega.

5. Tanda kehormatan meliputi :


a. Untuk peserta didik : Tanda penghargaan mengikuti kegiatan, Lencana Tahunan
Lencana Wiratama, dan Lencana teladan.
b. Untuk orang dewasa meliputi : Lencana tahunan, Lencana Pancawarsa, Lencana
Wiratama, Lencana Jasa (Darma bakti, Melati dan Tunas kencana).
6. Bentuk ukuran warna dan persyaratan untuk menerima tanda pengenal Gerakan
Pramuka diatur dalam PP tersendiri.

11. Mengetahui nama Ketua RT hingga Lurah atau setingkatnya di tempat tinggalnya.
1. Dapat menyebut nama dan alamat tinggal pejabat RT hingga Lurah yang dibuktikan dengan
tanda tangan dan stempel.
2. Dapat menyebutkan tokoh masyarakat ditempat tinggalnya
12. Dapat mengetahui dan menyebutkan Kode Kehormatan Pramuka Penggalang
KODE KEHORMATAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
1. Kode Kehormatan adalah suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran
mengenai ahlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati seseorang yang menyadari
harga dirinya.
2. Kode kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang menjadi
ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.

II. MATERI POKOK


1. Kode Kehormatan Pramuka merupakan janji dan ketentuan moral Pramuka.
a. Kode kehormatan Pramuka terdiri atas :
1) SATYA PRAMUKA : merupakan janji Pramuka
2) DARMA PRAMUKA : merupakan ketentuan moral Pramuka
b. SATYA PRAMUKA, adalah :
1) Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persayaratan keanggotaannya.
2) Tindakan pribadi untuk meningkatkan diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji.
3) Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat
lingkungannya.
c. DARMA PRAMUKA, adalah
1) Alat proses pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
2) Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat, dimana ia hidup dan menjadi
anggota.
3) Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong.
4) Kode Etik Organisasi dan Satuan Pramuka dengan landasan ketentuan moral disusun
dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.

2. Kode kehormatan bagi Pramuka disesuaikan dengan golongan usia perkembangan


rohani dan jasmani peserta didik.
a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga.
1) DWISATYA Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menurut aturan keluarga.
- setiap hari berbuat kebaikan.

2) DWIDARMA Pramuka Siaga


- Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya.
- Siaga itu berani dan tidak putus asa

b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang.


1) TRISATYA
Demi kehormatan aku berjanji akan bersungguh - sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
- menepati Dasa Darma.
2) DASADARMA
Pramuka itu :
(1) Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
(3) Patriot yang sopan dan kesatria
(4) Patuh dan suka bermusyawarah
(5) Rela menolong dan tabah
(6) Rajin, terampil dan gembira
(7) Hemat, cermat dan bersahaja
(8) Disiplin, berani dan setia
(9) Bertanggunngjawab dan dapat dipercaya
(10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

c. Pramuka Penegak, Pramuka Pandega dan Anggota Dewasa


1) TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh - sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
- menepati Dasa Darma

2) DASA DARMA
(sama dengan Dasa Darma untuk Pramuka Penggalang)

3. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa


depan yang lebih baik, dinyatakan dengan IKRAR, (lihat ART pasal 22, 4 - f) (cek pasalnya!)
4. Cara menerapkan Kode Kehormatan Pramuka
a. Pelaksanaan suatu Kode Kehormatan tidak dapat dibangun di atas dasar lain kecuali di
atas dasar KESUKARELAAN.
b. Kode kehormatan yang diterima atas dasar kesukarelaan menimbulkan rasa tanggung
jawab langsung terhadap ketinggian budi pekerti.
c. pDalam menanamkan Kode Kehormatan itu, Pembina hendaknya :
1) memberikan pengertian melalui pertimbangan akalnya.
2) menumbuhkan semangat melalui pertimbangan rasa.
3) membulatkan tekad/kemauan untuk melaksanakannya.

13. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 8 kali
latihan berturut-turut
Dapat menunjukkan presensi kehadiran selama 8 kali berturut-turut

14. Tahu tentang Salam Pramuka, Motto dan tahu arti Lambang Gerakan Pramuka.
SALAM PRAMUKA
Dalam Gerakan Pramuka kita mengenal tiga macam salam Pramuka, yaitu:
1. Salam Biasa.
2. Salam Hormat.
3. Salam Janji.
1. SALAM BIASA.
Dipergunakan apabila seseorang Pramuka berjumpa dengan Pramuka lain. untuk pertama
kali atau yang terakhir pada hari itu. Siapa yang melihat dahulu, dialah yang harus
memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat. tua ataupun lebih
muda.
Dengan Salam Pramuka ini, dimaksud :
a. Sebagai tanda saling menghargai, menghormati dan menyayangi serta menganggap sebagai
saudara atau keluarga sendiri diantara sesama Pramuka.
b. Untuk saling mendoakan keselamatan bagi yang memberi maupun yang menerima salam
tersebut.
c. Dengan menggunakan salam lima jari, berarti untuk saling memperingatkan kepada disiplin
kita, bahwa sebagai Pramuka kita berkewajiban untuk menjalankan Pancasila sesuai
dengan yang tercantum pada Trisatya Pramuka.
Salam Pramuka Biasa dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun
naik kendaraan lainnya. Jadi tidak harus berdiri tegak.
Cara memberikan salam adalah dengan mengayunkan tangan kanan kearah pelipis kanan.
Kelima jari rapat dan lurus dengan lengan bawah. Telapak tangan menghadap kebawah,
ujung jari telunjuk menyentuh pelipis. Lengan kanan atas membuat siku-siku pada ketiak.
Siku kita agak kedepan sedikit.
Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat itu diangkat lurus ke atas kira-kira
sepuluh centimeter. Tangan kiri letak kan merata kedepan dada dengan telapak tangan
menghadap kebawah. dan ujung jari telunjuk menempel pada tongkat. Jika tangan kanan
sedang membawa atau memegang sesuatu, kita boleh hanya menganggukkan kepala saja,
atau mengucapkan salam, ataupun melambaikan tangan kiri.
2. SALAM HORMAT.
Dipergunakan apabila seorang Pramuka :
a. Bertemu dengan orang yang wajib dihormati, misalnya bertemu dengan; Presiden, Wakil
Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah dll. Pejabat atau tokoh
masyarakat lainnya. Dalam keadaan biasa Kakak pembina cukup di beri salam biasa, tetapi
dalam suatu upacara wajib diberi salam hormat.
b. Melihat bendera Merah Putih sedang dikibarkan atau diturunkan. Kalau kebetulan sedang
sibuk mengerjakan sesuatu, lalu mendengarkan pluit tanda Sang Merah Putih dikibarkan
atau diturunkan, maka harus berhenti dari kesibukannya sebentar, segera berdiri tegak di
tempat dan memberi salam hormat.
c. Dalam suatu upacara mendengarkan lagu Indonesia Raya, tetapi kalau ikut menyanyi tidak
perlu memberi salam melainkan cukup berdiri tegak saja.
d. Kebetulan bertemu dengan jenazah yang dibawa ke makam. Jika sedang duduk atau berjalan
segera berdiri tegak menghadap ke arah jenazah sambil memberi salam hormat.
Cara memberikan salam hormat pada dasarnya sama dengan cara memberikan salam
biasa. juga jika sedang membawa tongkat. Hanya bedanya salam hormat harus diberikan
dengan berdiri tegak yaitu dengan sikap sempurna. Jelasnya tidak boleh sambil duduk
santai. sambil berjalan atau naik sepeda atau dengan menganggukkan kepala atau
mengucapkan salam. Dalam upacara salam hormat biasanya diberikan dengan aba-aba dari
Pemimpin upacara, dan didalam suatu barisan aba-aba diberikan oleh pemimpin barisan.
3. SALAM JANJI.
Dipergunakan seorang Pramuka dalam suatu upacara mendengarkan janji Trisatya
diucapkan. Begitu kita mendengarkan ucapan “Demi kehormatanku aku berjanji…….dst”
dalam suatu upacara pelantikan, maka semua Pramuka yang hadir wajib memberikan
salam janji secara otomatis, walaupun tidak disertai aba-aba untuk menghormat.
Cara memberikan salam janji sama dengan sara memberikan salam hormat, yaitu selalu
dalam sikap sempurna. Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat itu
dipindahkan untuk dipegang tangan kiri dan dimiringkan bagian atasnya kekiri. Kemudian
dengan tangan kanan memberikan salam janji. Sesudah selesai ucapan janji, tangan kanan
kembali tegak dan memegang kembali tongkat tadi.
Bagi Pramuka yang sedang bertugas membawa perlengkapan upacara tidak perlu memberi
salam janji, cukuplah berdiri tegak saja.
MOTTO GERAKAN PRAMUKA

I. PENDAHULUAN

1. Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan sprit kepada
anggota dalam visi dan misi lembaga.
2. Contoh- contoh Motto
a. RRI : " Sekali di udara Tetap di Udara "
b. Negara Kesatuan Republik Indonesia " BHINEKA TUNGGAL IKA"
c. TNI - AL Jalesveva Jaya Mahe
d. Pembina Pramuka " IHLAS BAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA "

II. MATERI POKOK

1. Motto Gerakan Pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka,
yaitu
" SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN "
2. Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti
mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
3. Menanamkan motto Gerakan Pramuka kepada peserta didik tidak dengan cara menghafal
untuk selajutnya memahaminya, tetapi harus kita sembunyikan/ kita selip-selipkan
kedalam setiap kegiatan kepramukaan, sehingga penanaman motto dalam diri peserta
didik berlangsung secara alami dan bertahap.
4. Pengaruh motto Gerakan Pramuka terhadap jiwa peserta didik.
a. menambah rasa percaya
b. menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
c. siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
d. rasa bangga sebagai Pramuka
e. memiliki budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.
Lambang Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka berlambangkan:
Gambar Silhouette TUNAS KELAPA
Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka
1) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan TUNAS, dan istilah "cikal bakal"
di Indonesia berarti : penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi
buah kelapa nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan
inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
2) Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan
jasmaniah sehat kuat ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan
bangsa Indonesia.
3) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat
dimana dia berada dan dalam keadaan bagaiamana juga.
4) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni
yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5) Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada
dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6) Kelapa/nylur adalah pohon yang serba guma, dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tlap Pramuka adalah manusia yang, berguna, dan
membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
1. Lambang, Gerakan Pramuka diciptakan oleh Sumardjo Atmodipuro (almarhum), seorang
Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai Pegawai Tinggi Departeman Pertanian
2. Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak- tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji-panji
Gerakan Pramuka yang dianugeralikan kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden republik
Indonesia.
3. Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam
tanda-tanda, bendera, papan nama, dsb, diatur dalam petunjuk-petunjuk Penyelengaraan.
4. Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan SK
Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, telah mendapat Hak Patent dari Ditjen Hukum
dan Perundang-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634
tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang Hak Patent
Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober
1983 tentang Hak Patent tulisan PRAMUKA.
15. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera
merah putih
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
1. Penggunaan arti warna, Merah Putih di Indonesia.
a. Dalam Sejarah Indonesia terbukti, bahwa bendera merah putih dikibarkan pada tahun
1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kartanegara dari
Singosari (1222 1292 ), Sejarah itu disebut dalam tulisan bahasa Jawa Kuno yang
memakai tahun 1216 saka (1294 Masehi ), menceritakan tentang perang antara
Jayakatwang melawan R. Wijaya.
b. Prapanca, dalam buku karangannya negara Kertagama menceritakan tentang
digunakannya warna, merah putih dalan upacara upacara hari kebesaran Raja pada waktu
pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta dikerajaan Majapahit tahun 1350 1380
Masehi. Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta Raja Puteri Lasem
dihiasi dengan gambar buah maja yang berwarna merah. Atas dasar uraian diatas itu
bahwa kerajaan Majapahit warna merah putih merupakan warna yang dimuliakan.
c. Dalam suatu kitab Tambo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab
yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah-Putih-
Hitam. Pusaka ini merupakan pusaka peninggalan zaman kerajaan Melayu-Minangkabau
dalam abad ke-14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah.
Merah : Warna Hulubalang (yang menjalankan pemerintahan).
Putih : Warna Agama (Alim Ulama)
Hitam : Warna Adat Minangkabau (Penghulu Adat)
d. Warna Merah Putih dikenal pula dengan sebutan warna gula keLagu a. Merah putih
disebut gula keLagu a tidak berarti Merah lambang “Gula” dan Putih lambang warna buah
nyiur yang telah dikuppas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih
peninggalan Kyai Ageng Tarub, putera R. Wijaya, yang kemudian menurunkan raja-raja
Jawa.
e. Dalam kitab babad tanah jawa bernama babad Mentawis (Jilid I), disebutkan bahwa
ketika Sultan Agung memerintah tahun 1613-1645.
2. Juga bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna Merah
Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagiannya meskipun sering dicampuri
gambar-gambar lain.
3. Pada umumnya warna merah putih merupakan lambang kesucian, keberanian,
kewiraan.
4. a. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kalinya dalam abad ke-20 sebagai
lambang kemerdekaan ialah di Benua Eropa. Pada tahun 1922 perhimpunan di Indonesia
mengibarkan bendera merah putih di negeri Belanda dengan Kepala Banteng di Tengah-
Tengahnya.
b. Tujuan Perhimpunan Indonesia ialah Indonesia Merdeka, semboyan itu juga digunakan
untuk nama majalah yang diterbitkannya.
c. Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923
untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku
peringatan itu bergambar merah putih kepala banteng.
5. Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyal tujuan Indonesis merdeka, PWI mangibarkan merah putih kepala banteng.
6. Pada tanggal 28 oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih
sebagai bendera, kebangsaan yaitu dalam Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta. Sejak itu
berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
7. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta bertempat di Pegangasan
Timur 56 Jakarta, atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Sesaat kemudian Bendera kebangsaan merah putih dikibarkan untuk partama
kalinya.
8. a. Pada tanggal 18 Agustus 1945 panita persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk pada tanggal 9 Aguatus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan
UUD RI, tetapkan yang kemudian dikenal sebagai UUD 45.
b. Dalam UUD 45 bab I, pasal 19 ditetapkan bahwa negara Indonesia ialah negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 45 Pasal 35, ditetapkan pula bahwa
bendera negara Indonesia ialah sang Merah Putih, dengan demikian itu sejak
ditetapkannya¬, UUD 45, sang Merah Putih merupakan bendera, kebangsaan negara
Republik Indonesia.
9. Dengan ditetapkannya UUD 45 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka
serentak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda Indonesia mengadakan, mengibarkan dan
mempertahankan Sang Merah Putih di Indonesia, Pertempuran pertempuran dengan
serdadu Kolonial Belanda, yang didukung oleh tentara sekutu berkobar diseluruh
Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan
kemerdekaan Sang Merah Putih.
10. a. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada, hari proklamasi tangggal 17 Agustus
1945 di Gedung Pengangsaan Timur 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka
itu selalu dikibar¬kan ditiang yang tingginya 17 meter didepan istana merdeka Jakarta
pada tiap perayaan peringatan hari hari Proklamasi Kemerdekaan.
b. Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua.
Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
c. Dalam Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia Bendera Pusaka tidak pernah jatuh
ketangan musuh, meskipun tentara Kolonial Belanda menduduki Ibu Kota Negara Republik
Indonesia.
KETENTUAN PENGGUNAAN BENDERA MERAH PUTIH
UU RI No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan
BAB II
BENDERA NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari kain yang warnanya
tidak luntur.
(3) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan ketentuan ukuran:
a. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
f. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
h. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara; dan
j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
(4) Untuk keperluan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bendera yang
merepresentasikan Bendera Negara dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ukuran yang berbeda dengan ukuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dan bentuk yang berbeda dengan bentuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

Pasal 5
(1) Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih.
(2) Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional
Jakarta.

Bagian Kedua
Penggunaan Bendera Negara

Pasal 6
Penggunaan Bendera Negara dapat berupa pengibaran dan/atau pemasangan.

Pasal 7
(1) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.
(2) Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat
dilakukan pada malam hari.
(3) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah,
gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
(4) Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), pemerintah daerah memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia yang
tidak mampu.
(5) Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Bendera Negara dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa
lain.

Pasal 8
(1) Pengibaran Bendera Negara pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (5) secara nasional diatur oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya berkaitan
dengan kesekretariatan negara.
(2) Pengibaran Bendera Negera pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (5) di daerah, diatur oleh kepala daerah.
Pasal 9
(1) Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib dikibarkan setiap
hari di:
a. istana Presiden dan Wakil Presiden;
b. gedung atau kantor lembaga negara;
c. gedung atau kantor lembaga pemerintah;
d. gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
e. gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
f. gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
g. gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
h. gedung atau halaman satuan pendidikan;
i. gedung atau kantor swasta;
j. rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
k. rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
l. rumah jabatan menteri;
m. rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
n. rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
o. gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
p. pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
q. lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
r. taman makam pahlawan nasional.
(2) Penggunaan Bendera Negara di lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf q diatur tersendiri oleh
pimpinan institusi dengan berpedoman pada Undang-Undang ini;
(3) Penggunaan Bendera Negara di kantor perwakilan negara Republik Indonesia di luar
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dilakukan dengan berpedoman pada
Undang-Undang ini.
(4) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g digunakan di
luar gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan sesuai
dengan peraturan penggunaan bendera asing yang berlaku di negara yang bersangkutan.

Pasal 10
(1) Bendera Negara wajib dipasang pada:
a. kereta api yang digunakan Presiden atau Wakil Presiden;
b. kapal milik Pemerintah atau kapal yang terdaftar di Indonesia pada waktu berlabuh dan
berlayar; atau
c. pesawat terbang milik Pemerintah atau pesawat terbang yang terdaftar di Indonesia.
(2) Pemasangan Bendera Negara di kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a ditempatkan di sebelah kanan kabin masinis.
(3) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
ditempatkan di tengah anjungan kapal.
(4) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditempatkan di sebelah kanan ekor pesawat terbang.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasangan Bendera Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 11
(1) Bendera Negara dapat dikibarkan dan/atau dipasang pada:
a. kendaraan atau mobil dinas;
b. pertemuan resmi pemerintah dan/atau organisasi;
c. perayaan agama atau adat;
d. pertandingan olahraga; dan/atau
e. perayaan atau peristiwa lain.
(2) Bendera Negara dipasang pada mobil dinas Presiden, Wakil Presiden, Ketua Majelis
Permusyawatan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan
Daerah, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan, menteri atau pejabat setingkat menteri, Gubernur Bank Indonesia, mantan
Presiden, dan mantan Wakil Presiden sebagai tanda kedudukan.
(3) Bendera Negara sebagai tanda kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipasang di tengah-tengah pada bagian depan mobil.
(4) Dalam hal pejabat tinggi pemerintah negara asing menggunakan mobil yang disediakan
Pemerintah, Bendera Negara dipasang di sisi kiri bagian depan mobil.

Pasal 12
(1) Bendera Negara dapat digunakan sebagai:
a. tanda perdamaian;
b. tanda berkabung; dan/atau
c. penutup peti atau usungan jenazah.
(2) Bendera Negara sebagai tanda perdamaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a digunakan apabila terjadi konflik horizontal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda perdamaian dikibarkan pada saat terjadi
konflik horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap pihak yang bertikai wajib
menghentikan pertikaian.
(4) Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil
Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri,
kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.
(5) Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikibarkan setengah tiang.
(6) Apabila Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal
dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama tiga
hari berturut-turut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semua
kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(7) Apabila pimpinan lembaga negara dan menteri atau pejabat setingkat menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara
setengah tiang dilakukan selama dua hari berturut-turut terbatas pada gedung atau kantor
pejabat negara yang bersangkutan.
(8) Apabila anggota lembaga negara, kepala daerah dan/atau pimpinan dewan perwakilan
rakyat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera
Negara setengah tiang dilakukan selama satu hari, terbatas pada gedung atau kantor
pejabat yang bersangkutan.
(9) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia di luar negeri,
pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan sejak tanggal kedatangan jenazah di
Indonesia.
(10) Pengibaran Bendera Negara setengah tiang sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dilakukan sesuai dengan kententuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7), dan
ayat (8).
(11) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara dalam rangka peringatan hari-hari
besar nasional, dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang
setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.
(12) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil
Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri
atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah,
kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang
berjasa bagi bangsa dan negara.
(13) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (12) dipasang lurus memanjang pada peti atau usungan jenazah, bagian yang
berwarna merah di atas sebelah kiri badan jenazah.
(14) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (13) setelah digunakan dapat diberikan kepada pihak keluarga.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penggunaan Bendera Negara

Pasal 13
(1) Bendera Negara dikibarkan dan/atau dipasang pada tiang yang besar dan tingginya
seimbang dengan ukuran Bendera Negara.
(2) Bendera Negara yang dipasang pada tali diikatkan pada sisi dalam kibaran Bendera
Negara.
(3) Bendera Negara yang dipasang pada dinding, dipasang membujur rata.

Pasal 14
(1) Bendera Negara dinaikkan atau diturunkan pada tiang secara perlahan-lahan, dengan
khidmat, dan tidak menyentuh tanah.
(2) Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang,
dihentikan sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hendak diturunkan,
dinaikkan terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.

Pasal 15
(1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir
memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada
Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan Bendera Negara selesai.
(2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Pasal 16
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1),
Bendera Negara ditempatkan di halaman depan, di tengah-tengah atau di sebelah kanan
gedung atau kantor, rumah, satuan pendidikan, dan taman makam pahlawan.
(2) Dalam pertemuan atau rapat yang menggunakan Bendera Negara:
a. apabila dipasang pada dinding, Bendera Negara ditempatkan rata pada dinding di atas
sebelah belakang pimpinan rapat;
b. apabila dipasang pada tiang, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan pimpinan
rapat atau mimbar.

Pasal 17
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan atau dipasang secara berdampingan dengan
bendera negara lain, ukuran bendera seimbang dan ukuran tiang bendera negara sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikibarkan sebagai berikut:
a. apabila ada satu bendera negara lain, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan;
b. apabila ada sejumlah bendera negara lain, semua bendera ditempatkan pada satu baris
dengan ketentuan:
1. jumlah semua bendera ganjil, Bendera Negara ditempatkan di tengah; dan
2. apabila jumlah semua bendera genap, Bendera Negara ditempatkan di tengah sebelah
kanan.
(3) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
dalam acara internasional yang dihadiri oleh kepala negara, wakil kepala negara, dan
kepala pemerintahan dapat dilakukan menurut kebiasaan internasional.
(4) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
berlaku untuk Bendera Negara yang dibawa bersama-sama dengan bendera negara lain
dalam pawai atau defile.
Pasal 18
Dalam hal penandatanganan perjanjian internasional antara pejabat Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan pejabat negara lain, Bendera Negara ditempatkan dengan
ketentuan:
a. apabila di belakang meja pimpinan dipasang dua bendera negara pada dua tiang,
Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan dan bendera negara lain ditempatkan di
sebelah kiri;
b. bendera meja dapat diletakkan di atas meja dengan sistem bersilang atau paralel.

Pasal 19
Dalam hal Bendera Negara dan bendera negara lain dipasang pada tiang yang bersilang,
Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan dan tiangnya ditempatkan di depan tiang
bendera negara lain.

Pasal 20
Dalam hal Bendera Negara yang berbentuk bendera meja dipasang bersama dengan
bendera negara lain pada konferensi internasional, Bendera Negara ditempatkan di depan
tempat duduk delegasi Republik Indonesia.

Pasal 21
(1) Dalam hal Bendera Negara dipasang bersama dengan bendera atau panji organisasi,
Bendera Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila ada sebuah bendera atau panji organisasi, Bendera Negara dipasang di sebelah
kanan;
b. apabila ada dua atau lebih bendera atau panji organisasi dipasang dalam satu baris,
Bendera Negara ditempatkan di depan baris bendera atau panji organisasi di posisi tengah;
c. apabila Bendera Negara dibawa dengan tiang bersama dengan bendera atau panji
organisasi dalam pawai atau defile, Bendera Negara dibawa di depan rombongan; dan
d. Bendera Negara tidak dipasang bersilang dengan bendera atau panji organisasi.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat lebih besar dan dipasang
lebih tinggi daripada bendera atau panji organisasi.

Pasal 22
(1) Bendera Negara yang dipasang berderet pada tali sebagai hiasan, ukurannya dibuat
sama besar dan disusun dengan urutan warna merah putih.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipasang berselingan
dengan bendera organisasi atau bendera lain.

Pasal 23
Bendera Negara yang digunakan sebagai lencana dipasang pada pakaian di dada sebelah
kiri.

Bagian Keempat
Larangan
Pasal 24

Setiap orang dilarang:


a. merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan
maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara;
b. memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial;
c. mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
d. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang
lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan
e. memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup
barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.
16. Dapat menjelaskan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap
yang benar serta dapat menyanyikan 2 lagu wajib Nasional dan 1 lagu daerah
nusantara

Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


1. Indonesia Raya sebelum 17 Agustus 1945
a. Lagu kebagsaan Indonesia Raya adalah ciptaan komponis muda Indonesia
bernama Wage Rudolf Supratman.
b. Almarhum Wage Rudolf Supratman adalah serang guru dan juga menjadi wartawan
surat kabar “Kaoela Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil. Supratman gemar
sekali bermain biola. Wage Rudolf Supratman adalah putra seorang Sersan Instruktur
Masenen Sastro Soehardjo. Supratman dilahirkan di Jatinagara pada tanggal 9
Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam Selasa tanggal 16 Agustus 1938 di
Surabaya. Semangat nasionalismenya telah mengisi seluruh jiwa Supratman pada waktu
itu, semanat ini berwujud kemauan menciptakan lagu kebangsaan. Akhirnya ia
dapat menciptakan lagu Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh
Supratman kepada masyarakat dalam Kongres Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober
1928 di Gedung Indonesieche Club, Jalan Keramat Raya No. 106 Jakarta.
c. Sejak itu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup
dengan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
d. Pada zaman penjajahan, lagu Indonesia Raya sering dilarang dan dihalang-halangi
oleh Pemerintah Belanda dan suatu ketika diizinkan lagi oleh pemerintah Jepang di
Indonesia untuk dinyanyikan kembali.

2. Lagu Indonesia Raya sesudah 17 Agustus 1945


a. Setelah proklamasi, lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
Lagu kebangsaan ini merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat untuk
mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan kemerdekaan.
b. Dala UUDS RI 1950 pasal 3 ayat 2, lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan
resmi sebagai lagu kebangsaan Indonesia.

Peraturan Penggunaan Lagu Indonesia Raya


1. Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan PP No. 44 tahun 1958
tentang lagu Kemerdekaan Indonesia Raya meliputi:
a. Ketentuan umum
b. Penggunaan Lagu Kebangsaan
c. Penggunaan Lagu Kebangsaan bersama-sama dengan lagu kebangsaan asing
d. Penggunaan Lagu Kebangsaan asing sendiri
e. Tata tertib dalam penggunaan lagu kebangsaan
f. Pasal 1 Bab I PP No. 44 tahun 1958, berbunyi:
“…. Lagu Kebangsaan RI Raya selanjutnya disebut “Lagu Kebangsaan” ialah
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
2. Lagu kebangsaan tersebut dan kata-katanya ialah seperti tertera pada lampiran-
lampiran PP
ini….”.
Pasal 4 Bab II PP No. 44 tahun 1958, berbumyi:
“…. (1) Lagu Kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan:
a. Untuk menghormati Kepala Negara/Wakil Kepala Negara
b. Pada waktu penaikan/penurunan bendera kebangsaan yang diadakan
dalam upacara, untuk menghormati bendera itu.
c. Untuk menghormati kepala negara asing.

Pasal 5 Bab II PP No. 44 tahun 1958, berbumyi:


“…. Dilarang:
Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame dalam bentuk apapun
Menggunakan bagian-bagian daripada lagu kebangsaan dalam gubahan yang tidak
sesuai dengan kedudukan Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan”.
Pasal 9 Bab V PP No. 44 tahun 1958, berbumyi:
“…. Pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan pada kesempatan-
kesempatan dimaksud dalam peraturan ini maka orang yang hadir berdiri tegak di tempat
masing-masing. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu organisasi memberi
hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasinya. Mereka yang
tidak berpakaian seragam memberi hormat dengan meluruskan lengan ke bawah dan
meletakan telapak tangan dengan jari rapat pada paha, sedang penutup kepala harus
dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan kerudung atau topi. warna yang
dipakai menurut agama atau adat kebiasaan …..”.
3. Setiap anggota GP berkewajiban untuk menghayati, melaksanakan dan mentaati PP No.
44
tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

17. Dapat menjelaskan tentang lambang Negara RI


LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN
Lambang Regara Republik Indonesia Garuda Pancasila di tetapkan berdasarkan UU 24
Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.

II. MATERI POKOK


1. Lambang Negara RI terbagi atas 3 bagian yaitu
Burung Garuda yang menengok dengan kepalanya lurus kesebelah kanannya.
Perisai berupa jantungnya yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
Semboyan ditulis diatas pita yang dicengkram oleh Garuda.

Warna:
Warna Merah : MHB (RGB) : merah 255, hijau 000, dan biru 000
Warna Putih : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 255
Warna Kuning Emas : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 000
Warna Hitam : MHB (RGB) : merah 000, hijau 000, dan biru 000
Perbandingan Ukuran:
Jarak A – B = 12
Jarak C – D = 13 ½
Jarak E – F = 16
Jarak G –H = 15 ½
Jarak I – J = 17

2. Ketentuan warna pada lambang negara RI.


Burung Garuda, bintang, padi, kapas, Rantai .....kuning emas.
Ruang Perisai, kiri atas kanan bawah .....merah.
Kanan atas kiri bawah ......putih.
Dasar bintang berbentuk perisai......hitam.
Kepala Banteng ......hitam.
Pohon beringin .......hijau.

3. Arti warna dan lukisan pada lambang negara Republik Indonesia.


a. Warna
1. Emas (dipakai untuk seluruh burung Garuda) warna kemegahan emas bermaksud
kebesaran bangsa atau keluhuran negara
2. Merah Putih didapat pada ruang perisai ditengah tengah.
3. Warna warna pembantu dilukiskan dengan hitam atau meniru seperti yang sebenarnya
dalam alam.
b. Lukisan
1. Burung Garuda yang digantungi perisai dengan memakai paruh, ekor dan cakar ialah
lambang tenaga pembangunan (creatif vermogen ). burung garuda dari mytologi menurut
perasaan Indonesia berdekatan dengan burung Elang Rajawali.
2. Perisai atau tameng dikenal oleh kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai senjata
dalam perjuangan mencapai tujuan dengan melindungi diri,
3. Sayap Garuda berbulu 17 dan ekornya berbulu 8 tanggal 17 dan bulan Agustus.
4. Garis tengah : menimbulkan peresaan bahwa republik Indonesia ialah satu satunya
negara asli yang merdeka berdaulat terletak dikhatulistiwa yang melewati Sumatera.
Kalimantan, Sulawesi dan Irian.
5. Mata bulatan dalam rantai menunjukkan bahwa perempuan digambar berjumlah
sembilan. Mata persegi yang digambar bagian laki laki. Rantai yang bermata hijau 17 itu
sambung menyambung tidak putus-putuanya sesuai dengan yang bersifat turun menurun.
6. Kedua tumbuhan kapas dan padi itu sesuai dengan hymne yang memuji pakaian (
sandang dan makanan pangan ).
7. Tulisan Bhineka itu ialah gabungan dua perketaan Bhineka dan Ika. Kalimat itu dapat
disalin : berbeda beda tetapi tetap satu jua. Pepatah ini dalam sekali artinya, karena
menggambarkan persatuan atau kesatuan nusa dan Bangsa Indonesia, walaupun keluar
memperlihatkan perbedaan atau kelainan.
8. Lima buah ruang pada perisai masing masing mewujudkan dasar Pancasila.
a. Dasar ketuhanan Yang Maha Esa terlukis dengan Nur Cahaya di ruang tengah
berbentuk bintang yang bersudut lima.
b. Dasar Kerakyatan dilukiskan dengan kepala banteng sebagai lambang tenaga rakyat.
c. Daser Kebangsaan dilukiskan dengan Pohon beringin tempat berlindung.
d. Dasar Perikemanusiaan dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi.
e. Dasar Keadilan Sosial dilukiskan dengan kapas dan padi sebagai tanda tujuan
kemakmuran.

III. PENUTUP
Penggunaan Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, Pemasangan
penggunaan lambang negara Republik Indonesia dengan Prinsipnya, adalah harus selaras
dengan kedudukannya sebagai lam¬bang kedaulatan dan tanda kehormatan negara.
1. negara diberi tempat yang paling sedikit sama utamanya. Digedung gedung negeri pada
tempat yang pantas dan menarik perhatian.
2. Diluar gedung pada rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, menteri menteri kepala
daerah, gedung kabinet lembaga tertinggi dan tinggi negara.
3. Ditempat diadakannya peristiwa resmi, gapura dan bangunan lain yang pantas.
4. Apabila dalam suatu ruangan. lambang negara ditemukan bersama sama dengan
gambar presiden dan atau wakil presiden, maka kepada lambang negara diberi tempat
yang paling sedikit sama utamanya.
18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya yang
diperoleh dari usahanya sendiri
1.Memiliki Buku Tabungan Individu maupun Regu
2.Dapat menjelaskan fungsi menabung

20. Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenis alat teknologi
informasi modern
Dapat menyebutkan peralatan yang masuk kategori teknologi modern dan manfaatnya
contoh Komputer dan telpon seluler
21. Mengenal dan memilah sampah
SAMPAH
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena
dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya.
Jenis-jenis sampah
Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan
kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-
potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada
waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:
· Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
· Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
· Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
· Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan
utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah
manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan
dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini
pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena
itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar
laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-
konsep yang digunakan adalah:
· Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki
limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan
limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
· Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility
(EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua
biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk
akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab
produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang
manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas
produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
· prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan

22. Dapat menjelaskan teknik penjernihan air


Penyaringan untuk Menjernihkan Air
Pendahuluan
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum,
memasak, mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu
diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun
limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini.
Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah
didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang
sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
Bahan
1. 10 (sepuluh) kg arang
2. 10 (sepuluh) kg ijuk
3. pasir beton halus
4. batu kerikil
5. 2 (dua) buah kran 1 inci
6. batu dengan garis tengah 2-3 cm
Peralatan
1. 1 (satu) buah bak penampungan
2. 1 (satu) buah drum bekas
Pembuatan
1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi
dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-
batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).
Penggunaan
1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu
masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak
penyaringan air.
3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit
kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu
berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan
aliran yang kecil.
Pemeliharaan
1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat
dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur
sampai kering.
4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat,
kemudian dijemur.
Keuntungan

1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa,
telaga, sawah dan sumur.
2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.

Kerugian
1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus
diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
2. Bahan penyaring harus sering diganti.
3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum

23. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam,
simpul tiang, simpul pangkal dan dapat menyusuk tali, membuat ikatan serta
menyambung dua tongkat
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok,
bambu dan sebagainya.

Macam simpul dan kegunaannya


1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso

Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini


Macam Ikatan dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat
juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa
misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah
untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik
dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah
untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga

Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.

24. Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar


KOMPAS
Kompas terbagi menjadi 2:
- Kompas magnetic adalah arah ditunjukkan oleh magnet berbentuk jarum yang
mengarahkan pada kutub utara.
- Gyrocompass kompas yg mengandung cairan dari alcohol dan air

BAGIAN-BAGIAN KOMPAS
1.dial:permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jam
2.visir : pembidik sasaran.
3.kaca pembesar :untuk melihat sasaran dan angka pada dial
4. jam petunjuk menunjukkan lokasi magnet bumi
5.tutup dial dengan 2 garis bersudut 45 dan dapat diputar –putar
6.alat penggantung :untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewktu
melakukan pembidikan
CARA MEMBACA KOMPAS
N= North (utara)
E=East (timur)
W=west (barat )
S = south ( Selatan )
Cara Menggunakan kompas :
1. Letakkan di bidang datar,setelah jarum kompas tidak bergerak lagi maka jarum akan
menunjuk arah Utara.
2. Bidiklah sasaran melalui visir.
3. Apabila visir meragukan,luruskan saja garis yg terdapat pada tutup dial kea rah visir
searah dengan sasaran.
4. Titik sasaran Bidik disebut juga check point
5. Sasaran Balik digunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / Sebelumnya.

Rumus sasaran Balik ( Back Azimuth )


1. Tambah dengan 180 apabila sasaran bidik kurang dari 180.
2. Kurangi apabila sasaran bidik lebih dar 180.
B. Menaksir Tinggi
Tinggi Pohon
a. Tetapkan 11 Unit (meter, langkah) dari A ke satu sisi yang datar.
b. Titik tersebut dinyatakan D.
Letakkan tongkat setinggi 160 cm pada titik D.
c. Lanjutkan 1 unit lagi ke titik C.
d. Dari titik C, seorang teman mengintai ke puncak pohon (B) melalui tongkat yang
ditegakkan pada D.
e. Tandai bagian tongkat yang dilalui garis CB.
Bagian tersebut adalah E.
Jadi tinggi pohon tersebut AB = 12 DE.

Tinggi Tiang Listrik


a. Tinggi tongkat = 160 cm.
b. Panjang Bayangan = 20 cm.
Jadi perbandingan = 20 : 160 = 1 : 8
Panjang bayangan tiang listrik = 1,20 m = 120 cm
Jadi panjang tiang listrik = 120 X 8 = 960 cm = 9,6 m

A. Menaksir Lebar Sungai

a. Tetapkanlah check point A di seberang sungai.


b. Jadikan tempat berdiri titik B.
c. Buat sudut 900 dan bergerak ke C sebanyak X langkah.
d. Lanjutkan melangkah ke D sebanyak ½ X langkah.
e. Dari titik D buat sudut 900 dan mundur sambil mengintai ke point A dan C serta tempat
berdiri berada di point E.
f. Berhenti setelah A, C dan E berada di satu garis lurus.

Dengan demikian lebar sungai AB = 2 DE


Cara lain menaksir lebar sungai
a. Tetapkanlah check point A.
b. Jadikan tempat tegak pada point B.
c. Menghadap ke kiri dengan sudut 900 selanjutnya jalan mundur.
d. Berhenti pada titik dimana apabila diproyeksikan ke A membuat sudut 450.
e. Titik tersebut dinyatakan sebagai titik C.
Dengan demikian maka dalam segitiga ABC , sudut A = 450 karena itu sisi AB = BC.
Jadi lebar sungai AB = BC.

25. Mengenal macam-macam sandi, isyarat morse dan semaphore

26. Selalu berpakaian rapi dan memelihara kesehatan dan kebersihan diri serta
lingkungannya
1. Selalu menggunakan seragam Pramuka yangbersih dan rapih serta sesuai dengan
peraturannya
2 Pernah memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungannya
3. Selalu menjaga kebersihan
dan kesehatan diri..
27. Dapat baris-berbaris
1. Dapat melakukan gerakan aba-aba ditempat dengan
baik dan benar:
a) siap,
b) istirahat ditempat,
c)hadap kanan,
d)hadap kiri,
e) balik kanan,
f) lencang depan,
g) lencang kanan
2. Dapat melakukan perintah aba-aba maju jalan, berhenti, Dll
3. Dapat melakukan barisberbaris dengan membawa tongkat

28. Dapat menjelaskan Sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis
cabang olah raga, salah satunya: olah raga Renang
29. Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh
Perubahan Perkembangan Fisik Tubuh
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus
dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering
disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa
dewasa.
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak.
Kebanyakan remaja merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil
semua keputusan sendiri, padahal mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini
menyebabkan banyak kebingungan bagi mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan
fisik yang mereka alami kadang-kadang menyebabkan mereka stres dan kecemasan.
Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar
ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja
untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar
mampu menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan
akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak
lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh,
minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut,
serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena
sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang
tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan
dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan
didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap
bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu;
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas :
• Lebih dekat dengan teman sebaya
• Ingin bebas
• Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ciri Khas :
• Mencari identitas diri
• Timbulnya keinginan untuk kencan
• Mempunyai rasa cinta mendalam
• Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
• Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Perubahan Fisik Masa Remaja
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan
fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
• Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
• Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
2. Tanda-tanda seks sekunder
Remaja laki-laki
• Perubahan suara
• Tumbuhnya jakun
• Penis dan buah zakar bertambah besar
• Terjadinya ereksi dan ejakulasi
• Dada lebih besar
• Badan berotot
• Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

Remaja Perempuan
• Pinggul melebar
• Pertumbuhan rahim dan vagina
• Payudara membesar
• Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis)

30. Selalu melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit


Rajin melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit dan dapat menunjukan
buktinya

Anda mungkin juga menyukai