Pembahasan Sku Penggalang Ramu
Pembahasan Sku Penggalang Ramu
Bagi adik-adik calon pramuka penggalang ramu maupun bagi kakak-kakak pembina dan
pembantu pembina penggalang, daftar sebutan nama pemimpin umat dari setiap golongan
agama di Indonesia ini dapat menjadi pedoman dalam uji Syarat Kecakapan Umum
Penggalang Ramu.
Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)
Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pendiri :-
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)
Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pendiri : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)
Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
4. Islam
- Dapat melakukan mandi wajib dan mengerti penyebabnya
Mandi wajib adalah cara menghilangkan hadats besar (menyucikan diri dari hadats besar)
dalam agama islam dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari rambut hingga ujung
kaki. Mandi wajib sering kali disebut juga sebagai mandi besar, mandi junub, mandi jinabat
atau mandi janabah.
Mandi wajib memegang peranan penting dalam peribadatan umat islam karena suci
tidaknya seorang muslim dari hadats besar menjadi salah satu syarat utama sah tidaknya
ibadah yang dilakukan. Orang-orang yang sedang berhadats besar tidak diperbolehkan
(bahkan haram) melakukan beberapa ibadah seperti salat, tawaf, memegang atau
membawa Al Quran dan lain-lain. Mereka baru diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah
tersebut setelah bersuci dari hadats besar yaitu dengan mandi wajib atau mandi besar.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang harus melakukan mandi wajib. Penyebab
mandi wajib atau mandi junub tersebut adalah:
1. Keluarnya mani karena syahwat; Hal ini berlaku baik pada perempuan maupun laki-
laki, baik ketika terjaga atau pun tidur. Untuk mempermudah pemahaman tentang
hal ini simak butir-butir berikut:
o Jika seseorang tidur, bermimpi basah, dan ada mani keluar, berarti wajib
mandi.
o Jika seseorang tidur, bermimpi basah tapi tidak ada mani keluar, berarti
tidak wajib mandi
o Jika seseorang tidur, tidak merasa bermimpi tapi ada mani keluar, berarti
wajib mandi
o Jika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani karena syahwat (seperti
menonton film atau gambar vulgar, membayangkan lawan jenis, dll), berarti
wajib mandi.
o Jika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani tapi tidak karena syahwat
(mungkin karena penyakit atau cuaca), berarti tidak wajib mandi.
2. Bertemunya dua kemaluan berlawanan jenis; Bertemunya kemaluan dari dua orang
yang berlawanan jenis menjadi penyebab mandi wajib meskipun aktivitas tersebut
tidak disertai dengan keluarnya mani.
3. Suci dari haid; Apabila seorang wanita telah selesai haid atau menstruasi (darah
haid telah berhenti keluar) maka wajib melakukan mandi wajib.
4. Suci dari nifas; Bagi perempuan yang telah selesai masa nifas (Nifas adalah darah
yang keluar saat persalinan atau melahirkan), menjadi penyebab mandi wajib.
5. Masuk Islamnya orang kafir; Orang non-muslim (kafir) yang masuk islam maka dia
wajib mandi.
6. Meninggal dunia; Apabila seseorang meninggal dunia maka orang-orang di
sekitarnya berkewajiban untuk memandikannya.
Tata cara melakukan mandi wajib yang paling utama (rukun mandi) adalah sebagai
berikut:
1. Niat;
o Niat mandi wajib adalah sebagai berikut:
تعالى هلل فرضا األكبر الحدث لرفع الغسل نويت
"nawaitul ghuslal lirof 'il hadasil akbaari fardhool lillahita'ala"
Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar
fardhu karena Allah Taala."
2. Menghilangkan najis dari badan, jika ada.
3. Menyiram dan meratakan air ke seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga ke
ujung kaki
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah
kacang walnut dan terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika
sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem
limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka
memperoleh informasi negatif.
PENGHIJAUAN adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara
konseptual dalam menangani krisis Iingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan
sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Penghijauan
dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan
kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur
tata air atau pelindung lingkungan.
Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206 serta
peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan
hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di
samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai
fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam teknik penanaman pohon adalah
Pemilihan bibit tanaman. Bibit generatif adalah berasal dan biji, merupakan bibit yang
lebih tepat karena mempunyai akar tunggang dan dapat hidup lebih lama.dibanding bibit
vegetatif atau bibit yang berasal dari bagian-baqian vegetatif tanaman, seperti batang, daun
dan akar.
Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat merusak
trotoar, jalan atau saluran drainase. Tehnik Penanaman: Lubang tanam perlu dipersiapkan
sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran lubang tanam sangat
bergantung pada besamya tanaman. Ukuran standar lubang tanam adalah 0.75 m (tinggi) x
0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang); (3) Perawatan pascatanam. Mempertahankan posisi
tumbuh agar tetap tegak dan stabil. Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim
kemarau sambil membuang ranting-ranting yang kering. Memupuk tanaman 3 bulan sekali
dengan pupuk NPK 25 gram per lubang
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan, dilindungi, dipenuhi,
dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
Pengarusutamaan Hak Anak yang selanjutnya disebut PUHA adalah strategi perlindungan
anak dengan mengintegrasikan hak anak ke dalam setiap kegiatan pembangunan yang
sejak penyusunan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
dari berbagai peraturan perundangan-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan dengan
menerapkan prinsip kepentingan terbaik bagi anak.
''Tabungan masa depan bangsa bukanlah uang melainkan generasi muda yang sehat,'
Petikan kata mutiara ini sungguh dahsyat jika dijadikan inspirasi untuk menggerakkan
animo kesadaran kita, utamanya dalam kontek meningkatkan pertumbuhan dan
pengembangan anak yang dalam struktur sosial nada-nadanya mengalami
ketidakberimbangan, yakni penuh dengan kesenjangan yang berjarak.
Hal ini terlihat mencolok pada level struktural dan kultural sebagai dimensi pembeda dari
anak yang berlatar ekonomi yang berbeda. Secara kultural, tampilan dan bawaan Anak dari
keluarga “miskin” tampak inferior, dan anak yang surplus ekonomi terlihat superior.
Sementara secara struktural, fakta dari kelas sosial-ekonomi anak dapat terpotret melalui
ukuran fisiknya, seperti tinggi dan berat badan.
Pemerintah saat ini sepertinya masih menganggap bahwa entitas kebijakan perlindungan
anak masih belum menjadi agenda prioritas nasional, hal ini terlihat dengan agenda
pembangunan nasional yang memposisikan anak menjadi nomor terbelakang, serta terlihat
minimnya intervensi politik anggaran yang diberikan dalam menggerakkan sistem
perlindungan anak secara menyeluruh. Saat ini, model penanganan perlindungan anak
belum terkonsolidasi dengan apik dan baik, dan inovasi kebijakan masih terlihat pola
konvensional, yakni instansi pemerintah yang menangani anak masih banyak terjebak
dalam iklim kerja pemenuhan citra dan mengejar kepuasan persepsi publik semata.
Pemerintah belum memiliki rencana aksi nasional terkait dengan kebijakan perlindungan
anak yang komprehensif yang melibatkan bayak sektor. Hal ini tampak pada “artifisialisasi”
kebijakan dari gugusan dan rumusan program yang membelah dimana-mana. Padahal
kerangka perlindungan anak secara nasional membutuhkan kerangka induk yang
terintegrasi dengan baik. Indikatornya adalah kualitas regulasi makin bermutu dan dapat
dirasakan manfaatnya tanpa diskrimnasi, respon dan tanggungjawab serta komitmen
pemangku kebijakan, yang tak kalah penting adalah dampak nyata di dalam kehidupan
sosial.
Saat ini, di level instrumentalisasi pelaksana kebijakan, Kemeneg PP dan PA memang
secara departemental paling bertanggungjawab dalam kegiatan meningkatkan kualitas
anak dari berbagai ancaman dan tantangan. Untuk mengelola kebijakan yang begitu luas,
departemen ini tidak bisa menanggung sendirian dan menjadi seperti “monster raksasa”.
Para pejabatnya harus pintar melakukan inovasi program, terobosan aksi, dan pandai
dalam menganyam komunikasi lintas sektor. Paradigma inilah yang sekiranya dapat
dijadikan modal sebagai langkah awal membangun dan melindungi anak dari berbagai
aneka tipu muslihat modernisasi dan globalisasi.
Tanpa disadari, kini telah masuk perangkap dunia yang terglobal. Universalitas tidak bisa
dielakkan sebagai sunnatullah yang harus diterima manusia. Termasuk dalam dunia anak,
kita perlu mengkoreksi muatan-muatan budaya dan perangkat lunak yang menghinggapi
anak kita. Kenapa kita harus begitu memperhatikan di ranah ini? Jawabannya sederhana
saja. Pertama, anak adalah aset bangsa yang harus diperhatikan kualitasnya. Kedua, anak
merupakan basis utama membentuk generasi dalam mempetakan daya kompetitif sosial-
politik bangsa sampai dimana. Ketiga, anak merupakan wajah dari sebuah potret bangsa.
Jika banyak anak yang kurang gizi, maka disitulah “negara” terancam tidak menjalankan
fungsinya, alias gagal. Jika anak suatu bangsa cerdas dan sehat, disitulah negara berhasil
mendesainnya.
Dalam ranah globalisasi, kini para aktor global (bisa berbentuk korporasi, state,
masyarakat sipil,) sudah ramai membidik anak dijadikan sebagai objek industri bagi
akumulasi ekonomi. Betapa tidak, kini ruang pertarungan menjadikan anak sebagai
komodiiti ekonomi mulai menjamur. Di kelompok spekulan Production House (PH), anak
sudah banyak ditempatkan sebagai icon, baik sebagai magnet edukatif maupun yang hanya
sifatnya identitas pembentuk gaya. Dalam “Islam KTP” misalnya, peran anak sangat sentral
dan bisa berulang-ulang ditonjolkan. Hal yang sama juga dapat kita simak beberapa aktor
cilik yang sudah meluberi jagat dan menghiasi panggung jenaka kita.
Karena itu, elemen-elemen seperti negara, pemerintah dan masyarakat bisa bahu-
membahu mencipta pola perlindungan anak yang programatik, dan tak kalah dengan
inovasi-inovasi para kelompok PH tadi. Hal ini mengingatkan kita bersama, bahwa
melindungi dan memproteksi anak dari hal-hal dan perilaku yang tak kita hindari
merupakan urusan “bersama”. Meski kita akui, sebagian masyarakat masih mempersepsi
bahwa kegiatan menumbuh-kembangkan anak seolah merupakan beban orang tua, bahkan
melingkup menjadi urusan privat kaum perempuan saja.
Anak merupakan subyek pembangunan yang keberadaannya harus diperhatikan, baik oleh
negara, pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Di negara manapun, anak menjadi
kiblat dari pemetaan atas konstuksi pembangunan bangsa yang hendak dirancang. Karena
itu, negara, pemerintah, dan masyarakat bisa duduk satu meja mengimplementasikan
Undang Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, khususnya terkait dengan
Penyelenggaraan Perlindungan di bidang agama (Pasal 42,43), Kesehatan (Pasal
44,45,46,47), Pendidikan (Pasal 48-54), dan Sosial (Pasal 55-58), serta perlindungan
khusus (Pasal 59-64).
Dalam rangka mengawal efektifitas implementasi, para pemangku kepentingan kebijakan
adalah motor utama sebagai penggerak perlindungan anak di Indonesia. Karena anak
adalah cerminan suatu derajat bangsa, maka maka departemen pemerintah terkait dalam
isu-isu penting memenuhi hak dasar anak perlu terlibat maksimal dan mendalam. Tentu
tidak hanya unsur departmentasi pemerintah, kelompok masyarakat seperti LSM,
Kelompok Usaha, dan Kalangan media bisa pro-aktif menyuarakan tentang upaya
melindungi dan menyayangi anak Indonesia dengan tanpa membedakan latar agama, suku,
etnis dan golongannya.
9. Ikut serta dalam kegiatan Perkemahan Penggalang sedikitnya 2 hari, sesuai dengan
standar perkemahan
1. Dapat menunjukan bukti fisik ikut serta perkemahan di gugusdepannya atau kwartir
2. Membuat laporan mengikuti perkemahan
10. Dapat menyebutkan tanda- tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan
golongan dan tingkatannya
Tanda – tanda Pengenal Dalam Gerakan Pramuka
1. Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang di kenakan dalam
pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seseorang anggota Gerakan
Pramuka, satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya
dan tanda penghargaan jang dimilikinya.
a. Tanda Umum :
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, putera maupun puteri.
b. Tanda Satuan :
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan/kwartir tertentu tempat seorang anggota
Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di gugusdepan
sampai dengan satuan tingkat Nasional.
c. Tanda Jabatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam lingkungan
Gerakan Pramuka.
d. Tanda Kecakapan :
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap
dan usaha seorang Pramuka, dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
e. Tanda Kehormatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang,
atas jasa, darma bakti, dan lainnya yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara dan umat
manusia.
2. Tanda Satuan meliputi : Tanda barung, regu, sangga, dan tanda satuan terkecil lainnya
tanda gugusdepan, kwartir dan majelis Pembimbing, Tanda krida dan Satuan Karya,
lencana daerah dan tanda wilayah, tanda satuan pramuka luar biasa dan tanda satuan
lainnya.
3. Tanda Jabatan meliputi : Tanda pemimpin dan wakil pemimpin ; Barung, regu, sangga,
dan lain-lain. Tanda pemimpin dan wakil pemimpin Krida dan Satuan Karya, Tanda
Keanggotan, dewan kerja T/D, Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang,
Penegak, Pandega dan Tanda Pembina Gugusdepan Pramuka. Tanda Pelatih pembina
Pramuka, Tanda andalan dan pembantu andalan dan tanda jabatan lainnya.
11. Mengetahui nama Ketua RT hingga Lurah atau setingkatnya di tempat tinggalnya.
1. Dapat menyebut nama dan alamat tinggal pejabat RT hingga Lurah yang dibuktikan dengan
tanda tangan dan stempel.
2. Dapat menyebutkan tokoh masyarakat ditempat tinggalnya
12. Dapat mengetahui dan menyebutkan Kode Kehormatan Pramuka Penggalang
KODE KEHORMATAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
1. Kode Kehormatan adalah suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran
mengenai ahlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati seseorang yang menyadari
harga dirinya.
2. Kode kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang menjadi
ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.
2) DASA DARMA
(sama dengan Dasa Darma untuk Pramuka Penggalang)
13. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 8 kali
latihan berturut-turut
Dapat menunjukkan presensi kehadiran selama 8 kali berturut-turut
14. Tahu tentang Salam Pramuka, Motto dan tahu arti Lambang Gerakan Pramuka.
SALAM PRAMUKA
Dalam Gerakan Pramuka kita mengenal tiga macam salam Pramuka, yaitu:
1. Salam Biasa.
2. Salam Hormat.
3. Salam Janji.
1. SALAM BIASA.
Dipergunakan apabila seseorang Pramuka berjumpa dengan Pramuka lain. untuk pertama
kali atau yang terakhir pada hari itu. Siapa yang melihat dahulu, dialah yang harus
memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat. tua ataupun lebih
muda.
Dengan Salam Pramuka ini, dimaksud :
a. Sebagai tanda saling menghargai, menghormati dan menyayangi serta menganggap sebagai
saudara atau keluarga sendiri diantara sesama Pramuka.
b. Untuk saling mendoakan keselamatan bagi yang memberi maupun yang menerima salam
tersebut.
c. Dengan menggunakan salam lima jari, berarti untuk saling memperingatkan kepada disiplin
kita, bahwa sebagai Pramuka kita berkewajiban untuk menjalankan Pancasila sesuai
dengan yang tercantum pada Trisatya Pramuka.
Salam Pramuka Biasa dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun
naik kendaraan lainnya. Jadi tidak harus berdiri tegak.
Cara memberikan salam adalah dengan mengayunkan tangan kanan kearah pelipis kanan.
Kelima jari rapat dan lurus dengan lengan bawah. Telapak tangan menghadap kebawah,
ujung jari telunjuk menyentuh pelipis. Lengan kanan atas membuat siku-siku pada ketiak.
Siku kita agak kedepan sedikit.
Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat itu diangkat lurus ke atas kira-kira
sepuluh centimeter. Tangan kiri letak kan merata kedepan dada dengan telapak tangan
menghadap kebawah. dan ujung jari telunjuk menempel pada tongkat. Jika tangan kanan
sedang membawa atau memegang sesuatu, kita boleh hanya menganggukkan kepala saja,
atau mengucapkan salam, ataupun melambaikan tangan kiri.
2. SALAM HORMAT.
Dipergunakan apabila seorang Pramuka :
a. Bertemu dengan orang yang wajib dihormati, misalnya bertemu dengan; Presiden, Wakil
Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah dll. Pejabat atau tokoh
masyarakat lainnya. Dalam keadaan biasa Kakak pembina cukup di beri salam biasa, tetapi
dalam suatu upacara wajib diberi salam hormat.
b. Melihat bendera Merah Putih sedang dikibarkan atau diturunkan. Kalau kebetulan sedang
sibuk mengerjakan sesuatu, lalu mendengarkan pluit tanda Sang Merah Putih dikibarkan
atau diturunkan, maka harus berhenti dari kesibukannya sebentar, segera berdiri tegak di
tempat dan memberi salam hormat.
c. Dalam suatu upacara mendengarkan lagu Indonesia Raya, tetapi kalau ikut menyanyi tidak
perlu memberi salam melainkan cukup berdiri tegak saja.
d. Kebetulan bertemu dengan jenazah yang dibawa ke makam. Jika sedang duduk atau berjalan
segera berdiri tegak menghadap ke arah jenazah sambil memberi salam hormat.
Cara memberikan salam hormat pada dasarnya sama dengan cara memberikan salam
biasa. juga jika sedang membawa tongkat. Hanya bedanya salam hormat harus diberikan
dengan berdiri tegak yaitu dengan sikap sempurna. Jelasnya tidak boleh sambil duduk
santai. sambil berjalan atau naik sepeda atau dengan menganggukkan kepala atau
mengucapkan salam. Dalam upacara salam hormat biasanya diberikan dengan aba-aba dari
Pemimpin upacara, dan didalam suatu barisan aba-aba diberikan oleh pemimpin barisan.
3. SALAM JANJI.
Dipergunakan seorang Pramuka dalam suatu upacara mendengarkan janji Trisatya
diucapkan. Begitu kita mendengarkan ucapan “Demi kehormatanku aku berjanji…….dst”
dalam suatu upacara pelantikan, maka semua Pramuka yang hadir wajib memberikan
salam janji secara otomatis, walaupun tidak disertai aba-aba untuk menghormat.
Cara memberikan salam janji sama dengan sara memberikan salam hormat, yaitu selalu
dalam sikap sempurna. Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat itu
dipindahkan untuk dipegang tangan kiri dan dimiringkan bagian atasnya kekiri. Kemudian
dengan tangan kanan memberikan salam janji. Sesudah selesai ucapan janji, tangan kanan
kembali tegak dan memegang kembali tongkat tadi.
Bagi Pramuka yang sedang bertugas membawa perlengkapan upacara tidak perlu memberi
salam janji, cukuplah berdiri tegak saja.
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
1. Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan sprit kepada
anggota dalam visi dan misi lembaga.
2. Contoh- contoh Motto
a. RRI : " Sekali di udara Tetap di Udara "
b. Negara Kesatuan Republik Indonesia " BHINEKA TUNGGAL IKA"
c. TNI - AL Jalesveva Jaya Mahe
d. Pembina Pramuka " IHLAS BAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA "
1. Motto Gerakan Pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka,
yaitu
" SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN "
2. Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti
mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
3. Menanamkan motto Gerakan Pramuka kepada peserta didik tidak dengan cara menghafal
untuk selajutnya memahaminya, tetapi harus kita sembunyikan/ kita selip-selipkan
kedalam setiap kegiatan kepramukaan, sehingga penanaman motto dalam diri peserta
didik berlangsung secara alami dan bertahap.
4. Pengaruh motto Gerakan Pramuka terhadap jiwa peserta didik.
a. menambah rasa percaya
b. menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
c. siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
d. rasa bangga sebagai Pramuka
e. memiliki budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.
Lambang Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka berlambangkan:
Gambar Silhouette TUNAS KELAPA
Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka
1) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan TUNAS, dan istilah "cikal bakal"
di Indonesia berarti : penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi
buah kelapa nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan
inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
2) Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan
jasmaniah sehat kuat ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan
bangsa Indonesia.
3) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat
dimana dia berada dan dalam keadaan bagaiamana juga.
4) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni
yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5) Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada
dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6) Kelapa/nylur adalah pohon yang serba guma, dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tlap Pramuka adalah manusia yang, berguna, dan
membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
1. Lambang, Gerakan Pramuka diciptakan oleh Sumardjo Atmodipuro (almarhum), seorang
Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai Pegawai Tinggi Departeman Pertanian
2. Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak- tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji-panji
Gerakan Pramuka yang dianugeralikan kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden republik
Indonesia.
3. Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam
tanda-tanda, bendera, papan nama, dsb, diatur dalam petunjuk-petunjuk Penyelengaraan.
4. Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan SK
Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, telah mendapat Hak Patent dari Ditjen Hukum
dan Perundang-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634
tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang Hak Patent
Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober
1983 tentang Hak Patent tulisan PRAMUKA.
15. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera
merah putih
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
1. Penggunaan arti warna, Merah Putih di Indonesia.
a. Dalam Sejarah Indonesia terbukti, bahwa bendera merah putih dikibarkan pada tahun
1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kartanegara dari
Singosari (1222 1292 ), Sejarah itu disebut dalam tulisan bahasa Jawa Kuno yang
memakai tahun 1216 saka (1294 Masehi ), menceritakan tentang perang antara
Jayakatwang melawan R. Wijaya.
b. Prapanca, dalam buku karangannya negara Kertagama menceritakan tentang
digunakannya warna, merah putih dalan upacara upacara hari kebesaran Raja pada waktu
pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta dikerajaan Majapahit tahun 1350 1380
Masehi. Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta Raja Puteri Lasem
dihiasi dengan gambar buah maja yang berwarna merah. Atas dasar uraian diatas itu
bahwa kerajaan Majapahit warna merah putih merupakan warna yang dimuliakan.
c. Dalam suatu kitab Tambo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab
yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah-Putih-
Hitam. Pusaka ini merupakan pusaka peninggalan zaman kerajaan Melayu-Minangkabau
dalam abad ke-14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah.
Merah : Warna Hulubalang (yang menjalankan pemerintahan).
Putih : Warna Agama (Alim Ulama)
Hitam : Warna Adat Minangkabau (Penghulu Adat)
d. Warna Merah Putih dikenal pula dengan sebutan warna gula keLagu a. Merah putih
disebut gula keLagu a tidak berarti Merah lambang “Gula” dan Putih lambang warna buah
nyiur yang telah dikuppas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih
peninggalan Kyai Ageng Tarub, putera R. Wijaya, yang kemudian menurunkan raja-raja
Jawa.
e. Dalam kitab babad tanah jawa bernama babad Mentawis (Jilid I), disebutkan bahwa
ketika Sultan Agung memerintah tahun 1613-1645.
2. Juga bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna Merah
Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagiannya meskipun sering dicampuri
gambar-gambar lain.
3. Pada umumnya warna merah putih merupakan lambang kesucian, keberanian,
kewiraan.
4. a. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kalinya dalam abad ke-20 sebagai
lambang kemerdekaan ialah di Benua Eropa. Pada tahun 1922 perhimpunan di Indonesia
mengibarkan bendera merah putih di negeri Belanda dengan Kepala Banteng di Tengah-
Tengahnya.
b. Tujuan Perhimpunan Indonesia ialah Indonesia Merdeka, semboyan itu juga digunakan
untuk nama majalah yang diterbitkannya.
c. Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923
untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku
peringatan itu bergambar merah putih kepala banteng.
5. Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyal tujuan Indonesis merdeka, PWI mangibarkan merah putih kepala banteng.
6. Pada tanggal 28 oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih
sebagai bendera, kebangsaan yaitu dalam Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta. Sejak itu
berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
7. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta bertempat di Pegangasan
Timur 56 Jakarta, atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Sesaat kemudian Bendera kebangsaan merah putih dikibarkan untuk partama
kalinya.
8. a. Pada tanggal 18 Agustus 1945 panita persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk pada tanggal 9 Aguatus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan
UUD RI, tetapkan yang kemudian dikenal sebagai UUD 45.
b. Dalam UUD 45 bab I, pasal 19 ditetapkan bahwa negara Indonesia ialah negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 45 Pasal 35, ditetapkan pula bahwa
bendera negara Indonesia ialah sang Merah Putih, dengan demikian itu sejak
ditetapkannya¬, UUD 45, sang Merah Putih merupakan bendera, kebangsaan negara
Republik Indonesia.
9. Dengan ditetapkannya UUD 45 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka
serentak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda Indonesia mengadakan, mengibarkan dan
mempertahankan Sang Merah Putih di Indonesia, Pertempuran pertempuran dengan
serdadu Kolonial Belanda, yang didukung oleh tentara sekutu berkobar diseluruh
Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan
kemerdekaan Sang Merah Putih.
10. a. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada, hari proklamasi tangggal 17 Agustus
1945 di Gedung Pengangsaan Timur 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka
itu selalu dikibar¬kan ditiang yang tingginya 17 meter didepan istana merdeka Jakarta
pada tiap perayaan peringatan hari hari Proklamasi Kemerdekaan.
b. Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua.
Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
c. Dalam Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia Bendera Pusaka tidak pernah jatuh
ketangan musuh, meskipun tentara Kolonial Belanda menduduki Ibu Kota Negara Republik
Indonesia.
KETENTUAN PENGGUNAAN BENDERA MERAH PUTIH
UU RI No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan
BAB II
BENDERA NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari kain yang warnanya
tidak luntur.
(3) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan ketentuan ukuran:
a. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
f. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
h. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara; dan
j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
(4) Untuk keperluan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bendera yang
merepresentasikan Bendera Negara dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ukuran yang berbeda dengan ukuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dan bentuk yang berbeda dengan bentuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 5
(1) Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih.
(2) Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional
Jakarta.
Bagian Kedua
Penggunaan Bendera Negara
Pasal 6
Penggunaan Bendera Negara dapat berupa pengibaran dan/atau pemasangan.
Pasal 7
(1) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.
(2) Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat
dilakukan pada malam hari.
(3) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah,
gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
(4) Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), pemerintah daerah memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia yang
tidak mampu.
(5) Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Bendera Negara dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa
lain.
Pasal 8
(1) Pengibaran Bendera Negara pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (5) secara nasional diatur oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya berkaitan
dengan kesekretariatan negara.
(2) Pengibaran Bendera Negera pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (5) di daerah, diatur oleh kepala daerah.
Pasal 9
(1) Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib dikibarkan setiap
hari di:
a. istana Presiden dan Wakil Presiden;
b. gedung atau kantor lembaga negara;
c. gedung atau kantor lembaga pemerintah;
d. gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
e. gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
f. gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
g. gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
h. gedung atau halaman satuan pendidikan;
i. gedung atau kantor swasta;
j. rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
k. rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
l. rumah jabatan menteri;
m. rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
n. rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
o. gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
p. pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
q. lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
r. taman makam pahlawan nasional.
(2) Penggunaan Bendera Negara di lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf q diatur tersendiri oleh
pimpinan institusi dengan berpedoman pada Undang-Undang ini;
(3) Penggunaan Bendera Negara di kantor perwakilan negara Republik Indonesia di luar
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dilakukan dengan berpedoman pada
Undang-Undang ini.
(4) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g digunakan di
luar gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan sesuai
dengan peraturan penggunaan bendera asing yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Pasal 10
(1) Bendera Negara wajib dipasang pada:
a. kereta api yang digunakan Presiden atau Wakil Presiden;
b. kapal milik Pemerintah atau kapal yang terdaftar di Indonesia pada waktu berlabuh dan
berlayar; atau
c. pesawat terbang milik Pemerintah atau pesawat terbang yang terdaftar di Indonesia.
(2) Pemasangan Bendera Negara di kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a ditempatkan di sebelah kanan kabin masinis.
(3) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
ditempatkan di tengah anjungan kapal.
(4) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditempatkan di sebelah kanan ekor pesawat terbang.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasangan Bendera Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 11
(1) Bendera Negara dapat dikibarkan dan/atau dipasang pada:
a. kendaraan atau mobil dinas;
b. pertemuan resmi pemerintah dan/atau organisasi;
c. perayaan agama atau adat;
d. pertandingan olahraga; dan/atau
e. perayaan atau peristiwa lain.
(2) Bendera Negara dipasang pada mobil dinas Presiden, Wakil Presiden, Ketua Majelis
Permusyawatan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan
Daerah, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan, menteri atau pejabat setingkat menteri, Gubernur Bank Indonesia, mantan
Presiden, dan mantan Wakil Presiden sebagai tanda kedudukan.
(3) Bendera Negara sebagai tanda kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipasang di tengah-tengah pada bagian depan mobil.
(4) Dalam hal pejabat tinggi pemerintah negara asing menggunakan mobil yang disediakan
Pemerintah, Bendera Negara dipasang di sisi kiri bagian depan mobil.
Pasal 12
(1) Bendera Negara dapat digunakan sebagai:
a. tanda perdamaian;
b. tanda berkabung; dan/atau
c. penutup peti atau usungan jenazah.
(2) Bendera Negara sebagai tanda perdamaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a digunakan apabila terjadi konflik horizontal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda perdamaian dikibarkan pada saat terjadi
konflik horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap pihak yang bertikai wajib
menghentikan pertikaian.
(4) Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil
Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri,
kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.
(5) Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikibarkan setengah tiang.
(6) Apabila Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal
dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama tiga
hari berturut-turut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semua
kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(7) Apabila pimpinan lembaga negara dan menteri atau pejabat setingkat menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara
setengah tiang dilakukan selama dua hari berturut-turut terbatas pada gedung atau kantor
pejabat negara yang bersangkutan.
(8) Apabila anggota lembaga negara, kepala daerah dan/atau pimpinan dewan perwakilan
rakyat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera
Negara setengah tiang dilakukan selama satu hari, terbatas pada gedung atau kantor
pejabat yang bersangkutan.
(9) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia di luar negeri,
pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan sejak tanggal kedatangan jenazah di
Indonesia.
(10) Pengibaran Bendera Negara setengah tiang sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dilakukan sesuai dengan kententuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7), dan
ayat (8).
(11) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara dalam rangka peringatan hari-hari
besar nasional, dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang
setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.
(12) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil
Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri
atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah,
kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang
berjasa bagi bangsa dan negara.
(13) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (12) dipasang lurus memanjang pada peti atau usungan jenazah, bagian yang
berwarna merah di atas sebelah kiri badan jenazah.
(14) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (13) setelah digunakan dapat diberikan kepada pihak keluarga.
Bagian Ketiga
Tata Cara Penggunaan Bendera Negara
Pasal 13
(1) Bendera Negara dikibarkan dan/atau dipasang pada tiang yang besar dan tingginya
seimbang dengan ukuran Bendera Negara.
(2) Bendera Negara yang dipasang pada tali diikatkan pada sisi dalam kibaran Bendera
Negara.
(3) Bendera Negara yang dipasang pada dinding, dipasang membujur rata.
Pasal 14
(1) Bendera Negara dinaikkan atau diturunkan pada tiang secara perlahan-lahan, dengan
khidmat, dan tidak menyentuh tanah.
(2) Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang,
dihentikan sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hendak diturunkan,
dinaikkan terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.
Pasal 15
(1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir
memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada
Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan Bendera Negara selesai.
(2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Pasal 16
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1),
Bendera Negara ditempatkan di halaman depan, di tengah-tengah atau di sebelah kanan
gedung atau kantor, rumah, satuan pendidikan, dan taman makam pahlawan.
(2) Dalam pertemuan atau rapat yang menggunakan Bendera Negara:
a. apabila dipasang pada dinding, Bendera Negara ditempatkan rata pada dinding di atas
sebelah belakang pimpinan rapat;
b. apabila dipasang pada tiang, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan pimpinan
rapat atau mimbar.
Pasal 17
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan atau dipasang secara berdampingan dengan
bendera negara lain, ukuran bendera seimbang dan ukuran tiang bendera negara sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikibarkan sebagai berikut:
a. apabila ada satu bendera negara lain, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan;
b. apabila ada sejumlah bendera negara lain, semua bendera ditempatkan pada satu baris
dengan ketentuan:
1. jumlah semua bendera ganjil, Bendera Negara ditempatkan di tengah; dan
2. apabila jumlah semua bendera genap, Bendera Negara ditempatkan di tengah sebelah
kanan.
(3) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
dalam acara internasional yang dihadiri oleh kepala negara, wakil kepala negara, dan
kepala pemerintahan dapat dilakukan menurut kebiasaan internasional.
(4) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
berlaku untuk Bendera Negara yang dibawa bersama-sama dengan bendera negara lain
dalam pawai atau defile.
Pasal 18
Dalam hal penandatanganan perjanjian internasional antara pejabat Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan pejabat negara lain, Bendera Negara ditempatkan dengan
ketentuan:
a. apabila di belakang meja pimpinan dipasang dua bendera negara pada dua tiang,
Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan dan bendera negara lain ditempatkan di
sebelah kiri;
b. bendera meja dapat diletakkan di atas meja dengan sistem bersilang atau paralel.
Pasal 19
Dalam hal Bendera Negara dan bendera negara lain dipasang pada tiang yang bersilang,
Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan dan tiangnya ditempatkan di depan tiang
bendera negara lain.
Pasal 20
Dalam hal Bendera Negara yang berbentuk bendera meja dipasang bersama dengan
bendera negara lain pada konferensi internasional, Bendera Negara ditempatkan di depan
tempat duduk delegasi Republik Indonesia.
Pasal 21
(1) Dalam hal Bendera Negara dipasang bersama dengan bendera atau panji organisasi,
Bendera Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila ada sebuah bendera atau panji organisasi, Bendera Negara dipasang di sebelah
kanan;
b. apabila ada dua atau lebih bendera atau panji organisasi dipasang dalam satu baris,
Bendera Negara ditempatkan di depan baris bendera atau panji organisasi di posisi tengah;
c. apabila Bendera Negara dibawa dengan tiang bersama dengan bendera atau panji
organisasi dalam pawai atau defile, Bendera Negara dibawa di depan rombongan; dan
d. Bendera Negara tidak dipasang bersilang dengan bendera atau panji organisasi.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat lebih besar dan dipasang
lebih tinggi daripada bendera atau panji organisasi.
Pasal 22
(1) Bendera Negara yang dipasang berderet pada tali sebagai hiasan, ukurannya dibuat
sama besar dan disusun dengan urutan warna merah putih.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipasang berselingan
dengan bendera organisasi atau bendera lain.
Pasal 23
Bendera Negara yang digunakan sebagai lencana dipasang pada pakaian di dada sebelah
kiri.
Bagian Keempat
Larangan
Pasal 24
I. PENDAHULUAN
Lambang Regara Republik Indonesia Garuda Pancasila di tetapkan berdasarkan UU 24
Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.
Warna:
Warna Merah : MHB (RGB) : merah 255, hijau 000, dan biru 000
Warna Putih : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 255
Warna Kuning Emas : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 000
Warna Hitam : MHB (RGB) : merah 000, hijau 000, dan biru 000
Perbandingan Ukuran:
Jarak A – B = 12
Jarak C – D = 13 ½
Jarak E – F = 16
Jarak G –H = 15 ½
Jarak I – J = 17
III. PENUTUP
Penggunaan Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, Pemasangan
penggunaan lambang negara Republik Indonesia dengan Prinsipnya, adalah harus selaras
dengan kedudukannya sebagai lam¬bang kedaulatan dan tanda kehormatan negara.
1. negara diberi tempat yang paling sedikit sama utamanya. Digedung gedung negeri pada
tempat yang pantas dan menarik perhatian.
2. Diluar gedung pada rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, menteri menteri kepala
daerah, gedung kabinet lembaga tertinggi dan tinggi negara.
3. Ditempat diadakannya peristiwa resmi, gapura dan bangunan lain yang pantas.
4. Apabila dalam suatu ruangan. lambang negara ditemukan bersama sama dengan
gambar presiden dan atau wakil presiden, maka kepada lambang negara diberi tempat
yang paling sedikit sama utamanya.
18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya yang
diperoleh dari usahanya sendiri
1.Memiliki Buku Tabungan Individu maupun Regu
2.Dapat menjelaskan fungsi menabung
20. Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenis alat teknologi
informasi modern
Dapat menyebutkan peralatan yang masuk kategori teknologi modern dan manfaatnya
contoh Komputer dan telpon seluler
21. Mengenal dan memilah sampah
SAMPAH
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena
dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya.
Jenis-jenis sampah
Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan
kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-
potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada
waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:
· Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
· Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
· Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
· Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan
utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah
manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan
dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini
pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena
itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar
laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-
konsep yang digunakan adalah:
· Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki
limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan
limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
· Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility
(EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua
biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk
akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab
produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang
manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas
produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
· prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan
1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa,
telaga, sawah dan sumur.
2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
Kerugian
1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus
diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
2. Bahan penyaring harus sering diganti.
3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum
23. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam,
simpul tiang, simpul pangkal dan dapat menyusuk tali, membuat ikatan serta
menyambung dua tongkat
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok,
bambu dan sebagainya.
BAGIAN-BAGIAN KOMPAS
1.dial:permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jam
2.visir : pembidik sasaran.
3.kaca pembesar :untuk melihat sasaran dan angka pada dial
4. jam petunjuk menunjukkan lokasi magnet bumi
5.tutup dial dengan 2 garis bersudut 45 dan dapat diputar –putar
6.alat penggantung :untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewktu
melakukan pembidikan
CARA MEMBACA KOMPAS
N= North (utara)
E=East (timur)
W=west (barat )
S = south ( Selatan )
Cara Menggunakan kompas :
1. Letakkan di bidang datar,setelah jarum kompas tidak bergerak lagi maka jarum akan
menunjuk arah Utara.
2. Bidiklah sasaran melalui visir.
3. Apabila visir meragukan,luruskan saja garis yg terdapat pada tutup dial kea rah visir
searah dengan sasaran.
4. Titik sasaran Bidik disebut juga check point
5. Sasaran Balik digunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / Sebelumnya.
26. Selalu berpakaian rapi dan memelihara kesehatan dan kebersihan diri serta
lingkungannya
1. Selalu menggunakan seragam Pramuka yangbersih dan rapih serta sesuai dengan
peraturannya
2 Pernah memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungannya
3. Selalu menjaga kebersihan
dan kesehatan diri..
27. Dapat baris-berbaris
1. Dapat melakukan gerakan aba-aba ditempat dengan
baik dan benar:
a) siap,
b) istirahat ditempat,
c)hadap kanan,
d)hadap kiri,
e) balik kanan,
f) lencang depan,
g) lencang kanan
2. Dapat melakukan perintah aba-aba maju jalan, berhenti, Dll
3. Dapat melakukan barisberbaris dengan membawa tongkat
28. Dapat menjelaskan Sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis
cabang olah raga, salah satunya: olah raga Renang
29. Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh
Perubahan Perkembangan Fisik Tubuh
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus
dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering
disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa
dewasa.
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak.
Kebanyakan remaja merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil
semua keputusan sendiri, padahal mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini
menyebabkan banyak kebingungan bagi mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan
fisik yang mereka alami kadang-kadang menyebabkan mereka stres dan kecemasan.
Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar
ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja
untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar
mampu menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan
akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak
lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh,
minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut,
serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena
sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang
tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan
dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan
didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap
bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu;
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas :
• Lebih dekat dengan teman sebaya
• Ingin bebas
• Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ciri Khas :
• Mencari identitas diri
• Timbulnya keinginan untuk kencan
• Mempunyai rasa cinta mendalam
• Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
• Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Perubahan Fisik Masa Remaja
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan
fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
• Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
• Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
2. Tanda-tanda seks sekunder
Remaja laki-laki
• Perubahan suara
• Tumbuhnya jakun
• Penis dan buah zakar bertambah besar
• Terjadinya ereksi dan ejakulasi
• Dada lebih besar
• Badan berotot
• Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Remaja Perempuan
• Pinggul melebar
• Pertumbuhan rahim dan vagina
• Payudara membesar
• Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis)