File PDF
File PDF
OLEH
NENENG HERAWATI
110 613 0002
UNIVERSITAS INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners
OLEH
NENENG HERAWATI
110 613 0002
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
anugerahNya penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah akhir ners dengan judul
“Analisis Praktek Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaaan Pada
Ny. D dengan G3 P2 A0 Pre dan Post SC dengan Indikasi Ketuban Pecah Dini”.
Karya ilmiah akhir ners ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan untuk mencapai gelar Program Studi Profesi Ilmu Keperawatan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penyusunan Karya ilmiah
akhir ners ini dapat terlaksana atas bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama
dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Ibu Tri Budiati S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep. Mat selaku dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan
bimbingan dan masukan dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
4. Ibu Wiwit Kurniawati, M.Kep., Sp. Mat selaku penguji yang telah
memberi masukan, bimbingan, dan motivasi dan menjadi fasilatator serta
pembimbing di keperawatan maternitas.
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
8. Sahrudin, Najwa Syah Nabilah, dan Irsyad Syah Haidar (Suami dan
anak tercinta) yang selalu memberikan dorongan , semangat dan
mendo’akan keberhasilan yang tiada habisnya.
9. Terima kasih pada ibunda tercinta yang selalu memberi dukungan dan
doa yang tiada hentinya.
Akhirnya penulis menyadari karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis, mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
kesempurnaannya, serta semoga karya ilmiah akhir ners ini dapat bermanfaat bagi
dunia keperawatan dan ilmu pengetahuan.
Depok, Juli 2014
Penulis
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
ABSTRAK
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu . Sebagian besar
ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan
kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak. Manuaba. (2006). Penulisan karya
ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan Pada
Ny. D dengan G3 P2 A0 Pre dan Post SC dengan indikasi ketuban pecah dini. .
Masalah pre operasi dan post operasi ansietas, risiko infeksi, nyeri akut dan
ketidakefektifan pemberian ASI. Intervensi keperawatan yang diberikan meliputi
mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, melakukan, pemantauan kehamilan
selama proses persalinan dengan ketuban pecah dini, mengajarkan manajemen
laktasi. Hasil karya ilmiah ini menyarankan institusi pelayanan kesehatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif.
Kata kunci: Ketuban Pecah Dini, Pre Operasi dan Post Operasi, Ny.D
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
ABSTRACT
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
DAFTAR ISI
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................ 48
5.2 Saran ..................................................................................................... 49
5.2.1 Bagi Praktek Keperawatan .......................................................... 49
5.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan..................................................... 49
5.2.3 Bagi Penelitian ............................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Melahirkan adalah proses alami dalam siklus kehidupan. Namun tidak semua
persalinan terjadi secara aman sesuai usia kehamilannya, tanpa masalah pada
trimester ke tiga ataupun diakhir menjelang persalinan. Kehamilan trimester
tiga dapat terjadi masalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari tangan, keluar cairan
pervaginam atau ketuban pecah dini, gerakan janin tidak terasa, dan nyeri
perut yang hebat. Kelahiran yang bermasalah dapat mengakibatkan persalinan
1 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
2
Penyebab ketuban pecah dini yaitu belum diketahui, tetapi dapat juga
disebabkan oleh adanya penyakit seksual menular, infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh bacteri atau kondisi saluran genital bawah yang kurang
bersih. Becmann. (2010). Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterin atau
oleh kedua faktor tersebut. Berkuranya kekuatan membran disebabkan oleh
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
3
Menurut WHO, secara garis besar terdapat empat faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu: faktor sosial- ekonomi,
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
4
Hasil penelitian yang dilakukan Norwitz & Schorge (2008) dalam Ariyana,
Sayono, Kusumawati (2011) didapatkan bahwa kelahiran prematur salah
satunya disebabkan oleh ketuban pecah dini saat preterem yaitu sebesar 20%
-25 %. Damarati & Yulis Pujiningsih, ( 2012) didapatkan data dari hasil
penelitian bahwa dari 45 orang ( 24, 59%) mengalami ketuban pecah dini.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
5
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu . Sebagian besar
ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu,
sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2006).
Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya
didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal
ini dapat terjadi pada kehamilan atrem atau ataupun pada kehamilan pretrem
Prawirohardjo, (2010).
Berbagai permasalahan yang membahayakan ibu hamil saat ini sangat rentan
terjadi, hal ini seiring banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang ditemui di
dunia kebidanan terkait dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Hasil data
penelitian oleh Pujiningsih, (2012) didapatkan 24,59 % ibu bersalin
mengalami ketuban pecah dini (KPD). KPD adalah pecahnya ketuban
ditunggu sampai 1 jam tidak diikuti tanda-tanda persalinan (inpartu).
Kemungkinan faktor predisposisi adalah infeksi, golongan darah ibu dan anak
tidak sesuai, multi graviditas (paritas), merokok, defisiensi gizi (vitamin C),
inkompetensi servik, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, kelainan
selaput ketuban. Hidayat. (2009).
Menurut Hidayat (2009) komplikasi paling sering terjadi pada ketuban pecah
dini sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindroma distress pernapasan,
yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada
kejadian ketuban pecah dini, selain itu juga terjadinya prolaps tali pusat.
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada ketuban pecah dini
preterm. Berdasarkan hal tersebut, penulis berperan sebagai perawat yang
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
6
Menurut Manuaba. (2010) kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari
semua persalinan. Hasil penelitian Wahyuni (2009) dalam Pujiningsih (2012)
kejadian ketuban pecah dini di Indonesia sebanyak 35,70% - 55,30% dari
17.665 kelahiran. Oleh karena itu sangat diperlukan asuhan keperawatan
untuk mengatasi hal tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
7
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan karya
ilmiah yang berjudul “Analisis Praktek Klinik Keperawatan Kesehatan
Masyarakat Perkotaaan Pada Ny. D dengan G3 P2 A0 Pre dan Post SC dengan
Indikasi Ketuban Pecah Dini ” .
Pengertian Kota
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi
yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas
penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan
suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama,
adat, dan kebudayaan. Bintarto, (1989)
Ciri-ciri yang dimiliki sebuah kota, menurut Bintarto (1989), ciri-ciri kota
dibedakan menjadi dua sebagai berikut. Ciri-ciri fisik di wilayah kota
terdapat: Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket, tempat parkir
yang memadai, tempat rekreasi dan olahraga, alun-alun, gedung pemerintah.
Ciri-ciri sosial : Masyarakatnya heterogen, bersifat individualistis dan
materialistis, mata pencaharian nonagraris, corak kehidupannya bersifat
gesselschsft (hubungan kekerabatan pudar), terjadi kesenjangan sosial antara
golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin, norma-norma agama
8 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
9
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
10
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Urutan penyebab kematian Ibu dari
yang terbanyak adalah perdarahan, eklampsi, perdarahan sebelum persalinan
dan infeksi. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebagian besar akibat dari
adanya komplikasi/penyulit kehamilan, seperti febris, korioamnionitis, infeksi
saluran kemih, dan sebanyak 65% adalah karena ketuban pecah dini (KPD).
Pada saat hamil, seorang ibu tidak hanya harus menjaga kesehatan dirinya
sendiri, namun juga harus menjaga kesehatan bayi yang ada dalam kandungan
nya. Apalagi seorang ibu memiliki masalah kesehatan, bukan tidak mungkin
masalah tersebut juga nantinya akan berdampak langsung pada bayinya.
Salah satu yang menjadi masalah pada ibu hamil terutama diperkotaan saat ini
adalah banyaknya paparan polusi udara. Hasil penelitian Wahyuningsih, dkk
(2013) didapatkan 71,4 % pasien memilki riwayat suami merokok. Paparan
asap rokok merupakan salah satu faktor resiko pada ibu hamil yang dapat
terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Data di atas menjelaskan bahwa
kekuatan membran amnion juga bisa terganggu karena efek dari nikotin dari
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
11
Status sosial ekonomi salah satu faktor yang berperan dalam menentikan
status kesehatan seseorang adalah status sosial ekonomi (FKM, UI, 2007).
Sosisal ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam
masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan, dan
pekerjaaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk
pemeliharaaan kesehatan , Notoadmojo. (2003). Keadaaan sosial ekonomi
yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah
kesehatan yang dihadapi, hal ini karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan
dalam mengatasi berbagai masalah tersebut, Effendi Nasrul, (1998).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
12
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
14
sebagai morning sickness. Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu
banyak dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang
terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya dalah Pica
(mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi
ataupun adanya suatu tradisi Hanifa Wiknjosastro. (2002). Trimester kedua
dan ketiga biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-
organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan
lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian
besar hal ini terjadi pada kehamilan akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena-vena dibawah uterus termasuk vena honoroidal. Panas perut karena
terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian
bawah, Sunarsih, (2011).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
15
10) Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Berat Badan, peningkatan berat badan
selama kehamilan juga mencakup produksi konsepsi (janin, plasenta dan
cairan amniotik), dan hipertropi beberapa jaringan maternal (uterus, payudara,
darah, cadangan lemak, cairan ekstraselular dan ekstravaskular). Sebagian
besar protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga pada uterus, darah,
plasenta dan payudara. Sebaliknya, sebagian besar deposit lemak terdapat
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
16
pada jaringan adipose maternal, terutama regiogluteal dan paha atas, dan juga
janin yang merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya.
Tangan yang dominan biasanya paling banyak terkena, akroestesia (rasa baal
dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk
dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen pleksus brakialis, nyeri kepala akibat ketegangan umum
timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri
kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti
kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren, “nyeri kepala ringan”, rasa ingin
pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau hipoglikemia mungkin
merupakan keadaan yang bertanggung jawab atas gejala ini. Hipokalsemia
dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot atau
tetani. Sulistyawati. (2011).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
17
Peninggian tekanan intra uterin, penekanan intra uterin yang meninggi atau
meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini. Misalnya : Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
amniosintesis. Gemelli : Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua
janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli dapat terjadi distensi uterus
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
18
Makrosomia adalah berat badan neonatus > 4000 gram kehamilan dengan
makrosomia menimbulkan dstensi uterus yang meningkat atau over distensi
yang menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan
selaput ketuban, menyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis dan
kekuatan membrane menjadi berkurang , menimbulkan selaput ketuban
mudah pecah. Winkjosastro. (2006).
Hidramnion adalah jumlah cairan amnion > 2000 ml. Uterus dapat
mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis
adalah peningkatan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur.
Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan
mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja. Kelainan letak
janin dan rahim : letak sungsang , letak lintang. Kemungkinan kesempitan
panggul: bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
Korioaminonitis : adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebakan oleh
penyebaran organsme vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting
adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
19
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
20
Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan
inhibisi interlukin -1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi ,
terjadi peningkaan aktivitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase
jaringan , sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion /
amnion , menyebakan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
21
2.10 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan
menaikan insidensi bedah caesarea, dan kalau menunggu persalinan
spontan akan menaikan insidensi chorioamniontis. Kasus KPD yang
kurang bulan kalua menumpuh cara-cara aktiv harus dipastikan bahwa
tidak akan terjadi RDS, dan kalua menempuh cara konservatif dengan
maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus bisa memantau
keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
23
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
24
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
25
Manajemen KPD
Setelah dikonfirmasi bahwa ibu mengalami ketuban pecah dini, usia
gestasi harus dipastikan terlebih dahulu. Kemudian, ibu diberikan hidrasi
dan antibiotic, serta janin selalu dimonitor. Sekitar 96.5% janin dengan
usia gestasi 32 minggu atau lebih memiliki kematangan paru-paru dan
lebih dapat bertahan hidup. Jika dalam 72 jam tidak ada tanda-tanda akan
melahirkan, maka ibu harus diberi induksi melahirkan. Hanya sedikit KPD
premature mencapai kematangan paru dan dapat bertahan hidup. Uterus
adalah inkubator yang terbaik bagi janin. Dengan cara memonitor tanda-
tanda komplikasi pada janin, yang berhubungan dengan sepsis, penurunan
volume cairan amnion, dan distres janin, proses kelahiran dapat ditunda
hingga janin mencapai kematangan paru.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
26
Yang harus segera dilakukan : pakai pembalut tiap keluar banyak atau
handuk yang bersih, tenangkan diri jangan bergerak terlalu banyak pada
saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri. Yang tidak boleh dilakukan :
tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi
kuman, jangan bergerak mondar-mandir atau berlari kesana kemari, karena
air ketuban akan terasa keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal
supaya lebih tinggi.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 3
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 12 Mei 2014 didapatkan data
kesadaran compos mentis , berat badan saat kaji 65 Kg, tinggi badan 150 cm,
suhu 37 ◦ C, pernapasan 16 x/ menit, nadi 88 x/menit, dan tekanan darah
120/80 mmHg. ANC selama kehamilan 5 kali pemeriksaan. Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik head to toe diperoleh hasil bahwa kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata, rambut hitam tipis panjang, konjungtiva tak anemis,
warna pink, sklera tak ikterik, membran mukosa merah, bentuk dada simetris,
bunyi napas vesikuler,bunyi jantung S1 dan S2 normal, CRT < 2 detik,
payudara membesar, puting menonjol, abdomen membuncit, tampak striae ,
tampak linea nigra, TFU 37 cm, kontraksi tidak ada, bising usus ada, ± 5 – 8
x/menit, Leoplod I TFU 37 cm, Leoplod II kanan teraba bagian kecil,
Leopold III teraba kepala di bagian bawah , sudah masuk PAP, Leopold IV
27
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
28
bagian yang masuk PAP sudah 4/5. Denyut jantung janin 140 x/ menit.
Genetalia vagina tidak ada varises, flour albus positif, warna agak
kekuningan, bau tidak ada, konsistensi encer. Ekstremitas bawah tidak ada
varises, edema tidak ada. Klien mengeluh saat masuk rumah sakit keluar air-
air pervaginam sejak tanggal 11 Mei 2014 jam 12.00 wib.
Analisa Data
Data subjektif ; klien mengatakan khawatir dengan persalinannya ini , klien
mengatakan khawatir dengan kondisi kesejahteraan janinnya. Data objektif ;
wajah ibu tampak tegang, klien selalu bertanya tentang proses persalinannya,
TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 16x/menit, suhu 36,5 derajat
celcius. Klien tampak memegangi perutnya, klien dianjurkan bedrest. Diagnosa
yang didapatkan ansietas. Data subjektif ; klien mengatakan air ketubannya
masih keluar sedikit sedikit. Data objektif ; tampak rembesan air ketuban saat
inspeksi pervaginam, cairan berwarnah jernih, tidak berbau, klien
menggunakan under pat. Suhu tubuh klien 36,5 derajat celcius, Leukosit : 12,3
1000/U, DJJ 143 x/mnt. Diagnosa yang dapat ditegakan resiko infeksi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
29
kontrasepsi IUD jenis coppert T. Riwayat menyusui pada anak ke satu dan
kedua selama 6 bulan. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu didapatkan
anak pertama lahir tahun 1999 jenis kelamin perempuan BBL 2900 gr sehat ,
anak kedua lahir tahun 2007 jenis kelamin laki-laki BBL 3100 gr sehat. Status
obstetrik P2 A0, keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 120/70
mmHg, nadi 86 x/ menit, pernapasan 16 x/ menit, suhu 36,8 derajat celcius.
Therapi pycin 4x 1,5 gr, metronidazole 3x500 mg, pronalges sup 3x1.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik head to toe diperoleh hasil bahwa kulit
kepala bersih, distribusi rambut merata, rambut hitam tipis panjang,
konjungtiva tak anemis, warna pink, sklera tak ikterik, membran mukosa
merah, bentuk dada simetris, bunyi napas vesikuler, bunyi jantung S1 dan S2
normal, CRT < 2 detik, payudara membesar, puting menonjol, ASI keluar
sedikit. Abdomen tampak luka operasi, tampak rembesan darah pada verban,
kontraksi uterus keras, posisi tengah, 2 jari bawah pusat, diastasis rektus
abdminis 2 jari, kandung kemih kosong . Lochia rubra positif 40 cc, varises
tidak ada, hemoroid tidak ada. Ekstremitas tidak ada edema, tanda Homans
tidak ada.
Eliminasi kebiasaan BAK 5-7 x/hari, BAK saat ini masih menggunakan
kateter (DC), kebiasaan BAB 1x/ hari, BAB saat ini belum, konstipasi tidak
ada. Isirahat dan kenyamanan untuk kebiasaan tidur lama 8 jam pola tidur saat
ini baik. Mobilisasi dan latihan tingkat mobilisasi miring kanan dan kiri di
tempat tidur, latihan/senam tidak dilakukann. Nutrisi dan cairan asupan nutrisi
klien 3x/ hari nafsu makan baik, asupan cairan 8-10 gelas/ hari cukup.
Keadaan mental adaptasi psikologis baik, penerimaaan terhadap bayi baik
suami sangat mengharapkan kelahiran anak ini karena dari pernikahan
sebelumnya suami klien belum mempunyai keturunan.
Analisa Data
Data subjektif ; klien mengatakan nyeri dan sakit pada luka operasinya, klien
mengatakan setelah dipijat oleh dokter secara tiba-tiba klien menangis
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
30
kesakitan dan marah . Data objektif ; klien tampak meringis kesakitan, wajah
klien tampak tegang, klien tampak menangis, VAS 5. TD 110/70 mmHg, nadi
80 x/mnt, pernapasan 16x/mnt. Diagnosa yang dapat ditegakan yaitu nyeri
akut. Data subjektif ; klien mengatakan tidak mengetahui cara menyusui
dengan posisi yang benar, klien mengatakan kedua anaknya dirawat oleh
ibunya. Klien mengatakan anak pertamanya hanya 3 bulan menyusu dan anak
keduanya 6 bulan. Data objektif ; bayi tampak tidak puas setelah menyusu,
perlekatan bayi saat menyusu tidak benar, bayi tampak rewel menangis.
Diagnosa yang dapat ditegakan yaitu ketidakefektifan pemberian ASI.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
31
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
32
Intervensi : observasi tanda-tanda vital, setiap 4 jam: cek suhu, nadi, vaginal
discharge, aktivitas uterus, dan aktivitas janin, motivasi klien untuk dirawat
sampai ketuban berhenti mengalir, berikan perawatan perineal setiap 4 jam,
pantau DJJ , kolaburasi dan pantau adanya peningkatan leukosit dan adanya
tanda-tanda infeksi, kolaburasi pemberian antibiotik, catat waktu pecahnya
ketuban.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
33
Catatan Perkembangan Hari Kamis Tgl 15 Mei 2014 , Jam 10.00 wib
DS: klien mengatakan nyeri pada luka operasi SC VAS 2, klien mengatakan
saat berubah posisi atau mobilisasi sudah mulai berkurang nyerinya, klien
mengatakan sat menyusui perutnya terasa mules. DO: klien tampak sudah
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
34
mulai mobilisasi, klien masih tampak meringis saat bergerak, klien tampak
memegangi perutnya saat bergerak. Diagnosa : Nyeri akut. Implementasi :
mengkaji tingkat nyeri klien, evaluasi redemonstrasi teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri, motivasi klien untuk mobilisasi, memberi penjelasan
proses involusi uteri saat menyusui, kolaburasi pemeberian therapi analgesik.
Catatan Perkembangan Hari Jumat Tgl 16 Mei 2014, Jam 10.00 wib
DS: klien mengatakan nyeri pada luka operasi sudah tidak nyeri tapi tinggal
ngilu-ngilu sedikit VAS 1. DO: wajah klien tampak rileks, mobilisasi klien
tampak aktif, luka klien tidak ada rembesan. Implementasi :evaluasi
redemonstrasi teknik relaksasi, motivasi klien untuk mobilisasi.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
35
S: klien mengatakan ASI nya baru keluar sedikit, klien mengatakan tidak
menerti bagaimana posisi menyusui yang benar. Klien mengatakan saat anak
yang pertama hanya 3 bulan menyusui dan anak ke dua 6 bulan. O: klien
tampak kaku saat memposisikan bayi untuk menyusu, perlekatan bayi tidak
benar, bayi tampak tidak puas, rewel dan menangis, saat menyusu bayi
terdengar suara bunyi bukan suara menelan air. A: ketidakefektifan
pemberian ASI. P: berikan informasi tentang teknik menyusui yang benar,
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
36
tingkatkan rasa percaya diri ibu bahwa bisa memberikan ASI pada bayinya,
ajarkan dan demonstrasikan posisi menyusui yang benar, ajarkan dan bantu
bayi saat perlekatan. Ajarkan ibu untuk cukup istirahat, makan dengan gizi
seimbang dan tidak cemas agar ASI nya berproduksi banyak.
DS: klien mengatakan ASI nya sudah mulai keluar. DO: posisi klien saat
menyusui masih kurang tepat, perlekatan bayi belum benar, bayi tampak tidak
puas setelah menyusui , ibu menyusui hanya sebentar sehingga bayi hanya
tertidur sebentar dan menangis lagi. Diagnosa ketidakefektifan pemberian
ASI. implementasi: ajarkan dan demonstrasikan kembali posisi yang benar
saat menyusui, bantu klien saat menyusu dengan posisi yang yaman dan
benar, anjurkan pada klien untuk menyusui dengan kedua payudaranya,
ajarkan tanda-tanda bayi sudah puas menyusu.
Catatan Perkembangan Hari Jumat Tgl 16 Mei 2014, Jam 10.30 wib
DS: klien mengatakan ASI nya sudah banyak, klien mengatakan belum
mengerti cara masase payudara, memerah payudara dan cara menyimpan
ASI. DO: klien tampak menyusui bayinya , bayi tampak puas setelah
menyusu, tampak payudara klien membesar. Implementasi evaluasi cara
menyusui, ajarkan cara menyimpan dan memerah payudara, ajarkan klien
massase payudara.
Evaluasi : S: klien senang diajarkan cara masase dan memeras ASI, klien
mengatakan terasa sakit saat dilakukan pemerahan payudaranya. O: ASI
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
37
Kunjungan rumah dilakukan hari Selasa tanggal 20 Mei 2014 jam 10.30 wib
dirumah kontrakan kediaman Ny. D di daerah Klender Jakarta Pusat.
Lingkungan klien tampak rumahnya sangat berdempetan dan padat. Klien
tinggal di sebuah kontrakan dua petak yang terdiri dari ruang tamu kecil dan
kamar tidur yang menyatu dengan tempat menyimpan makan dan cucian dan
kamar mandi kecil dibelakangnya tanpa ada nya sekat antara tempat tidur
dengan penyimpanan piring makan dan pakain dan barang yang kotor. Data
yang diperoleh saat kunjungan rumah, DS: klien mengatakan payudaranya
agak bengkak, klien mengatakan perban luka operasinya terbuka. DO:
payudara klien tampak sedikit bengkak, klien tampak sedang menyusui
bayinya, TD 120/70 mmHg, N 80 x/mnt, P 16x/mnt, S: 37 derajat celsius,
perban luka operasi tampak terbuka, tanda infeksi kemerahan tidak ada.
Diagnosa yang didapatkan dari data di atas ketidakefektifan pemberian ASI.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
38
dan demonstrasikan ibu tentang teknik menyusui yang baik dan benar,
ajarkan dan demonstrasikan ibu tentang teknik pemompaan payudara untuk
mempertahankan suplai ASI selama penundaan, edukasi ibu tentang
kebutuhan istirahat, asupan nutrisi serta cairan yang adekuat, ajarkan dan
demontrasikan tentang perawatan payudara (Breast Care), libatkan keluarga
sebagai suport sistem ibu dalam memberikan dorongan untuk terus menyusui.
Catatan Perkembangan Hari Kamis Tgl 22 Mei 2014 jam 11.00 wib
DS: klien mengatakan payudaranya sudah tidak bengkak. DO: payudara klien
tampak tidak bengkak, klien mampu mengulang cara masase payudara yang
sudah diajarkan, klien mampu mengulang cara pemerahan dan penyimpanan
ASI dengan benar, bayi klien tampak tenang, klien menyusui dengan posisi
yang benar. A: ketidakefektifan pemberian ASI teratasi. P: motivasi klien
untuk istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang, dan minum yang cukup
agara produksi ASI nya banyak.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi yang terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Ny. D dengan G3P2A0 pre dan post sc atas indikasi KPD
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Analisis situasi yang dilakukan meliputi
tentang profil lahan praktek, analisis hasil pengkajian, masalah keperawatan,
intervensi, alternatif pemecahan masalah, dan evaluasi.
39 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
40
Masalah ansietas yang diangkat pada kasus Ny. D disebakan dengan adanya
respon psikologis ibu saat menghadapi proses persalinan. Kekhawatiran
orang tua terhadap kesejahteraan bayi terlihat selama persalinan. Ny. D pada
saat persalinan juga mengkhawatirkan kesejahteraan janinnya, karena saat
klien melahirkan anak pertama dan kedua tidak mengalami hal seperti
sekarang yang dihadapi klien. Sumber stres bervariasi pada setiap individu,
tetapi nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan dua faktor yang
mempengaruhi.
Masalah nyeri diangkat pada kasus Ny. D pasca melahirkan dengan post SC
maka ibu akan mengalami nyeri. Tindakan operasi sectio caesarea
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontuinitas
jaringan karena adanya pembedahan. Pada proses operasi digunakan anastesi
agar pasien tidak nyeri saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan
pasien mulai sadar, akan nyeri didaerah sayatan yang membuat sangat
terganggu. Whalley, dkk. (2008).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
41
Teori relaksasi pernapasan ini menjelaskan bahwa pada spinal cord , sel-sel
reseptor yang menerima stimulasi nyeri periferal dihambat oleh stimulasi dari
serabut-serabut saraf yang lain. Stimulasi yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorfin , sehingga stimulasi nyeri yang dirasakan
oleh klien menjadi berkurang. Priharjo. (2003). Periode relaksasi pernapasan
yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan, ketegangan otot yang
terjadi akibat meningkat nyeri. Smeltzer dan Bare. (2003).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
42
Masalah resiko infeksi diangkat pada kasus Ny. D disebabkan karena klien
dengan proses persalinan yang disertai KPD dapat terjadi infeksi, dimana
terjadi peningkatan leukosit 12,3 1000/U. Klien mendapatkan pemantauan
saat dikamar bersalin dengan pemberian antibiotik ampicilin sulbaktan 4x1,5
gr, setiap 4 jam dilakukan pemantauan tanda vital dan DJJ, pengeluaran air
ketuban dan klien mendapatkan terapi misoprostol 4x25 mg PV untuk induksi
persalinan sebagai penanganan persalinan dengan KPD.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
43
dan tidak puas setelah menyusui. Klien merasa kurang percaya diri saat
menyusui.
Menurut (Johnson & Wendy, 2005 dalam Pertiwi, 2012) faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses laktasi antara lain posisi dan fiksasi bayi yang benar
pada payudara dan frekuensi dan durasi menyusui. Selain itu, nutrisi, keadaan
kesehatan ibu baik fisik maupun psikis serta keadaan payudara juga
mempengaruhi proses laktasi. Karena, proses laktasi merupakan hasil
interaksi kompleks antara status nutrisi, keadaan kesehatan serta keadaan
payudara ibu yang nantinya akan berpengaruh pada produksi dan pengeluaran
ASI Carpenito, (2009).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
44
menglihkan rasa cemas dan nyeri saat di ruang bersalin. Schneider (2000)
dalam Hayati (2009) menyebutkan bahwa intervensi distraksi efektif
dilakukan karena individu akan berkonsentrasi pada stimulus yang menarik
atau menyenangkan dari pada berfokus pada gejala yang tidak menyenangkan.
Post Operasi :
Intervensi yang dilakukan dalam mengatasi nyeri pasca operasi pada klien
dilakukan kaji tingkat nyeri klien, mengobservasi tanda-tanda vital ,
pemberian analgetik setelah post operasi melalui supositoria sesuai program,
ajarkan dan anjurkan teknik relaksai untuk mengurangi nyeri, mengganjal luka
operasi dengan bantal. Memotifasi dan mengajarkan klien untuk melakukan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
45
ambulasi miring kiri miring kanan setelah 6 jam post op. Mengajarkan
valsafah manuver dengan menahan perut atau memegang luka operasi saat
melakukan perubahan posisi, batuk atau tertawa untuk mengurangi nyeri.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
46
Periode postpartum klien akan mengalami fase adaptasi psikologis yaitu fase
Taking In, Taking Hold dan Letting Go. Taking In (ketergantungan) terjadi 1-
3 hari dimana ibu pasif dan masih dalam mengumpulkan kekuatan, diri
berfokus pada kesemubuhan diri sendiri perlu bantuan orang lain untuk
mengatasi kondisinya, kebutuhan yang harus dipenuhi adalah makan, minum,
dan tidur yang nyenyak. Fase Taking Hold (transisi) terjadi 3-10 hari dimana
ibu mulai bersemangat dan tertarik pada bayi serta ingin merawat bayi mulai
peduli dengan diri dan mulai memenuhi kebutuhan diri dan bayinya,
kebutuhannya pemberian pendidikan kesehatan. Fase Letting Go (mandiri)
ibu dan ayah mulai berkoordinasi dalam mengurus bayi mereka, memiliki
harapan dan mimpi yang tinggi terhadap bayi mereka yang baru lahir Bobak,
(2005).
Dalam hal ini perawat merupakan sarana untuk memberikan dukungan dan
menetramkan perasaan cemas atau ansietas, selain memberikan penjelasan
yang akurat mengenai proses yang akan dihadapi pada klien intranatal dan
postpartum yaitu proses fisologi yang akan dihadapi pasien. Prosedur tindakan
intranatal, pemeriksaan diagnostik, dan rencana terapi. Oleh karena itu klien
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
47
dan keluarga perlu diberikan penjelasan mengenai setiap prosedur dan hasil
yang diharapkan dari prosedur tersebut terhadap kesejahteraan bayi dan ibu.
4.5 Evaluasi
Setelah intervensi keperawatan selama tiga hari dilakukan perawatan di ruang
postpartum didapatkan hasil bahwa masalah ansietas dapat teratasi ditandai
dengan klien mampu kooperatif saat dilakukan tindakan, mampu
mempraktekan teknik relaksasi dan bersikap tenang. Resiko infeksi teratasi
dengan manajemen penanganan klien dengan KPD setelah dilakukan
pemantauan selama proses persalinan dan dilakukan induksi persalinan tetapi
karena tidak berhasil dan hasil USG ICA 6,94 cm oligohidramnion, maka
klien dilakukan persalinan dengan cara sectio caesarea. Ibu dan bayi dapat
pulang bersama dengan kondisi sehat. Nyeri dapat teratasi ditandai dengan
klien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi saat menghadapi nyeri
dan melakukan teknik valsafa manufer untuk mengurangi nyeri saat
pergerakan atau perubahan posisi, tertawa, dan batuk.
Ketidakefektifan pemberian ASI dapat teratasi, ditandai ibu dan bayi merasa
puas setelah menyusui, ibu dapat memposisikan posisi yang benar saat
menyusui, bayi tampak perlekatan pada puting payudara dengan benar.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
BAB 5
5.1 Simpulan
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Harry.O & William R. F. (2010). Pada
saat setelah persalinan secara SC ini klien akan meraskan nyeri, kecemasan
saat merawat bayi dan proses laktasi.
48 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
49
Nyeri akut dapat teratasi saat klien diruang perawatan post partum, dengan
diberi intervensi keperawatan mengkaji dan mengobservasi tingkat nyeri (0-
10) pasien, mengajarkan klien teknik relaksasi seperti tarik napas dalam dan
teknik distraksi, mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan
untuk mencegah nyeri, menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan
analgesik ataupun non analgesik secara tepat. Ketidakefektifan proses
menyusui dapat teratasi sebagian klien dapat menyusui bayi dengan posisi
yang benar dan manajemen laktasi dapat dimengerti oleh klien.
5.2 Saran
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
50
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. (2005). Keperawatan Maternitas.
Jakarta:EGC
Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan Aplikasi dan Praktik Klinis.
Jakarta: EGC
Damarati & Yulis Pujiningsih. ( 2012). Analisis tentang Paritas dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Sidoarjo. Universitas
PGRI Adi Buana: Surabaya
Effendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan MasyarakatEd.2.
Jakarta: EGC
Eko Budihardjo, Ir. (1983) Arsitektur dan Kota Di Indonesia. Yayasan Badan
Penerbit Alumni : Bandung.
51 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
52
Kenneth, . Leveno, et.al. (2003). Obstetri Williams Panduan Ringkas. Ed.21. Alih
Bahasa Brham.J ,Pendit. Jakarta:EGC
Lang, J. and Rothman, K.J. (2011). Field Test Results of The Motherhood Method
to Measure Maternal Mortality: Indian J Med Res
Lia, X . [et al]. (2010). Trends in Maternal Mortality Due to Obstetric
Hemorrhage in Urban, and Rural China. J. Perinat. Med.
Manuaba. (2006). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC.
Ning Li, Qiulan Fu, Wenhua Cai. (2013). Cause Analysis and Clinical
Management Experience of The Premature Rupture of Membrane,
Department of Obstetrics and Gynecology. SNanning Maternal and Child
Health Care Hospital. Nanning : Chin. (diunduh tanggal 25-6-2014).
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. (Ed. 4). Alih bahasa: Yasmin Asih. [et al].
Jakarta : EGC
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
53
Tahir dkk. (2012). Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini di RSUD Syekh Yusuf
kabupaten Gowa: Universitas Hasanudin. (diunduh tgl 24-6-2014).
Todman D. (2007). A History of Caesarean Section: From Ancient World to The
Modern Era. Australian and New Zealand Journal of Obstet and
Gynaecol.
Weinstein, [et.al] (2008) . Water Disinfection By-Products and Prelabor Rupture
of Membranes. Correspondence to Dr. Angus Cook. School of
Population Health, University of Western Australia, 35 Stirling
Highway, Crawley, WA 6009: Australia
Walley, J., Simkin, P., dan Keppler , A. (2008). Panduan Praktis bagi Calon Ibu :
Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Neneng Herawati, FIK UI, 2014
Lampiran I
PENGKAJIAN PRENATAL
I.PENGKAJIAN
1. Ansietas
2. Resiko tinggi infeksi
NANDA, 2012
PENGKAJIANPOSTPARTUM
NamaMahasiswa : Neneng Herawati Tanggal Pengkajian: 14 Mei 2014
NPM : 1106130002 Ruang/RS: Post Partum RSCM
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Inisial Klien : Ny. D
2. Usia : 33Tahun
3. No RM : 392-65-25
4. Status Perkawinan : Kawin
5. Pekerjaan : IRT
6. Pendidikan Terakhir : SD
7. Suku : Betawi
8. Agama :Islam
9. Alamat : Jl. Kampung kapitan rw/rt 17/04 cipinang muara
,klender jakarta pusat
G.RiwayatPersalinan
Klien(P3A0) melahirkan secara sectio pada tanggal 14Mei2014 pukul
03.15 WIB. Klien melahirkan laki-laki dengan BB:2600gr, AS: 9/10.
Perdarahan 550 ml.
H.Riwayat Ginekologi
Klien tidak memiliki riwayat masalah ginekologi.
Masalah
No Data
keperawatan
1 DS: Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri dan sakit pada luka operasinya berhubungan
klien mengatakan setelah dipijat oleh dokter secara dengan agen
tiba-tiba klien menangis kesakitan dan marah . injuri fisik luka
DO: post sectio
Klien tampak meringis kesakitan (NANDA, 2014).
Wajah klien tampak tegang
Klien tampak menangis, VAS 5.
TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/mnt, pernapasan
16x/mnt..
Terdapat luka jahitan post operasi SC di abdomen
tertutup kassa kering sepanjang 10 cm, terdapat
rembesan pada balutan
2 DS: Ketidakefektifan
Klien mengatakan tidak mengetahui cara menyusui pemberian ASI
dengan posisi yang benar berhubungan
Klien mengatakan kedua anaknya dirawat oleh ibunya. dengan kurang
Klien mengatakan anak pertamanya hanya 3 bulan penegtahuan
menyusu dan anak keduanya 6 bulan. (NANDA, 2014).
DO:
Bayi tampak tidak puas setelah menyusu
Perlekatan bayi saat menyusu tidak benar
Bayi tampak rewel menangis.
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Tujuan: 1. Kaji skala nyeri, lokasi, 1. Evaluasi nyeri tiap shift dapat
berhubungan dengan Setelahdilakukan tindakan karakteristik dan laporkan menentukan rencana
agen injuri fisik luka keperawatan pada Ny.D perubahan nyeri dengan cepat intervensi penanganan nyeri
post sectio (NANDA, sebanyak 3x24 jam diharapkan selanjutnya
2014). nyeri pada Ny.D berkurang dan 2. Ajarkan relaksasi napas dalam 2. Teknik relaksasi meringankan
hilang. saat timbul nyeri nyeri
3. Motivasi klien untuk 3. Mobilisasi bertahap
KriteriaHasil: melakukan mobilisasi bertahap meningkatkan aliran darah
Klien akan mengungkapkan yamg meningkatkan proses
skala nyeri kurang dari 2. penyembuhan luka,
Klien dapat memperlihatkan meringankan nyeri
teknik relaksasi secara 4. Berikan posisi nyaman untuk 4. Posisi yang nyaman membuat
individual yang efektif untuk klien klien menjadi lebih rileks
mencapai kenyamanan 5. Bimbing klien untuk 5. Klien yang merasakan nyeri
Klien menunjukkan TTV memenuhi kebutuhan dasar akan terhambat dalam
dalam batas normal pemenuhan kebutuhan
Klien menunjukkan selera dasarnya
makan dan pola tidur yang 6. Kolaborasi pemberian 6. Kolaborasi medikamentosa
baik analgetik diberikan jika skala nyeri
Wajah klien tampak rileks lebih dari VAS 4/ skala nyeri
ketika kembali beraktivitas sedang
Klien menunjukkan tingkat
mobilisasi yang baik tanpa
adanya nyeri
Lampiran 6
Analisis :
- Ketidakefektifan pemberian ASI
belum teratasi
Plenning :
- Berikan informasi tentang teknik
menyusui yang benar
- Tingkatkan rasa percaya diri ibu
bahwa bisa memberikan ASI pada
bayinya
- Ajarkan dan demonstrasikan posisi
menyusui yang benar
- Ajarkan dan bantu bayi saat
perlekatan
- Ajarkan ibu untuk cukup istirahat,
makan dengan gizi seimbang dan
15 Mei 2014 Nyeri akut berhubungan 1. Mengkaji tingkat nyeri klien Subjektif :
(Shift Pagi) dengan agen injuri fisik luka 2. Evaluasi redemonstrasi teknik - Klien mengatakan nyeri mulai
post sectio (NANDA, 2014). relaksasi untuk mengurangi nyeri berkurang VAS 1
3. Motivasi klien untuk mobilisasi - Klien mengatakan baru mengetahui
4. Memberi penjelasan proses mules proses involusi yang
involusi uteri saat menyusui dialaminya.
5. Kolaburasi pemeberian therapi
analgesik. Objektif :
- Klien mampu melakukan teknik
relaksasi
- Wajah klien tampak mulai rileks
- Klien kooperatif saat di berikan
asuhan keperawatan,
- Klien tampak mobilisasi menyusui
bayinya.
Analisis :
- Nyeri akut mulai teratasi.
Plenning :
- Observasi TTV
- Kaji tingkat nyeri klien
- Memotivasi klien untuk melakukan
teknik relaksasi,
- Motivasi klien untuk mobilisasi.
Analisis :
- Ketidakefektifan pemberian ASI
teratasi sebagian.
Plenning:
- Motivasi ibu untuk menyusui
- Bantu dan instruksikan klien untuk
menyusui dengan posisi yang benar
- Anjurkan klien untuk makan dan
minum yang cukup
- Evaluasi pengetahuan ibu tentang
tanda-tanda bayi sudah puas
menyusui.
16 Mei 2014 Nyeri akut berhubungan 1. Evaluasi redemonstrasi teknik Subjektif :
(Shift Pagi) dengan agen injuri fisik luka relaksasi - Klien mengatakan nyeri sudah
post sectio (NANDA, 2014). 2. Motivasi klien untuk mobilisasi. berkurang VAS 1.
Analisis :
- Nyeri akut teratasi.
Plenning :
- Ajarkan pada klien perawatan luka
operasi selama dirumah
- Ajarkan untuk mengenal adanya
tanda-tanda infeksi pada luka
operasi.
Objektif
- : ASI klien tampak banyak keluar
didapatkan 50 cc setelah diperah
- Payudara klien tampak mulai lunak
- Klien merasa nyaman setelah
Analisis :
- Ketidakefektifan pemberian ASI
teratasi sebagian.
Plenning:
- Evaluasi pada klien cara masase
payudara dan cara memerah ASI
- Motivasi ibu untuk menyusui
dengan kedua payudaranya.