Watak Tokoh
YOLA = Ceria, baik, tidak pemarah, mudah menceritakan rahasianya.
ANNISA = Peduli terhadap teman-temannya.
REVANA = Pendiam, susah ditebak, humoris, suka memberi motifasi kepada
sahabatnya, baik.
Drama ini mulai disebuah villa yang disewa oleh 3 sahabat. Mereka berlibur sementara
karena libur panjang disekolah selama 2 bulan, berawal dari duduk disebuah ruang makan dengan
kompor gas yang menyala untuk memasak makanan sahur.
Annisa:”Rev, kapan sih makanannya selesai disajikan? Aku udah lapar nih (sambil memegang
perutnya
yang keroncongan)”
Yola :”Yah, anak pak udin mulai berisik (sambil tersenyum dan menopang dagunya)”.
Annisa:”Ohh.anak pak joko mau melawanku...ada nyali juga nih. Bukankah kita 19:15 diakhir
Pertandingan (sambil ternyesum seperti mengejek)”.
Yola :”kau salah, aku yang menang diakhir pertandingan.
Annisa:”Aku!!!”
Yola :”Aku!!!”
Annisa:”Aku!!!”
Yola :”Aku!!!”
Annisa:”Aku!!!”
Ditengah keributan wajah mereka sama-sama maju kedepan seperti ingin berkelahi hanya
gara-gara pertandingan olahraga buku tangkis.
Pandangan yola dan annisa pun tertuju pada revana yang berada ditengah-tengah mereka
dengan tatapan yang menyeramkan, dan mampu membuat mereka bedua terdiam membisu.
Mereka berdua hanya mengiyakan kata-kata revana karena tak bisa mengatakan apa-apa
dan mulai makan makanan mereka.
Annisa:”oh ya rev, kami berencana bukber di tempat makan edan, kau mau ikut?”
Revana:”selesaikan makanan mu dulu, baru bicara?”
Karena terheran dengan sikap revana yang aneh yola dan annisa langsung berbisik.
Annisa:”yol, ada apa sih dengan revana?? gak kayak biasanya (berbisik ketelinga yola)”
Yola :”Entahlah, aku juga bingung sama sikapnya, biasanya dia kan selalu baik, kadang juga
menawari makanan, cemilan, dan juga menanyakan masalah apa yang mengganggu kita.”
Annisa:”kau kan selalu menyibukkan sialis mata ulat bulu aku yang selalu bersama revana”
Yola :”Heiii!! Namanya reihan pratama, bukan sialis mata ulat bulu (mencubit pipi anisa) kau
ini seenaknya saja menjuluki nama orang.”
Annisa:”Biarin, aku sudah memberi nama julukan buat revana.”
Yola :”Seenaknya saja , emang apa nama julukannya?”
Annisa:”Namanya Ren-Ren, khusus untuk orang seperti dia, iya kan Ren-Ren ehh...”
Annisa terdiam menatap kursi disebelah yola tempat yang diduki revana , sementara yola
yang ikut terheran sehingga dia bertanya.
Yola :”Kau kenapa sih? Kenapa terdiam (sambil mengernyitkan alis sebelah kanan)”.
Annisa:”Re, R, Revana (sambil menunjuk tempat yang diduduki oleh revana , sehingga yola
bergidik ngeri untuk menoleh . di, dia menghilang.
Yola :”Ma, masa(yola pun menoleh dan mengeluarkanjeritan yang amat kuat sehingga mampu
Juga untuk memecah bola lampu) dimana dia?”
Annisa mengebrak meja makan sehingga yola terdiam sejenak memandang annisa.
Annisa pun memulai untuk kabur, tapi bajunya ditahan oleh yola sehingga dia hampir
terjengkal kebelakang.
Annisa pun melirik yola yang sedang menepuk jidatnya lalu mereka tertawa bersamaan ,
pergi kekamar mandi mengambil odol dan sikat gigi , lalu bersamaan menggosok gigi.
15 menit kemudian.....
Yola dan annisa mencari dikamar tetapi tidak ada orang, kembali didapur lalu dikamar
mandi tetapi tidak ada orang, tempat terakhir ialah halaman pekarangan depan.
Revana:”haiz, kenapa tidak diangkat, aku rindu kalian (sambil menitikkan air mata menatap foto
ayah dan ibunya dilayar hp)”.
Annisa & Yola :” Dor.!!! (mengejutkan revana dengan memegang pundaknya)”
Revana :” eh apa yang kalian lakukan disini?(menutup hp dan menghapus air matanya)”.
Annisa :”kami mencarimu dari tadi, tapi kau tidak ada, huh!”
Revana :”iya-iya aku minta maaf.”
Sementara yola hanya diam dan menatap revana dengan wajah curiga.
Yola :”kamu ngapain sendirian diayunan subuh-subuh gini?”
Revana:”tidak ada, aku hanya menenagkan diri, tidak ada yang perlu kalian khawatirkan
(tampak
gelisah dengan menggigit bawah bibirnya)”
Yola :”rev, masuk yuk! (sambil menarik tangan revana)”.
Revana:”kalian duluan aja, nanti aku nyusul (melepaskan tangan yola)”.
Annisa:”Yaudah yuk, kita duluan (sambil menarik tangan yola)”.
Yola :”ehh ... tapi..ehh”.
Yola :”baiklah.”
Mereka pun masuk kedalam rumah setelah pintu tersebut ditutup cepat oleh annisa, yola
langsung terheran-heran dengan tingkah aneh salah satu sehabatnya ini.
JAM 18.45
Revana:”ish,kemana sih orang tu, dari tadi tidak terlihat batang hidungnya”.
Revana:”mereka ditempat makan edan, ngapain mereka disana?aku disuruh kesana lagi.
Huft,(mengedikkan bahu) yaudah lah , gue otw”.
Seketika itu ayah dan ibu revana berlari menuju kearahnya dan memeluknya.
Ibu Revana :”Maaf ya sayang, ibu dan ayah baru datang sekarang”.
Revana :”Tidak apa-apa”.
Ayah Revana :”Berterima kasihlah pada kedua temanmu karena sudah menyuruh ayah dan ibu
datang kesini, mereka bilang mereka khawatir pada mu sayang, karena sikapmu
yang aneh hari ini”.
Revana :’be, benarkah itu (menatap yola dan annisa yang tersenyum)
Revana langsung berlari kearah yola dan annisa dan memeluk meraka berdua erat.
Revana :”Te, terima kasih sudah mengkhawatirkan ku, terima kasih, sahabatku.”