Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan
keterampilan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas suatu organisasi. Bila
organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan
kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan
meningkat. Dalam susunan organisasi pemerintahan eksekutif yang mana kepemimpinan
tertinggi menurut susunan pemerintahan adalah Presiden dan sampai pada level
dibawahnya pada stuktur pemerintahan adalah kepala desa. Kepala Desa adalah
pemimpin yang dipilih secara demokrasi maupun secara tradisional oleh warga yang
mana ia adalah seorang wakil perpanjang tangan dari masyarakat untuk dapat mengatur,
menjaga dan memotifasi warganya dalam proses pembangunan di desa, Sehingga peran
kepemimpinan Kepala Desa sangatlah berpengaruh terhadap maju-mundurnya dan
berkembang atau tidak berkembangnya suatu pembangunan didesa.
Pada sebuah organsasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam
pelaksanaan pelayanan masyarakat, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui
kepemimpinan dan didukung oleh pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan
tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan
kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.
(Istianto, 2009:2)
Kemudian dengan munculnya atau berlakunya Undang-undang Desa No.6 Tahun
2014 maka dengan jelas dan secara hukum desa memiliki kewenangan secara penuh
dalam proses pengelolaan pemerintahan dalam proses pembangunan desa. Dalam proses
pembangunan sesuai dengan Undang-Undang Desa No.6 Tahun 2014 mengacu pada dua
pola pendekatan yaitu “Desa Membangun” dan “Membangun Desa” yang mana
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuahan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan desa merupakan suatu proses yang berlangsung di desa dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembanguan nasional yang mencakup
segala aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Dalam konteks pembangunan,
dalam pemerintahan indonesia di canangkan berbagai program diantaranya seperti
program inpres desa tertinggal, program pembangunan infra struktrur pedesaan, program
alokasi dana desa, program PNPM dan sebagainya. Semua program khusus ini bertujuan
untuk mempercepat upaya pembangunan di daerah pedesaan.
Kepemimpinan merupakan sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-
sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan
batin, serta merasa tidak terpaksa. Kemampuan seseorang dalam memimpin juga sangat
berpengaruh dalam proses pembangunan, yang mana dalam kepempimpinan Kepala
Desa amat sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pembangunan didesa.
Namun kenyataannya di Desa Keji kepemimpinan kepala desa di pimpin oleh
PLT (Pelaksana Tugas) yang berasal dari Sekertaris Kecamatan Ungaran Barat yang
notabene tinggal di Tembalang, Semarang. Perubahan kepemimpinan dikarenakan
Kepala Desa yang lama mengundurkan diri dari jabatannya, guna mengisi kekosongan
jabatan maka dari pihak Kecamatan menunjuk PLT dari Sekertaris Kecamatan. Tentu hal
ini berpengaruh terhadap peran PLT terhadap kepemimpinan dan pembangunan Desa
Keji itu sendiri. Kepemimpinan kepala desa dan PLT tentu memiliki perbedaan. Hal
tersebut tentu sedikit banyak mempengaruhi pembangunan di desa tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan seorang PLT sebagai pengganti kepala desa Keji ?
2. Bagaimana pembangunan Desa Keji ?
3. Apa pengaruh kepemimpinan PLT sebagai pengganti sementara kepala desa
terhadap pembangunan Desa Keji
4. Bagaimana tanggapan masyarakat setempat tentang kepemimpinan PLT ?

C. Tujuan
1. Mengetahui perbandingan desa yang di pimpin oleh PLT dan desa yang dipimpin
oleh kepala desa
2. Mengetahui jalannya pembangunan Desa Keji
3. Mengetahui pengaruh kepemimpinan PLT terhadap pembangunan di Desa Keji
4. Mengetahui kepuasan kepemimpinan kepala desa atau PLT di Desa Keji.

D. Metode Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Desa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa)
Desa adalah suatu wilayah yang ditinggali oleh sejumlah orang yang saling
mengenal, hidup bergotong royong, memiliki adat istiadatnya yang relative sama, dan
mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan masyarakatannya. Sebagian
besar mata pencahariannya adalah bertani atau nelayan. Pada desa dataran sebagian besar
penduduknya mencari penghidupan sebagai petani baik sawah ataupun kebun, sedangkan
pada desa pesisir sebagian besar penduduknya mencari penghidupan sebagai nelayan.
Desa dihuni oleh masyarakat yang hidup dalam satu budaya yang relatif
homogen. Masyarakat desa terikat oleh kesamaan dan kesatuan sistem nilai sosial-
budaya. Mereka bermasyarakat secara rukun dan guyub. Karena itu mereka disebut
masyarakat paguyuban (gemeinschaft).
Para pakar mendefinisikan desa sebgai berikut :
R. Bintarto ( 1968 : 95 )
Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis sosial ekonomis, politisi, dan kultural yang terdapat disitu dalam hubungan
dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.
P.J. Bournen ( 1971 : 19 )
Desa adalah salah satu bentuk kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa
ribu orang, hamper semuanya saling mengenal, kebanyakan yang termasuk didalamnya
hidup dari pertanian, perikanan, dan sebagian usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh
hukum dan kehendak alam. Dan didalam tempat tinggal itu terdapat banyak ikatan-ikatan
keluarga yang rapat, ketaatan, dan kaidah-kaidah sosial.

I. Nyoman Beratha ( 1982 : 27 )


Desa atau dengan nama aslinya yang setingkat yang merupakan kesatuan
masyarakat hukum berdasarkan susunan asli adalah suatu Badan Hukum dan adalah pula
Badan Pemerintahan, yang merupakan badan wilayah kecamatan atau wilayah yang
melingkunginya.
R.H. Unang Soenardjo ( 1984 : 11 )
Desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang
menetap dalam suatu wilayah yang tertentu batas-batasannya , memiliki ikatan lahir dan
batin yang sangat kuat, baik karena keturunan maupun sama-sama memiliki kepentingan
politik, ekonomi, sosial, dan keamanan. memiliki susunan pengurus yang dipilih
bersama, memilki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan
rumah tangga sendiri.
Dilihat dari asal usulnya desa dapat dilihat dari 4 kategori :
1. Desa yang lahir, tumbuh dan berkembang berdasarkan hubungan kekerabatan
sehingga membentuk persekutuan hukum genelogis atau keturunan.
2. Desa yang muncul karena adanya hubungan tinggal dekat sehingga membentuk
persekutuan hukum territorial.
3. Desa yang muncul karena adanya tujuan khusus seperti kebutuhan yang ditentukan
oleh faktor faktor ekologis.
4. Desa yang muncul karena adanya kebijakan dari atas seperti titah raja, ordonasi
pemerintah jajahan, atau undang undang pemerintah desa seperti desa perdikan pada
zaman kerajaan atau desa transmigrasi pada zaman sekarang.

B. Pemerintah Desa
Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pemerintah Desa adalah Kepala
Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Dengan uraian sebagai berikut.
a. Unsur pimpinan, yaitu kepala desa
Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan
pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugasnya kepala desa
mempunyai wewenang:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD
2) Mengajukan rancangan peraturan desa
3) Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
4) Menyusun dan mengajukan rancangan dan peraturan desa mengenai APBDesa
untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
5) Membiina kehidupan masyarakat desa
6) Membina perekonomian desa
7) Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
8) Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan
9) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya kepala desa mempunyai kewajiban :


1) Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang-undang
dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
4) Melaksanakan kehidupan demokrasi
5) Melaksakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari
kolusi,korupsi, dan nepotisme
6) Menjalin hubungan kerja denagn seluruh mitra kerja pemerintahan desa
7) Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan
8) Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik
9) Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa
10) Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa
11) Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa
12) Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa
13) Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat
istiadat
14) Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa, dan
15) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

Kepala desa berhenti karena (1) meninggal dunia, (2) permintaan sendiri,
atau (3) diberhentikan. Kepala desa diberhentikan Karena :
1) Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru
2) Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 bulan
3) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa
4) Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan
5) Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa, dan
6) Melanggar larangan bagi kepala desa.

b. Unsur pembantu kepala desa, yang terdiri atas :


1) Sekretariat desa, , yaitu unsur staf atau pelayanan yang di ketuai oleh sekertaris
desa
2) Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang melakukan
urusan teknis dilapangan seperti urusan pengairan, keagamaan, dan lain-lain
3) Unsur kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa di wilayah kerjanya seperti
kepala dusun.
Sekertaris desa diangkat oleh sekertaris daerah kabupaten/kota atas nama
bupati/walikota. Adapun perangkat desa lainnya diangkat oleh kepala desa dari
penduduk desa yang bersangkutan. Pengangkatan perangkat desa ditetapkan dengan
keputusan kepala desa. Untuk bias diangkat sebagai perangkat desa calon harus
berusia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 60 tahun. Ketentuan lebih lanjut
mengenai perangkat desa lainnya diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota
yang sekurang-kurangnya memuat :
1) Persyaratan calon
2) Mekanisme pengangkatan
3) Masa jabatan
4) Kedudkan keuangan
5) daerah tugas
6) larangan, dan
7) mekanisme pemberhentian.

Jumlah perangkat desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial


budaya masyarakat setempat. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa
ditetapkan dengan peraturan desa. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa di atur dengan peraturan
daerah kabupaten/kota. Peraturan daerah kabupaten/kota sekurang-kurangnya
memuat :
1) tata cara penyusunan struktur organisasi
2) perangkat
3) tugas dan fungsi
4) huungan kerja.

C. Pemimpin dan Kepemimpinan


1. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
dan menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan. Sukses tidaknya sebuah
organisasi sangat tergantung dari kemampuan pemimpin dalam menggerakan
seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan. Courtois dalam Sutarto (2011)
mengatakan “kelompok tanpa pemimpin seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjad
sesat, panik, kacau, anarki, dan lain-lain. Sebagian besar umat manusiamemerlukan
pemimpin bahkan mereka tidak menghendaki yang lain daripada itu.

2. Kriteria Seorang Pemimpin


a. Memiliki Pengikut
Memiliki pengikut merupakan sebuah kemutlakan bagi pemimpin.
Seseorang tidak akan dikatakan sebagai seorang pemimpin, jika ia tidak
memiliki pengikut (karyawan/pegawai/staf/anggota/anak buah/bawahan).
Sebab, keberadaan pengikut menjadi salah satu bukti eksisnya suatu proses
kepemimpinan dalam sebuah organisasi.
b. Memiliki Kekuasaan
Kekuasaan ialah, kekuatan, otoritas dan legilitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan
untuk berbuat sesuatu. Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain
karena dia memiliki kekuasaan yang membuat orang lai menghargai
keberadaannya.
c. Memiliki Kemampuan
Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan
atau keterampilan teknis dan sosial, yang dianggap melebihi kemampuan
anggota biasa. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan
menjadi teladan bagi para pengikutnya.

3. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan itu? Banyak para penulis
yang telah memberi definisi tentang kepemimpinan. Menurut Stogdill (1974)
terdaftar hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah
orang yang telah mencoba mendefinisikanny. Stogdill menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai konsep menjemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam
definisi tergantung dari mana titik tolak pemikirannya.
Beberapa pengertian kwpwmimpinan menurut pendapat para ahli,
sebagaimana yang dikutip dari buku “Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan”
karya Achmad Sanusi dan M. Sobry Sutikno (2009) berikut ini:
 Kepemimpinan adalah sutu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behlin)
 Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja
keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P. Terry)
 Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H. Knootz dan C. Donnell)
 Kepemumpinan adalah keseluruhan rindakan guna mempengaruhi serta
menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. Definisi yang
lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian
jalan yang mudah daripada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam
organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
 Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja
sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Ordway Tead)

4. Fungsi Kepemimpinan
Secara operasional, kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok,
yaitu:
a. Fungsi instruktif. Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Kepemimpinan yang
efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain
agar mau melaksanakan perintah.
b. Fungsi konsultatif. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang
memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya.
c. Fungsi delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Funsi delegasi harus dilaksanakan seorang pemimpin
karena kemajuan dan perkembangan organisasinya tidak mungkin diwujudkan
sendiri.
d. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Kelima fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi
mengefektifkan organisasi begitu juga dalam jalannya pemerintahan desa, sebagai
teknik mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku atau menggerakkan
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

D. Pembangunan Desa
Pembangunan dapat diartikan sebagai Suatu usaha atau serangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, Negara dan pemerintahan dalam usaha pembinaan bangsa. (Sondang P. Siagian
1981:21).
Sedangkan Pembangunan desa adalah proses perubahan yang terus menerus dan
berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat beserta pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, mateeri dan spiritual berdasarkan pancasila
yang berlangsung di desa. (Daeng Sudirwo 1981:63)

BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Desa
Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang merupakan sebuah
desa asli yang sudah terbentuk sejak waktu yang tidak diketahui. Desa ini belum pernah
berubah menjadi kelurahan maupun dipecah dan digabung dengan desa yang lain. Jadi
desa Keji ini merupakan desa asli yang berasal dari adanya sekumpulan masyarakat yang
memiliki rasa persamaan satu sama lain yang kemudian membentuk sebuah desa. Nama
“Keji” ini sendiri memiliki banyak arti yang diduga-duga oleh masyarakat setempat.
Diantaranya:
1. Keji: “Diiket dadi siji”, yang dalam bahasa Indonesianya dapat diartikan sebagai
“Diikat menjadi satu” dimana Desa Keji ini merupakan suatu wadah bagi kumpulan
masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sosial, ekonomi dan budayanya.
2. Keji: “Dalane ono seket siji”, artinya “Jalannya ada lima puluh satu” dalam bahasa
Jawa, lima puluh satu memiliki arti “banyak” jadi dapat dijabarkan bahwa untuk
menuju ke Desa Keji ini, dapat ditempuh dari banyak jalan atau banyak arah.
3. Keji: “Sesepuhe Kyai Haji”, artinya “Sesepuhnya Kyai Haji” yaitu masyarakat desa
Keji mempercayai bahwa pada zaman dahulu, di desa tersebut ada seorang Kyai Haji
yang merupakan sesepuh atau orang yang dituakan dalam desa.

B. Profil Desa
Desa Keji ini desa kecil di Barat Ungaran yang hanya memiliki luas 182,88 Ha.
Desa Keji terbagi menjadi 3 dusun dan 16 RT, yakni Dusun Suruhan, Setoyo dan Keji itu
sendiri. Jumlah penduduknya 2.593 jiwa. Untuk mata pencaharian masyarakatnya sendiri
adalah sebagai berikut:

No. Jenis Pekerjaan Jumlah


1. Ibu Rumah Tangga 143
2. Pelajar 424
3. Pegawai Negeri Sipil 11
4. Tentara 8
5. Polisi 3
6. Pedaganga 13
7. Petani 95
8. Karyawan 659
9. Buruh Tani 285
10. Buruh Ikan 10
11. Guru 14
12. Pengacara 1
13. Perawat 1
14. Wiraswasta 433

Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Keji bermata pencaharian
sebagai karyawan pabrik, wiraswasta dan buruh Tani.
Desa Keji juga memiliki potensi sumber daya alam berupa mata air yang mana
mata air ini digunakan untuk kehidupan sehari-hari warga Desa Keji dan mata air
tersebut juga diolah sebagai air minum kemasan, dimana hasil dari penjualann air minum
kemasan ini ikut membantu dalam pendapatan asli Desa Keji.

C. Struktur Organinsasi Desa


Adapun struktur organisasi Desa Keji adalah sebagai berikut.
D. Studi Kasus
Dalam hasil penelitian yang dilakukan di Desa Keji, awalnya kami menemukan
kesulitan dalam menganalisis terutama menganalisis kinerja dari Kepala Desa Keji
tersebut karena Kepala Desa Keji yang menjabat saat ini adalah Pelaksana Tugas dari
Kepala Desa sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan akan diadakan Pilkada serentak
pada bulan September 2016 dan masa jabatan Kepala Desa sebelumnya telah habis di
bulan November 2015.
Berdasar pada penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan data dan melakukan
wawancara kepada segenap perangkat desa dan warga sekitar Desa Keji, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kepala Desa yang menjabat saat ini bisa memaksimalkan fungsi-
fungsi kepemimpinan.
Pada Fungsi Instruktif, kami menyimpulkan dari hasil wawancara dengan perangkat
desa yang bersangkutan bahwasanya mayoritas dari perangkat desa yang diwawancarai
mengakatakan telah mengerti dan jelas saat diinstruksikan oleh kepala desa contohnya
ketika kepala desa yang bersangkutan selalu memberikan instruksi secara jangka waktu
yang tidak menyulitkan untuk dikerjakan. Jadi, kepala desa yang bersangkutan sudah
dianggap maksimal dalam menjalankan komunikasi satu arah terhadap perangkat
desanya.
Pada Fungsi Konsultatif, perangkat desa dan warga sekitar merasa kurang, karena saat
diwawancarai, narasumber mengatakan bahwa kepala desa jarang ada di tempat karena
beliau pun melaksanakan tugas lapangan yang lain mengingat beliau adalah PLT. Hal ini
dirasa kurang karena perangkat desa dan warga masih merasa kesulitan saat ingin
mengadakan konsultasi dengan kepala desa.
Pada Fungsi Delegasi, menurut data wawancara, kepala desa sudah melakukan fungsi
ini dengan baik karena jarangnya kepala desa ada di kantor, beliau selalu memberikan
mandate atau pengambilan keputusan kepada perangkat desa yang ada di kantor dan
delegasi yang diberikan pun sangat jelas untuk dijalankan menurut narasumber.
Pada Fungsi Pengendalian, kepala desa melakukan fungsi ini dengan baik walaupun
dari jarak yang jauh karena laporan-laporan dan data-data yang masuk pada hari itu di
kantor desa dengan sesegera mungkin dilaporkan hari itu juga kepada kepala desa baik
itu melalui laporan informal maupun dikirim secara surat elektronik.
Meninjau dari fungsi-fungsi tersebut, kepala desa yang menjabat saat ini masih dinilai
mencukupi dan masih memuaskan masyarakat desa mayoritas karena saat diwawancarai,
mayoritas dari masyarakat desa mengenal kepala desanya walaupun hanya sebagai PLT
dan mayoritas warga menerima dengan lapang kepala desa tersebut walaupun bukan
kepala desa yang dipilih langsung oleh warga karena yang ia kerjakan selama menjabat
saat ini sudah mengambil hati rakyat contohnya saat ada proyek perbaikan infrastruktur
di beberapa dusun di Desa Keji dan Kepala Desa pun menerima dengan baik jika ada
mahasiswa-mahasiswa yang melakukan penelitian atau KKN di desa tersebut.
Kekurangan yang masih dirasa masyarakat dan perangkat desa saat ini adalah bahwa
kepala desa belum mampu untuk memaksimalkan Desa Keji sebagai Desa Wisata lagi
karena saat ini Desa Keji dikatakan sedang mati suri dengan status desa wisatanya karena
kurangnya kepedulian dari pejabat-pejabat desa tersebut.

BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelanggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:
Erlangga.
Saparin, Sumber. 1982. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Siagian, P. Sondang. 1991. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudirwo, Daeng. 1985. Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa.
Bandung: Aksara.
Sutikno, Sobry. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Lombok: Holistica.
Undang-Undang RI No. 6 Tahun 2016 Tentang Desa.

www.ewintribengkulu.blogspot.com diunduh pada 11 Maret 2016 pukul 18:57.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai