Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PRAKTIKUM

CAD CAM (CNC)

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Irvan Fauzan 20164400xx

Krisna Adi Prasetyo 2016440029

Muhammad Muslim 2016440032

Muhammad Najamudin 20164400xx

Ramadhan Al- Harits 2016440036

Ridwan Khanafi 2016440037

LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKRTA

2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini telah disetujui sebagai laporan praktikum CAD CAM (CNC) sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan.

Jakarta,07 Juli 2018

Menyetujui,

Asisten I Asisten II

Praktikum CAD CAM (CNC) Praktikum CAD CAM (CNC)

( Ary Ahmad Fathoni ) ( Agus Dwi Saputra )


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah dinyatakan sah sebagai laporan CAD CAM ( CNC ) sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan.

Jakarta,07 Juli 2018

Mengesahkan

Ka.Lab.Teknik Mesin

(Sulis Yulianto,MT,MM)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum CAD CAM (CNC) ini.

Praktikum CAD CAM (CNC) merupakan salah satu persyaratan yang


harus dipenuhi setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin yang telah mengikuti
mata kuliah CAD CAM .

Kami menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditambahkan
untuk menyempurnakan dan melengkapi laporan ini,sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran bagi pembaca.Kami Mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Sulis Yulianto ST,MM selaku Ka.Lab.Teknik Mesin yang telah


menyediakan tempat,alat dan bahan Praktikum CAD CAM (CNC).
2. Orang tua kami yang telah mendukung dalam menjalankan Praktikum ini.
3. Para Asisten Lab Praktikum yang telah membantu dan mengasih arahan
kepada kami dalam menjalankan Praktikum ini.

Kami Menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangannya.Oleh karena itu kritik dan saran ataupun nasehat yang membangun
kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan ini berguna bagi
kita semua.
Jakarta,07 Juli 2018

( Kelompok 3 )
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Persetjuan
Kata Pengantar
Daftar isi
A). CNC TURNING (BUBUT)
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Praktikum
1.5 Sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori


2.1 Prinsip Kerja Mesin CNC TU-2A
2.2 Bagian-bagian Mesin CNC TU-2A
2.2.1 Bagian Mekanik
2.2.2 Bagian Pengendali Kontrol
2.3 Metode Pemrograman
2.3.1 Metode Inkromental
2.3.2 Metode Absolut
2.4 Kode-kode Standar Mesin CNC
2.4.1 Fungsi G
2.4.2 Fungsi M
2.4.3 Fungsi A (Tanda-tanda Alarm )
2.5 Identifikasi Tools

2.5.1 Identifikasi Cekam Mesin Bubut

2.5.2 Identifikasi Jenis Pahat Bubut

BAB III Jurnal Praktikum


3.1 Tujuan Praktikum
3.2 Bahan dan Perkakas
3.3 Uraian Kerja
3.4 Keselamatan Kerja
BAB IV Analisa
4.1 Program Pembubutan
4.1.1 Hasil Pembubutan
4.2 Perhitungan
4.2.1 Kecepatan Potong
4.2.2 Jumlah Putaran
4.2.3 Kecepatan Asutan
BAB IV Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
B).CNC MILLING (FRAIS)
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Tujuan Praktikum
1.5.Metodologi
1.6.Sistematika Penulisan

BAB II Landasan Teori

2.1 Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3


2.2 Bagian Mekanik
2.2.1 Motor Utama
2.2.2 Eretan (support)
2.3 Bagian – Bagian Pengontrolan atau Pengendalian
2.3.1 Pengopraasian Mesin CNC
1. Fungsi dan Kegunaan Tombol Eksekusi
2. Fungsi dan Kegunaan Tombol Masukan Data
a. Tombol kode G
b. Tombol kode M
c. Kode alarm
2.4 Sistem Pemprgraman Mesin Frais CNC TU 3
a. Metode pemrograman inkrimental
b. Metode pemrograman absolut
2.5 Identifikasi Tools
2.5.1 Identifikasi Jenis Alat Cekam Mesin Frais
A). CNC TURNING ( BUBUT )
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Zaman sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berkembang dengan pesat. Kemajuan ini juga merambah di dunia industry
manufaktur. Sebagai contoh dari kemajuan tersebut, mesin produksi atau
mesin perkakas sudah banyak mengunakan teknologi tinggi seperti mesin
bor dan mesin gergaji. Kemajuan di bidang teknologi pengolahan data
dan informasi yang sangat pesat salah satunya adalah computer. Hal
tersebut dapat dilihat dari penggunaan computer ke dalam mesin-mesin
perkakas seperti mesin frais,mesin bubut, mesin gerinda dan mesin
lainnya. Hasil dari pergabungan teknologi computer dan teknologi
mekanik ini sering disebut dengan mesin CNC ( computer Numerical
Control .
Contoh mesin CNC yang sekarang ini mudah ditemukan dan sering
digunakan adalah mesin bubut CNC dan mesin frais. Mesin bubut CNC
dan mesin frais adalah mesin yang dikendalikan oleh system control yang
disebut dengan control numeric terkomputerisasi (CNC) . Mesin bubut
digunakan untuk memotong logam yang berbentuk silindris. Mesin frais
digunakan untuk memotong logam yang berbentuk prisma tegak persegi.
Benda kerja yang biasa dibuat pada mesin bubut CNC adalah poses
bertingkat. Adapun beberapa keuntungan penggunaan mesin perkakas
CNC yaitu: produktivitas tinggi, ketelitian pengerjaan tinggi, kualitas
produk yang sergam dan dapat digabung dengan perangkat lunak
tambahan misalnya software CAD/CAM sehingga pemakaian mesin CNC
akan lebih efektif, waktu produksi lebih singkat, kapasitas produksi lebih
tinggi, biaya pembuatan produk lebih rendah.
Zaman sekarang ini penggunaan CNC hampir terdapat disegala
bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat
demikian dihasilkan berbagai hasil penilitian yang bermanfaat yang tidak
terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
banyak
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana cara pengoperasian mesin CNC ?
 Bagaimana code dalam mesin CNC yang sesuai untuk
menghasilakan produk sesuai gambar teknik yang telah
dirancang ?
 Bagaimana perbandingan keunggulan dan kelemahan mesin
CNC dan konvensional pada mesin CNC TU-2A.

1.3 Batasan Masalah

 Kecepatan pemakanan yang direkomendasikan maksimal


sebesar 100 mm/min.
 Pemakanan yang direkomendasikan maksimal sedalam 0,5
mm.
 Pahat pada mesin TU-2A merupakan pahat kanan.
1.4 Tujuan Praktikum
 Mengetahui cara pegoperasian mesin CNC.
 Mengetahui pengkodean yang sesuai untuk menghasilkan
sebuah produk sesuai gambar yang telah di rancang.
 Mengatuhui perbandingan keunggulan dan kelemahan mesin
CNC dan konvensioal pada mesin CNC TU-2A.
1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini sismatika penulisannya adalah sebagai


berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,


batasan masalah, tujuan praktikum, sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang definisi prinsip kerja mesin cnc TU-
2A ,bagian-bagian mesin CNC TU-2A, metode
pemrogaman,kode – kode standar mesin cnc, identifiksi
tools.

BAB III Jurnal Praktikum

Berisi tentang macam-macam alat dan bahan yang


dibutuhkan, dan keselamatan kerja untuk mengoprasian
mesin CNC.

BAB IV Analisa

Pada bab ini terdapat analisa hasil praktikum yaitu table


data ukur sebelum proses produksi dan sesudah produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Kerja Mesin CNC TU-2A


Mesin Bubut CNC TU- 2A mempunyai gerakan dasar ke arah
melintang dan memanjang dengan sistem koordinat sumbu X dan Z untuk
menjelaskan sistem persumbuan dapat dilihat pada gambar disamping.
Prinsip kerja mesin bubut CNC TU - 2A adalah benda kerja yang
terpasang pada cekam berputar, sedangkan gerakan penyayatan
memanjangatau melintang dilakukan oleh pisau. Untuk arah gerakan
persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai :
 Sumbu X arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu
putar.
 Sumbu Z arah gerakan memanjang sejajar sumbu putar.

Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNC TU-2A


dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini:

Gambar 2.1 Mekanisme arah gerakan Mesin Bubut.


2.2 .Bagian-bagian Mesin CNC TU-2A
Bagian-bagian mesin CNC TU-2A adalah sebagai berikut
2.2.1. Bagian Mekanik
2.2.1.1. Motor Penggerak Utama
Motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja. Motor
ini adalah jenis motor arus serah /DC dengan kecepatan
putaran yang variable. Adapun data teknis motor utama
sebagai berikut:
- Jenjang putaran 600-4.000 rpm.
- Power input 500 watt
- Power output 300 watt
2.2.1.2. Eretan/support
Adalah gerak persumbuan jalannya mesin. Untuk mesin
bubut CNC TU-2A dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Eretan memanjang ( sumbu Z ) dengan jarak lintasan 0-
300 rpm.
- Eretan melintang ( sumbu x ) dengan jarak lintasan 0-
50 rpm

Gambar 2.2 Ilustrasi gerak eretan.

2.2.1.3. Step Motor


Berfungsi untuk menggerakkan eretan,yaitu gerakan sumbu
X dan Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-
sendiri,adapun data teknis step motor sebagai berikut:
o Jumlah putaran 72 langkah
o Momen putar 0,5 Nm
o Kecepatan gerakan, gerakan cepat maksimum 700
mm/menit
o Gerakan operasi manual 5–500 mm/menit,
o Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2–499
mm/menit.

Gambar 2.3 Step Motor


2.2.1.4. Rumah alat potong (revolver/toolturret)

Gambar 2.3 Toolturret


Rumah alat potong berfungsi sebagai penjepit alat potong
pada saat proses pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang
dipergunakan disebut revolver atau toolturet, revolver
digerakkan oleh step motor sehingga bisa digerakkan secara
manual maupun terprogram. Pada revolver bisa dipasang
enam alat potong sekaligus yang terbagi menjadi dua bagian
berikut :
o tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran
12 × 12 mm. Misal: pahat kanan luar, pahat potong,
pahat ulir, dan lain-lain.
o Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan
maksimum diameter 8 mm. Misal: pahat kanan dalam,
bor, center drill, pahat ulir dalam, dan lain-lain.
2.2.1.5. Cekam
Cekam pada mesin bubut berfungsi untuk menjepit benda
kerja pada saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan
spindel mesin bubut ini diatur menggunakan transmisi
sabuk. Pada sistem transmisi sabuk dibagi menjadi enam
transmisi penggerak. Apabila akan memilih range kecepatan
putar spindel utama yang dikehendaki, maka dapat
dilakukan dengan cara memindahkan sabuk sesuai range
putaran. Daerah kerja putaran spindel antara 50-3200 rpm.

Gambar 2.4 Cekam

2.2.1.6. Kepala Lepas ( Tailstock )


Kepala lepas adalah alat bantu mesin yang dipergunakan
antara lain :
 Untuk mendukung benda kerja yang panjang pada waktu
proses penyayatan berlangsung.
 Untuk menjepit center drill, bor, reamer dll pada waktu
kerja manual.
Kepala lepas berfungsi juga sebagai tempat pemasangan
senter putar pada saat proses pembubutan benda kerja yang
relatif panjang. Pada kepala lepas ini bisa dipasang
pencekam bor, dengan diameter matabor maksimum 8
mm. Untuk mata bor dengan diameter lebih dari 8 mm, ekor
mata bor harus memenuhi syarat ketirusan.

Gambar 2.5 Kepala lepas.

2.2.1.7. Meja Mesin (Sliding bed)


Meja mesin berfungsi sebagai dudukan perkakas eretan,
kepala lepas dan kepala tetap. Perkakas eretan dan kepala
lepas dapat meluncur pada meja mesin sejajar dengan sumbu
utama. Pada mesin dibuat sangat halus hal ini untuk
mencapai ketepatan pada waktu perkakas eretan dan kepala
lepas meluncur, maka kebersihan meja mesin harus selalu
dijaga, karena kerusakan permukaan meja mesin akan
mempengaruhi hasil benda kerja.

Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik


buruknya hasil pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini,
hal ini dikarenakan gerakan memanjang eretan (gerakan
sumbu Z) tertumpu pada kondisi sliding bed ini. Jika
kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan
hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan
maksimal, bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga
berlaku pada Mesin Bubut konvensional. Untuk
kelancaran pada sliding bed kebersihannya harus dijaga
dari debu atau beram hasil pembubutan. Untuk itu,
setiap selesai berkerja harus dibersihkan dan diberi
pelumas.

Gambar 2.6 Sliding bed.

2.2.2. Bagian Pengendali (Kontrol)


Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang
berisikan tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor.
Pada bok kontrol merupakan unsur layanan langsung yang
berhubungan dengan operator. Gambar berikut menunjukan secara
visual dengan nama-nama bagian sebagai
berikut:

Gambar 2.7 Bagian pengendali


Keterangan:
1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Display/sajian putaran spindel utama (Display RPM)
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch
8. Slot disk drive
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC
(H=hand/manual, C= CNC)
10. Lampu control pelayanan CNC
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC
13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi
(X, Z, F, H), dll.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC
15. Saklar layanan sumbu utama
16. Saklar pengatur asutan
17. Tombol koordinat sumbu X, Z.

2.2.2.1. Saklar Utama (Main Switch)

Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke kontrol


pengendali CNC. Cara kerja saklar utama yaitu jika kunci
saklar utama diputar ke posisi 1 maka arus listrik akan masuk
ke kontrol CNC. Sebaliknya jika kunci saklar utama diputar
kembali ke angka 0 maka arus listrik yang masuk ke kontrol
CNC akan terputus.

Gambar 2.8 Saklar utama


2.2.2.2. Lampu Kontrol Saklar Utama
Tanda adanya arus masuk ke bagian pengendali, lampu
kontrol saklar utama menyala. Jika lampu tidak menyala
maka tidak ada arus yang masuk.

2.2.2.3. Tombol Darurat (Emergency)


Tombol ini digunakan untuk memutuskan aliran listrik ke
mesin, hal ini dilakukan apabila akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti tabrakan akibat kesalahan program. Cara
kerja tombol emergensi :
 Dengan menekan tombol ini maka aliran listrik akan
terputus dan mesin akan mati.
 Untuk mengaktifkan kembali tombol emergensi, kunci
saklar utama diputar kearah posisi 0, kemudian tombol
emergensi diputar kekanan, selanjutnya saklar utama
diputar pada posisi 1 maka aliran listrik akan mengalir
kembali.
Jika tombol ini ditekan maka secara otomatis program akan
hilang.

Gambar 2.9 Emergency switch

2.2.2.4. Display/sajian putaran spindel utama (Display RPM)


Sajian/display petunjuk putaran RPM spindle utama
berfungsi untuk menunjukan jumlah putaran mesin yang
disetel pada saklar pengaturan kecepatan sumbu utama.
2.2.2.5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama (speed
override)

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat


potong pada sumbu utama. Saklar ini bisa berfungsi pada
layanan CNC maupun manual. Kecepatan putara sumbu
utama mesin CNC TU-2A berkisar antara 50 – 3000 RPM,
sesuai tabel putaran pada mesin.

Cara pengoperasian saklar pengatur kecepatan sumbu utama ini


adalah, saklar pengatur kecepatan sumbu utama diputar ke arah
kanan mendekati angka 100 untuk meningkatkan
kecepatan putaran spindle. Untuk mengurangi kecepatan
spindle putar kembali saklar pengatur kecepatan sumbu
utama ke arah kiri mendekati angka 0.

Gambar 2.10 Saklar pengatur kecepatan


sumbu utama.

2.2.2.6. Ampermeter

Ampermeter berfunsi untuk menunjukkan beban motor utama.


Besar arus yang aman selama mesin bekerja maksimum 2
amper, sedangkan besar arus listrik maksimum yang mengalir
pada motor utama adalah 4 amper. Jika arus listrik yang
ditunjukkan ampermeter melebihi 2 amper, tebal penyayatan
harus dikurangi. Jika mendekati 4 amper, mesin harus segera
dimatikan, agar mesin motor utama tidak rusak.
Gambar 2.11 Ampere Meter

2.2.2.7. Saklar dimensi (mm/inchi)

Saklar ini berfungsi untuk mengatur layanan dimensi yang


akan bekerja pada mesin CNC, yaitu layanan dalam bentuk
satuan Metris maupun Inch. Cara kerja saklar ini, apabila
mesin akan difungsikan pada dimensi tertentu, maka simbol
penunjuk saklar diputar pada titik satuan dimensi yang sesuai
dengan program kerja. Agar lebih jelas lihat gambar berikut ini:

Gambar 2.12 Penunjukan saklar dalam satuan Metris

2.2.2.8. Layanan Disket

Disk drive pada mesin CNC dimaksudkan untuk


pelayanan pengoperasian disket. Dengan pelayanan disket
dapat dilakukan: menyimpan data dari memori mesin ke
dalam memori disket, dan memindah data program dari data
ke dalam memori mesin.

Gambar 2.13 Disk drive


2.2.2.9. Tombol pengalihan layanan manual atau CNC

Tombol H/C berfungsi untuk mengalihkan layanan mesin cara


manual ke layanan CNC atau sebaliknya. Jika mesin dalam
layanan manual (lampu layanan manual menyala), kemudian
kita tekan tombol H/C, nyala lampu akan berpindah ke lampu
layanan CNC.

Gambar 2.14 Tombol H/C

2.2.2.10. Lampu control pelayanan CNC


Berfungsi untuk menunjukkan jenis pengoperasiaan
mesin dengan layanan CNC (otomatis).

2.2.2.11. Tombol START


Untuk mengeksekusi (menjalankan) program secara
otomatis (terprogram). Tombol strart ditekan setelah saklar
operasi mesin diputar ke posisi CNC.

Gambar 2.15 Tombol START

2.2.2.12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC


Jenis Tombol Masukan keterangan
Tombol ini berfungsi untuk
menyimpan data pada memori mesin
Tombol ini berfungsi untuk
menghapus satu karakter/kata untuk
diganti
Tombol ini berfungsi untuk memindah
Cursor kembali ke nomor blok
program sebelumnya
Tombol ini berfungsi untuk
memindahkan cursor menuju nomor
blok berikutnya
 Memasukkan data bernilai
negatif, tombol ini ditekan
setelah memasukkan
nilai/angka yang dikehendaki.
 Memasukkan data dengan
karakter M. Contoh: M99,
M03, M05.
 Menguji kebenaran program,
setelah program selesai
dibuat, tekan dan tahan tombol
ini, secara otomatis program
yang telah dibuat akan dicek
kebenarannya oleh komputer.

Tombol ini berfungsi untuk


memindahkan cursor.
Kombinasi tombol untuk
menghapus satu baris blok
+ program. (Tekan tombol ~ diikuti
tombol DEL).
Kombinasi tombol untuk
menyisipkan satu baris blok
+
program. (Tekan tombol ~
diikuti tombol INP).
Kombinasi tombol untuk :
 Menghapus alarm. (Tekan
+ tombol REV diikuti tombol
INP)
 Kembali ke awal program.
Kombinasi tombol untuk
mengeksekusi program agar
+ berhenti sementara. (Tekan tombol
INP diikuti tombol FWD).
Tombol kombinasi untuk
mengeksekusi program secara satu
persatu dalam setiap blok program.

+ Kombinasi ini biasa digunakan


sebagai salah satu cara pengecekan
kebenaran program. (Tekan tombol
1 disusul tombol START)
Tombol kombinasi untuk
menghapus program secara
+ keseluruhan dari memori mesin.
(Tekan tombol DEL diikuti INP).
Tabel 2.1. Keterangan Fungsi tombol masukan pada mesin CNC TU2A

2.2.2.13. Display penunjuk lintasan eretan

Display lintasan eretan berfungsi untuk menunjukkan


jalannya eretan arah X± atau Z± dalam perseratusan mm
(1/100 mm). Misalnya tombol Z- ditekan dan pada display
muncul angka 1500, berarti jarak yang telah ditempuh eretan
pada sumbu Z- adalah 1500/100mm = 15 mm.

2.2.2.14. Saklar Operasi Mesin (Operating Swicth)

Saklar operasi mesin ini digunakan mengatur perputaran


sumbu utama sesuai menu yang dijalankan, yaitu perputaran
manual dan CNC. Cara kerja saklar operasi mesin adalah
sebagai berikut:
a) Jika saklar diputar pada angka 1 maka menu yang dipilih
adalah menu manual yaitu pergerakan eretan, kedalaman
pemakanan tergantung oleh operator.

b) Jika saklar diputar pada “CNC” berarti menu yang dipilih


adalah menu CNC yaitu semua pergerakan yang terjadi
dikontrol oleh komputer baik itu gerakan sumbu utama
gerakan eretan, maupun kedalaman pemakanan.

Gambar 2.16 Ilustrasi saklar operasi manual.


Gambar 2.17 Ilustrasi saklar operasi CNC

2.2.2.15. Saklar layanan sumbu utama.


Saklar ini berfungsi untuk mengatur presentase
kecepatan putaran spindle/benda kerja dari 0%-100%. Besar
putaran mesin dalam putaran per menit dapat dibaca pada
display (sajian rpm) mesin yang terletak di sebelah kiri saklar.
Jika saklar diputar ke kanan (searah jarum jam), maka putaran
sumbu utama akan meningkat semakin tinggi sesuai dengan
posisi transmisi sabuk yang aktif
2.2.2.16. Saklar Pengatur Asutan
Saklar ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan gerakan
asutan dari eretan mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada
pengoperasian mesin secara manual. Kecepatan asutan
untumesin CNC-TU2A berkisar antara 5–400 mm/menit.
Gambar 2.18 Saklar pengatur asutan.

2.2.2.17. Tombol koordinat sumbu X,Z


Tombol sumbu X dan Z berfungsi untuk menggerakkan
perkakas eretan ke arah sejajar sumbu utama ( Z ) atau
melintang tegak lurus sumbu utama ( X ). Pada layanan manual
tombol sumbu X dan Z tidak dapat ditekan bersamaan, tetapi
ditekan satu persatu. Cara pengoperasian tombol sumbu X dan
Z : Operator dapat menekan tombol sesuai dengan arah
gerakkan yang diinginkan. Sedangkan untuk mengatur
kecepatannya, maka dapat diatur dengan memutar saklar
pengatur kecepatan penyayatan.

Gambar 2.19 Tombol koordinat sumbu X,Z

2.2.2.18. Saklar Pengatur Kecepatan Putar Spindel Utama


Saklar pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur kecepatan
putar cekam. Saklar ini dapat berfungsi pada layanan manual
dan layanan CNC. Pada mesin bubut CNC TU - 2A mempunyai
kecepatan antara 50 - 3000 put / menit. Operator dapat mengatur
kecepatan putar cekam sesuai diameter benda kerja. Cara
pengoperasian saklar: Saklar diputar searah jarum jam maka
putaran cekam / spindel utama akan berputar semakin cepat
hingga mencapai putaran maksimal. Sedangkan untuk
memperlambat putaran saklar diputar sebaliknya. Pada waktu
mengaktifkan saklar 7 ini spindel utama harus dalam posisi
berputar dan kecepatan putaran disesuaikan diameter benda
kerja yang disayat.

2.2.2.19. Saklar Pengatur Kecepatan Penyayatan (Feed Override)


Saklar pengatur kecepatan penyayatan berfungsi untuk
mengatur kecepatan gerakan dari eretan mesin ke arah sumbu X
atau sumbu Z pada layanan manual. Pada mesin bubut CNC TU
- 2A mempunyai kecepatan penyayatan antara 5 - 4000 mm /
menit. Operator dapat mengatur kecepatan penyayatan
tergantung dari kedalaman pemakaman, jenis material dan pisau
yang dipergunakan. Cara pengoperasian saklar :
 Saklar diputar ke kanan sesuai dengan kecepatan
penyayatan yang dikehendaki, misal saklar pada posisi
200 mm / menit. Tombol X ditekan, maka pisau akan
bergerak ke arah 9 sumbu X dengan F 200 mm / menit
jika akan mengurangi kecepatan penyayatan saklar
diputar ke kiri.
 Untuk menjalankan gerakan cepat digunakan tombol
(Shift) yang ditekan bersamaan dengan tombol koordinat
sumbu X dan sumbu Z.
2.3. Metode Pemrogaman .
Metode pemrograman yang digunakan untuk pengoperasian mesin
CNC ada dua macam yaitu metode inkromental dan absolut
2.3.1. Metode Inkromental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru
untuk ukuran berikutnya
2.3.2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
tetap yaitu satu titik/tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran
berikutnya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
2.4. Kode-kode standar mesin CNC
2.4.1 Fungsi G
Kode Fungsi Keterangan
G00 Gerak LurusCepat(tidakmenyayat).
G01 Gerak lurus penyayatan.
G02 Gerak melengkung searah jarum jam (CW).
G03 Gerak melengkung berlawanan jarum jam (CCW).
G04 Gerakan Penyayatan dengan Feed berhenti sesaat.
Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan
G21
INP
G24 Pemrograman Radius
G25 Memanggil sub program
G27 Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G33 Pembuatan ulir tunggal

G64 Mematikan arus step motor

G65 Operasi disket

G66 Pelayanan RS 232


G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78 Siklus pembuatan ulir
G81 Siklus pengeboran langsung
G82 Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G83 Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84 Siklus pembubutan memanjang (Z)
G85 Siklus perimeran
G86 Siklus pembuatan alur
G88 Siklus pembubutan melintang (X)
G89 Siklus perimeran dengan waktu berhenti sesaat
G91 Program Inkrimental
G92 Program Absolute
G94 Asutan dalam mm/menit
G95 Asutan dalam mm/putaran
Tabel 2.2. Keterangan Fungsi G pada mesin CNC TU2A

2.4.2 Fungsi M
Jenis Kode Keterangan
M00 Berhenti berprogram
M03 Sumbu utama berputar searah jarum jam
M05 Sumbu utama berhenti
M06 Ganti allat potong pahat
M17 Akhir sub program
M30 Akhir program
Tabel 2.3 Keterangan Fungsi M pada mesin CNC TU2A

2.4.3 Fungi A (Tanda-Tanda Alarm)

Kode Fungsi Keterangan


A00 Salah Perintah G atau M
A01 Salah radius
A02 Harga X terlalu besar
A03 Salah harga K
A04 Harga Z terlalu besar
A05 M30 belum deprogram
Jumlah putaran sumbu utama terlalu besar (pada
A06
pemotongan ulir)
A08 Mencapai ujung pita pada rekaman
A09 Program tidak ditemukan
A10 Pengaman kaset aktif
A11 Salah jalan
A12 Salah pengecekan
A13 Pengalihan satuan dari mm ke inchi
A15 Salah harga H
A17 Salah sub program
Tabel 2.4 Keterangan tanda-tanda alarm pada mesin CNC
TU2A

2.5 Identifikasi Tools


2.5.1 Identifikasi Cekam Mesin Bubut
Cekam pada mesin bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja
pada saat proses penyayatan berlangsung.
2.5.1.1 Jenis Cekam
Berdasarkan jumlah rahangnya, cekam dibedakan menjadi cekam
rahang tiga, dan cekam rahang empat.
 Cekam rahang tiga, memiliki rahang memusat, di sebut
cekam universal (universal chuck).
 Cekam Rahang empat terdiri dari dua jenis, yaitu cekam
rahang memusat, dan cekam tidak memusat yang tiap
rahangnya bisa digerakkan sendiri-sendiri. Cekam rahang
empat tidak memusat di sebut cekam bebas (Independent
chuck)

Gambar 2.20 Jenis-Jenis Cekam


2.5.1.2 Bagian-Bagian Utama Cekam
 Rumah ( silinder ) cekam
 Rahang ( luar/dalam )
 Plat/piring penggerak rahang
 Gigi pinion
 Baut pengikat

Gambar 2.21 Bagian-Bagian Utama Cekam

2.5.1.3 Cara Memasang Cekam


Cekam berfungsi untuk memegang benda kerja yang berputar
mengikuti putaran poros utama. Cekam dipasang pada poros
utama mesin bubut, pemasangan cekam dilakukan dengan cara
mengikatkan baut-baut pengikat yang tertanam pada cekam, pada
lubang-lubang baut yang berada di poros utama menggunakan
mur segi enam. Cekam harus terpasang pada poros utama dengan
kuat dan tidak terjadi penyimpangan putar baik aksial maupun
radial.
2.5.1.4 Cara Memasang Benda Kerja Pada Cekam
Untuk benda kerja yang akan dilakukan pembubutan luar cara
memasangnya yaitu dengan memutar baut segi enam yang
terletak pada rumah silinder sehingga rahang luar menjauh dari
titik poros. Bukaan rahang luar disesuaikan dengan ukuran benda
kerja. Setelah benda kerja diletakkan pada rumah silinder, putar
baut segi enam untuk mengencangkan benda kerja. Untuk Benda
kerja yang akan dilakukan pembubutan dalam maka yang harus
dilakukan adalah memutar baut segi enam pada rumah silinder
sehingga rahang dalam menjauhi poros hingga menyesuaikan
ukuran benda kerja dan mengencangkannya.

Gambar 2.22 Penjepitan Rahang Luar

Gambar 2.23Penjepitan Rahang Dalam

2.5.2 Identifikasi Jenis Pahat Bubut


2.5.2.1 Jenis Pahat Bubut
Sesuai dengan bentuk dan fungsinya, jenis pahat bubut dibedakan
menjadi; pahar rata kanan, pahat rata kiri, pahat netral, pahat ukir
luar kanan, pahat alur, pahat potong, pahat ulir dalam kanan, dan
pahat dalam
Pahat sisi kanan Pahat sisi kiri

Pahat netral
Pahat ulir

Pahat alur Pahat dalam


Gambar 2.22 Jenis-Jenis Pahat Bubut

2.5.2.2 Cara memasang pahat bubut pada revover

Pada revolver pahat dapat dipasang 3 buah pahat luar dan 3


buah pahat dalam.Pemasangan pahat luar:

Pasang pahat dan atur tepat setinggi senter menggunakan plat


(ganjal pahat). Variasi ketebalan plat 0,2 mm, 0,5 mm, dan 1
mm. Jepit pahat dengan bagian menonjol keluar maksimum 13
mm.
Gambar 2.23 Pemasangan Pahat Pada Gambar 2.24 Setting Pahat Setinggi
Revover senter

Untuk pemasangan pahat dalam:


Gunakanlah lubang yang sesuai, ujung pahat harus setinggi
senter, untuk mengatur ketinggian pahat gunakan benda kerja
yang terpasang pada cekam

Gambar 2.25 Pahat dalam setinggi senter


Letak pemasangan pahat pada revolver diperlihatkan gambar
samping. Ababila ujung mata potong pahat dalam tidak setinggi
senter, atur ketinggian dengan mengendorkan tiga buah baut
pemegang revolver.

Gambar 2.26 Susunan Pahat Pada Revover


BAB III
JURNAL PRAKTIKUM
3.1. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa akan mampu:
 Mengoperasikan mesin bubut CNC sesuai tujuan pekerjaan dengan
benar.
 Membuat, mengedit, mengevaluasi dan mencoba program CNC
dengan menggunakan plotter.
 Memilih parameter permesinan (cutting speed, rpm, feeding, cutting
time, tujuan pekerjaan dan jenis alat potong) yang sesuai dengan
bahan dan bentuk akhir benda kerja.
 Memasang benda kerja dengan benar dan melakukan setting tool dan
setting benda kerja.
 Membuat benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
 Melakukan pekerjaan susai dengan SOP (Standar Operation
Procedure) kerja.
3.2. Bahan dan Perkakas
Pada praktikum ini bahan dan perkakas yang digunakan antara lain :
 Nilon silindris ± 22 mm panjang ± 110 mm
 Mesin Bubut (manual dan CNC) dan perlengkapannya
 Pahat bubut
 Alat ukur Vernier Caliper ketelitian 0.05
 Magnetic stand dan dial gauge
 Kunci – kunci pas dan L
 Kikir Plat Halus
 Kuas pembersih
3.3. Uraian Kerja
Gambar Kerja Uraian Kerja
 Pelajari gambar kerja
 Pelajari langkah kerja
 Periksa benda kerja
 Pasang pahat bubut
 Jepit benda kerja dengan
chuck hingga benar-benar
kuat
 Tentukan putaran mesin
 Lakukan pengecekan
kesimetrisan posisi perputaran
benda kerja menggunakan
dial gauge yang bertumpu
pada magnetic stand, setting
posisi benda kerja sampai
range pergerakan jarum dial
gauge tidak melebihi batas
toleransi dimensi benda kerja
yang telah ditentukan

 Lakukan pembubutan
melintang untuk meratakan
permukaan benda kerja sisi A
dengan kedalaman ± 1 mm.
(facing)

 Ubah posisi dengan benda


kerja sehingga sisi B
menghadap sumbu Z (+)
 Lakukan pembubutan
melintang untuk meratakan
permukaan benda kerja sisi B
dengan kedalaman ± 1 mm.
(facing)

 Ukur panjang benda kerja,


pastikan sesuai dengan
spesifikasi pada gambar
 Pastikan terlebih dahulu
kontrol mesin pada
pengoperasian manual
 Gerakan pahat sehingga ujung
mata pahat sedikit menggores
permukaan benda kerja
 Tekan tombol “DEL”
sehingga pada layar nilai
sumbu z menunjukan nilai
“0” (Z=0)
 Gerakan pahat menjauh dari
benda kerja
 Gerakan pahat sehingga ujung
mata pahat sedikit menggores
sisi benda kerja
 Tekan tombol “DEL”
sehingga pada layar nilai
sumbu X menunjukan nilai
“0” (X=0)
 Gerakan pahat menjauh dari
benda kerja
 Tentukan jarak pergeseran
sumbu X dengan rumus
Nilai X
 Tentukan jarak pergeseran
sumbu Z dengan ketentuan
Nilai Z = Z (G92) – jarak rata
muka benda
3.4. Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan praktikum ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, yaitu :
 Pergunakan mesin dan peralatan sesuai dengan fungsinya.
 Patuhi SOP (Standar Operation Procedure) yang berlaku.
 Jangan menghidupkan Mesin pada saat pisau menempel pada benda
kerja.
 Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan.
 Setelah selesai bekerja bersihkan mesin, peralatan kerja dan area
kerja.
BAB IV
ANALISA
4.1 Program Pembubutan
N G/M X/I Z/K F/T H KET
00 92 3200 500
01 M03
02 00 2200 100
03 84 2000 -4000 75 1000
04 00 2000 100
05 84 1800 -3600 75 100
06 00 1800 100
07 84 1600 -3500 75 100
08 00 1600 100
09 84 1400 -3050 75 100
10 00 1400 100
11 84 1200 -3000 75 100
12 00 1200 100
13 84 1000 -2400 75 100
14 00 1000 100
15 84 800 -800 75 100
16 00 800 100
17 84 600 -125 75 100
18 01 00 00 150
19 03 03 800 -400
20 01 600 -800 75
21 01 1000 -800 75
22 01 800 -1200 75
23 01 1200 -3000 75
24 00 1000 -800
25 01 600 -1200 75
26 01 1200 -3000 75
27 03 1600 -3200 50
28 01 1600 -3500 150
29 02 2000 -3700 50
30 00 3200 500
31 M05
32 M03
Tabel 4.1 Program Pembubutan TU-2A
Pada Program pembubutan diawali dengan memasukan fungsi M92 yang berarti
jenis pengerjaan yang digunakan yaitu menggunakan fungsi Absolut
4.1.1 Hasil Pembubutan
Berikut adalah hasil pembubutan benda kerja berdasarkan program
pada tabel 4.1

4.2 Perhitungan
4.2.1 Kecepatan Potong
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam
menentukan kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan
benda kerja. Harga kecepatan potong ditentukan oleh jenis alat
potong, dan jenis benda kerja yang dipotong.
Adapun rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah:

Di mana:
Vc/Cs : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putar mesin (rpm)
Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor:
 Bahan benda kerja atau jenis material.
 Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka
harga kecepatan potong semakin kecil.
 Jenis alat potong (Tool).
 Semakin tinggi kekuatan alat potongnya semakin tinggi
pula kecepatan potongnya.
 Besarnya kecepatan penyayatan/asutan.
 Semaki besar jarak asutan, maka harga kecepatan potong
semakin kecil.
 Kedalaman penyayatan/pemotongan.
 Semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatan potong
semakin kecil.

4.2.2 Jumlah Putaran


Jumlah putaran mesin dapat dihitung dengan rumus:

Di mana:
Vc/Cs : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)

4.2.3 Kecepatan Asutan


Asutan adalah pemotongan benda. Asutan sendiri dibedakan
menjadi dua, yaitu :

 Asutan dalam mm/putaran (f)


 Asutan dalam mm/menit (F)

Rumus dasar perhitungan asutan adalah:


F (mm/menit)= n (put/menit) x f (mm/putaran)
Dari beberapa rumusan di atas, didapat suatu tabel perbandingan
Diameter (mm) Vc (m/menit) Kecepatan puta
(put/menit)
5 20/30/40 1250/1900/2500
6 20/30/40 1050/1600/2100
7 20/30/40 900/1300/1800
8 20/30/40 800/1300/1550
9 20/30/40 700/1050/1400
10 20/30/40 650/950/1250
12 30/40/70 780/1050/1225
14 40/50/70 900/1150/1550
16 40/50/70 780/1000/1400
18 40/50/70 700/900/1250
20 40/50/70 625/800/1100
25 40/50/70 500/650/900
30 40/50/70 425/550/750
35 40/50/70 360/450/650
40 40/50/70 400/570/800
45 40/50/70 350/500/700
50 40/50/70 225/450/650
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Mesin Bubut CNC TU- 2A merupakan mesin bubut yang mempunyai
mempunyai gerakan dasar ke arah melintang dan memanjang dengan
sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja mesin bubut CNC TU - 2A
adalah benda kerja yang terpasang pada cekam berputar, sedangkan
gerakan penyayatan memanjangatau melintang dilakukan oleh pisau.
Bagian utama mesin CNC TU-2A dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
mekanik dan bagian pengendali atau kontrol. Pada mesin CNC TU-2A
terdapat 2 jenis pemrograman yaitu pemrograman absolut dan
inkromental. Yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan mesin CNC
yaitu jenis fungsi yang digunakan baik fungsi G atau M serta tanda alarm
yang ada, kemudian memperhatikan pemasangan cekam, benda kerja serta
pahat. Selanjutnya memastikan program yang dimasukkan sudah sesuai
dengan bentuk pekerjaan yang diinginkan, lalu memastikan faktor yang
bisa dihitung seperti kecepatan potong, jumlah putaran dan kecepatan
asutan sudah tepat sesuai dengan jenis bahan dan kapasitas mesin.
Terkahir yaitu mematuhi setiap SOP (Standar Operation Procedure) yang
telah ditentukan untuk mengurahi resiko kecelakaan dalam pengoperasian
mesin bubut CNC TU-2A.

5.2. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum CNC TU 2-A selanjutnya, penulis berharap:
 Suasana pelaksanaan praktikum bisa lebih kondusif.
 Peralatan, bahan, dan program yang digunakan lebih lengkap
maupun lebih bervariasi lagi
DAFTAR PUSTAKA
B. CNC MILLING (FRAIS)
BAB I

Pendahuluan

1.7. Latar Belakang

Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam,


mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam
secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk
pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam
pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya
adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais
atau biasa juga disebut mesinMilling.

Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas
bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan
karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan
penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan
atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup
halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna
untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.

Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling


menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran
yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan
mencekam benda kerja , kemudian dilanjutkan dengan pemotongan
dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan
berubah ukuran maupun bentuknya.
1.8. Rumusan Masalah
 Bagaimana prinsip kerja mesin milling CNC dan apa saja
komponen utamanya?
 Bagaimana sistem pemrograman pada mesin milling CNC?
 Bagaimana perbandingan antara mesin milling CNC dengan mesin
milling konvensional?

1.9. Pembatasan Masalah


 Mesin milling CNC yang digunakan adalah mesin CNC TU-3A
(Training Unit 3 Axis)

1.10. Tujuan Praktikum
 Mengetahui dan memahami prinsip kerja mesin milling CNC dan
komponen penyusunnya
 Memahami sistem pemrograman yang digunakan pada mesin
milling CNC
 Mengetahui perbedaan antara mesin milling CNC dan
konvensional

1.11. Metodologi
Untuk mendapatkan data-data dalam melakukan penyusunan laporan ini,
penulis melakukan :
 Studi Pustaka
Data –data yang diperoleh berdasarkan teori atau metode yang
bersumber pada literasi-literasi yang ada
 Survey Lapangan
Data-data yang diperoleh dengan melakukan percobaan sesuai
dengan judul yang telah ditentukan dan mengamatinya.
1.12. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini sismatika penulisannya adalah sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan praktikum, sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang definisi prinsip kerja mesin cnc TU-2A
,bagian-bagian mesin CNC TU-2A, metode pemrogaman,kode – kode
standar mesin cnc, identifiksi tools.
BAB III Jurnal Praktikum
Berisi tentang macam-macam alat dan bahan yang dibutuhkan, dan
keselamatan kerja untuk mengoprasian mesin CNC.
BAB IV Analisa
Pada bab ini terdapat analisa hasil praktikum yaitu table data ukur
sebelum proses produksi dan sesudah produksi.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan dan saran dari seluruh pengamatan yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang literasi-literasi yang dijadikan sumber referensi pada
laporan ini.
LAMPIRAN
Berisi tentang lampiran-lampiran yang berhubungan dengan
kegiatan pengamatan.
BAB II
Landasan Teori
2.
2.1. Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3
Mesin CNC TU-3A, adalah merupakan mesin milling CNC Training Unit
dengan 3 sumbu (axis), yang dipergunakan untuk latihan dasar-dasar
pengoperasian dan pemrograman. Karena mesin dikendalikan komputer,
maka semua gerakan berjalan secara otomatis sesuai perintah program
yang diberikan sehingga dengan program yang sama mesin CNC dapat
diperintahkan untuk mengulangi proses pelaksanaan secara terus menerus.
Prinsip kerja mesin milling CNC TU-3A adalah pisau berputar menyayat,
benda kerja yang terpasang pada meja bergerak ke arah horizontal atau
melintang, Sedangkan pisau dipasang pada eretan yang bergerak dengan
lintasan naik turun. Secara konseptual arah gerakan persumbuhan tersebut
diberi lambang persumbuan sebagai berikut:
 Sumbu X bergerak ke arah horisontal
 Sumbu Y bergerak ke arah melintang
 Sumbu Z bergerak ke arah vertikal.
Mesin frais CNC TU 3A ini menggunakan sistim persumbuan dengan
dasar sistiam koordinat Carthesius (arah jarum jam). Sistim persumbuan
tersebut seperti terlihat pada gambar dibawah:

2.2. Bagian Mekanik


2.2.1. Motor utama
Motor utama adalah motor penggerak rumah alat potong (milling
taper spindle) untuk memutar alat potong (tool). Motor yang
digunakan adalah jenis motor arus searah (DC) dengan kecepatan
yang bervariasi. Identifikasi dari motor adalah:
 jenjang putaran 600-4000 rpm,
 tenaga masukan (input) 500 watt,
 tenaga pengeluaran (output) 300watt
2.2.2. Eretan (Support)
Eretan adalah gerak persumbuhan jalannya mesin. Pada jenis mesin 3
axis ini, rumah alat potong dapat bekerja pada posisi vertikal dan
posisi horisontal yang masing-masing mempunyai area kerja gerakan
sebagai berikut:
Posisi rumah alat potong vertikal adalah :
" Eretan memanjang sumbu X 0 - 199,99 mm
" Eretan melintang sumbu Y 0 - 99, 99 mm
" Eretan tegak sumbu Z 0 - 199, 99 mm

Posisi rumah alat potong horisontal adalah:


" eretan melintang sumbu X 0 - 99,99 mm
" eretan memanjang sumbu Y 0 - 199,99 mm
" eretan tegak sumbu Z 0 - 199,99 mm

c). Step motor

Step motor adalah motor penggerak eretan, masing-masing eretan


mempunyai step motor sendiri-sendiri, yaitu penggerak sumbu X, penggerak
sumbu Y, dan penggerak sumbu Z. Masing-masing
ukuran step motor adalah sama. Identifikasi dari motor tersebut adalah :

jumlah 1 putaran 72 langkah,


momen putar 0,5 Nm,
kecepatan gerakan:

 gerakan cepat maksimum 700mm/menit


 gerakan pengoperasian manual 5-400 mm/menit
 gerakan pengoperasian CNC terprogram 2-499 mm/menit.

d). Rumah alat potong (Milling taper spindle)

Rumah alat potong pada mesin frais digunakan untuk menjepit penjepit
alat potong (tool holder) pada waktu proses pengerjaan benda kerja.Adapun
sumber putaran dihasilkan dari motor utama yang mempunyai kecepatan putar
antara 300-2000 rpm. Untuk proses pengerjaan dengan layanan mesin produksi
CNC dapat menggunakan lebih dari satu alat potong, karena data alat potong
dapat tersimpan dalam memori mesin. Sedang untuk penggantian alat potong
secara manual.

e). Penjepit alat potong (Tool Holder).

Penjepit alat potong yang digunakan pada mesin milling adalah jenis penjepit
manual, dimana penjepit dioperasikan secara manual. Fungsi penjepit digunakan
untuk menjepit pisau pada waktu penyayatan benda kerja, bentuk penjepit ini
biasanya sesuai dengan bentuk rumah alat potong (milling taper spindle). Lihat
gambar 1. Untuk menjepit pisau yang berbentuk batang silindris memerlukan alat
bantu yang dinamakan cekam collet.

Cara pencekaman pisau pada collet:

a. Masukkan collet pada tutup/rumah penjepit alat potong (tool holder), aturlah
sedemikian rupa sehingga alur collet dapat masuk pada alur rumah penjepit.

b. Putar pelan-pelan rumah/tutup pada tangkai penjepit dengan cekam colletnya.

c. Masukkan pisau ke dalam cekam collet, kemudian kencangkan rumah/tutup


dengan batang pen lainnya.

d. Setelah pisau terpasang dengan baik pada penjepit masukkan penjepit pada
rumah alat potong dan mesin siap untuk dioperasikan.

f). Ragum

Ragum pad mesin frais dipergunakan untuk menjepit benda kerja pada
waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung. Karena fungsinya sebagai
pemegang benda kerja, maka alat ini dapat di ganti-ganti sesuai dengan kebutuhan
benda kerja yang akan dijepit. Biasanya pada ragum dilengkapi dengan stoper
yang dapat dipergunakan untukbatas pegangan benda kerja. Adapun cara kerja
ragum ini dengan manual
2.3 Bagian – Bagian Pengontrolan atau Pengendalian

Bagian Pengendali/kontrol merupakan box kontrol mesin CNC yang berisikan


tombol-tombol dan saklar yang dilengkapi dengan monitor. Pada box kontrol
merupakan unsur pelayanan langsung berhubungan dengan operator.

1. Saklar utama (Main switch)

Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke control pengendali CNC.
Cara kerjanya ialah jika kunci diputar ke posisi 1 maka arus listrik ke CNC,
apabila kunci diputar ke posisi 0 maka arus akan terputus dan mesin akan mati.

2. Tombol emergensi

Tombol ini digunakan untuk memutuskan aliran listrik ke mesin, hal ini
dilakukan apabila akan terjadi tabrakan akibat kesalahan program. Cara kerjanya
yaitu dengan menekan tombol ini maka aliran listrik akan terputus dan mesin akan
mati, untuk mengaktifkan kembali tombol ini, putar kunci saklar utama ke arah
posisi 0, kemudian putar tombol emergensi ke kanan selanjutnya kunci saklar
utama diputar pada posisi 1 maka aliran listrik akan mengalir kembali.

3. Saklar operasi mesin (Operating switch)

Saklar layanan ini digunakan untuk memutar sumbu utama yang


dihubungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini dapat berfungsi secara manual
dan CNC. Cara kerjanya yakni saklar utama diputar pada posisi 1 maka alat
potong akan berputar secara manual, apabila saklar diputar pada posisis CNC
maka alat potong akan berputar dan berhenti menurut data program CNC.

4. Saklar pengatur kecepatan putar sumbu utama

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu
utama, sakalar ini dapat berfungsi pada layanan manual dan layanan CNC. Pada
mesin frais CNC TU 3A mempunyai kecepatan putar antara 300-2000 rpm.
5. Saklar layanan posisi mesin

Saklar layanan ini berfungsi untuk mengatur layanan mesin dengan posisi
vertikal atau pada posisi horisontal. Disamping itu saklar ini juga untuk mengatur
dimensi bekerjanya mesin dalam satuan metris dan inchi.

6. Amperemeter

Ampermeter menunjukkan pemakaian arus aktual dari motor alat potong


mesin milling CNC TU-3A. Fungsi utama dari ampermeter pada mesin CNC TU-
3A, adalah untuk mencegah terjadinya beban lebih pada motor penggerak. Pada
mesin CNC TU-3A, arus maksimum yang di ijinkan adalah 4 amper. Dengan
emikian jika arus yang terjadi lebih dari 4 ampere, maka mesin CNC langsung
mati.

Kalau mesin digunakan bekerja terus menerus, sebaiknya arus tidak boleh
melebihi 2 amper. Besarnya beban yang terjadi pada spindel mesin (motor spindel
utama) dapat dikurangi dengan pengurangan kedalaman dan kecepatan
penyayatan.
7. Penggerak disket

Penggerak disket pada mesin CNC dimaksudkan untuk pelayanan


pengoperasian disket. Dalam pelayanan disket dapat dilaksanakan dengan

(a) menyimpan data program dari mesin ke diket,

(b) memindah data program dari disket ke mesin, dan

(3) memformat disket.

2.3.1 Pengopraasian Mesin CNC

Pengoperasian mesin CNC dilaksanakan dengan layanan CNC, dimana


prosesnya dikontrol komputer dengan memasukkan data numerik. Sistim ini
beroperasi secara otomatis dan dapat menginterprestasikan kode-kode numerik
yang berupa huruf, angka dan simbol untuk membuat suatu bentuk dari benda
kerja dengan mesin perkakas CNC. Apabila akan mengoperasikan mesin-mesin
CNC pada hakekatnya adalah belajar membuat program instruksi untuk
memerintahkan mesin bekerja, untuk memasukan data program CNC ke mesin
digunakan tombol-tombol yang ada pada papan kontrol CNC.

Tombol-tombol pada papan kontrol (keyboard) dibedakan menjadi dua


bagian yaitu :

Tombol-tombol kendali pada mesin CNC TU-3A, secara garis besarnya dapat
dibedakan menjadi dua (2) bagian yaitu:

1. Tombol eksekusi

2. Tombol masukan data

Kedua jenis tombol ini dapat digunakan sendiri-sendiri ataupun secara bersama
untuk memasukan data menghasilkan program CNC.

1. Fungsi dan Kegunaan Tombol Eksekusi

Dalam pengoperasiannya tombol eksekusi pada mesin CNC TU-3A, pada


dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a) tombol eksekusi tunggal, dan

b) tombol eksekusi ganda.

Tombol eksekusi tunggal adalah jika hanya menggunakan satu tombol dalam
memberikan perintah atau mengeksekusi suatu program. Sedangkan jika kita
menggunakan dua tombol atau lebih secara bersamaan atau secara serempak maka
disebut tombol eksekusi ganda
a. Tombol Eksekusi tunggal

Adapun tombol-tombol eksekusi tunggal pada mesin CNC TU-3A adalah sebagai
berikut:

H/C: Pemindahan layanan CNC dan manual

INP: Memasukkan/ menyimpan data pada memori mesin

DEL: Menghapus data satu kata untuk diganti

REV: Kursor kembali ke blok sebelumnya

FWD: Kursor menuju blok berikutnya

-: Penetapan harga negatif

->: Memindahkan kursor

M: Memasukkan data M (Miscellaneous)

b. Tombol Eksekusi Gabungan

Tombol eksekusi gabungan pada mesin CNC TU-3A adalah sebagai berikut:

- + DEL: Menghapus Satu Blok Program

- + INP: Menyisipkan satu baris blok program

REV + INP: - Menghapus alarm

- Kembali ke awal program

- Menggagalkan/menghentikan program yang sedang berlangsung

(sedang running)

INP + FW : Eksekusi program berhenti sesaat

DEL + INP : Menghapus program seluruhnya

1 + START : Eksekusi program satu persatu baris blok

START : Eksekusi program CNC keseluruhan.

Catatan : Tanda + (plus), artinya kedua tombol tersebut dalam pengoperasiannya


2. Fungsi dan Kegunaan Tombol Masukan Data

Secara garis besar, tombol masukan data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Tombol kode G, dan

b) Tombol kode M.

a. Fungsi dan kegunaan tombol kode G

Jenis
Kegunaan Fungsi
Fungsi
G00 gerak lurus cepat tanpa penyayatan
G01 gerak lurus dengan penyayatan
G02 gerak melingkar searah jarum jam
G03 gerak melingkar berlawanan arah jarum jam
G04 waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G21 baris blok sisipan
G25 memanggil program subrutin
G27 perintah melompat ke nomor blok yang dituju
G40 membatalkan kompensasi radius pisau
G45 penambahan radius pisau bagian dalam kontur kantong
G46 pengurangan radius satu kali untuk kontur luar
G47 penambahan radius pisau frais dua kali untuk kontur luar
pengurangan radius pisau dua kali untuk bagian dalam kontur
G48
kantong
G64 mematikan arus motor asutan/step motor
G65 pelayanan operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G66 pelayanan dengan transfer komputer ke EPS
G72 siklus pengefraisan kantong segiempat (pocket milling cycle)
G73 siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G81 siklus pengeboran langsung
G82 siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G85 siklus pereameran
G89 siklus pereameran dengan waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G90 program absolut
G91 program inskrimental
G92 penetapan titik awal posisi program absolut
b. Fungsi dan kegunaan tombol kode M

Jenis
Kegunaan fungsi
fungsi
M00 program berhenti terprogram
M03 spindel berputar searah jarum jam
M04 spindel berputar berlawanan arah jarum jam
M05 putaran spindel berhenti
M06 perintah memasukan data alat potong
M17 perintah kembali ke program utama
M30 program berakhir

Untuk lebih jelasnya rangkuman tombol-tombol pengendali pada mesin CNC TU-
3A juga dapat dilihat pada mesin CNC sebagai berikut:

Gambar 2. Rangkuman tombol-tombol pengendali mesin CNC TU-3A.

c. Kode alarm.

Kode alarm adalah suatu tanda/ isyarat bahwa mesin telah menemukan data
program yang tidak benar. Apabila kesalahan data program tidak dibetulkan maka
mesin tidak akan melaksanakan program selanjutnya. Kode alarm ini sangat
membantu dalam memeriksa tingkat kesalahan awal data program sehingga dapat
menekan kerusakan mesin akibat kesalahan yang dilakukan oleh programmer.
Kode alarm ini akan muncul pada monitor dengan kode A 5 diikuti angka dari
pesan yang menunjukkan arti kesalahan dan masing-masing angka. Berikut ini
adalah jenis kode alarm yang ada pada mesin CNC TU-2A.

Kode
Keterangan Kode Alarm
Alarm
A00 Salah Perintah Fungsi G Dan M
A01 salah perintah radius M99
A02 salah perintah radius M99
A03 salah Nilai F
A04 salah nilai Z
A05 kurang perintah M30
A08 disket penuh/pita kaset habis
A09 program tidak ditemukan dalam disket/kaset
A10 disket dikunci/diprotek
A11 salah memuat disket
A12 salah pengecekan
A13 salah satuan metris atau inchi dalam pemuatan
A14 salah posisi kepala frais (vertical atau horizontal)
A15 salah nilai Y
A16 tidak ada data radius pisau
A17 salah sub program
A18 gerakan kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari 0

Sebagai contoh berikut ini dapat dilihat kode alarm A03, yaitu terdapat kesalahan
harga F, yang dalam hal ini harga F= 00. Kalau harga F= 00 berarti tidak akan ada
gerakan pemakanan (feeding). Untuk membetulkan harga F tersebut, maka kita
harus menghapus atau menghilangkan tanda alarm dengan menekan tombol INP +
Rev. Setelah itu kita baru dapat mengedit atau membetulkan harga F, dengan cara
menempatkan kursor pada 00 kemudian tekan DEL dan selanjutnya kita ketik
harga F yang baru misalnya 100.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Contoh Kode Alarm

2.4 Sistem Pemprgraman Mesin Frais CNC TU 3A

Pengertian pemrograman adalah memasukkan data numerik ke memori mesin


untuk membuat bentuk benda kerja. Sedangkan data yang berupa urutan perintah
secara rinci setiap blok per blok untuk memberi tahu mesin CNC tentang apa yang
harus dikerjakan disebut program CNC.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program pada mesin CNC
yaitu: 1) metode pemrograman, dan 2) bahasa pemrograman.

1. Metode pemrograman

Terdapat dua metode pemrograman yang dapat digunakan untuk pengoperasian


mesin CNC TU-3A, yaitu: a) metode pemrograman inkrimental, dan 2) metode
pemrograman absolut.

a. Metode pemrograman inkrimental

Metode pemrograman inkrimental adalah suatu metode pemrograman dimana titik


referensinya tidak tetap, yang dalam hal ini adalah bahwa titik akhir yang dituju
akan menjadi titik referensi awal untuk mencapai tujuan berikutnya.
b. Metode pemrograman absolut

Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya tetap. Hal ini berarti
bahwa satu titik dijadikan referensi untuk mencapai semua titik yang dituju.

2. Struktur pemrograman

Pada dasarnya setiap program CNC memiliki struktur program yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu: persiapan, isi, dan penutup.
Pada mesin milling CNC TU-3A, pemrograman dapat dilakukan dengan satuan
mm atau inchi. Sedangkan untuk jalannya gerakan pada eretan mesin baik untuk
sumbu X, Y, maupun Z, diprogram tanpa titik desimal dalam 1/100 mm atau
1/1000 inchi.

N G/M X Y Z F Address
00 92 -1500 00 1000 Penetapan titik awal pisau
01 M03 -1500 Spindle berputar
02 00 5000 00 -100 Gerakan tanpa penyayatan dari O-A
03 01 5000 00 -100 75 Gerakan penyayatan dari A-B
04 01 5000 5000 -100 75 Gerakan Penyayatan dari B-C
05 00 5000 5000 1000 Gerakan tanpa penyayatan dari C-D
06 00 -1500 00 1000 Kembali ke posisi awal pisau
07 M30 Penutup Program

3. Eksekusi program CNC a. Pemeriksaan kebenaran program

Sebelum melaksanakan penyayataan benda kerja dengan program CNC terlebih


dahulu dilakukan pemeriksaan kebenaran program dengan cara sebagai berikut:

Visual : memeriksa program dengan mencocokkan data program yang ada.


memeriksa program dengan fungsi pengendali mesin.

Tombol M : penggunaan tombol M, hanya dapat dilakukan pada menu CNC.


Adapun caranya adalah kursor diletakkan pada kolom N, kemudian
tekan terus sampai pada akhir baris (M30). Jika tidak ada Alarm,
berarti secara matematik program yang dibuat sudah benar.
Plotter : memeriksa program dengan simulasi gerakan pisau berupa gambar.

Setelah pemeriksaan program CNC benar maka selanjutnya dilakukan penyayatan


dengan benda kerja yang sesungguhnya.

2.5 Identifikasi Tools

2.5.1 Identifikasi Jenis Alat Cekam Mesin Frais

Terdapat beberapa macam alat cekam mesin freis, diantaranya:

a) Batang pencekam

Batang pencekam dipasang langsung pada meja mesin, dan digunakanuntuk


mengeklem atau mengikat benda kerja secara langsung denganmeja mesin
freis. Untuk mengikat satu benda kerja dibutuhkan beberapatempat
pengekleman.

b) Ragum mesin

Ragum mesin dipasang pada mejamesin, diikat pada alur mejamenggunakan


baut pengikat. Ragummerupakan alat cekam mesin freispaling banyak
digunakan

c)Blok cekam bertingkat

Untuk mencekam benda kerja,minimal diperlukan dua buah blokbertingkat.

Cara memasang alat cekam


Alat cekam berfungsi untuk memegang benda kerja pada meja mesin freis. Alat
cekam dipasang pada meja freis menggunakan mur-T yang dimasukkanpada alur
meja mesin, diikat dengan baut-baut pengikat yang dimasukkanpada lubang baut
pada alat cekam. Alat cekam berupa ragum harus terikatpada meja mesin dengan
kuat. Bibir ragum harus sejajar dengan sumbu memanjang meja.

Cara memasang benda kerja

a) Dengan batang pencekamBenda kerja diletakkan diatas meja, kemudian


bautpengikat batang pencekamyang kepalanya berbentuk “T”dan terikat pada alur
meja freis dikeraskanmenggunakan mur segienam.

b) Dengan ragumSalah satu sisi benda kerja yang merupakan bidang referensi
dipasangmenempel pada bibir ragum yang diam, kemudian batang ulir
penggerakrahang dikeraskan. Untuk mengeset kerataan permukaan benda
kerjadigunakan surface gauge

4. Cara setting pisau terhadap benda kerja

Setting pisau ini tujuannya adalah untuk menentukan titik nol benda kerja dengan
sumbu pisau yang akan digunakan menyayat terhadap tiga bidang kerja. Setting
pisau ini dilaksanakan dengan cara pengoperasian manual.

Contoh:

Akan dilakukan setting pada pisau frais/slot end mill dengan diameter 10 mm,
kecepatan putar spindel utama 1500 put/menit.

Posisi awal pisau frais berada - 15 mm terhadap titik nol sumbu X benda kerja, 0
mm terhadap sumbu Y benda kerja, dan 10 mm di atas permukaan benda kerja
pada sumbu Z.

Langkah - langkah setting pisau terhadap benda kerja :

:: Setting pisau terhadap benda kerja pada sumbu X :

 Periksa diameter pisau yang digunakan kemudian tentukan putaran spindel


utama pasang benda kerja pada ragum dan jepit dengan kuat.
 Putar spindel utama dan yakinkan putaran sudah center.
 Turunkan pisau dengan menggerakkan sumbu Z dan atur kedalaman yang
diperlukan di sebelah sisi luar benda kerja.
 Sentuhkan pisau kearah sumbu + X pada sisi luar benda kerja dengan
menggerakkan pelan-pelan kearah benda kerja.
 Setelah pisau menyentuh benda kerja pada monitor akan tertayang nilai X,
misal : X = 2001. Hapus nilai X dengan tombol DEL sehingga nilai X nol.
 Tekan tombol INP dan tulis nilai X - 500 kemudian tekan INP, maka pada
monitor nilai X = -500.
 Nilai X - 500 = radius pisau frais 5 mm. Nilai minus menunjukkan kearah
sumbu X.

:: Setting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Y : Posisi pisau frais masih tetap
seperti di atas.

 Bebaskan pisau terhadap benda kerja dan geser kearah sumbu – Y,


kemudian gerakkan pisau kekanan kearah sumbu + X. sentukan pisau
pelan-pelan ke benda kerja kearah sumbu +Y.
 Setelah pisau menyentuh benda kerja pada monitor akan tertayang nilai Y,
misal Y = 1100. Hapus nilai Y dengan tobol DEL, sehingga nilai Y = 00.
 Tekan tombol INP dan tulis Y- 500 kemudian tekan INP , maka pada
monitor nilai Y- 500 nilai harga Y = 500 = radius pisau frais 5 mm. Nilai
minus menunjukkan arah sumbu Y.

:: Setting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Z : Pisau masih tetap
pada posisi di atas.
 Bebaskan pisau terhadap benda kerja dan gerakkan naik kearah sumbu +
Z.
 Gerakkan pisau kearah sumbu + Y di atas permukaan benda kerja
turunkan pisau pelan-pelan sampai menyentuh permukaan benda kerja
(sumbu - Z).
 Setelah pisau menyentuh permukaan benda kerja pada monitor tertayang
nilai Z, misal Z = -964 hapus nilai Z dengan tombol DEL. Sehingga nilai Z
= 00
 Gerakkan pisau naik kearah sumbu Z sesuai dengan ketinggian posisi awal
pisau Z = 1000
 Gerakkan pisau keposisi awal pada sumbu X = -1500 dan kearah sumbu Y
=0
Untuk melakukan eksekusi program CNC dengan benda kerja maka
terlebih dahulu harus dilakukan seting pisau.

5. Penyayatan benda kerja


Setelah setting pisau selesai dilaksanakan maka langkah selanjutnya
eksekusi program dengan benda kerja yang dilakukan dengan prosedure
sebagai berikut :
 ::Pindahkan posisi pengoperasian manual ke fungsi pengoperasian CNC
dengan tombol H/C.
 Tombol start ditekan, maka proses penyayatan akan berjalan secara
otomatis sesuai data program.

6. Bahasa Pemrograman

Mesin perkakas CNC mempunyai perangkat pengendali komputer yang disebut


Machine Control Unit (MCU), yaitu suatu perangkat yang berfungsi untuk
menterjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk gerakan persumbuan sesuai bentuk
benda kerja. Bahasa kode inilah selanjutnya disebut bahasa pemrograman. Hal ini
berarti bahasa pemrograman adalah sebagai media komunikasi antara mesin dan
operator dengan kode angka maupun huruf. Pada mesin perkakas CNC dikenal
kode G & M, kode fungsi G dan M ini sudah distandardkan oleh badan
internasional ISO atau badan internasional lainnya.

Dalam aplikasi fungsi kode angka, huruf, dan simbol pada mesin perkakas CNC
bermacam-macam, tergantung sistem dan kontrol tipe mesin yang dipergunakan.
Namun demikian secara prinsip adalah sama. Sebagai contohnya, mesin perkakas
CNC dengan sistem kontrol EMCO, FANUC, SIEMENS, fungsi G dan M sesuai
standar ISO, sehingga untuk pengoperasian mesin perkakas CNC dengan tipe
yang berbeda tidak ada perbedaaan yang berarti.
BAB III

Jurnal Praktikum

3.1 Tujuan Praktikum

Setelah meaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:


 Mengoperasikan mesin frais CNC sesuai tujuan pekerjaan dengan benar
 Membuat, mengedit, mengevaluasi dan mencoba program CNC dengan
menggunakan plotter
 Memilih parameter permesinan (cutting speed, rpm, feeding, cutting time,
tujuan pekerjaan dan jenis alat potong) yang sesuai dengan bahan dan
bentuk akhir benda kerja
 Memasang benda kerja dengan benar dan melakukan setting tools dan
setting benda kerja
 Membuat benda kerja sesuai dengan SOP (Standar Operation Procedure)
3.2 Bahan dan Perkakas
 Jenis dan ukuran bahan
 Mesin frais (manual dan CNC) dan perlengkapannya
 Pisau frais permukaan diameter mm
 Alat ukur vernier caliper ketelitian 0.05
 Blok siku
 Kunci-kunci pas dan L
 Pararel block
 Kikir plat halus
 Kuas pembersih
3.3 Keselamatan kerja
 Pergunakan mesin dan peralatan sesuai dengan fungsinya
 Patuhi SOP yang berlaku
 Jangan menghidupkan mesin pada saat pisau menempel pada benda kerja
 Gunakan APD (alat pelindung diri) yang sesuai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilakukan
 Setelah selesai bekerja bersihkan mesin, peralatan kerja dan area kerja
BAB IV

ANALISA

4.1 Program milling TU-3A

N G/M X Y Z F
00 92 -2500 00 2000
01 M03
02 00 -700 00 2000
03 00 -700 00 -100
04 01 5000 00 -100 60
05 01 5000 5000 -100 60
06 01 00 5000 -100 60
07 01 00 00 -100 60
08 00 -700 00 -100
09 00 -700 00 -200
10 01 5000 00 -200 60
11 01 5000 5000 -200 60
12 01 00 5000 -200 60
13 01 00 00 -200 60
14 00 -700 00 -200
15 00 -700 00 -300
16 01 5000 00 -300 60
17 01 5000 5000 -300 60
18 01 00 5000 -300 60
19 01 00 5000 -300 60
20 00 -700 00 -300
21 00 -700 00 -100
22 00 -700 2500 -100
23 01 5700 2500 -100 60
24 01 5700 2500 -200 60
25 01 -700 2500 -200 60
26 00 -700 2500 -300
27 01 5700 2500 -300 60
28 00 5700 2500 -100
29 00 5700 -700 -100
30 00 2500 -700 -100
31 01 2500 5700 -100 60
32 00 2500 5700 -200
33 01 2500 -700 -200 60
34 00 2500 -700 -300
35 01 2500 5700 -300 60
36 00 2500 5700 2000
37 00 2500 00 2000
38 M05
39 M30

4.1.1 Hasil milling TU-3A


4.1.2 Perhitungan

Masukkan nilai Z

 Gerakan pahat searah dengan sumbu Z sesuai dengan nilai Z pada


G92,G92=2000
 Gerakan pahat searah sumbu X dengan ketentuan :
1
Nilai X = X(G92)+ 2 Ø pahat

= -2500 + 500
= -2000
Masukkan nilai Y
 Gerakan pahat searah sumbu Y dengan ketentuan :
1
Nilai Y = Y(G92)+ 2 Ø pahat

= 00 + 500
= 500
BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai