Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS TEKNIK
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan ini telah disetujui sebagai laporan praktikum CAD CAM (CNC) sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan.
Menyetujui,
Asisten I Asisten II
Laporan ini telah dinyatakan sah sebagai laporan CAD CAM ( CNC ) sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan.
Mengesahkan
Ka.Lab.Teknik Mesin
(Sulis Yulianto,MT,MM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum CAD CAM (CNC) ini.
Kami menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditambahkan
untuk menyempurnakan dan melengkapi laporan ini,sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran bagi pembaca.Kami Mengucapkan banyak terima kasih kepada :
( Kelompok 3 )
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetjuan
Kata Pengantar
Daftar isi
A). CNC TURNING (BUBUT)
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Praktikum
1.5 Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang definisi prinsip kerja mesin cnc TU-
2A ,bagian-bagian mesin CNC TU-2A, metode
pemrogaman,kode – kode standar mesin cnc, identifiksi
tools.
BAB IV Analisa
2.2.2.6. Ampermeter
2.4.2 Fungsi M
Jenis Kode Keterangan
M00 Berhenti berprogram
M03 Sumbu utama berputar searah jarum jam
M05 Sumbu utama berhenti
M06 Ganti allat potong pahat
M17 Akhir sub program
M30 Akhir program
Tabel 2.3 Keterangan Fungsi M pada mesin CNC TU2A
Pahat netral
Pahat ulir
Lakukan pembubutan
melintang untuk meratakan
permukaan benda kerja sisi A
dengan kedalaman ± 1 mm.
(facing)
4.2 Perhitungan
4.2.1 Kecepatan Potong
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam
menentukan kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan
benda kerja. Harga kecepatan potong ditentukan oleh jenis alat
potong, dan jenis benda kerja yang dipotong.
Adapun rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah:
Di mana:
Vc/Cs : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putar mesin (rpm)
Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Bahan benda kerja atau jenis material.
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka
harga kecepatan potong semakin kecil.
Jenis alat potong (Tool).
Semakin tinggi kekuatan alat potongnya semakin tinggi
pula kecepatan potongnya.
Besarnya kecepatan penyayatan/asutan.
Semaki besar jarak asutan, maka harga kecepatan potong
semakin kecil.
Kedalaman penyayatan/pemotongan.
Semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatan potong
semakin kecil.
Di mana:
Vc/Cs : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)
5.2. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum CNC TU 2-A selanjutnya, penulis berharap:
Suasana pelaksanaan praktikum bisa lebih kondusif.
Peralatan, bahan, dan program yang digunakan lebih lengkap
maupun lebih bervariasi lagi
DAFTAR PUSTAKA
B. CNC MILLING (FRAIS)
BAB I
Pendahuluan
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas
bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan
karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan
penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan
atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup
halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna
untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
1.11. Metodologi
Untuk mendapatkan data-data dalam melakukan penyusunan laporan ini,
penulis melakukan :
Studi Pustaka
Data –data yang diperoleh berdasarkan teori atau metode yang
bersumber pada literasi-literasi yang ada
Survey Lapangan
Data-data yang diperoleh dengan melakukan percobaan sesuai
dengan judul yang telah ditentukan dan mengamatinya.
1.12. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini sismatika penulisannya adalah sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan praktikum, sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang definisi prinsip kerja mesin cnc TU-2A
,bagian-bagian mesin CNC TU-2A, metode pemrogaman,kode – kode
standar mesin cnc, identifiksi tools.
BAB III Jurnal Praktikum
Berisi tentang macam-macam alat dan bahan yang dibutuhkan, dan
keselamatan kerja untuk mengoprasian mesin CNC.
BAB IV Analisa
Pada bab ini terdapat analisa hasil praktikum yaitu table data ukur
sebelum proses produksi dan sesudah produksi.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan dan saran dari seluruh pengamatan yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang literasi-literasi yang dijadikan sumber referensi pada
laporan ini.
LAMPIRAN
Berisi tentang lampiran-lampiran yang berhubungan dengan
kegiatan pengamatan.
BAB II
Landasan Teori
2.
2.1. Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3
Mesin CNC TU-3A, adalah merupakan mesin milling CNC Training Unit
dengan 3 sumbu (axis), yang dipergunakan untuk latihan dasar-dasar
pengoperasian dan pemrograman. Karena mesin dikendalikan komputer,
maka semua gerakan berjalan secara otomatis sesuai perintah program
yang diberikan sehingga dengan program yang sama mesin CNC dapat
diperintahkan untuk mengulangi proses pelaksanaan secara terus menerus.
Prinsip kerja mesin milling CNC TU-3A adalah pisau berputar menyayat,
benda kerja yang terpasang pada meja bergerak ke arah horizontal atau
melintang, Sedangkan pisau dipasang pada eretan yang bergerak dengan
lintasan naik turun. Secara konseptual arah gerakan persumbuhan tersebut
diberi lambang persumbuan sebagai berikut:
Sumbu X bergerak ke arah horisontal
Sumbu Y bergerak ke arah melintang
Sumbu Z bergerak ke arah vertikal.
Mesin frais CNC TU 3A ini menggunakan sistim persumbuan dengan
dasar sistiam koordinat Carthesius (arah jarum jam). Sistim persumbuan
tersebut seperti terlihat pada gambar dibawah:
Rumah alat potong pada mesin frais digunakan untuk menjepit penjepit
alat potong (tool holder) pada waktu proses pengerjaan benda kerja.Adapun
sumber putaran dihasilkan dari motor utama yang mempunyai kecepatan putar
antara 300-2000 rpm. Untuk proses pengerjaan dengan layanan mesin produksi
CNC dapat menggunakan lebih dari satu alat potong, karena data alat potong
dapat tersimpan dalam memori mesin. Sedang untuk penggantian alat potong
secara manual.
Penjepit alat potong yang digunakan pada mesin milling adalah jenis penjepit
manual, dimana penjepit dioperasikan secara manual. Fungsi penjepit digunakan
untuk menjepit pisau pada waktu penyayatan benda kerja, bentuk penjepit ini
biasanya sesuai dengan bentuk rumah alat potong (milling taper spindle). Lihat
gambar 1. Untuk menjepit pisau yang berbentuk batang silindris memerlukan alat
bantu yang dinamakan cekam collet.
a. Masukkan collet pada tutup/rumah penjepit alat potong (tool holder), aturlah
sedemikian rupa sehingga alur collet dapat masuk pada alur rumah penjepit.
d. Setelah pisau terpasang dengan baik pada penjepit masukkan penjepit pada
rumah alat potong dan mesin siap untuk dioperasikan.
f). Ragum
Ragum pad mesin frais dipergunakan untuk menjepit benda kerja pada
waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung. Karena fungsinya sebagai
pemegang benda kerja, maka alat ini dapat di ganti-ganti sesuai dengan kebutuhan
benda kerja yang akan dijepit. Biasanya pada ragum dilengkapi dengan stoper
yang dapat dipergunakan untukbatas pegangan benda kerja. Adapun cara kerja
ragum ini dengan manual
2.3 Bagian – Bagian Pengontrolan atau Pengendalian
Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke control pengendali CNC.
Cara kerjanya ialah jika kunci diputar ke posisi 1 maka arus listrik ke CNC,
apabila kunci diputar ke posisi 0 maka arus akan terputus dan mesin akan mati.
2. Tombol emergensi
Tombol ini digunakan untuk memutuskan aliran listrik ke mesin, hal ini
dilakukan apabila akan terjadi tabrakan akibat kesalahan program. Cara kerjanya
yaitu dengan menekan tombol ini maka aliran listrik akan terputus dan mesin akan
mati, untuk mengaktifkan kembali tombol ini, putar kunci saklar utama ke arah
posisi 0, kemudian putar tombol emergensi ke kanan selanjutnya kunci saklar
utama diputar pada posisi 1 maka aliran listrik akan mengalir kembali.
Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu
utama, sakalar ini dapat berfungsi pada layanan manual dan layanan CNC. Pada
mesin frais CNC TU 3A mempunyai kecepatan putar antara 300-2000 rpm.
5. Saklar layanan posisi mesin
Saklar layanan ini berfungsi untuk mengatur layanan mesin dengan posisi
vertikal atau pada posisi horisontal. Disamping itu saklar ini juga untuk mengatur
dimensi bekerjanya mesin dalam satuan metris dan inchi.
6. Amperemeter
Kalau mesin digunakan bekerja terus menerus, sebaiknya arus tidak boleh
melebihi 2 amper. Besarnya beban yang terjadi pada spindel mesin (motor spindel
utama) dapat dikurangi dengan pengurangan kedalaman dan kecepatan
penyayatan.
7. Penggerak disket
Tombol-tombol kendali pada mesin CNC TU-3A, secara garis besarnya dapat
dibedakan menjadi dua (2) bagian yaitu:
1. Tombol eksekusi
Kedua jenis tombol ini dapat digunakan sendiri-sendiri ataupun secara bersama
untuk memasukan data menghasilkan program CNC.
Tombol eksekusi tunggal adalah jika hanya menggunakan satu tombol dalam
memberikan perintah atau mengeksekusi suatu program. Sedangkan jika kita
menggunakan dua tombol atau lebih secara bersamaan atau secara serempak maka
disebut tombol eksekusi ganda
a. Tombol Eksekusi tunggal
Adapun tombol-tombol eksekusi tunggal pada mesin CNC TU-3A adalah sebagai
berikut:
Tombol eksekusi gabungan pada mesin CNC TU-3A adalah sebagai berikut:
(sedang running)
Secara garis besar, tombol masukan data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Tombol kode G, dan
b) Tombol kode M.
Jenis
Kegunaan Fungsi
Fungsi
G00 gerak lurus cepat tanpa penyayatan
G01 gerak lurus dengan penyayatan
G02 gerak melingkar searah jarum jam
G03 gerak melingkar berlawanan arah jarum jam
G04 waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G21 baris blok sisipan
G25 memanggil program subrutin
G27 perintah melompat ke nomor blok yang dituju
G40 membatalkan kompensasi radius pisau
G45 penambahan radius pisau bagian dalam kontur kantong
G46 pengurangan radius satu kali untuk kontur luar
G47 penambahan radius pisau frais dua kali untuk kontur luar
pengurangan radius pisau dua kali untuk bagian dalam kontur
G48
kantong
G64 mematikan arus motor asutan/step motor
G65 pelayanan operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G66 pelayanan dengan transfer komputer ke EPS
G72 siklus pengefraisan kantong segiempat (pocket milling cycle)
G73 siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G81 siklus pengeboran langsung
G82 siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G85 siklus pereameran
G89 siklus pereameran dengan waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G90 program absolut
G91 program inskrimental
G92 penetapan titik awal posisi program absolut
b. Fungsi dan kegunaan tombol kode M
Jenis
Kegunaan fungsi
fungsi
M00 program berhenti terprogram
M03 spindel berputar searah jarum jam
M04 spindel berputar berlawanan arah jarum jam
M05 putaran spindel berhenti
M06 perintah memasukan data alat potong
M17 perintah kembali ke program utama
M30 program berakhir
Untuk lebih jelasnya rangkuman tombol-tombol pengendali pada mesin CNC TU-
3A juga dapat dilihat pada mesin CNC sebagai berikut:
c. Kode alarm.
Kode alarm adalah suatu tanda/ isyarat bahwa mesin telah menemukan data
program yang tidak benar. Apabila kesalahan data program tidak dibetulkan maka
mesin tidak akan melaksanakan program selanjutnya. Kode alarm ini sangat
membantu dalam memeriksa tingkat kesalahan awal data program sehingga dapat
menekan kerusakan mesin akibat kesalahan yang dilakukan oleh programmer.
Kode alarm ini akan muncul pada monitor dengan kode A 5 diikuti angka dari
pesan yang menunjukkan arti kesalahan dan masing-masing angka. Berikut ini
adalah jenis kode alarm yang ada pada mesin CNC TU-2A.
Kode
Keterangan Kode Alarm
Alarm
A00 Salah Perintah Fungsi G Dan M
A01 salah perintah radius M99
A02 salah perintah radius M99
A03 salah Nilai F
A04 salah nilai Z
A05 kurang perintah M30
A08 disket penuh/pita kaset habis
A09 program tidak ditemukan dalam disket/kaset
A10 disket dikunci/diprotek
A11 salah memuat disket
A12 salah pengecekan
A13 salah satuan metris atau inchi dalam pemuatan
A14 salah posisi kepala frais (vertical atau horizontal)
A15 salah nilai Y
A16 tidak ada data radius pisau
A17 salah sub program
A18 gerakan kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari 0
Sebagai contoh berikut ini dapat dilihat kode alarm A03, yaitu terdapat kesalahan
harga F, yang dalam hal ini harga F= 00. Kalau harga F= 00 berarti tidak akan ada
gerakan pemakanan (feeding). Untuk membetulkan harga F tersebut, maka kita
harus menghapus atau menghilangkan tanda alarm dengan menekan tombol INP +
Rev. Setelah itu kita baru dapat mengedit atau membetulkan harga F, dengan cara
menempatkan kursor pada 00 kemudian tekan DEL dan selanjutnya kita ketik
harga F yang baru misalnya 100.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar 3 di bawah ini.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program pada mesin CNC
yaitu: 1) metode pemrograman, dan 2) bahasa pemrograman.
1. Metode pemrograman
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya tetap. Hal ini berarti
bahwa satu titik dijadikan referensi untuk mencapai semua titik yang dituju.
2. Struktur pemrograman
Pada dasarnya setiap program CNC memiliki struktur program yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu: persiapan, isi, dan penutup.
Pada mesin milling CNC TU-3A, pemrograman dapat dilakukan dengan satuan
mm atau inchi. Sedangkan untuk jalannya gerakan pada eretan mesin baik untuk
sumbu X, Y, maupun Z, diprogram tanpa titik desimal dalam 1/100 mm atau
1/1000 inchi.
N G/M X Y Z F Address
00 92 -1500 00 1000 Penetapan titik awal pisau
01 M03 -1500 Spindle berputar
02 00 5000 00 -100 Gerakan tanpa penyayatan dari O-A
03 01 5000 00 -100 75 Gerakan penyayatan dari A-B
04 01 5000 5000 -100 75 Gerakan Penyayatan dari B-C
05 00 5000 5000 1000 Gerakan tanpa penyayatan dari C-D
06 00 -1500 00 1000 Kembali ke posisi awal pisau
07 M30 Penutup Program
a) Batang pencekam
b) Ragum mesin
b) Dengan ragumSalah satu sisi benda kerja yang merupakan bidang referensi
dipasangmenempel pada bibir ragum yang diam, kemudian batang ulir
penggerakrahang dikeraskan. Untuk mengeset kerataan permukaan benda
kerjadigunakan surface gauge
Setting pisau ini tujuannya adalah untuk menentukan titik nol benda kerja dengan
sumbu pisau yang akan digunakan menyayat terhadap tiga bidang kerja. Setting
pisau ini dilaksanakan dengan cara pengoperasian manual.
Contoh:
Akan dilakukan setting pada pisau frais/slot end mill dengan diameter 10 mm,
kecepatan putar spindel utama 1500 put/menit.
Posisi awal pisau frais berada - 15 mm terhadap titik nol sumbu X benda kerja, 0
mm terhadap sumbu Y benda kerja, dan 10 mm di atas permukaan benda kerja
pada sumbu Z.
:: Setting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Y : Posisi pisau frais masih tetap
seperti di atas.
:: Setting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Z : Pisau masih tetap
pada posisi di atas.
Bebaskan pisau terhadap benda kerja dan gerakkan naik kearah sumbu +
Z.
Gerakkan pisau kearah sumbu + Y di atas permukaan benda kerja
turunkan pisau pelan-pelan sampai menyentuh permukaan benda kerja
(sumbu - Z).
Setelah pisau menyentuh permukaan benda kerja pada monitor tertayang
nilai Z, misal Z = -964 hapus nilai Z dengan tombol DEL. Sehingga nilai Z
= 00
Gerakkan pisau naik kearah sumbu Z sesuai dengan ketinggian posisi awal
pisau Z = 1000
Gerakkan pisau keposisi awal pada sumbu X = -1500 dan kearah sumbu Y
=0
Untuk melakukan eksekusi program CNC dengan benda kerja maka
terlebih dahulu harus dilakukan seting pisau.
6. Bahasa Pemrograman
Dalam aplikasi fungsi kode angka, huruf, dan simbol pada mesin perkakas CNC
bermacam-macam, tergantung sistem dan kontrol tipe mesin yang dipergunakan.
Namun demikian secara prinsip adalah sama. Sebagai contohnya, mesin perkakas
CNC dengan sistem kontrol EMCO, FANUC, SIEMENS, fungsi G dan M sesuai
standar ISO, sehingga untuk pengoperasian mesin perkakas CNC dengan tipe
yang berbeda tidak ada perbedaaan yang berarti.
BAB III
Jurnal Praktikum
ANALISA
N G/M X Y Z F
00 92 -2500 00 2000
01 M03
02 00 -700 00 2000
03 00 -700 00 -100
04 01 5000 00 -100 60
05 01 5000 5000 -100 60
06 01 00 5000 -100 60
07 01 00 00 -100 60
08 00 -700 00 -100
09 00 -700 00 -200
10 01 5000 00 -200 60
11 01 5000 5000 -200 60
12 01 00 5000 -200 60
13 01 00 00 -200 60
14 00 -700 00 -200
15 00 -700 00 -300
16 01 5000 00 -300 60
17 01 5000 5000 -300 60
18 01 00 5000 -300 60
19 01 00 5000 -300 60
20 00 -700 00 -300
21 00 -700 00 -100
22 00 -700 2500 -100
23 01 5700 2500 -100 60
24 01 5700 2500 -200 60
25 01 -700 2500 -200 60
26 00 -700 2500 -300
27 01 5700 2500 -300 60
28 00 5700 2500 -100
29 00 5700 -700 -100
30 00 2500 -700 -100
31 01 2500 5700 -100 60
32 00 2500 5700 -200
33 01 2500 -700 -200 60
34 00 2500 -700 -300
35 01 2500 5700 -300 60
36 00 2500 5700 2000
37 00 2500 00 2000
38 M05
39 M30
Masukkan nilai Z
= -2500 + 500
= -2000
Masukkan nilai Y
Gerakan pahat searah sumbu Y dengan ketentuan :
1
Nilai Y = Y(G92)+ 2 Ø pahat
= 00 + 500
= 500
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN