BAB I Geometri (Kel. 3)
BAB I Geometri (Kel. 3)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah
pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuatuntuk
memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih manusia,
tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika
mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat
diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan
menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya.
Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik
semacam elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu
kimia. Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah
melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry). Selain itu,
ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan dalam melahirkan
bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu
biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran),
dan yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa
mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan
lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang
telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada
penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di temukan planet-planet,
tanpa ditemukannya planet-planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler,
tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting
lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah
ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat
memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu 𝑥 , 𝑦 , 𝑧 yang
saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.
Vektor p pada bangun ruang dapat dituliskan dalam bentuk :
1. Koordinat kartesius 𝑝 = (𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑥
2. Vektor kolom 𝑝 = (𝑦) atau, vector baris 𝑝 = (𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑧
Dan jika suatu vektor a disajikan dalam bentuk linear a = a1i + a2j + a3k , maka modulus
vektor a adalah :
1
Contoh: Diketahui vektor 𝑎⃗ = ( 2 ), tentukan |𝑎⃗|
−1
Penyelesaian:
|𝑎⃗| = √12 + 22 + (−1)2 = √1 + 4 + 1 = √6 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Geometri Analit Ruang dan Bidang 5
4. Vector satuan dalam ruang
Vektor satuan 𝑎⃗
𝑥
Misalkan diketahui suatu vector 𝑎⃗ = (𝑦). Vector ini mempunyai panjang |𝑎⃗| =
𝑧
2 2 2
√𝑥 + 𝑦 + 𝑗 vektor satuan yang searah dengan vektor 𝑎⃗ adalah vektor 𝑎⃗ tersebut
dibagi dengan panjangnya. Dengan persamaam umum yaitu:
𝑎⃗
𝑎̂ =
|𝑎⃗|
3
Contoh: Misal diketahui vektor 𝑎⃗ = (−1), tentukan vektor satuan dari 𝑎⃗
2
Penyelesaian:
𝑎⃗⃗
Misalkan vektor a adalah vektor satuan dari a maka 𝑎̂ = |𝑎⃗⃗|
|𝑎⃗| = √32 + (−1)2 + 22 = √9 + 1 + 4 = √14
3
3
(−1) √14
𝑎⃗ −1
𝑎̂ = = 2 =
|𝑎⃗| √14 √14
2
(√14)
5. Perkalian skalar dua vektor dalam ruang
𝑎⃗
𝜃
𝑏⃗⃗
Misalkan diberikan dua vektor, yaitu vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ yang membentuk sudut 𝜃.
Perkalian skalar dari vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗, dinotasikan dengan 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ dan didefinisikan
sebagai berikut:
Contoh:
4 −3
1) Diketahui dua vektor 𝑎⃗ = (1) dan 𝑏⃗⃗ = (−2). Hitunglah nilai 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗
2 1
Contoh:
1) Diketahui vektor 𝑎⃗ = 4𝒊 + 2𝒋 + 2𝒌 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ = 4𝒊 + 2𝒋, besar sudut antara vektor
𝑎⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ adalah...
Penyelesaian:
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
|𝑎⃗| = √42 + 22 + 22
= √16 + 4 + 4
= √24
|𝑏⃗⃗| = √32 + 32
= √18
= 3√2
4 3
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = (2) . (3)
2 0
= 12 + 6 + 0
= 18
𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
18 = √24 . 3√2 . cos 𝜃
18
= √48 . cos 𝜃
3
6 = 4√3 . cos 𝜃
6
Cos 𝜃 = 4√3
𝑎+𝑏
𝑏
𝑎
2) Cara Jajargenjang
𝑏 𝑎+𝑏
2) Asosiatif, yaitu (a + b) + c = a + (b + c)
3) Identitas, yaitu a + 0 = 0 + a = a
2 −4 1
Contoh: Diketahui vector u ( ) , y = ( ) dan w = ( )
3 5 −3
2 −4 1
(u + y) + w= ⌈( ) + ( )⌉ + ( )
3 5 −3
−2 1
=( )+( )
8 −3
−1
=( )
5
2. Pengurangan Vector
a. Cara Gometrik
1) Aturan Segitiga 2) Aturan Jajargenjang
Pengurangan
2 1
2. Diketahui vektor 𝑎⃗ = (5) 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏⃗⃗ = (−6), tentukan 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ dan 𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗
7 8
menggunakan:
Penyelesaian:
Secara Aljabar
Penjumlahan
2 1 3
𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = (5) + (−6) = (−1)
7 8 15
Pengurangan
Pengurangan
Contoh soal:
1. Ditentukan titik-titik 𝐴(1,0, −2) dan titik 𝐵(4,2, −3). Titik P terletak pada AB
sehingga 𝐴𝑃: 𝑃𝐵 = 2: 3. Jika 𝑝̅ merupakan vector posisi titik P. maka vector 𝑝̅ adalah:
Penyelesaian:
Karena P ada diantara A dan B, maka:
2𝐵+3𝐴
𝑃= 2+3
2(4,2,−3)+3(1,0,−2)
𝑃= 5
(11,4,−12)
𝑃= 5
11 4 −12
𝑃= , ,
5 5 5
A. Kesimpulan
1. Koordinat Dalam Ruang Dimensi Tiga
Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu x , y , z yang
saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.
2. Pengertian Vector Dalam Ruang Dimensi Tiga
Vector adalah besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah
a. Menyatakan vektor dalam ruang
b. Sifat-sifat aljabar dalam ruang
c. Panjang vektor dalam ruang
d. vektor satuan dalam ruang
e. Perkalian skalar dua vektor dalam ruang
f. Sudut antara dua vektor
3. Operasi (Penjumlahan Dan Pengurangan) Dari Beberapa Vektor
Menggunakan dua metode:
a. Jajar Genjang
b. Metode segitiga
4. Vektor Posisi