Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah
pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuatuntuk
memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih manusia,
tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika
mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat
diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan
menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya.
Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik
semacam elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu
kimia. Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah
melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry). Selain itu,
ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan dalam melahirkan
bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu
biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran),
dan yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa
mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan
lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang
telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada
penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di temukan planet-planet,
tanpa ditemukannya planet-planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler,
tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting
lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah
ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat
memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

Geometri Analit Ruang dan Bidang 1


B. Rumusan Masalah
1. Apakah Koordinat Dalam Ruang Dimensi Tiga ?
2. Apakah Pengertian Vector Dalam Ruang Dimensi Tiga ?
3. Bagaimana Operasi Dari Beberapa Vector ?
4. Apakah Vector Posisi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Koordinat Dalam Ruang Dimensi Tiga ?
2. Mengetahui Pengertian Vector Dalam Ruang Dimensi Tiga ?
3. Mengetahui Operasi Dari Beberapa Vector ?
4. Mengetahui Vector Posisi ?

Geometri Analit Ruang dan Bidang 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Koordinat Dalam Ruang Dimensi Tiga

Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu 𝑥 , 𝑦 , 𝑧 yang
saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.
Vektor p pada bangun ruang dapat dituliskan dalam bentuk :
1. Koordinat kartesius 𝑝 = (𝑥, 𝑦, 𝑧)

𝑥
2. Vektor kolom 𝑝 = (𝑦) atau, vector baris 𝑝 = (𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑧

3. Kombinasi linear vektor satuan 𝑖, 𝑗, 𝑘 yaitu : 𝑝 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘


1 0 0
dengan 𝑖 = (0) , 𝑗 = (1) , 𝑑𝑎𝑛 𝑘 = (0)
0 0 1
𝑖 = vektor satuan dalam arah 𝑂𝑋
𝑗 = vektor satuan dalam arah 𝑂𝑌
𝑘 = vektor satuan dalam arah 𝑂𝑍

Geometri Analit Ruang dan Bidang 3


Modulus Vektor
Modulus vektor yaitu besar atau panjang suatu vektor. Jika suatu vektor dengan
koordinat titik A (x1 , y1 ,z1) dan B (x2 , y2 , z2) maka modulus (besar) atau panjang vektor
dapat dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B yaitu :

Dan jika suatu vektor a disajikan dalam bentuk linear a = a1i + a2j + a3k , maka modulus
vektor a adalah :

B. Pengertian Vector Dalam Ruang Dimensi Tiga


Vector adalah besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah. Sebuah vector dapat
dinyatakan menggunakan beberapa cara berikut:
a. Huruf kecil demgan tanda panah diatasnya ( 𝑎⃗ )
b. Hurup kecil dengan garis di bawah ( 𝑎 )
c. Huruf kecil tebal ( a )
d. Pasangan huruf capital dengan tanda panah diatasnya ( ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 )
e. Jika penilisan secara geometris, vektor dinyatakan dalam ruas garis berarah.

Geometri Analit Ruang dan Bidang 4


1. Menyatakan vektor dalam ruang (gambar di atas)
𝑥1
Vektor dalam ruang dinyatakan dengan 𝑝⃗ = (𝑦1 ) = 𝑥1 𝒊 + 𝑦1 𝒋 + 𝑧1 𝒌
𝑧1
2. Sifat-sifat aljabar dalam ruang
𝑥1 𝑥1
Misalkan terdapat vektor 𝑎⃗ = (𝑦1 ) , 𝑏⃗⃗ = (𝑦1 ) . jika m adalah bilangan real (skalar),
𝑧1 𝑧1
akan berlaku beberapa sifat berikut ini:
a. Jika 𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗ maka 𝑥1 = 𝑥2 ; 𝑦1 = 𝑦2 ; 𝑧1 = 𝑧2
𝑥1 + 𝑥2
⃗ ⃗
⃗ ⃗
b. Jika 𝑑 = 𝑎⃗ + 𝑏 maka 𝑑 = (𝑦1 + 𝑦2 )
𝑧1 + 𝑧2
𝑚𝑥1
c. Jika 𝑑⃗ = 𝑚𝑎⃗ maka 𝑑⃗ = (𝑚𝑦1 )
𝑚𝑧1
−𝑥1
d. Lawan dari vektor 𝑎⃗ adalah − 𝑎⃗ = (−𝑦1 )
−𝑧1
Contoh:
3 3
a. Diketahui vektor 𝑎⃗ = (−2) , 𝑏⃗⃗ = (−2) , maka 𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗ , karena nilai
5 5
𝑥1 = 𝑥2 ; 𝑦1 = 𝑦2 ; 𝑧1 = 𝑧2
3 5
b. Diketahui 𝑎⃗ = (−2) , 𝑏 = ( 4 ) , maka 𝑑⃗ = 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗


5 −6
3+5 8
𝑑⃗ = ( −2 + 4 ) = ( 2 )
5 + (−6) −1
3 3 9
c. Diketahui 𝑎⃗ = (−2) 𝑚 = 3, maka 𝑚𝑎⃗ = 3 (−2) = (−6)
5 5 15
3 −3 −3
d. Diketahui 𝑎⃗ = (−2)maka −𝑎 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (−(−2)) = ( 2 )
5 −5 −5
3. Panjang vektor dalam ruang
Dalam menentukan panjang vector pada suatu bidang, kita bisa menggunakan
teorema Pythagoras. Jika 𝑟⃗ menyatakan vector 𝑜𝑝 ⃗⃗⃗⃗⃗, vector 𝑟⃗ dapat dinyatakan dengan
𝑟⃗ = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘.
Panjang vector |𝑟⃗| dapat dicari dengan persamaan yaitu:
|𝑟⃗| = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2

1
Contoh: Diketahui vektor 𝑎⃗ = ( 2 ), tentukan |𝑎⃗|
−1
Penyelesaian:
|𝑎⃗| = √12 + 22 + (−1)2 = √1 + 4 + 1 = √6 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Geometri Analit Ruang dan Bidang 5
4. Vector satuan dalam ruang

Vektor satuan 𝑎⃗

𝑥
Misalkan diketahui suatu vector 𝑎⃗ = (𝑦). Vector ini mempunyai panjang |𝑎⃗| =
𝑧
2 2 2
√𝑥 + 𝑦 + 𝑗 vektor satuan yang searah dengan vektor 𝑎⃗ adalah vektor 𝑎⃗ tersebut
dibagi dengan panjangnya. Dengan persamaam umum yaitu:
𝑎⃗
𝑎̂ =
|𝑎⃗|
3
Contoh: Misal diketahui vektor 𝑎⃗ = (−1), tentukan vektor satuan dari 𝑎⃗
2
Penyelesaian:
𝑎⃗⃗
Misalkan vektor a adalah vektor satuan dari a maka 𝑎̂ = |𝑎⃗⃗|
|𝑎⃗| = √32 + (−1)2 + 22 = √9 + 1 + 4 = √14
3
3
(−1) √14
𝑎⃗ −1
𝑎̂ = = 2 =
|𝑎⃗| √14 √14
2
(√14)
5. Perkalian skalar dua vektor dalam ruang

𝑎⃗
𝜃
𝑏⃗⃗
Misalkan diberikan dua vektor, yaitu vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ yang membentuk sudut 𝜃.
Perkalian skalar dari vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗, dinotasikan dengan 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ dan didefinisikan
sebagai berikut:

𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃


𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑥1 𝑥2
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = (𝑦1 ) . (𝑦2 ) = 𝑥1 𝑥2 + 𝑦1 𝑦2 + 𝑧1 𝑧2
𝑧1 𝑧2

Contoh:
4 −3
1) Diketahui dua vektor 𝑎⃗ = (1) dan 𝑏⃗⃗ = (−2). Hitunglah nilai 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗
2 1

Geometri Analit Ruang dan Bidang 6


Penyelesaian:
4 −3
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = (1) . (−2) = 4(−3) + 1(−2) + 2(1) = −12 − 2 + 2 = −12
2 1
2) Diketahui |𝑎⃗| = 5, |𝑏⃗⃗| = 6, sudut antara 𝑎⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ adalah 60𝑜 , maka 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ adalah..
Penyelesaian:
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
= 5.6 . cos 60𝑜
1
= 30 . 2
= 15
6. Sudut antara dua vektor
𝑥1 𝑥2


Misalkan diberikan dua vektor, yaitu vektor 𝑎⃗ = ( 1 ) dan 𝑏 = (𝑦2 ) yang
𝑦
𝑧1 𝑧2
membentuk sudut 𝜃
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
atau
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗
cos 𝜃 =
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗|

Contoh:
1) Diketahui vektor 𝑎⃗ = 4𝒊 + 2𝒋 + 2𝒌 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ = 4𝒊 + 2𝒋, besar sudut antara vektor
𝑎⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ adalah...
Penyelesaian:
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
|𝑎⃗| = √42 + 22 + 22
= √16 + 4 + 4
= √24
|𝑏⃗⃗| = √32 + 32
= √18
= 3√2
4 3
𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = (2) . (3)
2 0
= 12 + 6 + 0
= 18
𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑎⃗ . 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
18 = √24 . 3√2 . cos 𝜃
18
= √48 . cos 𝜃
3
6 = 4√3 . cos 𝜃
6
Cos 𝜃 = 4√3

Geometri Analit Ruang dan Bidang 7


3 √3
Cos 𝜃 = 2√3 .
√3
3√3
Cos 𝜃 = 6
1
Cos 𝜃 = 2 √3
𝜃 = 30𝑜

C. Operasi (Penjumlahan Dan Pengurangan) Dari Beberapa Vector


1. Penjumlahan Dua Vektor
Penjumlahan dua vector a dan b dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
a. Cara Geometrik
1) Cara Segitiga

𝑎+𝑏
𝑏

𝑎
2) Cara Jajargenjang

𝑏 𝑎+𝑏

3) Cara Aljabar atau Analitik


a c
Penjumlahan vector u = ( ) dan v = ( ) pada R2 dirumuskan sebagai berikut:
b d
𝐚 𝐜 𝐚 +𝒄
𝐮+𝐯=( )+( )=( )
𝐛 𝐝 𝐛 +𝐝
a d
Penjumlahan vector u = (b) dan v = ( e ) pada R3 dirumuskan sebagai berikut.
c f
a 𝑑 𝐚+𝐝
𝐮 +𝐯 = (b) +( 𝑒 )= (𝐛 + 𝐞)
c 𝑓 𝐜+𝐟

Geometri Analit Ruang dan Bidang 8


Penjumlahan vector mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1) Komutatif, yaitu a + b = b + a

2) Asosiatif, yaitu (a + b) + c = a + (b + c)

3) Identitas, yaitu a + 0 = 0 + a = a

4) Ada invers, yaitu a + (−a) = 0

2 −4 1
Contoh: Diketahui vector u ( ) , y = ( ) dan w = ( )
3 5 −3
2 −4 1
(u + y) + w= ⌈( ) + ( )⌉ + ( )
3 5 −3
−2 1
=( )+( )
8 −3
−1
=( )
5
2. Pengurangan Vector
a. Cara Gometrik
1) Aturan Segitiga 2) Aturan Jajargenjang

Jika vector AB mewakili u dan AC mewakili v maka


𝑨𝑩 – 𝑨𝑪 = −𝑨𝑪 + 𝑨𝑩 = 𝑪𝑨 + 𝑨𝑩 = 𝑪𝑩 = 𝒖 – 𝒗
b. Cara Aljabar atau Analitik
a c
Pengurangan vector u = ( ) dan v = ( ) pada R2 dirumuskan sebagai berikut:
b d
𝐚 𝐜 𝐚 −𝒄
𝐮−𝐯=( )−( )=( )
𝐛 𝐝 𝐛 −𝐝
a d
Penjumlahan vector u = ( ) dan v = ( e ) pada R3 dirumuskan sebagai berikut.
b
c f
a 𝑑 𝐚−𝐝
𝐮 - 𝐯 = (b) -( 𝑒 )= (𝐛 − 𝐞)
c 𝑓 𝐜−𝐟

Geometri Analit Ruang dan Bidang 9


4 3
Contoh: Diketahui vector a = ( 2 )dan b = (2). Tentukan hasil dari (a − b).
−2 1
Jawab:
4 3 1
a − b = ( 2 ) − (2).= ( 0 ).
−2 1 −3
Contoh Soal Oprasi Pada Vektor
−3 ⃗⃗ 8
1. Diketahui vektor 𝑎⃗ = ( ) , 𝑏 = ( ), tentukan 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ dan 𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗ menggunakan:
5 −3
a. Aturan Jajargenjang (geometris dan aljabar)
b. Aturan segitiga (geometris dan aljabar)
Penyelesaian:
Secara Aljabar
 Penjumlahan
−3 8 5
𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = ( ) + ( ) = ( )
5 −3 2
 Pengurangan
−3 8 −11
𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗ = ( ) − ( ) = ( )
5 −3 8
a. Jajargenjang
Secara Geometris
Penjumlahan Pengurangan

Geometri Analit Ruang dan Bidang 10


b. Aturan Segitiga
Secara geometris
Penjumlahan

Pengurangan

2 1
2. Diketahui vektor 𝑎⃗ = (5) 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏⃗⃗ = (−6), tentukan 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ dan 𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗
7 8
menggunakan:
Penyelesaian:
Secara Aljabar
 Penjumlahan
2 1 3
𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = (5) + (−6) = (−1)
7 8 15

Geometri Analit Ruang dan Bidang 11


 Pengurangan
2 1 1
𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗ = (5) − (−6) = (11)
7 8 15
a. Aturan Jajargenjang
Secara Geometris
Penjumlahan

Pengurangan

Geometri Analit Ruang dan Bidang 12


b. Aturan Segitiga
Secara Geometris
Penjumlahan

Pengurangan

Geometri Analit Ruang dan Bidang 13


D. Vector Posisi
Pada dimensi dua (R 2 ) vektor posisi 𝑝⃗ = OP⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dengan titik O(0, 0) dan titik P(x, y).
adapun dalam dimensi tiga (R3) setiap titik 𝑃(𝑥, 𝑦, 𝑧) dapat dikaitkan dengan vector 𝑝⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
OP,
yaitu vector yang berpangkal di titik 𝑂(0, 0, 0) dan berujung di titik P.

vektor posisi pada dimensi


tiga
vector 𝑝⃗ adalah vector posisi P yang dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Penulisan dalam bentuk vektor baris
𝑝⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
OP = (𝑥1 + 𝑦1 + 𝑧1 )
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 )
𝑞⃗ = OQ
b. Penulisan dalam bentuk vector kolom
𝑥1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (𝑦1 )
𝑝⃗ = OP
𝑧1
𝑥2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (𝑦2 )
𝑞⃗ = OQ
𝑧2
𝑥1 − 𝑥2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑃𝑂
PQ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑂𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = −𝑂𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑂𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑂𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ − 𝑂𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑞⃗ − 𝑝⃗ = (𝑦1 − 𝑦2 )
𝑧1 − 𝑧2
Contoh: jika diketahui vektor 𝐴(3, 4, 5), tentukkan vektor posisi A..
Penyelesaian:
Vektor posisi 𝐴 = 𝑂𝐴 ̅̅̅̅ = 𝐴 − 0
3 0
= (4) − (0)
5 0
3
= (4 )
5
Jika diketahui titik-titik 𝑂(0,0,0) dan A(a1, a2, a3) serta B(b1, b2, b3), maka ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑂𝐴 dan 𝑂𝐵
merupakan vector posisi. Jika kemudian terdapat P pada ruas AB sehingga 𝐴𝑃: 𝑃𝐵 = 𝑚: 𝑛
maka akan berlaku:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ = 𝑛(𝑂𝐴)+(𝑂𝐵)
OP
𝑛+𝑚

Geometri Analit Ruang dan Bidang 14


𝑛𝐴+𝑛𝐵
𝑃=
𝑛+𝑚

Contoh soal:
1. Ditentukan titik-titik 𝐴(1,0, −2) dan titik 𝐵(4,2, −3). Titik P terletak pada AB
sehingga 𝐴𝑃: 𝑃𝐵 = 2: 3. Jika 𝑝̅ merupakan vector posisi titik P. maka vector 𝑝̅ adalah:
Penyelesaian:
Karena P ada diantara A dan B, maka:
2𝐵+3𝐴
𝑃= 2+3
2(4,2,−3)+3(1,0,−2)
𝑃= 5
(11,4,−12)
𝑃= 5
11 4 −12
𝑃= , ,
5 5 5

Jika titik P berapada pada perpanjangan AB dengan 𝐴𝐵: 𝐵𝑃 = 𝑚: 𝑛 maka:


̅̅̅̅)+(𝑛+𝑚)(𝑂𝐵
−𝑛(𝑂𝐴 ̅̅̅̅)
̅̅̅̅
𝑂𝑃 =
𝑚
−𝑛𝐴+(𝑛+𝑚)𝐵 𝑟𝐵−𝑛𝐴
𝑃= =
𝑚 𝑟−𝑛

Geometri Analit Ruang dan Bidang 15


Contoh soal:
1. Jika diketahui titik 𝑃(3, 2, 5) dan 𝑄(1, −4, 3) serta titik R pada perpanjangan PQ dimana
𝑃𝑄: 𝑄𝑅 = 3 ∶ 4, maka titik R adalah…
Penyelesaian:
𝑟 = 𝑛+𝑚 = 3+4= 7
𝑟𝑄−𝑛𝑃
𝑅=
𝑟−𝑛
7(1,−4,3)−4(3,2,5)
𝑅=
7−4
(−5,−36,1)
𝑅=
3
−5 1
𝑅=( , −12, )
3 3

Geometri Analit Ruang dan Bidang 16


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Koordinat Dalam Ruang Dimensi Tiga
Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu x , y , z yang
saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.
2. Pengertian Vector Dalam Ruang Dimensi Tiga
Vector adalah besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah
a. Menyatakan vektor dalam ruang
b. Sifat-sifat aljabar dalam ruang
c. Panjang vektor dalam ruang
d. vektor satuan dalam ruang
e. Perkalian skalar dua vektor dalam ruang
f. Sudut antara dua vektor
3. Operasi (Penjumlahan Dan Pengurangan) Dari Beberapa Vektor
Menggunakan dua metode:
a. Jajar Genjang
b. Metode segitiga
4. Vektor Posisi

Geometri Analit Ruang dan Bidang 17


DAFTAR PUSTAKA

Raflan, Dian S. 2009. Be a Master of Matematic.Cianjur: Kelompok Humaniora.


Miyanto, dkk. 2015. Matematika PR. Klaten: Intan Pariwara.
http://adismunandar4.blogspot.com/2017/06/koordinat-kartesius-vektor-dan.html
https://rumushitung.com/category/rumus-matematika/
https://www.academia.edu/25354567
https://www.academia.edu/36309001/Koordinat_Kartesius_Dalam_Ruang_Dimensi_Tiga_D
an_Vector.pptx

Geometri Analit Ruang dan Bidang 18

Anda mungkin juga menyukai