PENDAHULUAN
berbagai isu, perilaku dan proses, termasuk identitas seksual dan perilaku
seksual, fisiologis, psikologis, sosial, budaya, aspek politik dan spiritual atau
aspek kepercayaan dari seks.1 Dalam banyak hal, tubuh wanita tidak
berbeda dengan pria. Sebagai contoh, pria dan wanita mempunyai jantung,
ginjal, paru-paru, dan bagian tubuh lain yang sama. Namun, mereka berbeda
pada organ seksualnya. Organ seksual inilah yang memungkinkan pria dan
tersebut.1
1
penyakit, disfungsi atau kelemahan, tetapi menyangkut segala hal tentang
kesejahteraan sosial. 2
panduan yang berfokus pada disfungsi seksual wanita. Tujuan dari panduan
Disfungsi seksual meliputi berbagai hal dari psikologi, fisik, interpersonal dan
isu psikologi. Disfungsi seksual wanita adalah istilah yang digunakan untuk
dispareunia.3
2
episiotomi, infeksi, disfungsi seksual, disfungsi anal sfingter, dan
dispareunia.4,5,6
penggunaan mulai dari 13,3% sampai 84,6% dengan rata-rata 51% dari
individu.2
pada era kebidanan modern. Dengan adanya hasil penelitian, para dokter
3
Episiotomi, laserasi perineum, penekanan fundus saat melahirkan
menjadi salah satu dari masalah nyeri yang paling umum dalam praktek
gangguan fungsi seksual bervariasi pada sejumlah besar wanita, dan efek
4
1.3 Tujuan Penelitian
seksual wanita
seksual wanita
domain
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi
banyak peneliti sejak 1960. Sebagian besar penelitian yang ada tidak dapat
atau kekeringan vagina. Biasanya, masalah ini diselesaikan pada akhir tahun
fungsi seksual ibu dengan cara yang berbeda. Namun, tidak jelas kenapa
fungsi seksual ibu dipengaruhi jangka pendek atau jangka panjang. Tingkat
6
pervaginam atau sesar adalah 6 minggu, 3 bulan atau 2 tahun setelah
Pasien dengan dispareunia mengeluh rasa sakit dan bersifat lokal, atau
seksual yang berasal dari rasa tidak nyaman. Meskipun dispareunia dapat
7
terjadi pada laki-laki dan perempuan tetapi lebih sering terjadi pada wanita
dalam panggul.10
tahun yang lalu. Selama tahun 70-an, episiotomi lazim dilakukan hampir
dapat mencegah luka yang tidak rapi karena insisi bedah. Luka insisi ini akan
lebih mudah pulih, tapi kepercayaan di masa lalu yang menyatakan nyeri
2.2 Prevalensi
pada wanita 43% dan pria 31%.32 Prevalensi disfungsi wanita di Inggris 41%
51,9%.34 Dari penelitian tersebut dijumpai dua dari sampai tiga dari lima
Amerika Serikat dijumpai bahwa 64% menderita kelainan minat seksual, 33%
8
menderita orgasme, 31% menderita kelainan gairah seksual, dan 26%
trauma perineum. Di Inggris lebih dari 35% wanita pernah mengalami trauma
Inggris 14% dan 99% di negara Eropa Timur. Tetapi hanya sekitar 1,7-12%
(2,9-19% pada primipara) yang mengalami ruptur perineum tingkat 3 dan 4.6
2.3 Episiotomi
sangat pesat sampai saat ini namun tingkat episiotomi tetap sangat bervariasi
terbatas lebih disukai daripada dilakukan secara rutin. Hal ini meliputi indikasi
9
primigravida, multigravida yang introitus vaginanya kaku dan atau sempit,
pada persalinan prematur atau letak sungsang, dan pada persalinan dengan
memudahkan penjahitan dan untuk mencegah pinggir yang tidak rata dimana
neonatus adalah untuk mempersingkat kala II, yang dapat mencegah asfiksia
perhatian utama. Meskipun menurut literatur lebih dari 300 tahun, episiotomi
tidak banyak dilakukan sampai pertengahan abad ke-20 ketika banyak yang
memfokuskan pada wanita hamil di rumah sakit dan keterlibatan medis yang
Episiotomi adalah insisi yang dibuat pada vagina dan perineum untuk
13
Tujuan episiotomi adalah:
10
2. Mengurangi hambatan persalinan oleh perineum, jika elastisitasnya tidak
kemungkinan asfiksia.
dapat dipercepat.
13
Keuntungan episiotomi:
13
Kerugian episiotomi:
Indikasi episiotomi dapat berasal dari faktor ibu maupun faktor janin.
14
Indikasi ibu antara lain adalah:
a. Primigravida umumnya
b. Perineum kaku dan riwayat robekan perineum pada persalinan yang lalu
11
c. Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan misalnya pada
anak besar
13,14
Indikasi janin antara lain adalah:
12
2.4 Jenis Episiotomi
berhubungan dengan forsep atau vakum ketika melahirkan dan dapat juga
dengan menggunakan chromic atau jahitan vicryl dan jika laserasi dalam
evakuasi.51,52
a. Episiotomi medialis.
Perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena
13
Sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali
b. Episiotomi mediolateralis
arah belakang dan samping. Arah sayatan dapat dilakukan ke arah kanan
menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei tingkat III.
c. Episiotomi lateralis
Sayatan disini dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9
menurut arah jarum jam. Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan
14
sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut
d. Insisi Schuchardt.
13
Teknik episiotomi yang banyak dilakukan adalah:
1. Episiotomi medialis
2. Episiotomi mediolateralis
13
Tabel 1. Keuntungan Dan Kerugian Teknik Episiotomi
15
2.5 Fungsi Seksual Wanita
seksual. Fase seksual meliputi fase inisiasi, arousal, orgasme dan resolusi.
kombinasi dari kedua faktor tersebut. Fungsi seksual dapat terganggu oleh
disekresi atas respon dari stimulator tunggal yaitu ACTH dari hipofisis
saraf pusat yang memegang kendali respon glukokortikoid, hal ini merupakan
emosional, intelektual, dan aspek sosial dengan cara yang positif menambah
16
seksual wanita sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor
respon seksual wanita didasarkan pada model linier yang diusulkan oleh
Masters dan Johnson pada tahun 1960. Model ini menggambarkan empat
model Masters dan Johnson memberikan pengaruh yang luar biasa, ada
menjelaskan pola yang sangat variabel untuk melihat respon dari satu wanita
ke wanita yang lain atau setiap respon variabilitas dari satu episode ke
episode lainnya pada wanita yang sama. Kedua, model didominasi berfokus
seksual. Akhirnya, tidak ada indikasi yang diberikan dari pengaruh keinginan
Untuk mengatasi kekurangan ini, sebuah model tiga fase dari respon
seksual diusulkan oleh Helen Singer Kaplan. Menurut model ini, siklus respon
17
seksual dikonseptualisasikan dalam tiga fase penting: keinginan,
model Kaplan terdiri dari fisiologis dan komponen psikologis dari hasrat/minat
seksual atau libido, yang dimediasi oleh otak pada sistem limbik tetapi juga
wanita.15
sebaik hasrat seksual dan kepuasan fisik. Model ini menggabungkan biologis,
konsep baru yang penting dalam model Basson adalah perasaan gairah
ukuran fisiologis dari permasalahan genital. Hal ini mungkin bagi seorang
lubrikasi genital minimal atau tidak ada perasaan gairah seksual atau
18
kegembiraan. Perbedaan lainnya dalam model Basson dari model tradisional
menyatakan yang utama dari hasrat seksual wanita yang spontan adalah
orgasme dan resolusi adalah tidak penting dalam siklus respon seksual.
eksperimental. Selain itu, model ini didasarkan keintiman yang luas dan
dan fungsional seluruh sistem limbik otak daripada struktur anatomi tertentu
di dalamnya. Sistem limbik adalah bagian dari apa yang disebut paleo-
19
yang memiliki peran dominan penghambatan atas insting dasar, sistem limbik
sangat penting dalam kedua jenis kelamin untuk inisiasi hasrat seksual dan
penting sebagai pusat kontrol untuk empat sistem komando emosional dasar
berinteraksi untuk memodulasi persepsi akhir dari hasrat seksual pusat dan
berkorelasi pada perilaku seksual. Gangguan dari setiap tingkat dari sistem
khususnya dalam domain hasrat, gairah pusat, dan terutama perilaku seksual
secara sosial.16
pada manusia, pertama sebagai target akhir dari input sensorik yang datang
dari alat indera yang berbeda. Bau yang berbeda, selera, kata-kata,
sensorik yang bersangkutan dan korteks seksual limbik ketika adanya sinyal
20
stimulus seksual dan memodulasi secara bersamaan risiko dan keinginan
Pertama sekali model respon seksual wanita dipublikasi oleh Masters dan
Johnson pada tahun 1966, dan adaptasi selanjutnya dilakukan oleh Kaplan
pada tahun 1979. Model ini kemudian dikenal sebagai Model Linear yang
wanita hanya bergantung pada spontanitas dari hasrat seksual yang tidak
selalu hadir.3
21
Respon seks yang normal merupakan fenomena biologis alami
perubahan fisik yang jelas pada wanita. Selama orgasme ada perubahan di
otak, kontraksi otot genitor panggul yang luas dan peningkatan cardiac
yang adekuat dan interaksi Milieux hormon, saraf, pembuluh darah, arteri,
seksual. Dalam hal ini diperlihatkan pada (gambar 2), Pengalaman seksual
Pengalaman yang jelek, baik emosi atau fisik dapat menyebabkan penurunan
22
hasrat dan ketidakmampuan bagi wanita untuk resposif secara seksual
keinginan spontan dan keintiman emosional. Dalam model ini, hasrat seksual
spontan, dapat terjadi karena berbagai alasan seperti awal dari sebuah
hubungan baru atau tidak adanya pasangan dalam waktu yang lama, dapat
seks dengan pasangan atau menstimulasi diri sendiri. Akan tetapi, dorongan
seksual yang spontan tidak selalu sering terjadi dan tidak berarti (terutama
23
dihubungan jangka panjang). Kurangnya dorongan seksual spontan tidak
satu titik dari netralitas seksual relatif tetapi dengan tujuan keintiman
24
Gambar 3. Model Sirkuler 3
dalam vagina sehingga dapat membuahi sel telur. Penetrasi penis ke vagina
25
Orgasme
Pre-orgasme
Rangsangan tinggi
Rangsangan awal
Hasrat
awal, dimulai dari penis mengeras, tetapi tidak cukup keras untuk melakukan
penetrasi, dan pada wanita mulai terjadi lubrikasi. Pada tahap 3 rangsangan
berlanjut hingga ereksi cukup keras untuk melakukan penetrasi dan wanita
Melalui analogi ini, merupakan hal yang normal bagi pria maupun
dan tidak langsung menuju tahap 5 secara langsung. Kenyataannya, pria dan
wanita sering kali menaiki tangga pada kecepatan yang berbeda. Secara
seorang wanita yang masih berada pada tahap 1, tetapi tidak sebaliknya. 8
26
2.5.2 Disfungsi Seksual Wanita
lebih tinggi.42.43
seksual wanita.18
seksual
27
yang berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan seksual.9 Menurut
disfungsi seksual wanita ini dibagi menjadi empat kategori yaitu gangguan
klasifikasi yang digunakan dan terus menjadi topik yang menarik dan secara
28
Association of Mental Disorders (DSM-IV). ICD-10 mendefinisikan disfungsi
seksual dan dalam perubahan psikofisiologis yang menjadi ciri siklus respon
seksual dan ditandai dan kesulitan interpersonal. Perlu dicatat bahwa DSM-
29
vagina atau tanda-tanda lain dari fisik
respon masih terjadi.
Gangguan Hasrat Seksual Subjektif Keluhan gangguan gairah genital
seksual. Keluhan dapat mencakup
minimal vulva vagina bengkak atau
pelumasan dari semua jenis
rangsangan seksual dan
berkurangnya sensasi seksual dari
membelai genital. Gairah seksual
subyektif masih terjadi dari
rangsangan seksual alat kelamin.
Kelainan Orgasme Kesulitan yang berulang atau
menetap, keterlambatan atau
ketiadaan mencapai orgasme setelah
rangsangan seksual yang cukup dan
gairah seksual yang normal yang
menyebabkan personal distres.
GANGGUAN SEKSUAL NYERI
Dispareunia Nyeri genital berulang atau menetap
terkait dengan hubungan seksual. Hal
ini dapat dibagi nyeri dalam dan nyeri
dangkal.
Vaginismus Kejang dari otot-otot sepertiga bagian
luar vagina yang berulang atau
menetap yang mengganggu
penetrasi vagina yang menyebabkan
kesulitan pribadi.
Gangguan nyeri seksual lainnya Nyeri genital yang berulang atau
menetap disebabkan oleh
rangsangan seksual bukan coitus. Ini
termasuk anatomi dan kondisi
inflamasi.
permukaan dan nyeri di dalam. Karena lesi kulit berupa scar episiotomi yang
30
mengakibatkan spasme pada superfisial otot pelvik. Luka episiotomi yang
ditemukan kulit yang bengkak, merah, bernanah, keluar cairan dari luka, atau
cukup baik pada daerah yang akan diperbaiki. Pencahayaan yang buruk,
daerah episiotomi. Jika daerah yang luka tidak didekatkan dengan benar,
atau bahkan jika jahitan sangat tertarik maka tepi luka tidak dapat sembuh
dengan benar. Pada beberapa wanita pada saat sembuh dapat membentuk
Biasanya terbentuk tepat di posisi jam 6 di bagian bawah vagina, yang dapat
menyebabkan rasa sakit yang hebat ketika memasukkan tampon, jari, atau
31
penis. Sayangnya banyak wanita tidak memberitahukan hal tersebut kepada
dokter mereka. Padahal nyeri episiotomi hampir selalu dapat diperbaiki. Jika
vagina.28
proses kelahiran, hal ini bergantung pada paritas dan berlangsung selama 4
sampai 6 jam. Antisipasi kemajuan selama 1 hingga 2 jam kala dua dipantau
lahir, retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap. Perlukaan jalan lahir
ekstraksi vakum, embriotomi atau trauma akibat alat-alat yang dipakai. Selain
itu perlukaan pada jalan lahir dapat pula terjadi oleh karena memang
32
Tidak umum nyeri pada tempat episiotomi. Jika pasien mengalami
nyeri berat maka penting untuk memeriksa adanya hematom atau infeksi.
analgesik sedang dan menghilang dalam 3-5 hari. Nyeri akan lebih terasa
bahwa ruptur tingkat tiga dan empat akan memberikan rasa sakit yang makin
setelah episiotomi.20,26
33
memiliki faktor yang berhubungan dengan frekuensi dan keparahan dari
dalam 6 bulan.4
yang terdiri dari (1) faktor fisiologis, (2) organik atau iatrogenik, dan (3)
psikososial. 1
1. Faktor fisiologis, terdiri dari (a) siklus menstruasi, (b) terjadinya kehamilan,
a. Siklus menstruasi
34
terlalu ketat), latihan jasmani yang terlalu berat, dan perdarahan yang
adanya alat IUD (alat kontrasepsi intauterin). Kondisi ini juga bisa
b. Kehamilan
pada trimester kedua (bulan ke 4, 5, dan 6), serta menurun lagi pada
Perbedaan ini disebabkan baik oleh faktor fisik maupun emosi. Pada
35
perasaan cepat lelah) membuat wanita kehilangan selera untuk
c. Menopause
ginjal
h. Kombinasi di atas
36
3. Faktor psikososial, kemungkinan diakibatkan oleh:
diterima seseorang.
c. Masalah komunikasi
seksual.
37
direkomendasikan melalui tes laboratorium. Evaluasi termasuk riwayat
pemeriksaan ginekologi.15,26
Tidak seperti gairah seksual pada laki-laki yang mudah untuk dinilai
dan dievaluasi, gairah pada wanita sering diabaikan dari segi diagnostik.
Disamping karena keadaan ini jarang dikeluhkan pasien, keadaan ini juga
sulit dinilai karena tidak ada instrumen diagnostik untuk menilai secara
empiris. Di samping data yang sedikit, pilihan terapi untuk masalah disfungsi
seksual wanita lebih sedikit dibanding dengan masalah yang sama pada laki-
Fungsi Indeks Wanita Seksual (FSFI) terdiri dari 19 point yang terdiri
dari disfungsi seksual pada wanita. FSFI dirancang sebagai kuesioner yang
38
seksual pada wanita, termasuk seksual, gairah keinginan, orgasme, nyeri,
berupa kuesioner yang bersifat self-report yang telah teruji validitas dan
Fungsi Seksual Wanita telah digunakan sejak tahun 1982 di berbagai institusi
Index fungsi seksual wanita terdiri dari 6 (enam) struktur yang dapat diukur: 33
1. Hasrat/minat
dan dorongan yang ditandai oleh khayalan seksual dan keinginan untuk
2. Rangsangan
seksual.
3. Lubrikasi
Dalam hal ini lubrikasi yang terjadi adalah lubrikasi pada vagina, dimana
39
dihasilkan oleh beberapa kelenjar vestibular diantaranya kelenjar bartholin
yang terdapat diantara hymen dan labia minora. Lubrikasi terjadi saat
ketegangan seksual dan kontraksi ritmik pada otot-otot perineal dan organ
uterus yang kuat dan lama, berjalan dari fundus turun ke serviks. Baik
0,8 detik. Manifestasi lain adalah gerakan involunter pada kelompok otot-
5. Kepuasan seksual
orgasme setiap kali melakukan hubungan seksual. Hal ini tercapai saat
pasangan.
40
6. Nyeri saat berhubungan seksual
Superficial Dyspareunia adalah nyeri yang berasal dari bagian luar dan
Dyspareunia adalah nyeri yang berasal saat penestrasi dari penis dan
dan endometriosis.
pada wanita dengan dan tanpa disfungsi seksual. Penelitian validasi terpisah
dari wanita. Menurut penelitian Markus Wiegel dkk, skor FSFI di bawah cut
Variabel Variabel
Independent Dependent
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
42
Rumus :24
n = Zα2PQ
d2
Q = 1- p: 1-0,4 = 0,6
dikehendaki)= 0,1
pasca episiotomi yakni Sexual Female Function Scale yang terdiri dari
19 pertanyaan.
43
3.6 Variabel Penelitian
melahirkan
c. Belum menopause
persetujuan.
44
b. Pasien diberikan kuesioner dengan bantuan penjelasan dari
peneliti.
Kriteria Inklusi
Anamnesis/Fisik
Analisa Data
45
3.10 Definisi Operasional
(orgasmic).
skala untuk mengukur fungsi seksual wanita yang terdiri dari hasrat,
disfungsi seksual dan total skor FSFI diatas cut off 26,55 tidak
pain disorder).
depan perineum.
46
6. Umur adalah rentang kehidupan yang dihitung sejak lahir dalam
47
BAB IV
Karakteristik n %
Umur
- 19 - 25 tahun 43 43
- 26 - 30 tahun 25 25
- 31 - 35 tahun 23 23
- 36 - 40 tahun 9 9
Pendidikan
- SD 1 1
- SMP 9 9
- SMA 73 73
- D3 3 3
- S1 13 13
- S2 1 1
Waktu episiotomi
- 3 - 5 bulan 12 12
- 6 - 9 bulan 23 23
- > 9 bulan 65 65
Jumlah episiotomi
- 1 kali 92 92
- 2 kali 8 8
Pelaku episiotomi
- Bidan 25 25
- Dokter 75 75
Jumlah N = 100 100
48
Pada tabel 4.1 menggambarkan bahwa karakteristik subyek penelitian
(43%), diikuti dengan kelompok umur 26 - 30 tahun (25%) dan yang paling
mengalami episiotomi pada waktu >9 bulan yang lalu (65%) dan terendah
adalah 3 - 5 bulan yang lalu (11%) dengan jumlah episiotomi umumnya 1 kali
Tabel 4.2 Hasil Skoring Kuisioner Indeks Fungsi Seksual Wanita Pasca
Episiotomi Berdasarkan Domain
49
dari tertinggi sampai ke rendah adalah lubrikasi (skor FSFI = 10,24 ± 3,83),
birahi (skor FSFI = 9,61 ± 3,54), nyeri (skor FSFI = 8,91 ± 4,39), kepuasan
(skor FSFI = 8,74 ± 3,66), orgasme (skor FSFI = 8,63 ± 3,66) dan minat (skor
FSFI = 4,72 ± 1,86). Dalam penelitian di Amerika Serikat dijumpai hal yang
dengan skor domain minat paling rendah (skor FSFI = 4,72 ± 1,86). Sesuai
awal, hal ini pada wanita mulai terjadi lubrikasi. Kondisi ini didukung dengan
skor rerata lubrikasi paling tinggi (skor FSFI = 10,24 ± 3,83). Selanjutnya
birahi, pada penilitian ini dengan rerata domain birahi (skor FSFI = 9,61 ±
3,54), keadaan ini mengakibatkan cukup lubrikasi dan bagian dalam vagina
memanjang dan melebar sehingga rasa sakit akan hilang. Skor rerata nyeri
orgasme. Dan yang terakhir, tahap 5 adalah orgasme, pada penilitian ini
50
kepuasan dari hubungan seksual tersebut pada penilitian ini dengan rerata
domain kepuasan (skor FSFI = 8,74 ± 3,66). Sehingga pada wanita pasca
episiotomi walaupun terjadi penurunan minat tetapi tetap dapat terjadi birahi,
Tabel 4.3 Hasil Total Skoring Kuisioner Indeks Fungsi Seksual Wanita
Pasca Episiotomi
Skor n %
< 26,55 32 32
> 26,55 68 68
Total (N) 100 100
fungsi seksual wanita dengan cut off 26,55 didapatkan bahwa sebagian
besar wanita pasca episiotomi (68%) tetap mengalami fungsi seksual yang
fungsi seksual berdasarkan skor FSFI dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah
ini.
51
Tabel 4.4 Hubungan Karakteristik Dengan Total Skor FSFI
Nilai p*
Karakteristik Skor Total
< 26,55 > 26,55
Umur
- 19 - 25 tahun 15 (34,9%) 28 (65,1%) 0,59
- 26 - 30 tahun 8 (32,0%) 17 (68,0%)
- 31 - 35 tahun 5 (21,7%) 18 (78,3%)
- 36 - 40 tahun 4 (44,4%) 5 (55,6%)
Waktu episiotomi
- 3 - 5 bulan 10 (83,4%) 2 (16,6%) 0,0001
- 6 - 9 bulan 12 (52,2%) 11 (47,8%)
- > 9 bulan 10 (15,4%) 55 (84,6%)
Jumlah episiotomi
- 1 kali 25 (27,2%) 67 (72,8%) 0,001**
- 2 kali 7 (87,5%) 1 (12,5%)
Pelaku episiotomi
- Bidan 7 (28,0%) 18 (72,0%) 0,621
- Dokter 25 (33,3%) 50 (66,7%)
lebih banyak dijumpai dengan fungsi seksual yang normal. Secara statistik
dengan uji Kai kuadrat didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan tidak ada
yang mengalami gangguan fungsi seksual lebih banyak pada kelompok yang
52
episiotomi yang fungsi seksualnya normal umumnya dijumpai pada kelompok
yang melakukan episiotomi lebih dari 9 bulan yang lalu. Secara statistik
dengan uji Kai kuadrat didapatkan nilai p<0,05 yang menunjukkan ada
fungsi seksual mulai diatas 5 bulan dan kembali normal fungsi seksualnya
setelah 9 bulan.
luka tidak didekatkan dengan benar, atau bahkan jika jahitan sangat tertarik
maka tepi luka tidak dapat sembuh dengan benar. Pada beberapa wanita
dipengaruhi oleh perbagai faktor sehingga wanita pasca episiotomi 3-5 bulan
53
masih mengalami gangguan fungsi seksual. Semakin lama proses
tabel 4.4 kondisi ini juga didukung oleh dokter dan bidan yang menolong
dengan frekuensi 1 kali lebih banyak yang tetap mempunyai fungsi seksual
normal, sedangkan yang telah melakukan episiotomi 2 kali lebih banyak yang
mengalami penurunan fungsi seksual dan secara statistik dengan uji Fisher
baik oleh bidan maupun dokter keduanya sama-sama lebih banyak dengan
skor FSFI yang normal dan secara statistik dengan uji Kai kuadrat didapatkan
54
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Tidak ada kaitan umur dengan fungsi seksual wanita pasca episiotomi.
2. Ada kaitan lama jarak waktu episiotomi dengan fungsi seksual wanita
pasca episiotomi.
pasca episiotomi.
5.2 Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
BS, et al. Finding Solutions for Female Sexual Dysfunction. New York:
10.
4. Cuningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC,
Wenstrom KD. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2006: 336-
21.
56
Incontinence, and Sexual Function 3 Months Postpartum: a
11. Suryadi AJ, Angelina, Parlautan A, Putri A, Yuvensia AM, Pratama AN.
Index and Perception of Newly Bride in Jati Vilage and its Related
12. John JS. Episiotomy and Vaginal Trauma. Obstet Gynecol Clin N Am
2005; 307-14.
http//http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-rusda2.pdf
57
15. Tsai TF, Yeh CH, Hwang TI. Female Sexual Dysfunction: Physiology,
22 (1): 7 -13.
:92-5.
20. Hale RW, Ling FW. Episiotomy Procedure and Repair Techniques.
4-10.
58
22. Rosen R, Brown C, Heiman J, Leiblum S, Meston C, Shabsigh R, et al.
23. Eric PG. Raymond CR. Jessica VB, Meston CM, Broto LA, Wiegel M,
et al. Sexual Desire and The Female Sexual Function Index (FSFI): A
2010; 3096-8.
24. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
66(1): 1-7.
27. Signorello LB, Harlow BL, Chekos AK, Repke JT. Postpartum Sexual
59
Cohort Study of Primiparous Women. Am J Obstet Gynecol 2001 Apr;
184(5): 881-8.
37. Arcos B. Female sexual function and response. JAOA 2004; 104(1):
516-20.
60
38. Hermatz MG, Noxak MA. Marital status and sexual behavior in: Human
39. Laumann EO, Paik A, Rosen RC. Sexual dysfunction in the United
40. Abdo CHN, Oliveira WM, Moreira ED, Fittipaldi JAS. Prevalence of
42. Bancroft J, Loftus J, Long JS. Distress about sex: a national survey of
43. Addis IB, Van Den Eeden SK, Wassel-Fyr CL, Vittinghoff E, Brown JS,
44. Barber MD, Visco AG, Wyman JF, Fantl JA, Bump RC. Sexual function
61
45. Connolly A, Thorp J, Pahel L. Effects of pregnancy and childbirth on
1984;289:587-90.
Gynaecol 1997;104:330-5.
1994;171:591-8.
83.
51. Ecker JL, Tan WM, Bansal RK, et al. Is there a benefit to episiotomy at
62
52. Klein MC, Jannsen PA, Mac William L, et al. Determinants of vaginal-
Gynecol 1997;176:403-10.
54. Robinson JN, Norwitz ER, Cohen AP, et al. Episiotomy, operative
63
Lampiran 1
FORMULIR PENELITIAN
No Sampel :
No RM :
Rumah Sakit :
Nama :
Tpt / Tgl Lahir : ………………… Umur :
Suku :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
TB/BB /BMI :
Nama Suami :
Tpt / Tgl Lahir : ………………… Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku :
Agama :
Riwayat BOH :
Riwayat Persalinan
N Jenis Aterm/ Penolong Tempat BBL Umur/ Sehat/ Episiotomi Vakum/
o Kelamin Preterm Bersalin Tgl Meninggal Forsep
Persalinan
64
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Alamat :
JEJARING
untuk ikut dalam penelitian ini. Apabila selama penelitian berlangsung saya
Medan,…………………, 20
65
Lampiran 3
dan respon seksual Anda dalam 4 minggu belakangan ini. Jawablah sedapat
66
5 - Hampir selalu atau selalu (hampir setiap hari)
Anda ?
5 - Sangat tinggi
4 - Tinggi
3 - Sedang
2 - Rendah
mental dari ketertarikan seksual. Hal ini melibatkan perasaan hangat dan
rasa sensitive dari organ genital, lubrikasi dan kontraksi otot vagina
67
5 - Hampir selalu atau selalu
5 - Sangat tinggi
4 - Tinggi
3 - Sedang
2 - Rendah
4 - Keyakinan tinggi
3 - Keyakinan sedang
68
2 - Keyakinan rendah
69
8. Setelah episiotomi, seberapa sulit Anda mencapai keadaan vagina yang
70
1 - Tidak mungkin terjadi
2 - Sangat sulit
3 - Sulit
4 - Agak sulit
5 - Tidak sulit
71
2 - Sangat sulit
3 - Sulit
4 - Agak sulit
5 - Tidak sulit
5 - Sangat puas
4 - Cukup puas
2 - Tidak puas
hubungan intim ?
5 - Sangat puas
4 - Cukup puas
72
2 - Tidak puas
5 - Sangat puas
4 - Cukup puas
2 - Tidak puas
5 - Sangat puas
4 - Cukup puas
2 - Tidak puas
73
0 - Tidak ada melakukan aktifitas seksual
1 - Sangat tinggi
2 - Tinggi
74
3 - Sedang
4 - Rendah
75
76
77
78
79
80
Lampiran 4
Tabel Induk
81
2 P2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2
0 Raflah 30 A0 SMA IRT tahun 2x Dokter RS - 25
2 P1 6 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1
1 Yuli 26 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 30
2 Lilis P2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
2 Tambunan 33 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 69
2 Lailatul P1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
3 Husna 27 A0 S1 PNS bulan 1x Dokter RS - 70
2 Khairani P2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2
4 Batu Bara 38 A0 SMA IRT tahun 2x Dokter RS vakum 25
2 Nasri P1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1
5 Handayani 22 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 24
2 Putri P2 5 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1
6 Wulandari 18 A0 SMA IRT bulan 1x Bidan RS - 26
2 P2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
7 Masdinah 31 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 70
2 P1 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1
8 Nitawati 24 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
2 Miran P2 5 3 3 3 3 2 3 1 3 1 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
9 Syam 33 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 66
3 P2 6 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
0 Raudah 36 A0 S1 IRT tahun 1x Dokter RS - 69
3 P2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 3 5 5
1 Susanti 23 A0 S1 IRT tahun 1x Dokter RS - 67
3 P3 4 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 3 1
2 Nurmalina 39 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 31
3 P2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 3 3 5
3 Yanti 22 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 65
3 P2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 3 5 5
4 Sri Yulaeni 26 A0 SMP IRT tahun 1x Dokter RS - 67
3 P3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
5 Sri Mayur 31 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 70
3 P2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 1 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5
6 Iin Sundari 21 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 66
3 P1 10 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3
7 Irma 21 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 67
3 P3 7 3 3 3 3 2 3 3 3 1 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
8 Sari 27 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 68
3 P2 5 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
9 Hamidah 23 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
4 P2 2 Klini 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 3 4 4 5 5 5
0 Duma Sari 24 A0 S1 IRT tahun 1x Bidan k - 69
4 P2 3 Rum 3 3 3 1 2 3 1 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
1 Safriani 32 A0 SMP IRT tahun 1x Bidan ah - 66
4 P1 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2
2 Yuli 26 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 47
4 P4 6 Klini 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
3 Darliana 34 A0 SMA IRT tahun 1x Bidan k - 69
4 P3 4 Klini 3 3 3 3 1 3 3 3 1 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
4 Murhayati 37 A0 SMA IRT tahun 1x Bidan k - 67
4 Herlina P2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2
5 Ginting 32 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS vakum 26
82
4 P1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 3 5
6 Hazmi 20 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 68
4 P2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
7 Alvianita 24 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 70
4 P1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
8 Sari 27 A0 SMP IRT bulan 1x Dokter RS - 24
4 P2 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1
9 Painem 24 A0 SMP IRT bulan 1x Dokter RS - 25
5 P3 9 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1
0 Poniyem 34 A0 SMA IRT bulan 2x Dokter RS - 24
5 Darmalawa P2 1 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4
1 ti 38 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 72
5 Tri Diana P1 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
2 Sari 27 A0 S1 POLRI tahun 1x Bidan RS - 69
5 P2 Mahasis 2 Klini 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
3 Fransiska 21 A0 SMA wi tahun 1x Bidan k - 68
5 Elida P1 4 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Fitriani 30 A0 D3 PNS bulan 1x Dokter RS - 24
5 Anisa P3 3 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1
5 Amalia 26 A0 SMA IRT tahun 2x Dokter RS vakum 25
5 P3 8 4 3 4 3 3 4 1 5 1 5 4 5 4 4 4 4 2 5 5
6 Duma Sari 34 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 70
5 P1 6 3 3 3 3 2 3 1 5 1 5 3 5 4 1 4 4 5 5 5
7 Sri Astuti 31 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 65
5 P3 Pegawai 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5
8 Susana 29 A0 D3 Swasta tahun 1x Bidan RS - 69
5 Tengku P2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
9 Ekawati 32 A0 SMA IRT tahun 2x Dokter RS - 60
6 Indah P2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 3 3 3
0 Larasati 29 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 63
6 P1 3 Klini 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3
1 Sari Imela 25 A0 SD IRT tahun 1x Bidan k - 69
6 Eva P1 1 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 5 5 3 2 2 3
2 Paulina 24 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 62
6 P1 5 Klini 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2
3 Melani 23 A0 S1 IRT bulan 1x Bidan k - 25
6 Asri P2 4 Klini 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
4 Mulyani 25 A0 SMP IRT tahun 1x Bidan k - 72
6 Indah P1 4 5 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4
5 Wahyuni 27 A0 S1 IRT tahun 1x Dokter RS - 72
6 P2 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2
6 Yanti 23 A0 SMA IRT tahun 1x Bidan RS - 52
6 P1 5 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1
7 April 22 A0 SMA IRT bulan 1x Bidan RS - 24
6 P3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3
8 Khadijah 22 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 56
6 Dera P1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 2 1 3 4 2 2
9 Marlina 25 A0 S1 IRT tahun 1x Dokter RS - 62
7 P1 5 Klini 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
0 Nurhayah 24 A0 S1 IRT bulan 1x Bidan k - 25
7 Siti P2 4 Klini 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
1 Maimunah 28 A1 S1 IRT bulan 1x Bidan k - 25
83
7 P1 1 2 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3
2 Fransiska 20 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 60
7 P3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 5 4 3 3 2 3
3 Susi 25 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 63
7 P4 1 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
4 Santi 24 A0 SMA PNS tahun 1x Dokter RS - 65
7 P2 1 2 3 4 3 4 3 3 4 5 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3
5 Ranti 23 A1 SMA IRT tahun 1x Bidan RS - 60
7 P1 7 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3
6 Sariami 22 A1 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 38
7 Fanny P1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2
7 Sinaga 25 A0 SMA PNS bulan 1x Dokter RS - 24
7 P5 2 3 3 3 3 3 3 1 5 1 4 3 5 4 4 4 4 5 3 5
8 Andriani 35 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 66
7 Jumiati P2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1
9 Pakpahan 34 A0 D3 IRT tahun 2x Dokter RS - 25
Liana
8 Pratiwi P2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3
0 Sirait 33 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 62
8 Endang P1 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3
1 Susanti 30 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 69
8 Crisfani P2 8 1 2 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 5 3 4 3
2 Harfa 27 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 51
8 P1 8 Klini 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
3 Supiani 35 A0 SMA IRT bulan 1x Bidan k - 42
8 Angelia P1 5 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
4 Puspita 25 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
8 P2 9 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 1
5 Eviatas 35 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 47
8 P1 3 3 3 3 3 1 3 1 5 1 5 3 5 4 4 4 4 3 5 5
6 Ernawati 33 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 65
8 Dede P2 9 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 3
7 Sukma 30 A0 SMA IRT bulan 1x Bidan RS - 26
8 Gabe P2 8 3 4 5 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 2 4 5 3 5 3
8 Pohan 34 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 65
8 P3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 2
9 Mawar 27 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 68
9 P2 8 4 2 5 4 3 3 3 3 4 5 5 3 3 3 4 3 4 3 2
0 Dhea Putri 22 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 66
9 P1 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
1 Suryani 23 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
9 P2 5 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3
2 Nindya 26 A1 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 62
9 P3 2 Klini 3 1 4 4 5 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2
3 Riana Sari 23 A0 SMA IRT tahun 1x Bidan k - 57
9 P1 5 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
4 Murniati 21 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
9 P2 2 3 3 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 3 4 5 2 2 4
5 Mildawati 20 A0 SMA PNS tahun 1x Dokter RS - 62
9 P1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1
6 Chaterine 26 A0 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 25
84
9 P1 7 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3
7 Monika 19 A1 SMA IRT bulan 1x Dokter RS - 54
9 P2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1
8 Martina 26 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 25
9 Ana P3 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1
9 Septriana 37 A0 SMA PNS tahun 2x Dokter RS vakum 26
1
0 Ita P1 1 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 5 3 3 4
0 Setyawati 20 A0 SMA IRT tahun 1x Dokter RS - 59
85
Lampiran 5
Kepada Yth.
Nama saya dr. Muhammad Wahyu Utomo, saat ini saya sedang
seksual pada wanita pasca episiotomi yang diukur dengan Female Sexual
Function Index“.
terhadap fungsi seksual wanita, dan untuk mengetahui Skor Fungsi Seksual
pertanyaan.
86
keluhan disfungsi seksual yang terkait dengan waktu episiotomi terakhir,
Semua data yang ibu berikan saat mengisi lembaran penelitian dan
berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu yang terpilih
penelitian ini. Jika selama menjalani pemeriksaan ini terdapat hal-hal yang
kurang jelas maka ibu dapat menghubungi saya dr. Muhammad Wahyu
Hormat Saya
87
Lampiran 6
ANALISA STATISTIK
Kel_umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Waktu_episiotomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jumlah_Epis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penolong
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
88
Crosstab
Skor_FSFI
26 - 30 tahun Count 8 17 25
36 - 40 tahun Count 4 5 9
Chi-Square Tests
a. 1 cells (12,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,88.
b. The standardized statistic is ,287.
89
Waktu_episiotomi * Skor_FSFI
Crosstab
Skor_FSFI
6 - 9 bulan Count 12 11 23
Chi-Square Tests
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,48.
b. The standardized statistic is 6,031.
Jumlah_Epis * Skor_FSFI
Crosstab
Skor_FSFI
Jumlah_Epis 1x Count 25 67 92
2x Count 7 1 8
90
Crosstab
Skor_FSFI
Jumlah_Epis 1x Count 25 67 92
2x Count 7 1 8
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,56.
b. Computed only for a 2x2 table
Penolong * Skor_FSFI
Crosstab
Skor_FSFI
Dokter Count 25 50 75
91
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Tindakan * Skor_FSFI
Crosstab
Skor_FSFI
vakum Count 5 0 5
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,60.
b. Computed only for a 2x2 table
92