Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri

Praktikum Kimia Analisa 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen
yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan
menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui
dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil
standardisasi (Day Underwood, 1999).
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan
melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena
pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup
tinggi.
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian yaitu asidimetri dan
alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar
asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah
HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan
kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa
untuk menentukan asam.
Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode asidi-
alkalimetri menggunakan indikator phenopthalein dan metil jingga, hal ini
dilakukan karena jika meggunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan
trayek pH-nya jauh dari titik ekivalen.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
 Mengetahui prinsip dan metode titrasi asidi alkalimetri
 Memahami cara penentuan kadar suatu zat dalam sampel dengan metode
asidi alkalimetri.
 Dapat melakukan standarisasi larutan baku.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asidi-Alkalimetri
Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai
titrannya dansebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa.
Sedangkan alkalimetri padaprinsipnya adalah analisa titrimetri yang
menggunakan basa kuat sebagai titrannya dananalitnya adalah asam atau
senyawa yang bersifat asam.
G.N. Lewis menyatakan bahwa konsep asam dan basa dapat berlaku
umum untuk mencakup reaksi reaksi oksida asam dan oksida basa dan
sejumlah reaksi lainnya, termasuk reaksi transfer proton.
Menurut konsep ini, suatu asam lewis adalah spesi yang dapat membentuk
ikatan kovalen dengan menerima pasangan elektron bebas dari spesi yang lain
(asam sebagai akseptor pasangan elektron bebas). Suatu basa Lewis adalah
spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan memberikan pasangan
elektron kepada spesi lain. Konsep asam-basa Lewis dan Bronsted-Lowry
berbeda menurut cara pandangnya terhadap reaksi kimia tertentu.
Proton adalah suatu akseptor (penerima) pasangan elektron bebas, yang
menurut Lewis adalah asam. Ammonia yang memiliki pasangan elektron bebas
merupakan donatur pasangan elektron bebas, karena itu amonia adalah basa
Lewis (Adipedia,2013b)
2.2 Titrasi Asam-Basa
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan
suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan
sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau
konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai
“titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya
diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam
proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

sebagai titrasi asam basa atau asidi alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Pangganti,
2012).
2.3 Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai
keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis
bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama
dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator
disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena
itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen (Lestari, 2012).
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
 Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk
memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah
“titik ekuivalen”.
 Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum
proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan,
tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai
dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi
oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya
adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka
titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat
dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat


perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi” (Wiro Alex,
2009).
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa
dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu
contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium
hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya
sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) => NaCl (aq) + H2O(l)
contoh lain yaitu:
NaOH(aq) + H2SO4(aq) => Na2SO4 (aq) + H2O(l)
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Titrasi Asam Basa
Faktor yang mempengaruhi titrasi asam basa berhubungan dengan
kelayakan praktis dari titrasi. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara
lain :
 Besarnya tetapan kesetimbangan
Konsentrasi zat yang dititrasi dan titran mempengaruhi besarnya ∆pH.
Namun jika kita diberikan sekumpulan kondisi tertentu yang harus dipenuhi,
kita dapat membuat suatu perhitungan yang lebih sederhana untuk
menentukan besarnya K, umumnya diinginkan agar semua zat yang dititrasi
diubah menjadi produk pada atau didekat titik ekivalen.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

 Pengaruh Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi dapat dilihat dari gambar.

Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


- Semakin kecil nilai Ka, makin tinggi pH pada titik ekivalen dan makin
kecil ∆pH.
- Meningkatnya HA yang dititrasi dalam volume awal akan menurunkan
∆pH.
 Jumlah HA yang dititrasi sama, tetapi volume awal dikurangi maka
meningkatkan ∆pH.
 Meningkatnya konsentrasi titran meningkatkan HA yang dititrasi dalam
volume awal akan menurunkan ∆pH.
2.5 Indikator Titrasi
Berdasarkan senyawa yang menyusunnya, indikator titrasi asam – basa
diklasifikasikan dalam 3 golongan yaitu :
 Indikator Ftalein dan Indikator Sulfoftalein
Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidridaftalein
(anhidridaftalat) dengan fenol yaitu terbentuk fenolftalein. Pada pH 8,0 –
9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota-anggota lainnya ialah –
Naftolftalein-o-cresolftalein, Thymolftalein. Indikator sulfoftalein dibuat
dari kondensasi anhidridaftaleindansulfonat. Yang termasuk dalam kelas
ini adalah Thymol blue, m-cresol purple, Chlorofenolred,Bromofenolred,
Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya.
 Indikator Azo

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

Indikator azo diperoleh dari reaksi amina aromatik dengan garam


diazonium, misalnya Methyl yellow atau p-dimetil amino azo benzene.
Methyl Orange, methyl Red dan Tropaelino termasuk dalam golongan ini.
Indikator azo menunjukkan kenaikan disosiasi bila temperature naik.
Proton ditarik dari ion amonium tersier meninggalkan suatu residu tak
bermuatan.
 Indikator Trifenil metana
Indikator Trifenil metana seperti Malachite Green, Methyl violet dan
Kristal violet merupakan indikator yang memiliki 3 gugus fenol yang
dirangkai oleh gugus metana (Hamdani, 2012).
2.6 Larutan Standar Primer dan Sekunder
Menurut Watson (2005), Larutan standar primer adalah larutan yang
mengandung senyawa kimia stabil yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan
dapat digunakan untuk standarisasi larutan standar yang digunakan di dalam
titrasi. Contohnya : kalium hidrogen flatat (C8H5KO4), kalium bromida (KBrO-
3), kalium dikromat (K2Cr2O7), diarsen trioksida (AS2O3), natrium klorida
(NaCl), asam oksalat (H2C2O4), asam benzoat (C₇H₆O).
Larutan standar sekunder adalah larutan yang telah melalui proses
standarisasi dan memiliki konsentrasi tertentu. Contohnya: natrium hidroksida
(NaOH), asam klorida (HCl), perak nitrat (AgNO3), kalium permanganat
(KMnO4), besi sulfat (FeSO4).
2.7 Indikator Asam dan Basa
Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Setiap indikator asam-basa mempunyai trayeknya
sendiri, demikian pula warna asam dan warna basanya. Diantara indikator ada
yang mempunyai satu macam warna, misalnya fenolftalein yang berwarna
merah dalam keadaan basa tetapi tidak berwarna bila keadaannya asam.
Indikator satu warna menunjukkan warna yang sama, juga dalam trayeknya,
akan tetapi intensitas warna tersebut berbeda sesuai dengan pHnya. Untuk
fenolftalein, warnanya tampak semakin tua bila pH semakin tinggi (mendekati
9,6) dan makin muda bila semakin kecil (mendekati 8,0). Letak trayek
fenolftalein diantara 8,0 sampai 9,6 sehingga pada pH dibawah 8,0 larutan tak

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

berwarna dan diatas 9,6 warna merah tidak berubah intensitasnya. (Harjadi,
1990)
Tabel 1. Beberapa indikator asam-basa yang penting
Warna
Nama Indikator Trayek pH
Asam Basa
1. Asam pikrat 0,1 – 0,8 Tidak berwarna Kuning
2. Biru timol 1,2 – 2,8 Merah Kuning
3. 2,6-Dinitrofenol 2,0 – 4,0 Tidak berwarna Kuning
4. Kuning metiil 2,9 – 4,0 Merah Kuning
5. Jingga metil 3,1 – 4,4 Merah Jingga
6. Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Merah Biru
7. Merah metal 4,2 – 6,3 Merah Kuning
8. Lakmus 4,5 – 8,3 Merah Biru
9. Purpur bromkresol 5,2 – 6,8 Kuning Purpur
10. Biru bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning Biru
11. Merah fenol 6,4 – 8,0 Kuning Merah
12. p-a Naftolftalein 7,0 – 9,0 Kuning Biru
13. Purpur kresol 7,4 – 9,6 Kuning Biru
14. Fenolftalein 8,0 – 9,6 Tidak berwarna Merah
15. Timolftalein 9,3 – 10,5 Tidak berwarna Biru
16. Kuning alizarinR 10,1 – 12,0 Kuning Violet
17. 1,3,5-Trinitrobenzen 12,0 – 14,0 Tidak berwarna Jingga
Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator
berubah warna pada saat titik ekuivalen. Pada titrasi asam basa dikenal istilah
ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi
ketika asam dan basa tepay habis bereaksi. Untuk mengetahui titik ekuivalen
digunakan indikator. Saat perubahan warna terjadi, saat itu disebut titik akhir
titrasi. (Sukmariah, 1990)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.2 Skema Percobaan


3.2.1 Membuat Larutan Standar NaOH 0,1 M

2 gram NaOH kristal

Ditambahkan Aquadest panas


dalam labu ukur 500 ml

Diencerkan sampai tanda batas


labu ukur

Disimpan larutan dalam botol


tertutup

Dikocok pelan- pelan hingga larut

Gambar 3.1 Skema Pembuatan Larutan Standar NaOH 0,1 M

3.2.2 Membuat Larutan Standar Na2B4O7 0,05 M

Na2B4O7 kristal

Dilarutkan terlebih dahulu ke


dalam Beaker Glass

Setelah larut sempurna,


dimasukkan ke dalam labu ukur
250

Ditambahkan Aquadest sampai


tanda batas labu ukur

Gambar 3.2 Skema Pembuatan Larutan Standar Na2B4O7 0,05

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.2.3 Membuat Larutan Standar HCl 0,1 M

± 4,5 ml HCl pekat 37 %

Dituangkan perlahan ke dalam


botol reagent

Ditambahkan Aquadest ± 500 ml


ke dalam botol tersebut

Dikocok hingga larutan homogen

Gambar 3.3 Skema Pembuatan Larutan Standar HCl 0,1 M

3.2.4 Membuat Larutan Standar Asam Oksalat 0,1 M

H2C2O4 kristal

Dipindahkan larutan ke dalam


labu ukur 500 mL

Dilarutkan dengan 100 ml


Aquadest ke dalam Beaker Glass

Diencerkan sampai tanda batas


labu ukur

Dikocok agar homogen

Gambar 3.4 Skema Pembuatan Larutan Standar Asam Oksalat 0,1 M

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.2.5 Standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2B4O7 0,05 M


25 ml larutan Na2B4O7 0,05 M

Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer

Ditambahkan indikator MO 2-3


tetes

Dimasukkan larutan HCl ke


dalam buret

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Gambar 3.5 Skema Standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2B4O7 0,05 M
3.2.6 Standarisasi larutan HCl dengan larutan NaOH

Memipet 10 ml larutan NaOH

Ditambahkan indikator MO 1
tetes

Dimasukkan larutan HCl ke


dalam buret

Dititrasi sampai warna larutan


menjadi merah muda

Dititrasi sampai warna larutan


menjadi merah muda

Gambar 3.6 Skema Standarisasi larutan NaOH dengan larutan HCl

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.2.7 Standarisasi larutan Asam Oksalat dengan larutan NaOH


Memipet 10 ml larutan Asam Oksalat

Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer

Ditambahkan indikator PP 1 tetes

Dimasukkan larutan NaOH ke


dalam buret

Dititrasi sampai warna larutan


menjadi merah muda

Gambar 3.7 Skema Standarisasi larutan Asam Oksalat dengan larutan NaOH
3.2.8 Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan
10 ml Larutan Sampel

Dicek dengan indikator MO


(orange)

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan beberapa tetes


indikator PP

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Gambar 3.8 Skema Penentuan konsentrasi suatu


larutan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.2.9 Penentuan kadar ion penetral asam air kran

10 ml Air ledeng

Ditambahkan beberapa tetes


indikator PP

Dititrasi dengan larutan standar


HCl sampai berwarna merah
muda

Ditambahkan indikator MO (jika


warna larutan merah lembayung)

Dititrasi dengan larutan standar


HCl sampai tidak berwarna

Gambar 3.9 Skema Penentuan kadar ion penetral asam air ledeng

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.1 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat :
 Labu ukur 500 ml 1 buah
 Labu ukur 1000 ml 1 buah
 Beaker glass 50 ml 1 buah
 Beaker glass 100 ml 1 buah
 Timbangan digital 1 buah
 Pengaduk kaca 1 buah
 Erlenmeyer 250 ml 2 buah
 Pipet volum 25 ml 1 buah
 Ball pipet 1 buah
 Pipet tetes 3 buah
 Buret 50 ml 1 buah
 Botol reagen 4 buah
 Statif 1 buah
 Klem 1 buah
3.2.2 Bahan :
 NaOH p.a kristal + 3,9 gram
 Na2B4O7.10H2O p.a kristal + 19,1 gram
 HCl p.a 36 % + 9 ml
 H2C2O4.2H2O p.a kristal + 6,3 gram
 Aquadest secukupnya
 Larutan sampel X secukupnya
 Air ledeng secukupnya

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

3.2 Gambar Alat

Gambar 3.3.1 Labu ukur 500 ml Gambar 3.3.2 Labu Ukur 1000 ml

Gambar 3.3.3 Beaker glass 50 ml Gambar 3.3.4 Beaker glass 100 ml

Gambar 3.3.5 Timbangan digital Gambar 3.3.6 Pengaduk kaca

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

Gambar 3.3.7 Erlenmeyer 250 ml Gambar 3.3.8 Pipet volum 25 ml

Gambar 3.3.9 Ball pipet Gambar 3.3.10 Pipet tetes

Gambar 3.3.11 Buret 50 ml Gambar 3.3.12 Botol reagen

Gambar 3.3.13 Statif Gambar 3.3.14 Klem

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

BAB IV
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
Analisa Ke Volume Sampel Volume Titrasi
1. Standarisasi HCl I 25 ml 31,5 ml
dengan Na2B4O7 II 25 ml 31,7 ml
2. Standarisasi HCl dengan I 25 ml 26,4 ml
NaOH II 25 ml 26,6 ml

4.2 Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan
Analisa Keterangan
1. Standarisasi HCl dengan
Konsentrasi rata- rata HCl : 0,079 N
Na2B4O7
2. Standarisasi HCl dengan NaOH Konsentrasi rata- rata NaOH : 0,0745 N

4.3 Pembahasan dan Diskusi


Dalam praktikum asidi alkalimetri ini perlu melakukan standarisasi
dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang
dihasilkan. Larutan standarisasi selanjutnya digunakan dalan proses analisis
kimia dengan metode titrasi asam basa. Prinsip titrasi ini adalah menentukan
jumlah asam jika ditambahkan asam dalam jumlah ekuivalen atau sebaliknya.
Proses titrasi diakhiri apabila telah mencapai titik ekuivalen yaitu titik dimana
penambahan sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar.
Titik titrasi biasanya ditandai perubahan warna indikator pH. Indikator adalah
molekul pewarna yang warnanya tergantung pada konsentrasi H2O. Indikator
ini sesungguhnya merupakan asam lemah atau basa lemah yang konjugasinya
menjadi asam-basa yang menyebabkan perubahan warna.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 17


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

Jadi, ketika indikator tepat berubah warna atau titik akhir titrasi telah
tercapai, ini berarti jumlah titrat telah ekuivalen dengan jumlah titran. Titik
ekuivalen adalah titik kesetaraan yaitu suatu akhir reaksi secara teoritis dimana
reaksi berjalan secara stoikiometri. Titik ekuivalen biasanya sukar ditentukan
oleh mata terutama pada larutan tak berwarna maka, perlu adanya indikator
sebagai bahan pembantu. Titik ekuivalen harus berdampingan dengan titik
akhir titrasi.
Pembakuan kadar HCl dengan natrium borat dilakukan secara titrasi dengan
metode asidimetri. Berikut reaksi yang terjadi :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl 2NaCl + 4H3BO3 +5H2O
Pada percobaan titrasi ini, natrium borat merupakan larutan standar primer
(titrat) dan HCl merupakan larutan standar sekunder (titran). Titrasi antara
natrium borat dengan HCl ini merupakan reaksi standarisasi yang sempurna,
sebab HCl termasuk kedalam golongan asam kuat sedangkan natrium borat
termasuk dalam kategori basa lemah dan akan membentuk garam yang bersifat
asam (Andreas, 2014). Selanjutnya titrasi dilakukan dengan menambahkan
beberapa tetes indikator metil orange sebagai penentu titik akhir titrasi yang
telah dilakukan (titik dimana titrasi harus dihentikan). Titik akhir tittrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna dari warna kuning pada larutan titrat
dan setelah dititrasi dengan HCl maka larutan tersebut berubah warna menjadi
merah muda. Volume HCl yang digunakan yaitu sebesar 31,5 ml dan 31,7 ml.
Pada analisis ini menggunakan rumus perhitungan pengenceran yang diperoleh
konsentrasi rata- rata HCl yaitu, 0,079 N
Pembakuan kadar HCl dengan NaOH dilakukan secara titrasi dengan
metode asidimetri. Berikut reaksi yang terjadi :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Pada percobaan ini, NaOH merupakan larutan standar primer (titrat) dan HCl
merupakan larutan standar sekunder (titran). Selanjutnya titrasi dilakukan
dengan menambahkan beberapa tetes indikator metil orange sebagai penentu
titik akhir titrasi yang telah dilakukan (titik dimana titrasi harus dihentikan).
Titik akhir tittrasi ditandai dengan adanya perubahan warna dari warna kuning
pada larutan titrat dan setelah dititrasi dengan HCl maka larutan tersebut

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 18


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

berubah warna menjadi merah muda. Volume HCl yang diperoleh yaitu 10,5
ml dan 10,7 ml. Pada analisis ini menggunakan rumus perhitungan
pengenceran yang diperoleh konsentrasi rata- rata NaOH yaitu, 0,0785 N

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 19


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Prinsip praktikum asidi alkalimetri ini adalah dengan menggunakan


larutan asam dan basa sebagai larutan standar.
 Standarisasi larutan baku HCl adalah 0.079 N. dan larutan baku NaOH
adalah 0.0745 N
5.2 Saran
 Lebih teliti dan cermat dalam menghitung konsentrasi larutan.
 Berhati-hati dalam melakukan praktikum.
 Tetap menjaga kebersihan alat dan area praktikum di laboratorium.
 Harus lebih cermat dalam melihat hasil titrasi yang terjadi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 20


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

DAFTAR PUSTAKA

Adipeida. 2013b. Teori Tentang Asam Basa. http://kimia-


asyik.blogspot.com/2009/11/teori-asam-basa.html
Diakses pada 09 Desember 2018
Andreas, 2014. Laporan Praktikum Kimia Asidi Alkalimetri,
http://www.academia.edu/9557387/Laporan_Praktikum_Kimia_Bab_IV_Asi
di_Alkalimetri
Diakses pada 11 Desember 2018
Alex, Wiro.2009.Kuliah Titrasi Asam Basa Netralisasi. http://wiro-
pharmacy.blogspot.co.id/2009/02/kuliah-titrasi-asam-basa-netralisasi.html.
Diakses pada 09 Desember 2018
Brady, James E. 1987. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Tangerang : Binarupa
Aksara
Haryadit, 2011. Laporan Asidi-alkalimetri. http://noxarya.blogspot.com
/2012/04/Laporan-lengkap-asidi-alkalimetri.html. Diakses pada 10
Desember 2018.
Pangganti, Esdi. 2011. Titrasi Asam Basa.. http ://komunitaskimiasma.
Blogspot.com Diakses pada 10 Desember 2018
Sasongko,K. 2010. Asidi Alkalimetri. http://katonsasongko.blogspot.com. Diakses
pada 26 November 2018.
Sukmariah. 1990. Kimia Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Binarupa Aksara.
Underwood,A.L. dan R.A. day Jr. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat.
Jakarta : Erlangga
Watson, David G. 2005. Pharmaceutical Analysis, 2e. Oxford: Elsevier Limited
Wikipedia.2013a.Asidi-alkalimetri.http://id.wikipedia.org/wiki/Asidi-
alkalimetriDiakses pada 10 Desember 2018
http://www.academia.edu/9557387/Laporan_Praktikum_Kimia_Bab_IV_Asidi_A
lkalimetri

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 21


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

APPENDIKS
1. Membuat larutan standar NaOH 0,1 M
Massa NaOH yang diperlukan :
gr x 1000 gr x 1000
0,1 = 𝑀=
40 𝑥 500 𝑀𝑟 𝑥 𝑉

gr = 2 gram
2. Membuat larutan standar Na2B4O7 0,05 M
Massa Natrium borat yang diperlukan :
gr x 1000
𝑀=
𝑀𝑟 𝑥 𝑉
gr x 1000
0,05 =
381.37 x 250
gr = 4,77 gram
3. Membuat larutan standar HCl 0,1 M
Volume HCl yang diperlukan :
% x 10 x BJ
M=
Mr
0,37 x 10 x 1.19
M=
36.5
M = 12,06 M

V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 12,06 = 500 x 0,1
V1 = 4,15 ml
4. Membuat larutan standar asam oksalat 0,1 M
Massa asam oksalat yang diperlukan :
gr x 1000
𝑀=
𝑀𝑟 𝑥 𝑉
gr x 1000
0,1 =
126,07 x 250
gr = 3,15 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 22


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri
Praktikum Kimia Analisa 2018

5. Standarisasi HCl dengan natrium borat


1 mol natrium borat = 2 ekuivalen natrium borat

I) V Asam x N Asam = V Basa x N Basa


25 ml x 0,1
N asam = 31,5 ml

NAsam = 0,079 N
II) VAsam x NAsam = VBasa x NBasa
25 ml x 0,1
N asam =
31,7 ml

NAsam = 0,079 N
0,079+0,079
Rata- rata Nasam : = 0,079
2

6. Standarisasi HCl dengan NaOH


I) VAsam x NAsam = VBasa x NBasa
25 ml x 0,079 = 26,4 ml x Nbasa
25 ml x 0,079
Nbasa =
26,4 ml
NBasa = 0,075 N
II) VAsam x NAsam = VBasa x NBasa
25 ml x 0,079 = 26,6 ml x Nbasa
25 ml x 0,079
Nbasa =
26,6 ml
Nbasa = 0,74
0,075 + 0,074
Rata- rata Nbasa = 2

= 0,0745

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 23


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai