Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari
keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik
diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena
itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan
mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam
(Jhonson R, 2010) :
a. Raisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih
masing – masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, kakak, dan nenek.
b. Duval
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
c. Spradley dan alllender
Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
d. Departemen Kesehatan RI
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
4) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Stuktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu
keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam
Struktur Keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Aalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
3. Tipe atau bentuk keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,
tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun
secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat di kelompokkan dalam 2 macam,
yaitu :
1) Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Extended Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
b. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan
meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :
1) Tradisional Nuclear
Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu
rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Niddle Age/Aging Couple
Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di
rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.
3) Dyadic Nuclear
Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak
mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
4) Single Parent
Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai
akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah atau di luar rumah.
5) Dual Carrier
Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang
karier dan tanpa memiliki anak.
6) Three Generation
Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal
dalam satu rumah.
7) Comunal
Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan
suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-
sama dalam penyediaan fasilitas.
8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa ikatan perkawinan.
9) Composite /Keluarga Berkomposisi
Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan
hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and Lesbian Family
Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
4. Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan,
keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3) Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu
membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing – masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam
kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,
implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004)
dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu
dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan,
serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga,
menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan
yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu
(bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan tipe keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat
pengawet, serta emosi yang tinggi
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan
penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
c) Pengobatan tradisional
d) Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,
keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan
minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga
dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya.
berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh
terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang
ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian
serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya
peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul
sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga
(Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik
seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita
stroke fase rehabilitasi.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat
mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada
hipertensi
7) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat
dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam
kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat
menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam
tekanan darah pasien stroke.
c) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima
dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya
yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor
tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu
keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan
hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b) Fungsi sosialisasi .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga
yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi
labil dan mudah stress.
c) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
9) Pola istirahat tidu
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang
mengalami masalah yang belum terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif,
pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut
sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan
koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress
anggota keluarga yang berkepanjangan.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa keperawatan adalah
pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi
potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan
menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan
anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan
anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan meliputi sebagai berikut :
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami oleh keluarga aatau anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada lima tugas keluarga yaitu
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah :
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi).
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
3) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu
prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik
finansial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari
keluarga secara langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang
belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya, 1978.
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah : 1
· Tidak/kurang sehat. 3
· Ancaman kesehatan. 2
· Krisis atau keadaan sejahtera. 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2
· Dengan mudah. 2
· Hanya sebagian. 1
· Tidak dapat. 0
3 Potensial masalah untuk dicegah : 1
· Tinggi. 3
· Cukup. 2
· Rendah. 1
4 Menonjolnya masalah : 1
· Masalah berat harus segera 2
ditangani 1
· Ada masalah, tetapi tidak perlu harus
segera ditangani 0
· Masalah tidak dirasakan

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose keperawatan:


1) Tentukan skor untuk setiap criteria yang dibuat.
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan
bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor tertinngi sama dengan jumlah
bobot, yaitu 5).
3. Perencanaan Keperawatan keluarga
Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari
masalah keperawatan yang sering muncul.
Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :
a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan
dicapai melalui segala upaya, dimana masalah (Problem) digunakan untuk
merumuskan tujuan akhir (TUM)
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci
tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan
dilakukan, dimana penyebab (Etiologi) digunakan untuk merumuskan
tujuan (TUK).
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
d. Menentukan kriteria dan standart criteria
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan tingkat
performance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang
menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.
Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu
kepada 3 hal, yaitu :
a. Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan
saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
b. Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah yang
dihadapi
c. Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam
perubahan perilaku yang merugikan keperilaku yang menguntungkan.
Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :
1) Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka
waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2) Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
3) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
dimiliki oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien
sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
4) Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke
arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn
keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun
rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
a. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, system penulisan evaluasi formatif ini
biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan system SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan
naratif atau laporan ringkasan.
C. KONSEP DIARE
1. Pengertian
Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya (Hasan, 2005 : 283). Diare akut merupakan
peningkatan defekasi dan kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7
hari (Schwartz, 2004 : 256). Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna
hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan berlangsung
antara 5-7 hari.
2. Etiologi
Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor:
a. Faktor Infeksi Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2:
1) Infeksi Internal yang merupakan infeksi saluran pencernaan yang menjadi
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli,
Salmonela, Shigella), infeksi virus (Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus,
Astrivirus) dan infeksi parasit (cacing yaitu Ascaris, Ticturis, Oxyiuris,
Stangloides, Protozoa meliputi Glarida lambliatrichomonashominis dan
jamur yaitu kandida, albicans.
2) Infeksi Parental infeksi di luar alat pencernaan (OMA, Faringitis,
Brochopneumonia, Ensepalitis).
b. Keracunan makanan Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang
dikeluarkan oleh makanan itu sendiri.
c. Faktor malabsorbsi Yaitu intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein
pada bayi dan anak yang terserang dalam intoleransi laktosa.
d. Faktor imunologik Difinisi IgA akan menyebabkan tubuh tidak mampu
mengatasi infeksi dan parasit dalam usus (Suharyono, 1999).
3. Patofisiologi
Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan
gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan entero
patogenik, Ecoli. Pada orang dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan
umur, apakah infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti pengorbanan
antibiotik yang terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan kram dan diare.
Sedangkan gastro entero kolitis menimbulkan mual, muntah dan kram. Dua cara
utama dimana organisme patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada
mukosa kolon menyebabkan peradangan ulserasi.
Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi mucus dan nanah (sering
disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air dan
elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah
kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam).
Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang terkontaminasi
kurang dimasak terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki (Carpenito, 2000:
188).
4. Manifestasi Klinik
Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah
sebagai berikut:
a. Anak cengeng dan gelisah 2. Suhu tubuh meningkat
b. Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah
c. Anus dan daerah sekitarnya lecet
d. Muntah
e. Berat badan menurun
f. Dehidrasi
1) Dehidrasi ringan : kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik,
penderita belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.
2) Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun,
UUB cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul),
penderita jatuh pada pre syok/syok.
3) Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek,
kesadaran turun (apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat,
nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
5. Pemeriksaan Penunjang Menurut Rusepno (2005: 286)
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diare adalah:
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
cilinictest bila terdapat toleransi glukosa.
3) Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
b. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH
dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah
menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektronik terutama kadar natrium, kalium dan fosfat dalam
serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuatitatif, terutama pada penderita diare kronik.
6. Gejala klinik
a. Gejala Umum
1) Muntah
2) Demam
3) Nyeri Abdomen
4) Membran mukosa mulut dan bibir kering
5) Fontanel Cekung
6) Kehilangan berat badan
7) Tidak nafsu makan
8) Lemah
b. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda-
tandanya
1) Berak cair 1-2 kali sehari
2) Muntah tidak ada
3) Haus tidak ada
4) Masih mau makan
5) Masih mau bermain
c. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang. ,Tanda-
tandanya:
1) Berak cair 4-9 kali sehari
2) Kadang muntah 1-2 kali sehari
3) Kadang panas
4) Haus
5) Tidak mau makan
6) Badan lesu lemas
d. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat. Tanda-tandanya:
1) Berak cair terus-menerus
2) Muntah terus-menerus
3) Haus sekali
4) Mata cekung
5) Bibir kering dan biru
6) Tangan dan kaki dingin
7) Sangat lemah
8) Tidak mau makan
9) Tidak mau bermain
10) Tidak kencing 6 jam atau lebih
11) Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi.
7. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
Dari komplikasi Gastroentritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh
pada keadaan syok.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi
cepat dan dalam.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 – 10 % dari bedrat badan dengan
gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.

Anda mungkin juga menyukai