Anda di halaman 1dari 7

1.

Amoxicillin Trihidrat
a. Sifat Fisika dan Kimia

 Nama Kimia : (6R)-6-[α-D(4Hydroxyphenyl)glycylamino]penicilla nic acid


 Berat Molekul : 365,4 g/mol
 Rumus Molekul : C16H19N3O5S
 pH : antara 3,5 – 6,0
 Berat Molekul : 365,4 g/mol
 Rumus Molekul : C16H19N3O5S (Sweetman, SC, 1982)
 Kandungan: Amoxicillin mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi yang setara dengan tidak kurang
dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg per mg C16H19N3O5S, dihitung terhadap
zat anhidrat.
 Pemerian: serbuk hablur putih; praktis tidak berbau.
 Kelarutan: sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
 Baku pembanding: Amoxicilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
(Anonim a, 1995)
 Peringatan : Meskipun belum ada penelitian mengenai pemberian amoxicillin pada
ibu hamil, penggunaan amoxicillin ternyata tidak berpengaruh terhadap
perkembangan janin. Amoxicillin pada ibu hamil diberikan jika benar-benar
diperlukan saja. Karena amoxicillin terdistribusi pada ASI sehingga menyebabkan
reaksi sensitivitas pada bayi. Dengan demikian penggunaan amoxicillin tidak
dianjurkan pada ibu menyusui (McEvoy and Gerald, 2002). Hati-hati pada pasien
dengan kelainan Phenylketonuria (defisiensi genetic homozigot dari Phenylalanin
hidroksilase) dan kelainan lain yang intake Phenylalanin dalam tubuh perlu dibatasi.
Formula amoxicillin dengan rute per oral yang mengandung aspartam akan di
metabolisme di dalam saluran pencernaan menjadi phenylalanine. Sehingga
formulasi serbuk amoxicillin untuk suspensi oral tidak seharusnya menggunakan
aspartam. Selain itu juga perlu diwaspadai penggunaan pada penderita
mononukleosis. (McEvoy and Gerald, 2002).
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Anonim a, 1995).
b. Efek Farmakologi
 Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh kuman – kuman gram negatif maupun gram positif,
khususnya untuk infeksi pada saluran cerna, saluran pernafasan, dan saluran kemih
(infeksi anugenital dan uretral gonokokus non-komplikasi otitis media) (Mycek et
al., 2001).
 Farmakokinetika
Absorpsi : Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga
konsekuensinya amoxicillin tidak cocok untuk pengobatan shigella atau enteritis
karena salmonella, karena kadar efektif secara terapetik tidak mencapai organisme
dalam celah intestinal (McEvoy and Gerald, 2002). Amoxicillin stabil pada asam
lambung dan terabsorpsi 7492% di saluran pencernaan pada penggunaan dosis
tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC meningkat
sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai
setelah 1-2 jam setelah pemberian per oral. Meskipun adanya makanan di saluran
pencernaan dilaporkan dapat menurunkan dan menunda tercapainya nilai puncak
konsentrasi serum amoxicillin, namun hal tersebut tidak berpengaruh pada jumlah
total obat yang diabsorpsi (McEvoy and Gerald, 2002).
Distribusi : Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat
melewati sawar plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik.
Namun demikian, penetrasinya ke tempat tertentu seperti tulang atau cairan
serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi.
Selama fase akut (hari pertama), meningen terinflamasi lebih permeable terhadap
amoxicillin, yang menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan
saraf pusat dibandingkan rasionya dalam serum. Bila infefksi mereda, inflamasi
menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali (Mycek et al., 2001).
Eliminasi : Jalan utama eliminasi melalui system sekresi asam organik
(tubulus) di ginjal, sama seperti melalui filtrat glomerulus. Penderita dengan
gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang diberikan harus disesuaikan (Mycek et al.,
2001).
 Mekanisme
Amoxicillin mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri
(transpeptidase atau ikatan silang) sehingga membran kurang stabil secara osmotik.
Lisis sel dapat terjadi, sehingga amoxicillin disebut bakterisida. Keberhasilan
aktivitas amoxicillin menyebabkan kematian sel berkaitan dengan ukurannya.
Amoxicillin hanya efektif terhadap organisme yang tumbuh secara tepat dan
mensintesis peptidoglikan dinding sel. Konsekuensinya, obat ini tidak efektif
terhadap organisme yang tidak mempunyai struktur ini seperti mikobakteria,
protozoa, jamur, dan virus (Mycek et al., 2001)
2. Vanilin (Corigen Odoris)
 Vanilin [HPE hal. 760]
 Pemerian : Putih atau krem, kristal jarum atau serbuk dengan bau vanilla dan rasa
manis. Kelarutan : Larut 1 dalam 100 bagian air
 Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan aceton
 Stabilitas dan Penyimpanan : Teroksidasi secara perlahan pada udara lembab dan
terpapar cahaya. Disimpan ditempat tertutup rapat, jauh dari paparan cahaya, sejuk
dan kering
 Alasan : Dalam sediaan ini digunakan vanilin sebagai pengaroma. Selain itu vanilin
juga berperan sebagai perasa.
3. Microcrystalline Cellulose
 Nama Lain : Mikrokristal selulosa, Avicel
 Rumus molekul : (C6H10O5)n
 Pemerian : Pembersih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kristal yang
terdiri dari partikel-partikel penyerap
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol, aseton, toluen, cairan
asam
 Kegunaan : Sebagai zat pengikat
 Stabilitas Obat : Stabil, higroskopik, tersimpan dalam wadah tertutup baik
Sweetman, S. C. 2009 .Martindale.The Complete Drug Reference.Thirty-sixth
edition.USA.Pharmaceutical Press
 Selulosa mikrokristal adalah selulosa yang dimurnikan secara parsial, berwarna
putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kristal yang terdiri atas partikel-partikel
yang menyerap (Rowe et al, 2009). MCC sering juga disebut dengan avicel, zat
ini sering digunakan pada formulasi tablet dengan metode cetak langsung. MCC
sendiri memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Salah satu kerugiannya
yaitu harganya cukup mahal bila digunakan sebagai pengisi dengan kadar tinggi,
karena itu sering dikombinasi dengan zat lain. Zat ini merupakan bahan pengisi
yang banyak digunakan (Lachmanet al, 1994). Selulosa mikrokristal secara luas
digunakan dalam farmasi, terutama sebagai pengikat/pengisi dalam formulasi tablet
dan kapsul yang dapat digunakan dalam proses granulasi basah dan kempa
langsung. Selain digunakan sebagai pengikat/pengisi, selulosa mikrokristalin juga
mempunyai sifat lubrikan dan disintegran yang dapat berguna dalam pembuatan
tablet (Rowe et al, 2009).
4. Talk adalah magnesium silikat dan hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit
aluminiumsilikat. Talk berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau kelabu, berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran (Anonim, 1995). Talk memiliki 3
keuntungan antara lain dapat berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan
bahan pemisah hasil cetakan (Voigt, 1984). Talk digunakan sebagai glidant dan
lubricant pada konsentrasi 1,0-10% (Kibbe, 2006).
5. Magnesium Stearat
 Nama Kimia : Asam oktadekanoat garam magnesium
 Rumus Empiris : C36H70MgO4
 Berat Molekul : 591,24
 Struktur Formula :[CH3(CH2)16COO]2Mg
 Katagori Fungsional : Pelumas tablet dan kapsul (lubricant)
 Magnesium stearat merupakan campuran magnesium dengan
asam organic solid yang mengandung magnesium stearat dan
magnesium palmitat (C32H62MgO4). Magnesium stearat
digunakan sebagai bahan pelicin (lubrikan) dalam kapsul dan
tablet dengan konsentrasi 0,25-5,0% w/w. Pemerian: serbuk halus,
licin, putih, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas.
Kelarutan praktis tidak larut dalam air, etanol (95%) P dan dalam
eter P sukar larut dalam benzene dan etanol (95%) (Allen & Luner,
2006).
6. Crospovidone menurut Rowe (2009) mempunyai nama kimia 1Ethenyl2pyrrolidinone
homopolymer yan. Crospovidone memiliki rumusempirik (C6H9NO)n dan bobot molekul
lebih dari 1.000.000. Bahan inimempunyai beberapa sinonim seperti Crospovidonum;
Crospopharm; crosslinked povidone dan Kollidon CL. Crospovidone memiliki
pemerianberupa serbuk halus putih sampai cream, free flowing, terasa hambar, tidak
berbau, bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dengan suhu
sejuk di tempat kering (Rowe, 2009).

Stuktur kimia crospovidone (Mohamed et al., 2012)


Crospovidone merupakan serbuk berwarna putih dan halus, tidak berbau, sebagian tidak
berasa, higroskopis, dan bersifat free flowing.Crospovidone merupakan
superdisintegrant tablet yang tidak larut air dan sebagai agen pendisolusi yang biasa
digunakan pada konsentrasi 1- 10% pada tablet yang dibuat dengan metode kempa
langsung, granulasi kering dan granulasi basah. Crospovidone diketahui secara cepat
mengalami aksi kapilaritas dan mempengaruhi daya serap airnya tanpa membentuk
gel.Crospovidone memiliki sifat hidrofilik, memiliki banyak pori, permukaan luas, cepat
menyerap air, dapat mengembang dengan baik dan memiliki kompresibilitas baik.
Keuntungan penggunaan crospovidone diantaranya crospovidone bekerja sebagai
superdisintegrant dengan mekanisme water wicking dan sedikit swelling tanpa
membentuk gel (Kibbe, 2009).
Crospovidone sangat dianjurkan pemakaiannya pada obat-obat analgesik.Bahan ini juga
dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat-obat yang kelarutannya buruk,
dengan teknik co-evaporation (Mohamed et al., 2012).
Partikel crospovidone mempunyai bentuk partikel berpori yang mudahmenyerap air
melalui aksi kapiler. Selain itu, proses kompresi menyebabkanpartikel crospovidone
mengalami deformasi, tetapi ketika bersinggungan denganair dengan cepat partikel
crospovidone kembali ke bentuk normal dan menyerapair sehingga dapat mempercepat
waktu hancur dan disolusi tablet sertamempunyai daya kompresibilitas yang tinggi
dengan tingkat kerapuhan yangrendah (Balasubramaniam et al, 2008).
7. Sodium Starch Glycolate (SSG)
Serbuk SSG berwarna putih sampai putih kelabu, tidak berbau, tidak berasa, serbuk mudah
mengalir. Kelarutan mudah larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut air (Roweet al,
2009). Farmakope Eropa (2005) menyatakan bahwa eksipien ini terdiri dari granul oval
atau sferis, diameternya berkisar 30-100 µm. Sodium starch glycolate adalah pati kentang
yang tertaut silang.

Struktur kimia sodium starch glycolate (Rowe et al, 2009)

SSG sering digunakan sebagai disintegran pada tablet atau kapsul. SSG biasanya
diformulasi untuk tablet yang dicetak langsung atau dengan granulasi basah. Konsentrasi
SSG umumnya digunakan pada konsentrasi antara 2-8%, dimana konsentrasi optimum
adalah 4%. SSG juga dapat digunakan sebagai agen pensuspensi. SSG mempunyai
kemampuan untuk mengembang sampai 300 kali (Rowe et al, 2009). Mekanisme SSG
adalah penyerapan air (wicking), kemudian diikuti proses pengembangan (swelling)
dengan cepat dan dalam jumlah yang besar. Kemampuan bahan penghancur ini sangat baik
yaitu memiliki daya pengembangannya yang cukup besar dengan masih menjaga keutuhan
tablet, pengembangan tersebut memberikan dorongan kearah kedaerah sekelilingnya
sehingga membantu proses pecahnya tablet (Bhowmik, 2009; Deshmkh et al, 2012)
8. Croscarmellose sodium merupakan hasil modifikasi dari carboxy methyl cellulose sodium
dan diproduksi oleh FMC Biopolymer. Bahan ini mempunyai beberapa sinonim seperti
crosslinked carbox-y methyl cellulose sodium, Explocel, Primellose, Solutab, dan Vivasol.
Croscarmellose sodium memiliki pemerian berupa serbuk yang tidak berbau, berwarna
putih atau putih keabuabuan. Croscarmellose sodium mempunyai mekanisme ganda yaitu
penyerapan air (water wicking) dan pembengkakan secara cepat cepat (rapid swelling)
banyak digunakan pada formulasi sediaan oral seperti tablet dan kapsul. Dalam formulasi
tablet, croscarmellose sodium dapat digunakan pada metode kempa langsung dan granulasi
basah. Ketika digunakan untuk metode granulasi basah, bahan penghancur harus diberikan
pada tahap intragranular dan ekstragranular. Croscarmellose sodium langsung dan
granulasi basah. Ketika digunakan untuk metode granulasi basah, bahan penghancur harus
diberikan pada tahap intragranular dan ekstragranular. Croscarmellose sodium dapat
digunakan sebagai bahan penghancur sampai dengan konsentrasi 5% b/b, namun pada
metode kempa langsung digunakan 2% b/b dan 3% b/b pada metode granulasi basah.
Croscarmellose sodium cukup stabil dalam penyimpanan walaupun bersifat higroskopis,
dibuktikan dengan uji disolusi. Tablet atau serbuk harus disimpan pada suhu 30oC selam
14 bulan, tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada uji disolusi. Tablet atau
serbuk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dengan suhu sejuk ditempat kering.
Croscarmellose sodium tidak kompatibel dengan asam kuat, garam larut dari besi dan
beberapa logam lainnya seperti alumunium, merkuri dan seng

Anda mungkin juga menyukai