Anda di halaman 1dari 7

Heru Panriki

160155201004

Arsitektur TCP/IP

1. Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti
media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi
pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan berbagai
jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.

2. Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini
mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini
biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa
contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan
Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.

3. Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada
jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan
juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang
dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki
peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide
Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah:

 Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat pada
protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena
pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), maka jaringan
TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
 Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol
yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak
memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router
pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima
ke tujuan.

4. Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host
secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama
dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting
antara lain :

 Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur
sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi
kemampuan penerima dalam menerima data.
 Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang
bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan
kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut.
Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat
menimbulkan delay yang cukup berarti.

5. Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol
pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah
SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol –
Mengenal File Transfer Protokol (FTP)) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk
aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap
aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini
dinamai dengan TCP/IP.

Pengiriman dan Penerimaan Data Melalui Satelit

Proses pengiriman data atau informasi dari suatu sumber (source) ke tujuan (destination) melalui
satelit. Jenis komunikasi data ini dapat dilakukan dengan menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya
wilayah yang dicangkup akses satelit lebih luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak
memungkinkan dibangunnya infrastruktur terestrial, namun membutuhkan waktu yang lama untuk
berlangsungnya proses komunikasi. Karena adanya gangguan karena radiasi gelombang matahari (sun
outage) yang terjadi paling parahnya setiap 11 tahun sekali. Walaupun ada sistem komunikasi bergerak
selular teresterial, sistem ini hanya efisien untuk melayani daerah berpenduduk padat

Cara kerja komunikasi satelit Secara umum

komunikasi satelit sering dikatakan sebagai kegiatan menerima dan


memantulkan/mentransmisikan sinyal dari dan ke bumi (uplink dan downlink). Sinyal yang dikirim dari
stasiun bumi ke satelit bermacam-macam sesuai tujuan/peruntukan satelit itu dibuat, kadang stasiun
uplink bumi memiliki fungsi khusus mengirimkan /feed video atau radio pemrograman sebagai uplink.
Uplink yang demikian disebut feederlinks. Uplink yang digunakan untuk mengontrol satelit disebut
control link. Sistem Telemetri, pelacakan dan Sistem Comando adalah kunci untuk tujuan dan dan operasi
kerja satelit. Telemetri yaitu pengiriman informasi oleh satelit ke stasiun bumi perihal keadaan dan
aktifitas satelit. Dengan telemetri stasiun bumi bisa melacak keberadaan satelit, dan mengechek keadaan
dan aktifitas satelit. Sistem Comando yaitu system pada stasiun bumi yang bekerja dengan decoding
sinyal.Telemetri, pelacakan dan system Comando berguna untuk memonitor kerja dari system satelit juga
termasuk membantu untuk mengarahkan dan menemukan sinyal dari satelit dan stasiun bumi

Cara komunikasi satelit modern bekerja dapat dijelaskan pada tahap-tahap sebagai berikut:

1. tahap Satelit menerima sinyal radio dari stasiun bumi (up link)

Stasiun bumi mengirimkan data yang telah di encoding menjadi sinyal radio, melalui reflector parabola
dipancarkan kearah satelit. . Antena stasiun bumi diletakkan pada bagian outdoor dalam arah garis lurus
ke satelit (line of sight) tanpa ada benda yang menghalangi.Pemancar menciptakan semburan energi kuat
dalam bentuk gelombang radio yang dapat melakukan perjalanan melalui atmosfer bumi ke satelit di
ruang angkasa, antena satelit yakni alat seperti piring melengkung (antenna parabola) menerima sinyal
radio yang dipancarkan dari antena stasiun bumi. Sinyal radio dipancarkan dalam daya spectrum
frekuensi yang telah ditentukan pada system komunikasi satelit yang digunakan.Proses pengiriman sinyal
radio dari stasiun bumi ke satelit dikenal sebagai uplink.

2. Tahap Pengolahan Sinyal didalam Transponder

Sinyal radio yang ditangkap oleh antena satelit diteruskan ke transponder . Di dalam transponder sinyal
radio diproses oleh berbagai komponen elektrik seperti hal sebagai berikut:

 Input Band pass filter menyeleksi batas band/rentang frekuensi sinyal radio input pada
uplink,meloloskan frekuensidalam kisaran tertentu yang diberlakukan pada system dan menolak
(melemahkan) frekuensi di luar kisaran tersebut.
 LNA ( Low Noise Amplifier ), memperkuat sinyal radio input yang lemah karena jarak besar
yang dilalui sinyal radioyang diterima dari stasiun bumi
 Frequency translator , menjabarkan dan mengkonversi frekuensi sinyal radio yang diterima
(frekuensi uplink) menjadi frekuensi yang ditentukan untuk sinyal yang ditransmisikan
(frekuensi downlink) ke stasiun bumi. Hal ini agar sinyal uplink dan sinyal downlink mengalir
dengan sendiri-sendiri, tidak baur.
 Power amplifier berupa tabung perjalanan gelombang atau Travelling Wave Tube (TWT)
sehingga juga dikenal sebagai TWTA (Traveling Wave Tube Amplifiers ) atau amplifier solid
state adalah tabung vakum khusus memperkuat frekuensi radio (RF) sinyal untuk daya tinggi.
 Output Band pass filter menyeleksi batas rentang frekuensi sinyal radio output pada downlink,
meloloskan sinyal radio dengan rentang frekuensi yang tertentu
 demux (demultiflexer) adalah switch digital dengan input tunggal (source) dan beberapa output
(destinasi). Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana
tergantung dari kendali pada bagian selectnya.Bila kita akan mengirim suatu file, gambar,
maupun video melalui jaringan dan pada saat proses pengiriman data itu rusak makan seluruh
data akan di kirim ulang. Solusi dari masalah tersebut data yang akan di kirimkan melalui suatu
jaringan akan di pecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil pemecahan ini di sebut segmentasi.
3. Tahap Satelit mentransmisikan / memancarkan kembali sinyal radio ke bumi (downlink)

Sinyal radio yang telah mengalami proses penyempurnaan, penguatan dan pengaturan frekuensi
downlink tertentu akan ditransmisikan kembali ke bumi melalui antena satelit. Pada proses komunikasi
satelit tidak ada merubah sinyal. Sinyal yang ditransmisikan tetap sama seperti yang diterima.Semua
satelit memiliki komputer onboard untuk mengontrol dan memantau sistem yang berbeda –beda pada
satelit seperti sistem radio dan antenna dll. Semua system memiliki sistem kontrol sikap yang membuat
satelit bekerja dengan benar.

Sinyal radio dikirimkan kembali oleh Satelit ke stasiun bumi sipengirim sinyal atau ke satasiun
bumi lainnya sesuai fungsi danperuntukan satelit yang telah diatur dalam pembuatannya .Sinyal diterima
oleh antena stasiun bumi dan di decode oleh sebuah alat decoder untuk selanjutnya diproses oleh system
computer sesuai peruntukannya

Pengiriman dan Penerimaan Data Melalui Satelit

Bila kita akan mengirim suatu file, gambar, maupun video melalui jaringan dan pada saat proses
pengiriman data itu rusak makan seluruh data akan di kirim ulang. Solusi dari masalah tersebut data yang
akan di kirimkan melalui suatu jaringan akan di pecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil pemecahan ini
di sebut segmentasi.

Pada segmentasi data akan di kirim ke tujuan bisa melalui jalur yang berbeda-beda sehingga bila ada satu
data yang rusak maka yang di kirim ulang hanya data yang rusak tersebut.
Segementasi memiliki dua manfaat yaitu :

Pertama, dengan mengirimkan potongan individu yang lebih kecil dari sumber ke tujuan, berbagai
percakapan dapat disisipkan pada jaringan.Proses yang digunakan untuk interleave potongan-potongan
percakapan terpisah bersama-sama pada jaringan disebut multiplexing.

Kedua, segmentasi dapat meningkatkan keandalan komunikasi jaringan. Potongan-potongan terpisah


setiap pesan tidak perlu menempuh jalur yang sama di seluruh jaringan dari sumber ke tujuan. Jika path
tertentu menjadi padat dengan lalu lintas data atau gagal, potongan individu dari pesan masih bisa
diarahkan ke tujuan menggunakan jalur alternatif. Jika bagian dari pesan gagal untuk sampai ke tujuan,
hanya bagian yang hilang harus di kirim ulang kembali.
Kekurangannya untuk menggunakan segmentasi dan multiplexing untuk mengirimkan pesan
melalui jaringan adalah tingkat kompleksitas yang ditambahkan pada proses. Bayangkan jika Anda harus
mengirimkan surat 100-halaman, tapi amplop masing-masing hanya akan memegang satu
halaman. Proses pengalamatan, pelabelan, pengiriman, penerimaan, dan membuka seluruh ratus amplop
akan memakan waktu untuk pengirim dan penerima.
Dalam komunikasi jaringan, setiap segmen pesan harus melalui proses yang sama untuk memastikan
bahwa itu sampai ke tujuan yang benar dan dapat dipasang kembali ke dalam isi pesan asli.
Berbagai jenis perangkat di seluruh jaringan berpartisipasi dalam memastikan bahwa potongan-potongan
pesan andal tiba di tempat tujuan.
Pengiriman dan Penerimaan Data Melalui Gelombang Mikro (Microwave)

Gelombang mikro merupakan hubungan dengan menggunakan media transmisi radio gelombang
pendek, panjang gelombangnya hanya dalam satuan sentimeter saja. Transmisi gelombang mikro
memiliki jangkauan yang pendek, sehingga jika digunakan dalam hubungan jarak jauh, diperlukan
banyak stasiun repeater (pengulang).

2. Sistem Satelit

Sinyal yang dikirim media transmisi stasiun gelombang mikro di bumi diterima oleh satelit yang
berada di luar angkasa kemudian dikirimkan kembali ke stasiun gelombang mikro di belahan bumi
lainnya.

3. Gelombang Radio untuk Seluler

Media transmisi sistem telekomunikasi bergerak dengan sistem seluler digital, ada dua macam, yaitu
GSM non-seluler yang memiliki cakupan daerah cukup luas dengan dilengkapi antena sebagai
pemancar dan penguat sinyal serta GSM seluler yang dilengkapi sebuah sistem tower pengirim
dan penerima yang disebut Base Transceiver Station (BTS).

4. Sinar Infra Merah

Sinar infra merah merupakan salah satu contoh media transmisi jarak dekat. Teknologi ini
memiliki sifat line of sight, sehingga jika terhalang, maka aliran data dan informasi akan terhenti,
serta mudah terinterferensi oleh sinar

matahari. Teknologi sinar infra merah biasanya dipakai untuk komunikasi skala kecil, terutama
untuk jaringan komputer lokal dalam satu ruang. Media transmisi ini banyak digunakan dalam
penelitian untuk melakukan uji coba perangkat wireless, misalnya remote control televisi.

5. Sistem Sinar Laser

Teknologi ini hampir sama dengan sinar infra merah, yaitu memiliki sifat line of sight, mampu
membawa data atau sinyal. Data yang dikirimkan melalui sinar laser ternyata jauh lebih besar
daripada gelombang radio, microwave, dan peralatan elektrik lainnya. Teknologi ini digunakan
untuk media transmisi jarak jauh.

Tiga macam wilayah frekuensi

Gelombang mikro (microwave) 2 – 40 Ghz

Gelombang radio 30 Mhz – 1 Ghz

Gelombang inframerah

Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan
antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan
untuk penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media
transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:

Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)

Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola ‘dish’. Ukuran diameternya biasanya
sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar mencapai transmisi garis pandang
menuju antena penerima. Antena gelombang mikro biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu
diatas tanah untuk memperluas jarak antara antena dan mampu menembus batas. Untuk mencapai
transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa menara relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang
mikro titik ke titik dipasang pada jarak tertentu.

Gelombang Mikro Satelit

Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk menghubungkan
dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau
ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang
sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit
tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau
singkatnya transponder.
Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan
serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:

 Distribusi siaran televiisi


 Transmisi telepon jarak jauh
 Jaringan bisnis swasta
 Radio Broadcast

Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan
serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:

 Distribusi siaran televise


 Transmisi telepon jarak jauh
 Jaringan bisnis swasta
 Infra Merah

Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver (transceiver) yang modulasi
cahaya yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari
permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah. Satu perbedaan penting antara transmisi
infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi
terhadap dinding, sehingga masalah-masalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam
gelombang mikro tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai