Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

“SISTEM RESPIRASI”

OLEH:

Nama : Dinda Novinda Rini

NIM : 170210101075

Program Studi : Pendidikan Matematika

Kelompok :3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
I. JUDUL
“sistem respirasi”
II. TUJUAN
Mengetahui kapasitas pernapasan paru-paru.
III. DASAR TEORI
Sistem pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh
struktur tersebut terlibat dalam proses respirasi eksternal yaitu proses
pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbondioksida (CO2) antara darah dan atmosfer. Respirasi eksternal
adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan
respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi
dan sel jaringan. Respirasi internal (pernapasan selular) berlangsung
diseluruh sistem tubuh.Yang termasuk struktur utama system
pernapasan adalah saluran udara pernapasan, terdiri dari saluran napas
atas dan saluran napas bawah, serta paru (parenkim paru) (Molenaar,
dkk., 2014:23).
Sistem pernapasan mencakup paru-paru dan sistem saluran
bercabang yang menghubungkan tempat pertukaran gas dengan
lingkungan luar. Udara digerakkan melalui paru oleh suatu mekanisme
ventilasi, yang terdiri atas rongga toraks, otot interkostal, diafragma,
dan komponen elastis jaringan paru. Sistem pernapasan biasanya
dibagi menjadi struktur saluran napas atas dan bawah (Mescher,
2012:292).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan konsentrasi
oksigen terlarut adalah temperatur (Hati, 2013:30).
Secara fungsional, struktur-struktur tersebut membentuk bagian
konduksi sistem, yang terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring,
trakea, bronki, bronkioli, dan bronkiolus terminalis. Bagian
respiratorik (tempat berlangsungnya pertukaran gas), yang terdiri atas
bronkiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveoli. Alveoli
merupakan struktur mirip-kantong yang membentuk sejumlah besar
bagian paru. Alveoli adalah tempat utama bagi fungsi utama paru –
pertukaran O2 dan CO2 antara udara yang dihirup dan darah (Mescher,
2012:292).
Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua struktur, vestibulum
di luar dan rongga hidung (atau fossa nassalis) di dalam. Vestibulum
adalah bagian paling anterior dan paling lebar di setiap rongga hidung.
Kulit hidung memasuki nares (caping hidung) yang berlanjut ke dalam
vestibulum dan memiliki kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan
vibrisa (bulu hidung) yang menyaring partikel partikel besar dari udara
inspirasi. Di dalam vestibulum, epitel respiratorik sebelum memasuki
frasa nasalis(Mescher, 2012:293)
Volume Dinamis Paru, yaitu:a. Forced Vital Capacity (FVC) yaitu
volume udara maskimum yang dapat dihembuskan secara paksa, yang
dapat kita ketahui kapasitas vital paksa dari sesorang. Umumnya
dicapai dalam 3 detik. Nilai normalnya 4 liter. b. Forced Expired
Volume in one second (FEV-1)yaitu volume udara yang dapat
dihembuskan paksa pada satu detik pertama. Nilai normalnya 3,2 liter.
Orang sehat dapat menghembuskan 75- 80% atau lebih FVC dalam
satu detik. Rasio FEV-1/FVC = 75-80% (Molenaar, dkk., 2014:24).
Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot-otot inspirasi akan
meningkatkan volume intratorakal. Tekanan intrapleura di bagian basis
paru akan turun dari nilai normal -2,5mmHg (relatif terhadap tekanan
atmosfer) pada awal inspirasi, menjadi -6mmHg. Jaringan paru
semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit
negatif, dan udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya
rekoil paru mulai manarik dinding dada kembali ke kedudukan
ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya rekoil
jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di dalam saluran udara
menjadi sedikit lebih positif, dan udara mengalir meninggalkan paru-
paru (Ganong, 2010:631).
Respirasi eksternal. Istilah respirasi eksternal merujuk kepada
seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O dan CO antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh. Respirasi eksternal yaitu
mencakup enpat langkah:
1. Udara secara bergantian dimasukkan ke dan dikeluarkan dari
paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara atmosfer
(lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru.
Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis bernapas,
atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan
aliran udara antara atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan
metabolik tubuh akan penyerapan O dan pengeluaran CO.
2. Oksigen dn CO dipertukarkan antara udara di alveolus dan
darah di dalam kapiler paru melalui proses difusi.
3. Darah mengangkut O dan CO antara paru dan jaringan.
4. Oksigen dan CO dipertukarkan antara jaringan dan darah
melalui proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan).

Sistem respirasi tidak melaksanakan semua tahap atau langkah


respirasi, sistem ini hanya berperan dalam ventilasi dan pertukaran
O dan CO antara paru dan darah. Sistem sirkulasi melaksanakan
tahap-tahap selanjutnya (Sherwood, 2013:498)

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 ALAT DAN BAHAN
4.1.1 Alat
a. Bak besar
b. Botol besar bervolume 5 liter
c. Pipa plastik
d. Papan bedah
e. Skalpel
f. Gelas ukur
g. Jarum pentul
h. Timbangan berat badan
i. Alat ukur (mit line)
4.1.2 Bahan
a. Kapas steril
b. Air secukupnya
4.2 SKEMA KERJA

Membuat skala pada botol besar dari 0 – 0.25 – 0.5 – 0.75 – 1 –


1.25 – 1.5 – dan seterunya, menggunakan gelas ukur untuk
membuat skala.

Mengisi botol besar lalu dibalik

Memasang pipa plastik seperti pada modul

Menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas


sekuat-kuatnya(maksimal) melewati mulut yang dihubungkan
dengan pipa plastik. Dan membaca volumenya

Menyuruh orang percobaan melakukan gerak badan misalnya


lari-lari mengelilingi lapangan atau ruangan.

Menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas


sekuat-kuatnya(maksimal) melewati mulut yang dihubungkan
dengan pipa plastik.

Membandingakan kapasitas vital sebelum dan setelah olahraga


V. HASIL PRAKTIKUM
No. Nama Umur TB BB Lingkar Kapasitas Vital
(th) (cm) (cm) Dada Sbl Sdh Jml
1. Ica 19 167 58 94 500 250 1000
2. Fahmi 18 166 50 74 1000 1000 3000
3. Ilmi 18 157 51 86 1250 1000 3250
4. Aji 19 176 83 100 1400 1000 2400

Kapasitas Vital = V. Tidal + V. Ekspirasi + V. Inspirasi

Volume ekspirasi = volume inspirasi

VI. PEMBAHASAN
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan
gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas
ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum
penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat
menahan, memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti
bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida
dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah. Inspirasi
merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan
meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding
dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila mulkulus diafragma
telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat
rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara
stenum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga
dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik
paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah
udara dari luar. Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak
memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi
terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma
akan menjadi cekung, muskulus interkoatalis miring lagi) dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong
keluar. Jadi proses respires. Proses pernafasan diatur oleh otot otot
diafragma dan otot-otot antar tulang rusuk; kerja otot itulah yang dapat
mengatur volume ruang dada, diperbesar atau diperkecil sesuai
kehendak kita. Proses pernafasan dapat dibedakan antara pernafasan
dada dan pernafasan perut.
Volume dan udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat
inspirasi dan ekspirasi dapat diukur malalui spirometer. Volume tidal
(VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama
ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml
untuk laki-laki dan 380 ml untuk wanita. Volume cadangan inspirasi
(VCI), yaitu volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan
inspirasi meksimum di atas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100 mlpada
laki-laki dan 1900 ml pada wanita. Volume cadangan ekspirasi (VCE),
yaitu volume ekstra udara yang masih dapat dengan kuat dikeluarkan
pada akhir ekpirasi normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan
800 ml pada wanita. Volume residusal (VR), yaitu volume udara sisa
dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-
laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. volume residual
penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.
Volume udara komplementer adalah jumlah udara maksimal yg dapat
dihirup (1,5 liter). Volume udara suplementer adalah jumlah udara
maksimal yg dapat dikeluarkan (1,5 liter).
Organ hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan salah satu
panca indera manusia yaitu indra pembau. Hidung terdiri atas beberapa
bagian yaitu lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung.
Di dalam rongga hidung banyak terdapat rambut, kapiler darah.
Kondisi di dalam rongga hidung juga selalu lembab dikarenakan
adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga
hidung, udara yang dihirup dan masuk akan disaring terlebih dahulu
oleh rambut – rambut kecil atau silia dan selaput lender, hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya debu, kotoran akan menempel di
rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, serta
mengidentifikasi adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang
berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut
dengan anak tekak. Fungsi anak tekak ini adalah ketika kita akan
menelan makanan katup akan naik dan menutup rongga hidung
sehingga mencegah masuk nya makanan ke hidung. Faring merupakan
persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Letaknya tepat didepan
tulang leher yang berhubungan dengan rongga hidung, rongga telinga
tengah dan laring. Faring merupakan persimpangan antara rongga
mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan. Selain penting
bagi pencernaan Faring juga mempunyai peran penting bagi sistem
pernapasan. Udara yang masuk akan dihangatkan dan disaring terlebih
dahulu sebelum bergerak menuju trakea. Laring seringkali disebut
dengan nama pangkal tenggorokan atau kotak suara. Laring tersusun
dari beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pada pangkal
tenggorok terdapat katup pangkal tenggorokan atau yang disebut
dengan epiglottis. Fungsinya adalah pada waktu menelan makanan,
katup pangkal melipat ke bawah menutupi laring sehingga mencegah
terjadinya makanan yang masuk ke dalam laring. Sedangkan ketika
bernapas epiglottis justru akan membuka sehingga udara dapat masuk.
Itulah sebabnya kita tidak bisa menelan dan bernapas secara
bersamaan. Selain itu pada pangkal tenggorok juga terdapat selaput
suara atau lebih kita kenal dengan pita suara. Udara yang masuk
melewati trakea terlebih dahulu sebelum memasuki bronkus. Trakea
atau batang tenggorokan merupakan bagian organ pernapasan yang
mempunyai bentuk seperti pipa dan mempunyai panjang sekitar 9
cm. Fungsi trakea secara umum adalah untuk membantu
memungkinkan udara yang masuk dapat melewati laring dan bronkus.
Udara yang masuk melewati trakea dibagi dan dialihkan ke kedua paru
– paru dengan berakhir ke kedua bronkus utama. Selain sebagai
perantara antara laring dan bronkus Trakea juga memiliki peran
penting sebagai proteksi. Lendir yang disekresikan oleh sel epitel
trakea mampu menjerat kotoran serta patogen yang masih terbawa
bersama udara. Permukaan trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
dihasilkan oleh epithelium bersilia. Silia – sili ini bergerak ke atas
menuju ke arah laring, tujuan dari gerakan ini adalah agar terlindung
dari partikel seperti debu dan butir – butir halus lainnya yang ikut
masuk saat menghirup udara bisa dikeluarkan. Bronkus merupakan
salah satu organ pernapasan pada manusia berupa cabang batang
tenggorokan yang jumlahnya sepasang, salah satu cabang menuju ke
paru – paru kanan dan dan cabang yang satunya menuju ke paru – paru
kiri. Bagian yang bercabang ini disebut bifurkase. Struktur pembentuk
bronkus serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama
juga. Bronkus sebelah kiri lebih panjang dan lebih sempit selain itu
kedudukannya lebih mendatar daripada Bronkus sebelah kanan. Hal ini
ternyata menjadi salah satu faktor penyebab mengapa paru – paru
sebelah kanan cenderung lebih mudah terserang penyakit dari pada
paru – paru sebelah kiri. Di ujungnya Bronkus bercabang lagi menjadi
Bronkiolus. Bronkus memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai saluran
utama menuju alveolus. Menangkap debu yang terbawa masuk ketika
menghirup udara. Dinding bagian dalam Bronkus dilapisi suatu lendir
yang dapat membuat partikel asing dapat menempel ketika melewati,
dan selanjutnya dengan bantuan silia atau bulu – bulu halus partikel
akan dikeluarkan dari paru – paru. Selain itu bronkus juga mempunyai
peran penting sebagai konduktor udara antara atmosfer dan alveoli.
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dinding pada bronkiolus
lebih tipis selain itu salurannya juga lebih kecil jika dibandingkan
dengan bronkus. Pada Bronkiolus semakin kecil salurannya, semakin
berkurang tulang rawannya dan akhirnya hanya tinggal dinding fibrosa
dengan lapisan silia. Pada tiap ujungnya Bronkiolus terbagi lagi
menjadi seberkas kantung – kantung kecil mirip buah anggur yang
disebut alveolus. Bronkiolus memiliki fungsi sebagai penyalur udara
dari Bronkus ke Alveolus, dan juga sebagai pengontrol jumlah udara
yang didistribusikan melalui paru – paru dengan dilatasi dan
konstriksi.

factor-faktor yang mempengaruhi respirasi dan kapasitas vital


sebagai berikut : Usia, balita memiliki frekuensi pernapasan lebih
cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas
pernapasan akan semakin menurun. Jenis kelamin, laki-laki memiliki
frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan. Suhu
tubuh, semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat. Posisi tubuh, frekuensi pernapasan meningkat saat
berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan
posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi
pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi
tengkurap. Aktivitas, semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat. Tinggi dan Berat Badan, Semakin
tinggi dan semakin berat seseorang, semakin besar kapasitas vital paru-
parunya, karena organ paru-parunya juga semakin besar . Lingkar
dada, Jika lingkar dada seseorang semakin besar, maka kapasitas vital
paru-paru akan semakin besar pula. Karena rongga dada yang besar
akan memaksimalkan pengembangan paru-paru saat fase inspirasi,
sehingga udara yang dihirup akan semakin banyak. Jika lingkar dada
kecil, maka sebaliknya udara yang dihirup akan semakin sedikit.

Para probandus di tes kapasitas vitalnya sebelum melakukan


aktivitas dengan menitup sekuat-kuatnya pipa yang telah dipasang
pada botol bervolume 5 ml di dalam aquarium yang telah berisikan air.
Setelah dihitung kapasitas vitalnya, kemudian probandus melakukan
aktivitas dengan berlari naik-turun tangga sebanyak 5 kali dan
menghitung lagi kapasitas vitalnya dengan cara seperti yang tadi
sebelum melakukan aktivitas, yaitu meniup pipa yang dikaitkan pada
botol dalam aquarium yang berisikan air. Berikut ini adalah
penjabarannya: Ica, perempuan yang berusia 19 tahun dengan tinggi
badan 167 cm dan berat badan 58 kg memiliki lingkar dada 94 cm.
Saat melakukan percobaan pertama yaitu menghitung kapasitas vital
sebelum melakukan aktivitas, diperoleh kapasitas vitalnya adalah 500
liter, sementara setelah melakukan aktivitas kapasitas vitalnya menjadi
250 liter. Fahmi, laki-laki yang berusia 18 tahun dengan tinggi badan
166 cm dan berat badan 50 kg memiliki lingkar dada 74 cm. Saat
melakukan percobaan pertama yaitu menghitung kapasitas vital
sebelum melakukan aktivitas, diperoleh kapasitas vitalnya adalah 1000
liter, sementara setelah melakukan aktivitas kapasitas vitalnya menjadi
1000. ilmi, perempuan yang berusia 18 tahun dengan tinggi badan 157
cm dan berat badan 51 kg memiliki lingkar dada 86 cm. Saat
melakukan percobaan pertama yaitu menghitung kapasitas vital
sebelum melakukan aktivitas, diperoleh kapasitas vitalnya adalah 1250
liter, sementara setelah melakukan aktivitas kapasitas vitalnya menjadi
1000. Aji, laki-laki yang berusia 19 tahun dengan tinggi badan 176 cm
dan berat badan 83 kg memiliki lingkar dada 100 cm. Saat melakukan
percobaan pertama yaitu menghitung kapasitas vital sebelum
melakukan aktivitas, diperoleh kapasitas vitalnya adalah 1400 liter,
sementara setelah melakukan aktivitas kapasitas vitalnya menjadi
1000.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat terlihat bahwa kapasitas
vital setiap probandus berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya
factor-faktor yang telah disebutkan di atas, diantaranya adalah usia,
tinggi dan berat badan, lingkar dada dan aktifitas atau keadaan tubuh
probandus. Probandus yang memiliki lingkar dada lebih besar
memiliki kapasitas vital yang lebih besar, hal ini terbukti dari adanya
kapasitas vital yang dimiliki aji dikarenakan lingkar dadanya yang
lebih besar disbanding dengan lainnya. Tinggi dan berat badan juga
berpengaruh, seseorang yang memiliki berat dan tinggi badan yang
besar maka kapasitas vitalnya juga lebih besar. Hal ini terbukti dari
kapasitas vital yang dihasilkan oleh Aji yang memiliki tinggi badan
paling tinggi dan memiliki berat badan paling besar nilainya. Hal
tersebut juga membuktikan bahwa jenis kelamin mempengaruhi
kapasitas vital seseorang. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
kapasitas vital laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Selain itu aktivitas seseorang yang juga berpengaruh terhadap
kapasitas vital seseorang telah dibuktikan melalui percobaan.
Probandus yang telah berlari-lari naik-turun tangga sebanyak lima kali,
setelah diukur kembali kapasitas vitalnya meningkat, kecuali pada
Fahmi. Hal ini terjadi karena setelah beraktivitas, Fahmi tidak
langsung mengukur kapasitas vitalnya, melainkan langsung saja
menghembus-hembuskan nafasnya karena masih menuggu antrian
untuk mengukur kapasitas vitalnya. Sehingga jelaslah perbandingan
kapasitas vital sebelum dan sesudah probandus melakukan aktivitas.
Setelah melakukan aktivitas, kapasitas vital mengalami peningkatan
karena semakin banyak aktivitas maka frekuensi pernafasan akan
semakin cepat.

VII. PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya system respirasi adalah kmpulan organ-
organ yang menjadi media pertukaran gas O2 dan CO2 dari dalam
maupun dari luar tubuh. Setiap makhluk hidup yang berbeda jenis
akan memiliki system respirasi yang berbeda.
Kapasitas vital adalah udara yang dihembuskan sekuat-
kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Setiap orang
memiliki kapasitas vital yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena
ada beberapa factor yang mempengaruhinya, yaitu usia, jenis
kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas atau posisi
seseorang, lingkar dada dan suhu tubuh yang berbeda pada setiap
orang.
7.2 SARAN
Untuk selanjutnya, baiknya lebih teliti saat melaksanakan
praktikum, agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong W.F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.

Hati B.T., Sutimin. 2013. Analisis model respirasi dengan fungsi temperatur
bergantung waktu sebagai estimasi respirasi udang windu. Jurnal
Matematika Integratif. 9(1):29-37.

Mescher A.L., 2012. Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas.Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Molenaar R.E., J.J.V. Rampengan., S.R. Marunduh. 2014. Forced expiratory


volume in one second (FEV-I) pada Penduduk yang tinggal di dataran
tinggi. Jurnal e-Biomedik. 2(3):23-27.

Sherwood L. 2013. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai