PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pemerintahan
2. Untuk mengetahui Sistem Pemerintahan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Lembaga-lembaga Negara Indonesia
4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam sistem pemerintahan Indonesia
5. Untuk mengetahui solusi dalam menghadapi kendala sistem pemerintahan Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang
berasal dari kata perintah. kata-kata itu berarti:
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang
dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan
adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan mempengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut
Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti
kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan;
Kekuasaan Legislatif yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang; dan Kekuasaan
Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang.
Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan
yudikatif. Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai
tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
3
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social.
Menurut Pasal 1 ayat 1, Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan
menurut UUD. Sistem pemerintahannya yaitu negara berdasarkan hukum (rechsstaat).
Dengan kata lain, penyelenggara pemerintahan tidak berdasarkan pada kekuasaan lain
(machsstaat). Dengan berlandaskan pada hukum ini, maka Indonesia bukan negara yang
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Semenjak lahirnya reformasi pada akhir
tahun 1997, negara Indonesia telah terjadi perubahan sistem pemerintahan Indonesia, yaitu
dari pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralisasi atau otonomi daerah.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dapat diartikan dalam dua bagian, yaitu dalam
arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit pemerintahan terdiri dari lembaga eksekutif
saja, yaitu :
1. Tingkat pusat. Meliputi presiden dan wakil presiden, menteri-menteri dan instansi yang
berada dalam ruang lingkupnya.
2. Tingkat daerah meliputi :
a. Provinsi terdiri dari gubernur dan wakil gubernur
b. Kota dan kabupaten dipimpin oleh walikota dan wakil walikota atau bupati dan wakil bupati,
dibantu oleh dinas-dinas, camat, lurah atau kepala desa, serta rw, rt.
Sedangkan dalam arti luas meliputi semua alat kelengkapan negara, yaitu MPR, DPR,
DPD, Presiden dan Wapres, BPK, MA, MK, KY, dan lembaga khusus (KPK, KPU, dan Bank
Sentral)
Pemerintahan NKRI tidak terlepas dari Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD
sebagai Konstitusi. Antara Pancasila dan UUD terjalin hubungan yang berkaitan, Pancasila
yang digunakan adalah Pancasila yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD. Dalam
ketatanegaraan UUD adalah penjabaran dari hakikat pokok Pancasila.
4
Sistem pemerintahan didunia saat ini terdiri dari Presidensiil dan Parlementer.
Terdapat beberapa perbedaan antara kedua sistem itu. Pada sistem presidensiil fokus
kekuasaan ada pada presiden, sedangkan negara yang menganut parlementer fokus kekuasaan
ada pada parlemen, bukan pada Presiden atau Perdana Menteri.
Dalam pemerintahan RI jika presiden mangkat atau berhalangan maka wapres yang
menggantikannya. Tetapi jika keduanya berhalangan atau mangkat maka terdapat 3 menteri
yang harus menggantikanya secara bersamaan, yaitu mendagri, menlu, dan menhankam
dalam tenggang waktu diatur oleh UU. Masa jabat seorang presiden atau wakil presiden
adalah 5 tahun atau 1 periode. Baik presiden maupun wapres dapat dipilih kembali untuk
masa jabat yang sama juga hanya untuk 1 periode. Jadi, presiden dan wapres dapat
memangku jabatan yang sama untuk 2 periode.
5
2.3.1. EKSEKUTIF
Tanggungjawab Presiden
1. Didorong untuk memperkuat konstitusi yang menjadi kontrak sosial seluruh lapisan
masyarakat Indonesia.presiden dan kabinetnya bekerja keras untuk memberi kepastian kepada
6
masyarakat, bahwa pemerintahannya tunduk dibawah konstitusi UUD 1945 ( Hasil
Amandemen ).
2. Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas kekuasaan partai berkuasa,
dengan memperhatikan konstitusi maupun landasan ideology pancasila, kedaulatan rakyat dan
pemanusiawiannya di nomor satukan.
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
4. Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi bahaya ditetapkan dengan UU.
5. Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta, memperhatikan pertimbangan DPR.
6. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
(MA).
8. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Hukum.
10. Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
11. Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan bersama DPR.
12. Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama DPR untuk
menjadi UU.
13. Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah
sebagai pengganti UU.
14. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas dasar
pertimbangan DPD.
16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah mendapat
persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
7
18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
8
12. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 14 ayat 2 )
13. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dalam UU ( pasal 15 )
14. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada presiden ( Pasal 16 )
15. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri ( pasal 17 ayat 2 )
2.3.2 LEGISLATIF
A. DPR
9
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, pajak, pendidikan, dan agama
8. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
9. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban
keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
10. Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan pendapat
11. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang.
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan
mentaati segala peraturan perundang-undangan
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah
4. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara
kesatuan Republik Indonesia
5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
10
6. Menyerap,menghimpun,menampung,dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,kelompok dan
golongan
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya
9. Mentaati kode etik dan Peraturan Tata tertib DPR
10. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
1. Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan
membentuk undang-undang.
2. Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau
tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang
diajukan oleh Presiden.
3. Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang dan APBN.
B. MPR
11
4. memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan putusan Mahkamah
Konstitusi untuk
5. memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah
Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan
untuk menyampaikan penjelasan dalam Sidang Paripurna Majelis;
6. melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
7. memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila
terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatanya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
8. memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya sampai habis masajabatanya.
1. mengajukan usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3. memilih dan dipilih
4. membela diri
5. imunitas
6. Protokoler, dan
7. keuangan dan administratif.
12
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan.
5. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.
1. Berfungsi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baik, jujur, dan adil.
2. Berfungsi untuk mengubah atau mengganti Presiden yang tidak adil dalam
menjalankan tugasnya.
C. DPD
Tugas Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
13
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-
undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
1. Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemerkaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang terkait dengan pajak,
pendidikan dan agama.
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah serta menyampaikan
hasil pengawasan kepada DPR.
5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.
6. Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan anggota BPK.
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dam
menaati segala peraturan perundang-undangan
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
14
4. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
6. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan
daerah
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya
9. Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD, dan
10. Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya
2.3.3 Yudikatif
A. KY (Komisi Yudisial)
Tugas Komisi Yudisial ( KY )
1. Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat kan persetujuan dan
selanjut nya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
2. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
3. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
4. Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung
5. Menetapkan calon Hakim Agung
6. Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR
7. Menjaga dan menegakkan kehormatan, kleluhuran martabat, serta perilaku hakim.
15
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan dibawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan olehUndang-Undang
2. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden membergrasi dan rehabilitasi.
4. Mengawasi dan memimpin jalannya perelihan pemerintahan pada seluruh tingkat
pengadilan
5. Menguji secara meteril perundang undangan dibawah UU.
B. MA (Mahkamah Agung)
Fungsi Peradilan
Fungsi Pengawasan
16
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan
Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-
undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
2. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan, terhadap pekerjaan pengadilan dan
tingkah laku para Hakim dan para pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman, yakni dalam hal
Menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan
kepadanya dan menerima keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan
tanpa mengurangi Kebebasan Hakim ( Pasal 32 Undang-Undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985 ).
Fungsi Mengatur
1. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985).
2. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang
Fungsi Nasehat
17
2. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk
kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung).
Fungsi Administratif
1. Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985,
Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-
undang.
18
3. memberikan nasehat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara untuk pemberian
atau penolakan grasi.
4. menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang.
5. melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
19
1. wewenang pengawasan meliputi :
1) jalannya peradilan
2) pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim di semua Lingkungan Peradilan
3) pengawasan yang dilakukan terhadap Penasihat Hukum dan Notaris sepanjang
yang menyangkut peradilan
4) pemberian peringatan, tegoran, dan petunjuk yang diperlukan.
2. meminta keterangan dan pertimbangan dari :
1) Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan
2) Jaksa Agung
3) Pejabat lain yang diserahi tugas penuntutan perkara pidana.
3. membuat peraturan sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan
hukum yang diperlukan bagi kelancaran jalannya peradilan.
4. mengatur sendiri administrasinya baik mengenai administrasi peradilan maupun
administrasi umum.
C. MK (Mahkamah Konstitusi)
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat
final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Ungang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai digaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
20
4. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu
6. Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, maupun
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk perselisihan hasil pemilu)
21
1. memutus sengketa antarlembaga negara
2. memutus pembubaran partai politik, dan
3. memutus sengketa hasil pemilu
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Yudisial berpedoman kepada UU no. 22
Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Sebagaimana yang tertulis dalam UU
tersebut, Komisi Yudisial memiliki tujuan, yaitu :
1. Agar dapat melakukan monitoring secara intensif terhadap penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kekuasaan kehakiman baik yang menyangkut rekruitmen
hakim agung maupun monitoring perilaku hakim
3. Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa diawasi
secara intensif oleh lembaga yang benar-benar independen
4. Menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah dan kekuasaan kehakiman untuk
menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman.
22
1. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyajikan laporan
pemeriksaan.
2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang dan
atau unit organisasi yang mengelola keuangan negara.
3. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik pemeriksaan
4. Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian Negara
5. Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah atau
badan swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang – undang.
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial.
Berbeda dengan sistem kepartaian yang tidak diatur secara tegas oleh konstitusi, UUD
1945 secara tegas dan rinci mengatur sistem pemerintahan yang mengacu pada sistem
presidensial.
Sistem pemerintahan di Indonesia dinilai tidak jelas dan tidak konsisten. Indonesia
yang selama ini menganut sistem presidensial dianggap tidak sepenuhnya menjalankan
sistem tersebut.
Berikut adalah beberapa kendala yang terjadi pada system pemerintahan presidensial Indonesia :
23
Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara yang memulai proses
pembangunan. Kekurangan ini bukan saja menghambat kecepatan pembangunan
ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut
untuk lepas dari kemiskinan. Masalah kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran
dan kekurangan modal yang terjadi disuatu negara berkembang disebabkan oleh
lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran keterbelakangan dan kemiskinan tersebut
adalah pendapatan rendah menyebabkan kemampuan investasi rendah, investasi
rendah menyebabkan pemupukan modal rendah, modal rendah menyebabkan
produktivitas rendah, produktivitas rendah menyebabkan pendapatan rendah dan
seterusnya berputar tanpa terputus. Untuk mengatsi masalah-masalah tersebut,
pemeritah harus melakukan suatu program besar sehingga dapat memutuskan
lingkaran setan, misalnya melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan
investasi menjadi lebih produktif.
Dalam perekrutan anggota di parlemen, sering terjadi perekrutan yang terkadang hanya
dilihat dari sisi popularitasnya saja tanpa memikirkan kualitas. Salah satunya yaitu artis
dapat menjadi anggota DPR, padahal masih banyak tokoh lain yang lebih berpengalaman
di bidang pemerintahan.
Melihat Permasalahan diatas beberapa alternative Solusi Yang ditawarkan disini adalah :
Sulit dilakukan karena akan mengkerdilkan Demokrasi, mengingat Indoensia adalah Negara
Plural dan Masyarakatnya Multi Ideologi.
24
Usulan solusi ini lebih memungkinkan jika dibandingkan dengan pilihan 1 dan 2 karena
masih mempertahankan sistem presidensial dan sistem multi partai. Hanya saja jumlah
partai di Indonesia yang terlalu banyak ini perlu disederhanakan
Solusi ini juga masih memungkinkan, karena Di dalam masyarakat/negara yang menganggap
pemilihan presiden lebih penting dibandingkan pemilihan legislatif, pemilih akan cenderung
memilih partai poltitik yang mencalonkan presiden yang didukungnya. Akibatnya partai
politik yang mendukung calon presiden terpilih akan memiliki peluang besar untuk
memenangkan pemilu legislatif. Dengan demikan mayoritas anggota parlemen berasal dari
partai tersebut.
Salah satunya dengan Memperkuat daya imunitas PNS dari politisasi birokrasi karena selama
ini PNS menjadi mesin yang efektif bagi elite politik lokal dalam membangun dinasti.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya, para pelaksana harus lebih menyadari dan menghayati Pancasila serta
Undang-undang Dasar 1945 sehingga sistem pemerintahan ini dapat berjalan lebih
baik serta dengan sistem ini dapat tercapai semua tujuan Negara Indonesia.
26
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://fhaafhaa.wordpress.com/2013/04/04/masalah-masalah-yang-dihadapi-pemerintah-
di-bidang-ekonomi/
http://lenamegawati.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan
http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay
https://www.academia.edu
27