Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ASISTENSI

ANALISIS PENGUKURAN KERJA


MODUL 4
PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOP WATCH)
Nama Instruktur : Annisa Maharani Suyono, S.T.
Nama Asisten : Gagan Targana
: Lutfi Triwijayanti

Oleh:
Ricky Zulfikri Kosasih 0517104002
Puji Utami 0517104006
Esra Muhammad Firdaus 0517104018
Tiany Marta Aditya 0517104020
Beny Cucu Hidayat 0517104026

LABORATORIUM PERANCANGAN SITEM KERJA DAN ERGONOMI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Teknik industri dalam perkembangan di era globalisasi sangat diperhatikan dalam
dunia rekayasa maupun ilmu pengetahuan, demikian juga pada perusahaan
manufaktur. Setiap perusahaan manufaktur memiliki alur dan proses produksi yang
berbeda-beda di tiap produknya. Menjalankan suatu kegiatan produksi barang
atau jasa, sering kali ditemukan aktivitas atau gerakan kerja bersifat tidak
produktif.

Aktivitas atau metode kerja yang tidak efisien perlu diperbaiki agar pekerja
dapat mendapatkan waktu operasi penyelasaian pekerjaan yang lebih singkat
dan hasil yang diperoleh optimal. Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu
dilakukan suatu analisa untuk mencari, mengembangkan dan menerapkan
metode kerja yang lebih efektif dan efisien. Berdasarkan alasan diatas maka untuk
melengkapi teori yang sudah didapat dan lebih memahami mengenai konsep-
konsep, prinsip-prinsip dan teknik dalam Analisa dan Perancangan Kerja
khususnya pengukuran waktu langsung metode stopwatch maka kami
melaksanakan praktikum modul 4.

Diharapkan dengan praktikum ini kami dapat meningkatkan pemahaman dan


pengembangan ilmu Analisa dan Perancangan Kerja yang kelak dapat dipraktikkan
di lingkungan kerja perusahaan sebagai sarjana Teknik Industri. Oleh karena itu
kita dituntut agar dapat merancang metode kerja baru atau memperbaiki metode
kerja lama agar yang lebih sistematis dan efisien.

2
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari hasil praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menentukan waktu standar kerja atau operasi dengan
menggunakan jam henti
2. Mahasiswa dapat menentukan waktu siklus operasi dengan menggunakan
jam henti
3. Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh waktu baku terhadap produktifitas
pada suatu stasiun kerja

3
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA


Data yang diunakan yaitu hasil yang didapat selama proses pengamatan dan
pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk melakuan labeling pada
kemasan Rohto Hyron dan Neo Eye.

4.1.1. Profil Perusahaan PT. Rohto Laboratories

PT. ROHTO LABORATORIES INDONESIA adalah perusahaan multinasional


yang merupakan salah satu anak perusahaan dari ROHTO Pharmaceuticals Co.,
Ltd., yang berpusat di Osaka, Jepang dan telah berusia lebih dari 100 tahun serta
tercatat di Japan Stock Exchange. ROHTO Pharmaceuticals Co., Ltd melalui anak
perusahaannya yaitu Mentholatum Co. Inc., yang berpusat di New York, USA
senantiasa berkomitmen untuk menciptakan produk-produk bidang perawatan
kesehatan konsumen (Consumer Health Care) yang memiliki kualitas tinggi dan
terpercaya di dunia.

Mentholatum Co Inc, (USA) didirikan pada tahun 1889 oleh Mr. Albert Alexander
Hyde yang berhasil mengembangkan “Mentholatum Ointment” dengan
kekuatannya mengobati rasa nyeri, gatal, demam serta menyembuhkan akibat dari
gigitan serangga juga direkomendasikan oleh para dokter dan apotik-apotik di
seluruh dunia. Mentholatum Ointment secara langsung menjadi obat dengan
reputasi tinggi di seluruh benua Amerika, Kanada, United Kingdom, Hongkong,
Negara ASEAN dan negara-negara lainnya serta mendirikan pabrik lainnya di luar
Amerika dan Jepang.

Sepanjang rentang 100 tahun kemudian, Mentholatum Co, Inc (USA) juga
memproduksi produk-produk obat-obatan (health care), perawatan kulit (skin care),
perawatan bibir (lip care), perawatan rambut (hair care) dan sebagainya yang dapat

4
dijual bebas (tanpa resep dokter) seperti Deep Heating Rub, Lip Ice Cool Lip Care,
Acnes, OXY, Body & Hand Veil Lotion, Deodorant, Sun Block, Sun Play dan
banyak produk lainnya dengan konsep “cosmoceutical” yang memberikan manfaat
ganda bagi pemakainya dan memiliki tingkat penjualan nomor satu di hampir
banyak negara.

Produk-produk dengan kategori tersebut juga telah memimpin pasar atau telah
menjadi Market Leader di berbagai negara seperti USA, Jepang, Hongkong,
Taiwan, China, Vietnam, beberapa negara di Eropa dan lainnya, dikarenakan
produk dari Mentholatum (USA) dengan brand logo Nurse Mark terbukti memiliki
kualitas dan inovasi tinggi.

ROHTO seiring dengan komitmennya“A HEALTHY FUTURE FOR ALL”, untuk


terus mengembangkan produk-produk bermutu bagi perawatan kesehatan dan
kecantikan sehingga dapat ikut memberikan nilai manfaat yang lebih bagi
pemakainya. Di Indonesia, ROHTO yang juga telah dikenal sebagai produk tetes
mata berkualitas dan terpercaya yang masuk ke pasar Indonesia sejak tahun 1934
dan menjadi merk yang sangat dikenal hingga kini.

Selain daripada itu, sejalan dengan komitmen “A HEALTHY FUTURE FOR


ALL”, PT Rohto Laboratories Indonesia juga memproduksi alat kesehatandengan
teknologi mutakhir dan kualitas yang tinggi , yaitu : Intra Ocular Lens (IOL), 1
piece PMMA Lens dan Hydrophilic Foldable Lens untuk keperluan dalam operasi
katarak dengan merk “NEO EYE”. Produk-produk tersebut telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001, ISO 13485, dan CE Marking by TUV – a Germany notified
body dengan CE 0197.

5
4.1.2 Profil Operator

Nama : Erin Puspita

Tempat,Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22 tahun

Status : Menikah

Lama Bekerja : 2 tahun

6
4.1.3 Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengukuran ini dilakukan secara langsung menggunakan


stopwatch pada tanggal 10 Desember 2018 di PT Rohto Laboratories Indonesia,
dimana proses yang kita ukur dan amati adalah pada saat proses labeling salam
kemasan. Berikut hasil pengukuran yang telah dilakukan:

Tabel 4.1 Hasil pengukuran dan pengamatan


SUB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-Rata
GRUP

1 0,35 0,35 0,35 0,41 0,37 0,35 0,38 0,35 0,40 0,38 3,69 0,67

2 0,36 0,41 0,40 0,41 0,35 0,39 0,41 0,36 0,39 0,32 3,8 0,69

3 0,38 0,40 0,41 0,42 0,35 0,40 0,41 0,39 0,38 0,38 3,92 0,71

4 0,40 0,36 0,36 0,35 0,35 0,39 0,42 0,40 0,38 0,40 3,81 0,69

5 0,35 0,35 0,37 0,39 0,36 0,35 0,40 0,34 0,38 0,36 3,65 0,66

6 0,36 0,36 0,35 0,35 0,39 0,38 0,40 0,41 0,36 0,36 3,72 0,68

7 0,36 0,32 0,36 0,35 0,38 0,35 0,38 0,42 0,35 0,37 3,64 0,66

8 0,50 0,35 0,36 0,36 0,38 0,39 0,36 0,35 0,41 0,39 3,85 0,70

9 0,34 0,36 0,37 0,39 0,39 0,41 0,38 0,35 0,40 0,38 3,77 0,69

10 0,40 0,37 0,40 0,41 0,35 0,40 0,36 0,60 0,35 0,40 4,04 0,73

Jumlah Sub Grup 37,89

Rata-Rata Sub Grup 0,69

(Sumber: Pengumpulan Data)

7
4.1.2. Dokumentasi Selama Proses Pengukuran
Selain data yang didapat, kami juga memiliki foto dokumentasi keadaan ruang kerja
operator saat proses labeling berlangsung.

Gambar 4. 1 Proses Labeling


(Sumber: Pengumpulan Data)

8
4.2 PENGUMPULAN DATA
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka data akan diolah dengan
beberapa tahap, yaitu:

4.2.1 Uji Keseragaman Data


a. Rata-Rata Subgroup :

x =
 xi
k
x 0,37  ..........  0,40
10

3,789
x   0,38
10

b. Standar Deviasi

 x  x 
2


N 1

(0.35  0.69) 2  (0.35  0.69) 2  ...  (0.40  0.69) 2



100  1

  0.0349

c. Standar Deviasi Dari Subgroup



x 
n
0.0349
x   0.01104
10

d. Batas Kendali
1. Batas Kendali Atas (BKA)

BKA = x  3 x
BKA = 0,38 + (3 x 0.01104 = 0,41210
UNIVESITAS PRAKTIKUM ANALISI PENGUURAN KERJA

2. Batas Kendali Bawah (BKB)

BKB = x  3 x
BKB = 0,38 - (3 x 0.01104) = 0,34579

e. Grafik Keseragaman Data


Setelah semua hitungan selesai, maka dibuatkan kedalam grafik, seperti
dibawah ini:

Grafi Keseragaman Data


BKA Sampel BKB

0.45
0.4
0.35
WAKTU (DETIK)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SUBGRUP

Gambar 2. 4 Grafik Pengukuran Waktu Labeling


(Sumber: Pengumpulan Data)
4.2.2 Uji Kecukupan Data
Ketelitian (s) : 5%
Keyakinan (k) : 95% = 2
k/s = 2/0.05 = 40

2
 
 40 100(0,35  0,35  ...)  0,35  0,35  ...
2

2 2
N'  
 37.89 
 
2
 40 100(1908382)  (95335696) 
N'  
 37,89 
 

10
UNIVESITAS PRAKTIKUM ANALISI PENGUURAN KERJA

2
 40 83404   11552 
2

N'      1,39
 9764   9764 
 

Maka kesimpulannya 1,39 < 50 , berarti data cukup

a. Perhitungan Waktu Siklus

Ws 
 Xi
N
37,89
Ws   0,3789
100
b. Perhitungan Waktu Normal
Tabel 4. 2 Penyesuaian Westinghouse Operator Sortir Manual
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Excellent B1 0.08
Usaha Excellent B1 0.07
Kondisi Kerja Ideal A 0.06
Konsistensi Good B 0.03
Jumlah 0.46
(Sumber: Pengolahan data)
Wn  PxWs
Wn  0,46 x189,34  87,09
c. Perhitungan Waktu Baku
Tabel 4. 3 Kelonggaran operator sortir manual
Kelonggaran
Faktor Deskripsi
(%)
Tenaga yang dikeluarkan Dapat diabaikan 4,00
Sikap kerja Duduk 1,00
Gerakan kerja Agak terbatas 3,00
Pandangan terus menerus
Kelelahan mata 14,25
dengan fokus tetap
Keadaan temperatur tempat
Normal 3,75
kerja
Keadaan atmosfer Baik 0,00
Keadaan lingkungan yang
Sangat Bising 4,50
baik
Kebutuhan Pribadi Perempuan 4,00
Jumlah 34,50
(Sumber: Pengolahan Data)

11
UNIVESITAS PRAKTIKUM ANALISI PENGUURAN KERJA

Wb  (1  A%) xWn
Wb  (1  30,5) x87,09  3091,70

12
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

4
BAB V
ANALISIS

1.1. PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOPWATCH)


Pada proses labeling, praktikan telah mengumpulkan data serta pengolahan
datanya. Pada proses pengumpulan data, praktikan menghitung waktu langsung
pelabelan kemasan dengan menggunakan stopwatch. Penghitungan dibagi menjadi
10 sub grup. D
Tabel 5.1 Pengolahan data dari sortir fisik ampul sebanyak 1 tray (936 ampul)
No Uji Keseragaman Data Hasil
1 Rata-rata Sub grup 3,789
x   0,38
10

2 Standar Deviasi   0.0349

3 Standar Deviasi Dari Subgroup 0.0349


x   0.01104
10

4 Batas Kendali BKA = 0,38 + (3 x 0.01104 = 0,41210


BKB = 0,38 - (3 x 0.01104) = 0,34579

No Uji Kecukupan Data Hasil


1 Waktu siklus
Ws 
 Xi
N
37,89
Ws   0,3789
100
2 Waktu normal Wn  PxWs
Wn  0,46 x189,34  87,09

3 Waktu Baku Wb  (1  A%) xWn


Wb  (1  30,5) x87,09  2743,34

(Sumber: Pengolahan Data)

5
Data yang didapat sudah masuk dalam batas kendali, tidak ada yang melebihi batas
atas, dan tidak ada pula yang kurang dari batas bawah. Hal-hal yg mempengaruhi
proses sortir yaitu
1. Keterampilan dan kecepatan operator. Operator yg sudah terbiasa, cenderung
menyortir lebih cepat, karena lebih paham ampul cacat fisik yg reject dan yang
bagus
2. Keadaan ampul, selama proses filling terjadi pembakaran ampul. Hasil ini dapat
menentukan kecepatan proses sortir. Hasil pembakaran yang sempurna,
menghasilkan sedikit cacat fisik. Hasil pembakaran yang tidak sempurna,
menghasilkan banyak cacat fisik. Banyak cacat fisik berarti membuat proses
sortir manual lebih lama
3. Jenis produk juga mempengaruhi, untuk produk neurobion 5000, cenderung
memiliki cacat fisik yang sedikit dibandingkan dengan produk lainnya

10
10

Anda mungkin juga menyukai